MAKALAJH LARI 100 METER
KATA
PENGANTAR
Puji syukur Saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena
dengan rahmat dan karunia-Nya Saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan
makalah ini. Tidak lupa Saya ucapkan kepada Guru pembimbing dan teman-teman
yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan teman-teman. Amin.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sejarah lari memang tidak tertulis
secara otentik sejak kapan manusia berlari sebagai prestasi atau untuk
kebugaran. Sejak manusia ada, sebenarnya telah dapat berjalan dan berlari,
namun tidak tercatat sebagai olah raga prestasi untuk mengetahui tercepat dan
terkuat. Ada versi yang mengatakan bermula dari bangsa Yunani yang sedang
dilanda peperangan antara kaum Yunani dan Persia di kota Marathonas Pulau Egina
Yunani. Pasukan Persia mengalami kekalahan dan pasukan Yunani yang memenangkan
perang, memerintahkan salah seorang pasukannya untuk membawa pesan. Si pembawa
pesan berlari ke Athena sepanjang 40.8 km (25.4 miles) dalam sehari untuk
mengabarkan kemenangannya sesampainya di kota sambil berteriak yang akhirnya
pingsan dan meninggal dunia.
Untuk mengenang kemenangan perang
tersebut dan menghormati si pembawa pesan maka beberapa periode diadakan lomba
lari dan semakin berkembang menjadi olah raga prestasi modern dan terpecah
menjadi berbagai cabang lari.
Konon kabarnya cabang olah raga lari
marathon pertama kali dilombakan dalam olimpiade yang diadakan di kota Athena
dimenangkan oleh Eucles dan pada lomba berikutnya dimenangkan oleh Philippides.
Setelah mengalami berbagai event dan waktu, lomba ini berubah menjadi Olimpiade
dan pada periode selanjutnya mendapat julukan olimpiade modern.
Olah raga ini pun berkembang menjadi
beberapa cabang yang dibagi dalam jarak tempuh tertentu. Dalam perkembangnya
cabang olah raga lari terbagi menjadi lari cepat jarak pendek (sprint), lari
jarak sedang (middle distance), lari jarak jauh (long distance). Lari jarak
pendekpun terbagi lagi menjadi lari jarak 50m, 55m, 60m, 100m, 150m, 200m,
300m, 400m, 500m. Pada jarak menengah terbagi 800m, 1500m, 3000m. Untuk lari
jarak jauh dibagi menjadi 500m, 10.000m, half marathon, dan marathon. Saat ini
perkembangan lebih pesat lagi dan cenderung digabungkan dengan cabang olah raga
lain seperti lari halang rintang, triathlon, pentathlon, heptathlon, decathlon.
Sedangkan aktifitas lari sebagai kebugaran/pemeliharaan fisik badan tidak tercatat,
apakah sejak manusia muncul di bumi sudah memiliki kegiatan berlari dalam
hidupnya atau setelah beberapa keturunan baru ada kegiatan lari. Namun secara
logis dapat dikatakan bahwa manusia memiliki kaki untuk beraktifitas tentunya
dari kecil sudah dapat berlari-lari untuk bergembira atau mengejar sesuatu.
Dari hasil berlari yang kemudian dia merasakan manfaat yang dirasakan setelah
beraktifitas maka selanjutnya manusia memelihara aktifitas lari dalam hidupnya.
BAB II
PEMBAHASAN
Lari 100 Meter
ATLETIK
Atletik adalah gabungan dari beberapa jenis olahraga yang secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi lari, lempar, dan lompat. Kata ini berasal dari bahasa Yunani "athlon" yang berarti "kontes". Atletik merupakan cabang olahraga yang diperlombakan pada olimpiade pertama pada 776 SM. Induk organisasi untuk olahraga atletik di Indonesia adalah PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia).
Atletik adalah gabungan dari beberapa jenis olahraga yang secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi lari, lempar, dan lompat. Kata ini berasal dari bahasa Yunani "athlon" yang berarti "kontes". Atletik merupakan cabang olahraga yang diperlombakan pada olimpiade pertama pada 776 SM. Induk organisasi untuk olahraga atletik di Indonesia adalah PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia).
LARI
Lari didefinisikan sebagai cara tercepat bagi hewan dan manusia untuk bergerak dengan kaki, lari didefinisikan dalam istilah olahraga sebagai gerakan tubuh ("gait") di mana pada suatu saat semua kaki tidak menginjak tanah. Lari adalah salah satu bentuk latihan aerobik dan latihan anaerobik.
Gerak lari yang dilakukan dengan kecepatan maksimal dari start hingga finish dan keahlian dalam pengaturan strategi mulai dari kecepatan start, kecepatan gerakan saat berlari sprint, dan keahlian dalam teknik memasuki garis finish sangat menentukan baik buruknya catatan waktu yang ditempuh pelari sprint, terutama pelari 100m.
Lari bisa dibagi
berdasarkan jaraknya, yaitu lari jarak pendek, jarak menengah, dan jarak
panjang. Lari jarak pendek adalah lari dengan jarak 100 sampai dengan 400
meter, lalu lari jarak menengah, dengan jarak 800 sampai 1500 meter, dan lari
jarak jauh, dengan jarak tempuh 3000 meter sampai dengan 42,195 kilometer. Lari
jarak pendek dilakukan dengan start jongkok, sedangkan lari jarak menengah dan
panjang menggunakan start berdiri.
LARI 100 METER
Tehnik lari 100 meter
Didalam lari sprint 100
meter ada 3 hal penting yang harus di kuasai oleh setiap pelari yaitu: teknik
start, teknik lari dan teknik finish.
A. Teknik
Start
Dalam perlombaan lari
dikenal 3 macam start, yaitu start jongkok (crouching start) digunakan pada
lari jarak pendek, start berdiri (standing start) di gunakan pada lari jarak
menengah, jarak jauh dan marathon. Start melayang (flying start) digunakan lari
sambung atau estafet oleh pelari kedua dan pelari berikutnya.
Teknik start jongkok
mempunyai 3 macam posisi start yang dilakukan pada block start, yaitu:
a) Short Startbunc Start (Start Pendek)
a) Short Startbunc Start (Start Pendek)
Posisi start ini diukur
16 inci dari garis start sampai dengan block start depan. Saat jongkok lutut
kaki belakang berada di depan ujung kaki yang lain. Apabila berdiri, ujung kaki
belakang akan terletak kira-kira disamping tumit. Start ini dapat menghasilkan
kecepatan yang tinggi, tetapi bagi anak-anak start ini kurang sesuai karena
dengan posisi kaki yang berdekatan, peranan kedua tangan akan terasa lebih
berat, maka start pendek ini akan sesuai dipakai pada atlet yang sudah
terlatih.
b) Medium start (start menengah)
b) Medium start (start menengah)
Posisi start ini diukur
21 inci dari garis start sampai dengan block start depan, Saat berjongkok lutut
kaki belakang kira-kira berada di samping lekukan telapak kaki depan. Start ini
juga biasa menghasilkan kecepatan yang tinggi. Pada posisi ini atlet dapat mengeluarkan
tenaga yang besar untuk melesat dari block start, dengan kecepatan yang tinggi,
sehingga posisi start ini banyak digunakan oleh para atlet.
c)
Long start (start panjang)
Posisi start ini diukur
21 inci dari garis start sampai block start depan, dengan jarak 26 inci
diantara block. Saat berjongkok lutut kaki belakang berada disamping atau
kira-kira segaris dengan tumit kaki depan atau letak lutut lebih mundur lagi,
kedua telapak kaki saling berjauhan. Start ini kurang menguntungkan. Pelari yang
berkaki panjang biasanya sesuai dalam memakai start ini.
Adapun gerakan aba-aba
“Siap” lari jarak pendek 100 meter adalah:
a)
Pada aba-aba “bersedia” atlet mulai menempatkan diri pada block start, dengan
kedua kaki bertumpu pada block start, dan lutut kaki belakang diletakan
ditanah, pada saat yang sama tangan diletakan dibelakang garis start, kurang
lebih selebar bahu, dengan ujung-ujung jari menyentuh tanah, antara ibu
jari dan telunjuk membentuk seperti huruf V, kepala relak dengan pandangan mata
kedepan
b) Pada aba-aba “siap” lutut diangkat dari tanah sedemikian rupa sehingga kedua kaki sama-sama menjadi sedikit bengkok, untuk idealnya menurut Vern Gambetta, lutut depan membentuk sudut 90 derajat, dan lutut belakang membentuk sudut antara110 sampai 120. Dan kaki kaki tersebut menekan pada balok, pinggul menjadi naik sedemikian rupa sehingga lebih tinggi dari bahu yang letaknya berada diatas tangan, lengan di pertahankan lurus dengan berat badan dibebankan merata kepada semua titik tumpu, punggung tidak boleh tinggi dari bahu dan dicari posisi mana yang paling enak untuk dapat melesat secepatnya dari balok start dan pandangan mata melihat kedepan, kurang lebih 1,5meter didepan garis start.
b) Pada aba-aba “siap” lutut diangkat dari tanah sedemikian rupa sehingga kedua kaki sama-sama menjadi sedikit bengkok, untuk idealnya menurut Vern Gambetta, lutut depan membentuk sudut 90 derajat, dan lutut belakang membentuk sudut antara110 sampai 120. Dan kaki kaki tersebut menekan pada balok, pinggul menjadi naik sedemikian rupa sehingga lebih tinggi dari bahu yang letaknya berada diatas tangan, lengan di pertahankan lurus dengan berat badan dibebankan merata kepada semua titik tumpu, punggung tidak boleh tinggi dari bahu dan dicari posisi mana yang paling enak untuk dapat melesat secepatnya dari balok start dan pandangan mata melihat kedepan, kurang lebih 1,5meter didepan garis start.
c) Pada saat pistol bunyi atau aba-aba “ya”, si atlet dengan reaksi yang cepa bertolak dari balok start, pada saat yang sama mengangkat tangan dari tanah, yang mengakibatkan ketidakseimbangan badan sebagai tahap awal dari gerakan start, kaki belakang dalam keadaan bengkok bergerak maju, kaki yang lain diluruskan dengan kuat untuk memberikan daya dorong kedepan, kedua lengan memberikan imbangan gerak terhadap kedua kaki dan membantu memberikan daya selama gerakan lari.
B. Teknik Lari Jarak Pendek 100 Meter
Pada teknik lari jarak
pendek ada 3 macam bagian yang harus diperhatikan, yaitu: langkah kaki, ayunan
lengan serta kecondongan badan.
1.
Langkah Kaki
Gerakan
lari secara keseluruhan dimulai dengan tanah kembali, siklus keseluruhan
dimulai saat dimana satu kaki melangkah menyentuh tanah, dan sampai kemudian
menyentuh lagi, jadi terdiri dari beberapa tahap, yaitu:
1. Tahap
melangkah (drive)
Mata kaki dan lutut diangkat pada saat
titik berat badan
bergerak didepan kaki yang menumpu, dan mendorong pinggul kedepan. Kaki yang
melangkah ditekuk dan bergerak kedepan dan keatas, ekstensi maksimum dari kaki
yang melangkah bersamaan dengan gerak mengangkat paha dari kiri, ekstensi
tersebut kedepan sampai kejari jari kaki.
Kedua lengan mengayun memberi imbangan
gerak terhadap kedua kaki, titik maksimum gerakan ini bersamaan pula dengan
gerak dorong akhir, sehingga bila siku berada dititik jauh dibelakang, lutut
yang satunya akan mencapai tinggi maksimum didepan badan, ayunan tangan kedepan
kearah hidung serta ayunan kebelakang agak keluar dengan siku ditekuk membuat
sudut kira-kira 90 derajat.
2. Kontak (contact)
2. Kontak (contact)
Kontak dengan tanah untuk lari jarak
pendek khususnya lari jarak 100 meter berbeda dengan lari jarak jauh dan
menengah. Pada lari jarak jauh dan menengah kontak terjadi saat telapak kaki
menyentuh tanah, sedangkan kontak pada saat lari jarak 100 meter terjadi pada
saat bola kaki menyentuh tanah.
3. Support
Pada saat yang sama lutut sedikit dibengkokan
sebagai persiapan untuk melangkah, sedangkan lutut yang lainya ketika bergerak
kedepan terus dibengkokan (jaga keseimbangan dengan kecepatan) sampai ini
menjadi kaki tumpu (dibawah titik berat badan), dan diteruskan bersama dengan
pinggul bergerak kedepan pada saat rilek pada saat kaki tumpu menjadi kaki
dorong. Ayunan kedua tangan tetap kearah hidung.
4. Tahap pemulihan (recovery)
4. Tahap pemulihan (recovery)
Sekali gerak melangkah itu selesai,
sentuhan pada tanah yang dibuat oleh tungkai selesai juga, dan titik pusat
berat badan tetap diproyeksikan pada satu garis lurus kedepan (bukan parabola),
tungkai yang telah melangkah secara otomatis akan terangkat kebelakang,
sedangkan tungkai yang lain kedepan dan mulailah terbentuk tarikan yang aktif
ketika tungkai mulai menyentuh tanah.
Tungkai belakang membuat gerakan rotasi yang berulang ulang dan lengan berayun dengan arah yang berlawanan. Siklus ini dapat disebut suatu gerakan rilek dalam saaat melayang atau tahap pemulihan.
Tungkai belakang membuat gerakan rotasi yang berulang ulang dan lengan berayun dengan arah yang berlawanan. Siklus ini dapat disebut suatu gerakan rilek dalam saaat melayang atau tahap pemulihan.
2. Ayunan
Lengan
Ayunan lengan pada lari jarak pendek gerakannya
lebih keras dibandingkan dengan lari jarak menengah dan jauh karena dipengaruhi
oleh kecepatan yang tinggi, sehingga secara otomatis ayunan lengan akan lebih
keras dan lebih tinggi juga frekwensinya dan lebih banyak di bandingkan dengan
lari jarak menengah dan jauh. Ayunan tangan harus kuat agar keseimbangan titik
terganggu, ayunan tangan ini mengarah kedepan hidung serta ayunan kebelakang
agar keluar dengan siku ditekuk membentuk sudut 90 derajat.
3. Kecondongan
Badan
Pada lari jarak pendek posisi badan
condong kedepan, tidak membungkuk dan juga tidak membusungkan dada, pandangan
tidak terlalu jauh kedepan, sebaiknya kurang lebih 5 sampai 10 meter kedepan
(Yusuf Adisasmita, 1992:40)
Namun pada kenyataannya pada atlet kelas dunia, seperti Carl Lewis dan Ben Johnson, posisi badan tidak condong kedepan, namun cenderung hampir tegak, hal ini bisa terjadi karena dipengaruhi oleh kecepatan lari yang sangat tinggi, sehingga secara otomatis badan akan tegak dalam melakukan lari jarak pendek 100 meter tersebut.
Namun pada kenyataannya pada atlet kelas dunia, seperti Carl Lewis dan Ben Johnson, posisi badan tidak condong kedepan, namun cenderung hampir tegak, hal ini bisa terjadi karena dipengaruhi oleh kecepatan lari yang sangat tinggi, sehingga secara otomatis badan akan tegak dalam melakukan lari jarak pendek 100 meter tersebut.
C. Teknik Finish
Ada beberapa cara yang dapat
dilakukan pelari pada waktu melewati garis Finish, diantaranya:
a) Lari terus tanpa mengubah sikap lari
a) Lari terus tanpa mengubah sikap lari
b) Dada dicondongkan
kedepan, tangan kedua-duanya diayunkan kebawah belakang, di Amerika lazim
disebut “the lunge” atau merobohkan diri.
c) Dada diputar dengan ayunan tangan kedepan atas, sehingga bahu sebelah maju kedepan.
c) Dada diputar dengan ayunan tangan kedepan atas, sehingga bahu sebelah maju kedepan.
Cara yang paling baik untuk memasuki garis finish adalah dengan cara dada dicondongkan kedepan, tangan diayunkan kebelakang, karena cara ini paling efektif dan biasa dilakukan oleh atlet-atlet lari jarak pendek 100 meter.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembuktian tersebut sesuai dengan
pendapat Bompa (1990:79) yang menyatakan bahwa intensitas latihan erat
kaitannya dengan isi dan berat latihan. Intensitas latihan berfungsi untuk
membangun kekuatan yang digunakan dalam waktu latihan dan kekuatan dari dorongan
saraf tergantung dari beban, kecepatan gerak, dan variasi interval dengan waktu
istirahat dari pengulangan-pengulangan.
Siswa yang melakukan istirahat
aktif, akan selalu siap melakukan gerakan-gerakan yang dapat mendukung
latihan-latihan lari yang akan dilakukannya kemudian. Karena kemampuan sistem
pernapasan sudah dipersiapkan pada waktu istirahat. Kemungkinan untuk cedera
otot pun akan berkurang. Sedangkan siswa yang melakukan istirahat pasif, tidak
sama sekali melakukan gerakan-gerakan yang mendukung latihan lari. Suhu tubuh
siswa pun akan menurun, sehingga pada waktu siswa akan melakukan kembali
latihan maka kondisi siswa pada posisi nol dan kemungkinan cedera pun akan
terjadi.
2. Saran-saran
Makalah ini adalah makalah atletik yang membahas tentang lari jarak
pendek, diharapkan agar atletik kedepannya lebi dipahami dan dilaksanakan untuk
meningkan potensi siswa dan para atlet yang unggul dan baik.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini kurang sempurna, maka
penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangundari para
pembaca yang budiman, agar bembuatan makalah kedepannya lebibaik, sekian dari
penulis kami mengucapkan limpah trimakasih.
Comments
Post a Comment