bigrafi Abu Yusuf Yaqub dan Abu Hasan
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang
Allah Subhanahu
wa ta’ala berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala
puji hanya untuk Allah atas segala berkat, rahmat yang sangat besar, tugas
makalah ini bisa kami selesaikan.
Meskipun kami berharap isi dari makalah kami ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun
Kesempurnaan itu sepertinya hal yang mustahil. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
agar tugas makalah ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata kami mengucapkan terimakasih, semoga
hasil makalah kami ini bermanfaat.
Kotabaru,
September 2016
BIOGRAFI AL-KINDI
(FILOSOFUS ISLAM PERTAMA & MATEMATIKAWAN)
Al-Kindi (يعقوب بن اسحاق الكندي) namanya Abu
Yousuf Yaqub Ibn Ishaq al-Kindi lahir di Kufah sekitar 800 M (lahir:
801 - wafat: 873), bisa dikatakan merupakan filsuf pertama yang lahir dari
kalangan Islam. Semasa hidupnya, selain bisa berbahasa Arab, ia mahir
berbahasa Yunani pula. Banyak karya-karya para filsuf Yunani diterjemahkannya
dalam bahasa Arab; antara lain karya Aristoteles dan Plotinus. Sayangnya ada
sebuah karya Plotinus yang diterjemahkannya sebagai karangan Aristoteles dan
berjudulkan Teologi menurut Aristoteles, sehingga di kemudian hari ada sedikit
kebingungan.
Profil dan Nasab
Al-Kindi
berasal dari kalangan bangsawan, dari Irak. Ia berasal dari suku Kindah, hidup
di Basra dan meninggal di Bagdad pada tahun 873. Ayahnya bernama Ibnu
As-Sabah, pernah menduduki jabatan Gubernur Kufah pada era kepemimpinan
Al-Mahdi (775-785) dan pejabat di era Harun Arrasyid (786-809). Kakeknya
Asy’ats bin Qais kakeknya AL-Kindi dikenal sebagah salah seorang sahabat Nabi
Muhammad SAW. Bila ditelusuri nasabnya, Al-Kindi merupakan keturunan Ya’rib bin
Qathan, raja di wilayah Qindah.
Al-Kindi adalah
kontemporer al-Ma'mun, al-Mu'tasim dan al-Mutawakkil dan berkembang sebagian
besar di Baghdad.Dia dipekerjakan secara formal oleh Mutawakkil sebagai
seorang kaligrafer. Karena pandangan filosofisnya, Mutawakkil kesal dengan dia
dan menyita semua buku-bukunya. Ini adalah, bagaimanapun, kembali di kemudian
hari. Dia meninggal pada 873 Masehi pada masa pemerintahan al-M'utamid. Ia
merupakan seorang tokoh besar dari bangsa Arab yang menjadi pengikut
Aristoteles, yang telah memengaruhi konsep al Kindi dalam berbagai doktrin
pemikiran dalam bidang sains dan psikologi.
Al Kindi menuliskan banyak karya dalam berbagai bidang, geometri, astronomi, astrologi, aritmatika, musik(yang dibangunnya dari berbagai prinip aritmatis), fisika, medis, psikologi, meteorologi, dan politik.
Al-Kindi berhasil mengubah sekaligus mengembangkan beberapa istilah yang menarik perhatian para filosof sesudahnya, seperti: kata al-jirm menjadi al-jism; kata at-tawahhum (imaginasi) menjadi at-takhayyul; kata at-thīnah menjadi al-māddah; dsb.
Ia membedakan antara intelek aktif dengan intelek pasif yang diaktualkan dari bentuk intelek itu sendiri. Argumen diskursif dan tindakan demonstratif ia anggap sebagai pengaruh dari intelek ketiga dan yang keempat. Dalam ontologi dia mencoba mengambil parameter dari kategori-kategori yang ada, yang ia kenalkan dalam lima bagian: zat(materi), bentuk, gerak, tempat, waktu, yang ia sebut sebagai substansi primer.
Al Kindi mengumpulkan berbagai karya filsafat secara ensiklopedis, yang kemudian diselesaikan oleh Ibnu Sina (Avicenna) seabad kemudian. Ia juga tokoh pertama yang berhadapan dengan berbagai aksi kejam dan penyiksaan yang dilancarkan oleh para bangsawan religius-ortodoks terhadap berbagai pemikiran yang dianggap bid'ah, dan dalam keadaan yang sedemikian tragis (terhadap para pemikir besar Islam) al Kindi dapat membebaskan diri dari upaya kejam para bangsawan ortodoks itu.
Seorang
Mu'tazilah
Al-Kindi
seorang yang beraqidah Mu'tazilah, dan juga ia sebagai orang yang berpengaruh
di aliran tersebut. Al-Kindi mampu menghidupkan paham Muktazilah. Berkat peran
Al-Kindi pula, paham yang mengutamakan rasionalitas itu ditetapkan sebagai
paham resmi kerajaan. Menurut Al-Nadhim, selama berkutat dan bergelut dengan
ilmu pengetahuan di Baitulhikmah, Al-Kindi telah melahirkan 260 karya. Di
antara sederet buah pikirnya dituangkan dalam risalah-risalah pendek yang tak
lagi ditemukan. Karya-karya yang dihasilkannya menunjukan bahwa Al-Kindi adalah
seorang yang berilmu pengetahuan yang luas dan dalam.
Karyanya
Dalam
matematika, ia menulis empat buku tentang sistem bilangan
dan meletakkan dasar dari sebagian besar aritmatika modern. Tidak diragukan
sistem angka Arab sebagian besar dikembangkan oleh al-khawarizmi, tetapi
al-Kindi juga membuat kontribusi yang kaya untuk itu. Dia juga memberikan
kontribusi untuk geometri bola untuk membantu dirinya dalam studi astronomi.
Dalam kimia, ia menentang gagasan bahwa logam dasar bisa diubah menjadi logam mulia. Berbeda dengan pandangan alkimia yang berlaku, ia tegas bahwa reaksi kimia tidak bisa membawa transformasi elemen. Dalam fisika, ia membuat kontribusi kaya untuk optik geometri dan menulis buku tentang itu. Buku ini kemudian dengan pedoman yang disediakan dan inspirasi bagi ilmuwan terkemuka seperti Roger Bacon.
Dalam pengobatan, kontribusi utamanya terdiri dari fakta bahwa ia adalah orang pertama yang secara sistematis menentukan dosis untuk administrasi yang terdaftar dari semua obat yang dikenal pada waktu itu. Hal ini diselesaikan pandangan benturan-ting yang berlaku di antara dokter pada dosis yang menyebabkan kesulitan dalam menulis resep.
Dalam Musik, Sangat sedikit yang diketahui pada aspek ilmiah musik di zamannya. Ia menunjukkan bahwa berbagai catatan yang bergabung untuk menghasilkan harmoni, memiliki lapangan khusus masing-masing. Dengan demikian, catatan dengan terlalu rendah atau terlalu tinggi pitch yang adalah non-pleatant. Tingkat harmoni tergantung pada frekuensi catatan, dll Ia juga menunjukkan kenyataan bahwa ketika suara diproduksi, itu menghasilkan gelombang di udara yang menyerang telinga-drum. Karyanya berisi notasi dalam menentukan pitch.
Dia adalah seorang penulis yang produktif, jumlah buku yang ditulis oleh dia adalah 241, yang menonjol antara yang dibagi sebagai berikut:
- Astronomi (falak) 16 buku
- Aritmatika 11 buku
- Geometri 32 buku
- Kedokteran 22 buku
- Fisika 12 buku
- Filsafat 22 buku
- Logica 9 buku
- Psikologi 5 buku
- Music 7 buku
Pemikiran
Filsafatnya
Menurut
al-Kindi, agama dan filsafat tidak mungkin bertentangan. Agama di samping
sebagai wahyu juga menggunakan akal, dan filsafat juga menggunakan akal. [dari
penulis] Di dalam al-Qur`an disebutkan, “Sesungguhnya dalam penciptaan
langit dan bumi serta pergantian malam dan siang, terdapat tanda-tanda [āyāt]
bagi kaum yang berakal; yaitu mereka yang ber-dzikir dalam keadaan berdiri dan
duduk dan mereka yang ber-tafakkur dalam penciptaan langit dan bumi…” (Q.S.
). Yang benar pertama (al-Haqq al-Awwal) adalah Tuhan. Dalam hal ini, filsafat
juga membahas soal Tuhan dan agama. Dan filsafat paling tinggi adalah filsafat
tentang Tuhan (seperti filsafat skolastik). Bagi al-Kindi, orang yang menolak
filsafat bisa dianggap kafir, karena dia telah jauh dari kebenaran, meskipun
dirinya menganggap paling benar.
Jika terjadi pertentangan antara nalar logika dengan dalil-dalil agama dalam al-Qur`an, mestinya ditempuh dengan jalan ta`wīl (interpretasi, kontekstualisasi, atau rasionalisasi atas teks-teks keagamaan). Hal ini karena dalam lughat/bahasa (termasuk bahaa Arab), terdapat dua makna: makna hakīkī (hakikat, esensi) dan makna majāzī (figuratif, metafora).
Namun demikian, menurut al-Kindi, memang terdapat perbedaan dari segi sumber data (informasi) antara agama dan filsafat. Agama diperoleh melalui wahyu tanpa proses belajar. Sedang filsafat diperoleh melalui proses belajar (berpikir dan berkontemplasi). Sedang dari segi pendekatan dan metode, agama dilakukan dengan pendekatan keimanan, sedang filsafat dilakukan dengan pendekatan logika.
Al-Kindi juga menyinggung soal jiwa manusia. Menurutnya, jiwa tidak tersusun, substansinya adalah ruh yang berasal dari substansi Tuhan. Dalam hal jiwa, al-Kindi lebih dekat dengan pandangan Plato yang mengatakan bahwa hubungan antara jiwa dan badan bercorak accidental (al-‘aradh). Al-Kindi berbeda dari Aristoteles yang berpendapat bahwa jiwa adalah form dari badan.
Menurut
al-Kindi, jiwa memiliki 3 daya:
- jiwa bernafsu (al-quwwah asy-syahwāniyyah);
- jiwa memarah (al-quwwah al-ghadhabiyyah); dan
- jiwa berakal (al-quwwah al-‘āqilah).
Selama ruh
(jiwa) berada di badan, ia tidak akan menemukan kebahagiaan hakiki dan
pengetahuan sempurna. Setelah bepisah dari badan dan dalam keadaan suci, ruh
akan langsung pergi ke “alam kebenaran” atau “alam akal” di atas
bintang-bintang, berada dilingkungan cahaya Tuhan dan dapat melihat-Nya. Di
sinilah letak kesenangan hakiki ruh. Namun jika ruh itu kotor, ia akan pergi
terlebih dahulu ke bulan, lalu ke Merkuri, Mars, dan seterusnya hingga Pluto;
kemudian terakhir akan menetap ke dalam “alam akal” di lingkungan cahaya Tuhan.
Di sanalah jiwa akan kekal abadi di bawah cahaya Tuhan. Bagi yang berbuat
durhaka dan kejahatan di dunia, jiwa (ruh) manusia akan jauh dari cahaya Tuhan
sehingga dia akan sengsara. Bagi manusia yang berbuat kebajikan, jiwa (ruh)
yang dikandungnya dahulu ketika di bumi, akan dekat dengan cahaya Tuhan dan
akan hidup bahagia di sisi-Nya.
Kitab-Kitab
Filsafah Karyanya
Karyanya Dalam
bidang filasafat diantaranya adalah :
- Kitab al-falsafah al-Ddakhilat wa al-Masa`il al-Mantiqiyah wa al-Muqtashah wa ma fawqa al-Thabiiyyah ( tentang filsafat yang diperkenalkan dan masalah – masalah logika dan muskil, serta metafisika ).
- Kitab al-kindi ila al-Mu`tashim Billah fi al-falsafah al-Ula ( tentang filsafat pertama ).
- Kitab Fi Annahu al-Falsafah illa bi` jlm al-Riyadiyah (tentang filsafat tidak dapat dicapai kecuali dengan ilmu pengetahuan dan matyematika ).
- Kitab fi qashd Aristhathalisfi al-Maqulat (tentang maksud-maksud Aristoteles dalam kategori- kategorinya).
- Kitab fi Ma`iyyah al-Ilm wa Aqsamihi (tantang sifat ilmu pengetahuan dan klasifikasinya).
- risalah fi Hudud al-Asyya`wa Rusumilah ( tentang definisi benda – benda dan uraiannya ).
- Risalah fi Annahu jawahir la Ajsam(tentang substansi – substansi tanpa badan).
- Kitab fi ibarah al-jawami` al-Fikriyah(tentang ungkapan-ungakapan mengenai ide-ide komprehensif).
- Risalah al Hikmiyah fi Asrar al-Ruhaniyah(sebuah tulisan filosofis tentang rahasia – rahasia spiritual).
- Risalah fi al-Ibanah an al-Illat al-Fa`ilat al-Qaribah li al-kawn wa al Fasad(tentang penjelasan mengenai sebab dekat yang aktif terhadap alam dan kerusakannya).
Menemukan Cara
Pemecah Kode
Sebagai ilmuwan
serba bisa, Al-Kindi tak cuma melahirkan pemikiran di bidang filsafat saja.
Salah satu karyanya yang termasuk fenomenal adalah Risalah Fi Istikhraj
al-Mu’amma. Kitab itu mengurai dan membahas kriptologi atau seni
memecahkan kode. Dalam kitabnya itu, Al-Kindi memaparkan bagaimana kode-kode
rahasia diurai.
Teknik-teknik penguraian kode atau sandi-sandi yang sulit dipecahkan dikupas tuntas dalam kitab itu. Selain itu, ia juga mengklasifikasikan sandi-sandi rahasia serta menjelaskan ilmu fonetik Arab dan sintaksisnya. Yang paling penting lagi, dalam buku tersebut, A-Kindi mengenalkan penggunaan beberapa teknik statistika untuk memecahkan kode-kode rahasia.
Kriptografi dikuasainya, lantaran dia pakar di bidang matematika. Di area ilmu ini, ia menulis empat buku mengenai sistem penomoran dan menjadi dasar bagi aritmatika modern. Al-Kindi juga berkontribusi besar dalam bidang geometri bola, bidang yang sangat mendukungnya dalam studi astronomi.
Bekerja di bidang sandi-sandi rahasia dan pesan-pesan tersembunyi dalam naskah-naskah asli Yunani dan Romawi mempertajam nalurinya dalam bidang kriptoanalisa. Ia menjabarkannya dalam sebuah makalah, yang setelah dibawa ke Barat beberapa abad sesudahnya diterjemahkan sebagai Manuscript on Deciphering Cryptographic Messages. ”Salah satu cara untuk memecahkan kode rahasia, jika kita tahu bahasannya adalah dengan menemukan satu naskah asli yang berbeda dari bahasa yang sama, lalu kita hitung kejadian-kejadian pada tiap naskah Pilah menjadi naskah kejadian satu, kejadian dua, dan seterusnya,” kata Al-Kindi.
Setelah itu, lanjut Al-Kindi, baru kemudian dilihat kepada teks rahasia yang ingin dipecahkan. Setelah itu dilanjutkan dengan melakukan klasifikasi simbol-simbolnya. ”Di situ kita akan menemukan simbol yang paling sering muncul, lalu ubahlah dengan catatan kejadian satu, dua, dan seterusnya itu, sampai seluruh simbol itu terbaca.” Teknik itu, kemudian dikenal sebagai analisa frekuensi dalam kriptografi, yaitu cara paling sederhana untuk menghitung persentase bahasa khusus dalam naskah asli, persentase huruf dalam kode rahasia, dan menggantikan simbol dengan huruf.
Wafatnya
Kelahiran dan
kematian al-kindi sebenarnya tidak ada kevalidan dan siapa yang pernah menjadi
gurunya. L.Massignon mengatakan bahwa al-kindi wafatsekitar 246 H (860 M ) . C.
Nallino menduga tahun 260 H (873 M ), T.J.de Baer menyebut 257 H ( 870 M
),adapun Mustafa Abd al-Raziq mengatakan tahun 252 H ( 866 H ), dan takut
al-Himawi menyebutkan setelah berusia 80 tahun atau lebih sedikit.
Dalam riwayat
lain dikatakan ketika khalifah al-Mutawakkil memerintah, mazhab resmi negara
(yang sebelumnya menganut mazhab/aliran Mu’tazilah) diganti menjadi Asy’ariyah.
Dua orang putra Ibnu Syakir, Muhammad dan Ahmad, mencoba menghasut
al-Mutawakkil dengan mengatakan bahwa orang yang mempelajari filsafat cenderung
kurang hormat pada agama. Al-Mutawakkil kemudian memerintahkan agar al-Kindi
didera dan perpustakaannya yang bernama Kindiyyah disita (meski kemudian
dikembalikan). Al-Kindi meninggal pada 866 M/252H.
BIOGRAFI ABU HASAN / ABU ALI MUHAMMAD AL-HASSAN (ALHAZEN)
Salah
satu ilmuwan muslim yang terkenal adalah Abu Ali Muhammad al-Hassan Al-Haitham
atau Alhazen. Karya dan hasil penelitian beliau merupakan rujukan dan dasar
untuk penelitian-penelitian serupa di Eropa dan Barat sama seperti Ibnu Sina
(Avicenna) dan Gabert yang karya dan
hasil penelitiannya menjadi rujukan di dunia Barat.
Bahkan
penelitian beliau tentang optik telah menjadi ilham bagi ilmuwan barat seperti
Kepler dan Roger Bacon dalam membuat Teleskop dan Mikroskop. Yang mana dalam
teleskop dan mikroskop adalah alat yang digunakan untuk melihat benda-benda
yang sulit dilihat oleh mata. Berikut Biografi, Karya-Karya Abu Ali Muhammad
Al-Hassan Al-Haitaham (Al-Hazen), dan Kontribusinya bagi Sains dan ilmu
pengetahuan.
Biografi Ali Muhammad AL-Hassan Al-Haitham atau Alhazen
Ali
Muhammad Al-Hassan Al-Haitham atau Alhazen merupakan kelahiran Iraq. Alhazen
dilahirkan di Al-Basrah pada tahun 354 Hijriah atau 965 Masehi dan meninggal
pada tahun 1039 Masehi di Kairo, Mesir. Alhazen merupakan ahli sains,
matematika, filosofi, astronomi, dan polimath dari masa ke-emasan Kekaisaran
Islam.
Masa
muda Alhazen bertepatan dengan dikuasainya Mesir oleh Ke-khalifahan Fatimiyah.
Dikuasainya Mesir oleh Ke-khalifahan Fatimiyah dimulai setelah keberhasilannya
menguasi lembah Nil pada tahun 969 M, yang akhirnya Mesir dijadikan ibukota
baru ke-Khalifahan Fatimiyah.
Ali
Muhammad Al-Hassan Al-Haitham atau Alhazen memulai pendidikan awalnya di
Basrah. Pada awalnya, Alhazen menempuh pendidikan di Basrah untuk menjadi
seorang pegawai negeri. dan Akhirnya, beliau pun diangkat menjadi menteri Basrah
dan sekitarnya. Namun, saat menjadi menteri inilah beliau tidak senang dan
akhirnya setelah melalui beberapa waktu untuk berfikir, beliau pun memutuskan
untuk mengabdikan sisa hidupnya untuk matematika, fisika, dan ilmu-ilmu
lainnya.
Alhazen
pun akhirnya meninggalkan jabatannya sebagai menteri di Basrah dan akhirnya
pergi ke Mesir untuk memperdalam ilmu-ilmunya. Disana Alhazen atau Ibnu Haitham
melakukan penelitian-penelitian ilmiah diabawah naungan Al-Hakim. Al-Hakim
adalah raja Ke-kahalifahan Fatimiyah. Namun, saat Alhazen diperintahkan
mengatur aliran Nil beliau gagal dan akhirnya dipindahkan oleh Al-Hakim untuk
jabatan Administratif. Tapi Alhazen berpura-pura gila karena beliau tidak
percaya kepada Al-Hakim dan menurutnya Al-Hakim adalah orang yang berbahaya.
Setelah
kematian Al-Hakim, Ali Muhammad Al-Hassan Al-Haitham membuktikan dirinya bahwa
selama ini beliau hanya berpura-pura gila. Menurut Al-Qifti, Ibnu Haitham
menghabiskan sisa hidupnya di dekat Masjid Al-Azhar. Disana Alhazen menulis
buku tentang matematika, mengajar, dan menghasilkan uang melalui menyalin buku.
Sebenarnya,
ada berbagai versi mengenai biografi Ali Muhammad Al-Hassan Al-Haitham atau
Alhazen. Seperti ada yang mengatakan beliau berpura-pura gila sejak di Basrah.
Untuk
menghargai kontribusinya terhadap astronomi, nama beliau akhirnya di abadikan
sebagai nama salah satu kawah di Bulan serta wajah beliaupun di abadikan
sebagai gambar di salah satu mata uang Iraq.
Karya-Karya
dan Kontribusi Abu Ali Muhammad Al-Hassan Al-Haitham atau Alhazen
Selama
hidupnya Ibnu Haytham telah melahirkan berbagai karya-karya yang dituangkan
dalam bentuk buku. Beliau telah menulis buku hasil buah pikirannya sekitar 200
Buku. Maka tak heran dan tak salah jika beliau disebut sebagai "Bapak
Optik Modern, Bapak Fisika Modern, dan Bapak Metodologi Ilmiah". Namun,
dari 200 buku karangannya, hanya 55 buku yang berhasil diselamatkan.
Salah
satu karangan beliau yang terkenal adalah Bukunya yang berjudil Al-Manazir.
Buku Al-Manazir ini disebut-sebut sebagai "Book of Optics". Ini
dikarenakan buku ini merupakan kontributor terbesar dan data penelitian pertama
yang menyangkut dengan bidang optik. Buku ini telah diterjemahkan kedalam
bahasa latin pada tahun 1270 M. Buku ini juga merupakan pedoman dasar
ilmuwan-ilmuwan barat dalam membuat peneitian-penelitian tentang optik. Hingga
muncllah nama-nama besar seperti Kepler dan Roger Bacon yang menemukan teleskop
dan mikroskop.
Ibnu
Haitham merupakan orang yang pertama kali yang memberikan gambaran akurat
tentang bagian-bagian mata dan cara kerjanya terhadap rangsangan cahaya. Selain
itu, Ibnu Haytham juga disebut sebagai Bapak Metodolodi Ilmiah karena beliau
merupakan orang pertama yang membuat sebuah hipotesis berdasarkan penelitian
yang benar dan sesuai dilapangan. Dia adalah orang pertama yang menyadari
bahwa hipotesis perlu diuji melalui eksperimen diverifikasi atau bukti
matematika, sehingga mengembangkan metode ilmiah 200 tahun sebelum diadopsi
oleh para ilmuwan Eropa.
Dalam
Bidang Matematika, Ibnu Haytham menemukan keterkaitan antara geometri dan
aljabar yang kemudian disebut dengan analisis aljabar. Dalam teori
bilangan, kontribusinya melibatkan pemecahan masalah dari congruences
menggunakan apa yang sekarang dikenal sebagai Teorema Wilson.
Sementara
dalam bidang astronomi dan astrofisika, Beliau menulis buku Mizan Al-Hikmah.
Dalam Bukunya itu Alhazen membahas kepadatan atmosfer dan hubungannya dengan
tinggi badan. Menggunakan teori ini, ia juga berusaha untuk mengukur tinggi
atmosfer homogen. Ia memaparkan penjelasan rinci tentang struktur bumi dan juga
membuat model gerakan planet-planet tanpa kontradiksi yang melekat yang hadir
dalam model Ptolemy. Yang lebih menakjubkan ialah Ibnu Haitham telah
menemui prinsip isi padu udara sebelum seorang ilmuwan yang bernama Trricella
yang mengetahui perkara itu 500 tahun kemudian. Ibnu Haitham juga telah
menemukan kewujudan tarikan gravitasi sebelum Issaac Newton mengetahuinya.
Karangan-Karang
Beliau yang lain adalah :
- Al'Jami' fi Usul al'Hisab yang mengandungi teori-teori ilmu metametik dan metametik penganalisaannya;
- Kitab al-Tahlil wa al'Tarkib mengenai ilmu geometri;
- Kitab Tahlil ai'masa^il al 'Adadiyah tentang algebra;
- Maqalah fi Istikhraj Simat al'Qiblah yang mengupas tentang arah kiblat bagi semua tempat;
- Maqalah fima Tad'u llaih mengenai penggunaan geometri dalam urusan hukum syarak dan
- Risalah fi Sina'at al-Syi'r mengenai teknik penulisan puisi
Kata Bijak Beliau :
"Tugas
orang yang menyelidiki tulisan-tulisan para ilmuwan, jika belajar kebenaran
adalah tujuannya, Maka buat dirinya menjadi musuh semua yang dia baca, dan,
menyerang dari segala sisi. Dia juga harus mencurigai dirinya saat ia melakukan
pemeriksaan kritis itu, sehingga ia dapat menghindari salah prasangka atau keringanan
hukuman "-. Al-Hazen
Comments
Post a Comment