karya ilmiah perkampungan kumuh

KATA PENGANTAR

       Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan karya ilmiah ini. Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada guru pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan karya ilmiah ini. Tidak lupa kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Masyarakat Desa Rampa, yang sudah mengizinkan kami untuk melakukan observasi guna penyelesaian karya ilmiah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan karya ilmiah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amin.

















DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR              ........................................................................... i
DAFTAR ISI               ........................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
a.    Latar Belakang Penelitian                   ............................................... 1
b.    Rumusan Masalah Penelitian           ................................................1
c.    Tujuan Penelitian                   ............................................................. 1
d.    Manfaat Penelitian         ..................................................................... 1
BAB II LANDASAN TEORI DAN METODE PENELITIAN
a.    Karakteristik Permukiman Kumuh.............................................        2
b.    Kriteria Permukiman Kumuh               .............................................. 2
c.    Ciri-ciri Permukiman Kumuh        ..................................................... 3
d.    Sebab, faktor dan proses terbentuknya permukiman kumuh ....... 4
e.    Waktu dan solusi penanggulangan Permukiman Kumuh ........... 7
f.     Laporan Penelitian            .................................................................. 9
BAB III PEMBAHASAN PENELITIAN
a.    Observasi Lapangan              ........................................................... 11
b.    Hasil Penelitian              ................................................................... 11
c.    Tabel hasil pernyataan warga        ................................................. 12
BAB IV PENUTUP
a.    Kesimpulan        ................................................................................ 16
b.    Saran               .................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA          ............................................................................ 18
FOTO DOKUMENTASI








BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Kita semua menyadari bahwa kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial di Indonesia yang tidak mudah untuk diatasi. Beragam upaya dan program telah dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut, tetapi masih banyak kita temui pemukiman masyarakat miskin hampir setiap sudut kota. Keluhan yang paling sering disampaikan mengenai pemukiman masyarakat miskin tersebut adalah rendahnya kualitas lingkungan yang dianggap sebagai bagian kota yang harus disingkirkan.
Maka dari itu kami mengharapkan Pemerintah lebih memperhatikan masalah ini, agar semua lapisan masyarakat dapat hidup lebih baik dengan lingkungan yang lebih terjaga kebersihan dan kerapihannya.

B. Rumusan Masalah
1.    Apa saja karakteristik pemukiman kumuh itu?
2.    Apa saja kriteria pemukiman kumuh itu?
3.    Apa saja ciri-ciri pemukiman kumuh itu ?

C. Tujuan Penelitian
1.      Memahami hal-hal yang menyebabkan pemukiman kumuh.
2.      Mengetahui dampak dari pemukiman kumuh.
3.      Agar masyarakat dapat membantu mengatasi permukiman kumuh

D. Manfaat Penelitian
1.    Penulis dan pembaca dapat mengetahui karakteristik permukiman kumuh.
2.    Menumbuhkan kesadaran untuk mencegah dan mengurangi penceraman lingkungan yang juga menyebabkan pemukiman menjadi kumuh.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN METODE PENELITIAN

A.   Karakteristik pemukiman kumuh
       Menurut Jonas Silas, karakteristik pemukiman kumuh adalah:
1.   Keadaan rumah pada permukiman kumuh terpaksa dibawah standar, rata-rata 6 m2/orang. Sedangkan fasilitas kekotaan secara langsung tidak terlayani karena tidak tersedia. Namun karena lokasinya dekat dengan permukiman yang ada, maka fasilitas lingkungan tersebut tak sulit mendapatkannya.

2.   Permukiman ini secara fisik memberikan manfaat pokok, yaitu dekat tempat mencari nafkah (opportunity value) dan harga rumah juga murah (asas keterjangkauan) baik membeli atau menyewa. Manfaat permukiman disamping pertimbangan lapangan kerja dan harga murah adalah kesempatan mendapatkannya atau aksesibilitas tinggi.Hampir setiap orang tanpa syarat yang bertele-tele pada setiap saat dan tingkat kemampuan membayar apapun, selalu dapat diterima dan berdiam di sana, termasuk masyarakat “residu” seperti residivis, WTS dan lain-lain.

B.   Kriteria pemukiman kumuh
1.    Kriteria Umum Permukiman Kumuh:
a.   Mandiri dan produktif dalam banyak aspek, namun terletak pada tempat yang perlu dibenahi.
b.   Keadaan fisik hunian minim dan perkembangannya lambat. Meskipun terbatas, namun masih dapat ditingkatkan.
c.   Para penghuni lingkungan permukiman kumuh pada umumnya bermata pencaharian tidak tetap dalam usaha non formal dengan tingkat pendidikan rendah.
d.  Pada umumnya penghuni mengalami kemacetan mobilitas pada tingkat yang paling bawah, meskipun tidak miskin serta tidak menunggu bantuan pemerintah, kecuali dibuka peluang untuk mendorong mobilitas tersebut.
e.   Ada kemungkinan dilayani oleh berbagai fasilitas kota dalam kesatuan program pembangunan kota pada umumnya.
f.    Kehadirannya perlu dilihat dan diperlukan sebagai bagian sistem kota yang satu, tetapi tidak semua begitu saja dapat dianggap permanen.

2.    Kriteria Khusus Permukiman Kumuh:
a.    Berada di lokasi tidak legal.
b.    Dengan keadaan fisik yang substandar, penghasilan penghuninya amat rendah (miskin).
c.    Tidak dapat dilayani berbagai fasilitas kota.
d.    Tidak diingini kehadirannya oleh umum, (kecuali yang berkepentingan).
e.    Permukiman kumuh selalu menempati lahan dekat pasar kerja (non formal), ada sistem angkutan yang memadai dan dapat dimanfaatkan secara umum walau tidak selalu murah.

C.    Ciri-ciri pemukiman kumuh
        Ciri-ciri pemukiman kumuh adalah sebagai berikut:
1.   Dihuni oleh penduduk yang padat dan berjubel, baik karena pertumbuhan penduduk akibat kelahiran maupun akibat dari adanya urbanisasi.
2.   Dihuni oleh warga yang berpenghasilan rendah dan tidak tetap, atau berproduksi subsisten yang hidup dibawah garis kemiskinan.
3.   Rumah-rumah yang ada di daerah ini merupakan rumah darurat yang terbuat dari bahan-bahan bekas dan tidak layak.
4.   Kondisi kesehatan dan sanitasi yang rendah, biasanya ditandai oleh lingkungan fisik yang jorok dan mudahnya tersebar penyakit menular.
5.  Langkanya pelayanan kota seperti air bersih, fasilitas MCK, listrik, dan lainya.
6.  Pertumbuhanya yang tidak terencana sehingga penampilan fisikhya pun tidak teratur dan tidak terurus; jalan yang sempit, halaman tidak ada, dan lainya.
7.  Kuatnya gaya hidup “pedesaan” yang masih tradisional.
8.  Secara sosial terisolasi dari pemukiman lapisan masyarakat lainya.
9.  Ditempati secara ilegal atau status hukum tanah yang tidak jelas (bermasalah)
10. Biasanya di tandai oleh banyaknya perilaku menyimpang dan tindak kriminal.
Pemukiman kumuh biasanya tercipta oleh orang-orang, baik dari dalam dearah itu sendiri, maupun oleh orang-orang yang datang dari daerah lain ke daerah tersebut yang “kalah” dari persaingan/kompetisi mendapatkan tempat tinggal yang layak yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti kemiskinan, belum terciptanya hubungan baik seseorang maupun kolektif pada suatu daerah, diferensi sosial yang masih dianggap kuat, dan masih banyak lagi faktor lainya.Biasanya pemukiman kumuh terjadi di daerah perkotaan/metropolitan, karena daerah perkotaan masih dianggap oleh orang awam sebagai primadona untuk menuju kesuksesan.

D.   Sebab, Faktor, Proses Dan Dampak Pemukiman   Kumuh
        a.    Sebab Terbentuknya Permukiman Kumuh
 Dalam perkembangan suatu kota, sangat erat kaitannya dengan mobilitas penduduknya. Masyarakat yang mampu, cenderung memilih tempat huniannya keluar dari pusat kota. Sedangkan bagi masyarakat yang kurang mampu akan cenderung memilih tempat tinggal di pusat kota, khususnya kelompok masyarakat urbanisasi yang ingin mencari pekerjaan dikota. Kelompok masyarakat inilah yang karena tidak tersedianya fasilitas perumahan yang terjangkau oleh kantong mereka serta kebutuhan akan akses ke tempat usaha, menjadi penyebab timbulnya lingkungan pemukiman kumuh di perkotaan.
Latar belakang lain yang erat kaitannya dengan tumbuhnya permukiman kumuh adalah akibat dari ledakan penduduk di kota-kota besar, baik karena urbanisasi maupun karena kelahiran yang tidak terkendali. Lebih lanjut, hal ini mengakibatkan ketidakseimbangan antara pertambahan penduduk dengan kemampuan pemerintah untuk menyediakan permukiman-permukiman baru, sehingga para pendatang akan mencari alternatif tinggal di permukiman kumuh untuk mempertahankan kehidupan di kota.

b.  Faktor-Faktor Terbentuknya Pemukiman Kumuh
Adapun timbulnya kawasan kumuh menurut Hari Srinivas (2003), faktor terbentuknya pemukiman kumuh dapat dikelompokan menjadi 2 bagian, yaitu:
1.   Faktor Internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam sudut pandang atau pemikiran itu sendiri. Faktornya meliputi:
·         Budaya
·         Agama
·         Tempat lahir
·         Lama tinggal
·         Investasi rumah
·         Jenis bangunan rumah
·         Dan lainya

2.  Faktor Eksternal, yaitu faktor yang dipengaruhi oleh keadan lingkungan di sekitarnya. Faktornya meliputi:
·         Kepemilikan tanah
·         Kebijakan pemerintah
·         Kondisi geografis
·         Dan lainnya

c.    Proses Terbentuknya Pemukiman Kumuh
Dimulai dengan dibangunnya perumahan oleh sektor non-formal, baik secara perorangan maupun kolektif atau pun dibangunkan oleh orang lain. Pada proses pembangunan oleh sektor non-formal tersebut yang kurang kordinasi bahkan tidak ada izin dari pihak yang berwenang mengakibatkan munculnya lingkungan perumahan kumuh, yang padat, tidak teratur dan tidak memiliki prasarana dan sarana lingkungan yang memenuhi standar teknis dan kesehatan.

d.  Dampak Yang Ditimbulkan Dari Terbentuknya Pemukiman Kumuh
Pemukiman kumuh dapat mengakibatkan berbagai dampak, baik dari segi sosial, segi pemerintahan, segi kesehatan, segi lingkungan, dan lainya.
a.   Dari segi pemerintahan. Pemerintah dianggap dan dipandang tidak cakap dan tidak peduli dalam menangani pelayanan terhadap masyarakat.
b.   Dari segi sosial. Dimana sebagian masyarakat pemukiman kumuh adalah masyarakat dengan berpenghasilan rendah dan dengan kemampuan ekonomi menengah kebawah dianggap sebagai sumber ketidakteraturan dan ketidakpatuhan terhadap norma-norma sosial.
c.   Daerah ini sering dipandang potensial menimbulkan banyak masalah perkotaan, karena dapat merupakan sumber timbulnya berbagai macam perilaku menyimpang, seperti kejahatan, dan sumber penyakit sosial lainya. Kecenderungan terjadinya perilaku menyimpang (deviant behaviour).
d.  Wajah perkotaan menjadi memburuk dan kotor, planologi penertiban bangunan sukar dijalankan.
e.  Berpotensi mendukung terjadinya bencana  seperti banjir dan kebakaran.
f.   Dari segi kesehatan banyak penyakit yang ditimbulkan akibat pola  hidup yang tidak sehat.
g.  Dari segi lingkungan . Lingkungan kotor, semrawut, bau dan becek karena tidak tersedianya sarana dan utilitas, selain itu berkurangnya tempat resapan air atau ruang terbuka hijau akibat pembangunan pemukiman pada ruang yang ilegal.

E.   Waktu Dan Solusi Yang Tepat Dalam Menanggulani Pemukiman Kumuh
a.    Waktu Yang Tepat Untuk Menanggulani Pemukiman Kumuh
  Berbicara tentang waktu yang tepat dalam membenahi pemukiman kumuh,waktu yang tepat adalah dimana pihak pemerintah sudah siap terhadap pemindah lokasian pemukiman tersebut ketempat yang layak huni seperti rumah susun, dan lainya. Serta terjalin komunikasi yang baik dan sepaham dari pemerintah terhadap masyarakat pemukiman penduduk yang akan di pindah lokasikan ke tempat yang lebih layak.

b.    Solusi Yang Tepat Untuk Menanggulani Pemukiman Kumuh
Beberapa upaya yang dilakukan pemerintah dalam menanggulani pemukiman kumuh, sebagai berikut:

1.  Membangun rumah susun. Dengan adanya rumah susun, baik Rusunawa maupun Rusunawi, masyarakat yang masih tinggal dipemukiman kumuh ini dapat tinggal di rumah susun ini. Terutama dapat menghemat lahan pemukiman.
2.  Program perbaikan kampung.
a.  Melalui program penanggulangan kemiskinan di perkotaan (P2KP). Diarahkan untuk pembangunan jalan lingkungan dan tempat mandi, cuci, kakus (MCK) dipemukiman serta pembangunan dan perbaikan drainase. Tetapi hal ini belum didukung oleh biaya yang memadai. Sehingga tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
b.   Program RPIJM (program jangka menengah). Kondisi saat ini program tidak aktif, akibatnya kurang rencana strategis Renstra (program bidang cipta karya). Program ini berkaitan langsung dengan kebutuhan dasar masyarakat seperti air bersih, sanitasi dan  pengolahan persampahan serta drainase.
3.   Memberikan penyuluhan tentang dampak tinggal di pemukiman kumuh ini. Minimnys sosialisasi yang di lakukan pemerintah berdampak timbulnya masalah. Salah satunya adalah mewabahnya penakit. Karena kebanyakan pemukiman ini lingkunganya kotor sehingga tidak terlepas darii penyakit. Maka daripada itu pemerintah harus dapat memberikan penyuluhan tentang dampak yang ditimbulkan dari pemukiman kumuh ini agar masyarakat bisa sadar dan peka terhadap bahayanya tinggal di pemukiman kumuh.

Upaya yang dilakukan pemerintah kota dalam menangani masalah-masalah pemukiman kumuh belum maksimal dan masih banyak lagi yang perlu dibenahi, terlebih sosialisasi terhadap masyarakat. Bisa kita ambil contoh dari bapak Jokowi sewaktu menjabat menjadi walikota Jakarta dengan cara meninjau langsung tempat yang dianggap kumuh lalu memberikan sosialisasi secara kekeluargaan merupakan cara yang cukup moderen dalam penanggulangan pemukiman kumuh.

F. Laporan Penelitian
    1. Lokasi Penelitian
Desa Rampa Kelurahan Kotabaru Hulu Kecamatan Pulau Laut Utara Kabupaten Kotabaru

2.   Objek Penelitian
  Narasumber :
  - Bapak Hami (Warga Desa Rampa)
3.   Tanggal Penelitian
  Penelitian dilakukan pada tanggal 10 Desember 2017.

4.   Hasil Wawancara
       Dari hasil wawancara yang kami lakukan dengan warga yang tinggal di pemukiman kumuh di desa Rampa ini, diketahui bahwa sangat minimnya pengetahuan tentang pemukiman layak karena masyarakatnya yang kebanyakan adalah nelayan dan dengan pendidikan yang rendah sehingga mereka hidup hanya untuk memnuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Bentuk nyatanya terlihat dari apa yang diungkapkan Bapak Hami (45), salah seorang warga desa ini yang bekerja sebagai nelayan mengungkapkan bahwa sebagian besar warga pemukiman ini bekerja sebagai nelayan dan hanya sebagian kecil yang bekerja sebagai wiraswasta. Bapak Hami juga mengatakan pemukiman ini banyak warganya yang belum paham tentang pemukiman yang layak yang seharusnya, memang tidak harus mewah tapi memenuhi standar pemukiman yang sehat. Sebagian mereka juga ada yang anak mereka MCK masih sembarangan bahkan dipiggir jalan. Laut sebagai tempat pembuangan limbah rumah tangga dan lainnya juga dijadikan sebagai tempat membuang sampah. Tidak sampai disitu saja, dari apa yang diungkapkan Bapak Hami, diketahui bahwa pemukiman ini jauh dari kesan nyaman, karena merupakan daerah rawan banjir akibat meluapnya air pasang sehingga sampah-sampah yang mereka buang kelaut kembali lagi saat air pasang dan menjadikan desa ini menjadi terlihat kumuh. Rumah-rumah dibangun dengan material seadanya, dan tidak memenuhi standart ketahanan rumah yang permanen. Terlepas dari masalah fisik pemukiman, Sindo (20) yang juga warga Desa Rampa yang berkerja sebagai pedagang mengungkapkan bahwa interaksi warga sangat rukun, warga berbagai etnis berbaur di pemukiman ini. Mayoritas warganya ialah penduduk keturunan bugis dan bajau.













BAB III
PEMBAHASAN PENELITIAN
A.   OBSERVASI LAPANGAN
       Pada dasarnya rumah-rumah yang kami teliti ini tidak layak huni, tetapi para penghuni rumah tersebut tidak dapat berbuat banyak untuk memperbaiki rumah mereka, hal ini disebabkan faktor ekonomi. Sebagian besar penghuni pemukiman ini berprofesi sebagai nelayan, ada juga yang berdagang makanan kecil di pelataran rumah mereka. Dengan demikian dapat dipastikan para penghuni pemukiman ini berpenghasilan rendah.
      Berdasarkan observasi lapangan, dapat ditemukan bahwa mereka hidup di suatu lingkungan yang kondisi sanitasinya sangat buruk, mereka tidak mempunyai kamar mandi yang memenuhi persyaratan baik dari segi standar perancangan kamar mandi maupun dari segi kesehatan.
      Selain itu kondisi rumah yang mereka tempati termasuk kategori rumah yang tidak layak huni. Luas satu unit bangunan ±15 m2, dinding bangunannya terbuat dari seng, papan, triplek, dan sebagian dari papan yang sudah lapuk. Lantai terbuat dari papan yang berkualitas rendah. Untuk atap bangunan menggunakan atap seng.

B.   HASIL PENELITIAN
1.   Hipotesa Tindakan
Faktor-faktor yang dapat menentukan tingkat kekumuhan suatu pemukiman :
1.  Faktor ekonomi dan kemiskinan.
2.  Jumlah penduduk.
3.  Kondisi jalan.
4.  Kondisi bangunan.
5.  Kerapatan bangunan.
C.  Tabel Hasil pernyataan warga
Tabel 1. Bagaimana menurut anda tentang pemukiman di desa ini ?
No.
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1.
Biasa saja
4
80 %
2.
Kumuh
1
20 %
Jumlah
5
100 %
Dari tabel 1 diperoleh data bahwa banyak warga yang belum sadar bahwa desa mereka termasuk dalam katagori pemukiman kumuh.


Tabel 2. Adakah sosialisasi tentang pemukiman yang baik.
No.
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1.
Ada
0
0%
2.
Belum  ada
5
100%
Jumlah
5
100%
Dari tabel 2 diperoleh data bahwa belum adanya sosialisasi dari pemerintah untuk memberikan pemahamahan tentang permukiman yang baik dari segi bangunan, kamar mandi dan lingkungan.





Tabel 3. Apakah ada kegiatan gotong royong untuk membersihkan lingkungan di daerah ini
No.
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1.
Ada
0
0%
2.
Tidak ada
5
100%
Jumlah
5
100%
Berdasarkan tabel 3 diatas diperoleh data bahwa belum adanya kesadaran dari pemerintah desa untuk mengadakan kerja bakti untuk membersihkan lingkungan mereka agar tidak terlihat kumuh.

Tabel 4. Sudah adakah organisasi dari bedah rumah yang masuk ke desa ini
No.
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1.
ada
5
100%
2.
Tidak ada
0
0%
Jumlah
5
100%
Berdasarkan tabel 4 diatas diperoleh data bahwa sudah adanya masuk tim bedah rumah untuk membantu warga yang miskin yang rumah mereka masuk dalam katagori kumuh agar memenuhi standar rumah yang seharusnya.

Tabel 5. Menurut anda apa yang menyebabkan desa ini menjadi kumuh
No.
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1.
Lingkungan yang banyak sampah
3
60%
2.
Rumahnya yang rapat
2
40%
Jumlah
5
100%
Berdasarkan tabel 5 di atas diperoleh data bahwa lingkungan yang kotor menjadi hal yang utama yang menjadikan permukiman ini menjadi kumuh.
Tabel 6. Apakah pekerjaan rata-rata warga di desa ini. 
No.
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1.
Nelayan
4
80%
2.
Pedagang
1
20%
Jumlah
5
100%
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa sebagian besar warga bekerja sebagai nelayan dan mereka hanya mengandalkan laut sebagai satu-satunya mata pencaharian mereka.

Tabel 7. Bagaimana pendidikan warga di desa ini
No.
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1.
Lulusan SMA
1
20%
2.
Lulusan SMP
1
20%
3
Lulusan SD
1
20 %
4
tidak lulus SD
2
40%
Jumlah
5
100%
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa rata-rata warga banyak yang tidak lulus SD dan mereka juga melakukan pernikahan dini, hanya sebagian kecil anak-anak mereka yang disekolahkan sampah kejenjang sekolah menengah atas.

Tabel 8. Dampak yang ditimbulkan dari pemukiman yang kumuh
No.
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1.
Pandangan buruk dari warga luar
4
80%
2.
Pemukiman yang tidak sehat
1
20%
Jumlah
5
100%
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa dampak yang ditimbulkan dari pemukiman yang kumuh adalah pandangan jelek oleh orang yang melihat.

Tabel 9. Apakah tidak terganggu dengan pemukiman yang padat dan mepet.
No.
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1.
terganggu
1
20%
2.
Tidak
4
80%
Jumlah
5
100%
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa warga tidak terganggu dengan pemukiman yang padat karena mereka sudah terbiasa karena sudah lamanya tinggal di desa ini dan menurut mereka desa mereka ramai karena penduduknya yang banya.

Tabel 10. Bagaimana menurut anda apakah setuju jika adanya pembenahan pemukiman di desa ini menjadi lebih baik
No.
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1.
Setuju  
5
100%
2.
Tidak setuju
0
0%
Jumlah
5
100%
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa warga sangat setuju jika kampung mereka dibenahi menjadi lebih baik lagi agar orang tidak memandang rendah desa mereka lagi.






BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
       Faktor-faktor yang berpengaruh nyata pada partisipasi masyarakat di wilayah kumuh Desa Rampa adalah pendidikan, lama tinggal di lokasi penelitian, aktivitas komunikasi, serta tingkat pengetahuan terhadap kesehatan dan lingkungan hidup. Langkah awal yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan dan lingkungan hidup di pemukiman kumuh adalah meningkatkan pengetahuan mereka tentang pentingnya menciptakan lingkungan hidup yang bersih, kemudian mengubah sikap dan perilakunya.

      Masalah sosial yang krusial untuk segera diatasi adalah masalah narkoba, pelayanan kesehatan, sampah, kepadatan penduduk dan MCK, karenanya produk sosial yang bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut perlu segera dilakukan. Penggunaan media massa televisi merupakan media massa yang paling tepat untuk masyarakat dan dilengkapi dengan komunikasi interpersonal. Agar strategi yang disusun ini aplicable pada masyarakat maka perlu diujicobakan pada sekelompok kecil masyarakat, disempurnakan dan selanjutnya dapat diterapkan pada msyarakat yang lebih luas.

B.    Saran
       Adapun saran-saran yang penyusun sampaikan sebagai berikut :
1.    Pemerintah daerah setempat, dalam hal ini kelurahan. Dapat melakukan kegiatan penyuluhan dengan bekerjasama dengan instansi terkait dengan materi yang berhubungan dengan konsep praktis tentang penyelesaian masalah utama yang dihadapi masyarakat di lingkungan kumuh, khususnya tentang pemerataan, peningkatan pengetahuan, dan kesadaran hukum.
2.    Pemerintah dapat mengupayakan rehabilitasi terhadap peningkatan dan pemanfaatan sumber daya masyarakat, dapat dilakukan dengan pelatihan keterampilan, penyaluran tenaga kerja secara resmi atau penampungan terhadap warga-warga tuna karya.
3.    Upaya dibidang penanggulangan pemukiman kumuh, dengan cara yang lebih manusiawi dan mempertimbangkan jalan keluar terbaik dan memihak kepada kepentingan masyarakat pemukiman kumuh. Penanggulangan tidak dilakukan secara brutal dengan menggusur tanpa pemberitahuan dan batas waktu yang cukup.
       Demikian laporan observasi yang kami lakukan, tentu saja banyak kekurangan-kekurangan yang terdapat pada makalah ini seperti orang memukul kelapa walaupun sedikit tentu saja masih ada cikal sisanya. Demikian ungkapan yang mengandung arti bahwa tidak ada suatu apapun yang sempurna di dunia ini. Maka dari itu penyusun mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca yang budiman dan apabila ada kekurangan yang tidak berkenan di hati para pembaca mohon dibukakan pintu maaf sebesar-besarnya.









DAFTAR PUSTAKA
https://fbenitho.blogspot.co.id/2013/04/pemukiman-kumuh-dan-pemukiman-komunitas.html
















FOTO DOKUMENTASI
IMG-20171213-WA0003.jpg
IMG-20171213-WA0004.jpg

IMG-20171213-WA0005.jpg



Comments

Popular posts from this blog

KUMPULAN CERITA RAKYAT DALAM BAHASA INGGRIS

soal sejarah kelas 11 semester 1

CONTOH DOKUMEN LITERAL DAN KORPORIL