laporan penelitian sampah

BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah
Masyarakat Apui merupakan masyarakat yang berada tepatnya pada pesisir pantai dengan  mata pencahariannya sehari-harinya yaitu nelayan. Masyarakat Sarang Tiung yang letaknya pada Jalan Berangas km. 8 merupakan tempat yang ramai karena banyaknya pemukiman warga.
Sehubungan dengan topik yang kami ambil dalam penelitian ini yaitu “Pencemaran Lingkungan” yang di akibatkan oleh sampah, maka Sarang Tiung ini merupakan lokasi yang kami ambil dalam penelitian.
Sampah merupakan hal yang sangat berpengaruh dan berdampak negatif bagi kesehatan dan kelangsungan masyarakat pesisir pantai (Masyarakat Sarang Tiung  RT.03).Tumpukan sampah yang terjadi pada daerah ini sungguh sangat memperihatinkan, karna tidak adanya kesadaran masyarakat setempat untuk mencegah dan menanggulangi masalah tersebut. Pemerintah kota juga tidak melihat hal ini sebagai suatu kewajiban yang harus mencegah dan melestarikan lingkungan tempat masyarakat Sarang Tiung berdomisili.
Dengan lebih pesat dan meningkatnya kualitas penduduk maka penumukan sampah ini sampai sekarang tidak teratasi. Masyarakat Sarang Tiung merasa resah dan gelisah dengan kondisi lingkungan mereka yang sungguh memperihatinkan, karena banyak masyarakat yang terkena penyakit. Namun masyarakat juga tidak sadar dan menyadari bahwa semua itu terjadi karena ulah dan perbuatan dari mereka sendiri.

Indonesia terletak sangat strategis, yaitu di daerah tropis, diapit oleh dua benua (Asia dan Australia) dan dua samudera (Hindia dan Pasifik). Letak yang strategis ini menjadikan Indonesia sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam khususnya pesisir. Wisata bahari, budi daya tambak, pertambangan dan pemukiman adalah beberapa contoh potensi ekonomi yang bernilai tinggi. Tak heran apabila daerah pesisir menjadi daya tarik bagi seluruh pihak untuk mengelolah dan memanfaatkannya dari segi ekonomi maupun politikya. Delinom (2007:2) mendefinisikan, daerah pesisir adalah jalur tanah darat/kering yang berdampingan dengan laut, dimana lingkungan dan tata guna lahan mempengaruhi secara langsung lingkungan ruang bagian laut, dan sebaliknya. Daerah pesisir adalah jalur yang membatasi daratan dengan laut atau danau dengan lebar bervariasi.
Daerah ini selalu berkembang dengan pesatnya pembangunan yang dilakukan berbagai pihak. Pihak-pihak tersebut secara tidak langsung mengakibatkan kerusakan lingkungan karena aktivitas yang dilakukan di darat maupun di laut. Hal ini menjadikan ekosistem pesisir sebagai ekosistem yang rentan terhadap kerusakan dan perusakan baik alami maupun buatan. Penanggulangan atas permasalahan tersebut secara bijak dan tepat dapat mengurangi maupun mencegah kerusakan yang terjadi. Laporan ini menyajikan permasalahan pesisir pantai Sarang Tiung RT.03 yang diakibat oleh faktor alam maupun manusia beserta penanggulangannya yang tepat atas permasalahan yang dihadapi.

B.    Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka masalah yang kami ambil adalah :
1.    Apa yang menyebabkan sehingga terjadinya penumpukan sampah pada masyarakat pesisir khususnya daerah Sarang Tiung RT.03.
2.    Apa dampak yang ditimbulkan dari masalah tersebut?
3.    Bagaimana cara mengatasi masalah tersebut ?
4.    Bagaimana cara pengelolaan sampah yang merupakan proses daur ulang?

C.   Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang di maksud adalah untuk mengetahui dan memahami masalah kesehatan lingkungan hidup yang terjadi pada masyarakat pesisir khususnya daerah Sarang Tiung RT.03.

D.   Manfaat Penelitian
1.     Pembaca dapat memahami pengertian sampah dan jenis-jenis sampah.
2.     Pembaca dapat mengetahui dampak negatif jika mengelola sampah dengan tidak tepat.
3.     Pembaca dapat mengetahui manfaat sampah baik orgnaik maupun anorganik.
4.     Pembaca dapat mengetahui cara pengelolaan sampah yang benar.
5.     Pembaca dapat mengetahui manfaat dari pengelolaan sampah.   







BAB II
LANDASAN TEORI

A.    Landasan Teori
Pengertian lingkungan dalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Lingkungan biasa di bedakan menjadi 2, yaitu lingkungan biotik dan abiotik. 
Persoalan lingkungan hidup merupakan persoalan yang bersifat sistemik, kompleks, serta memiliki cakupan yang luas. Oleh sebab itu, materi atau isu yang diangkat dalam penelitian pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh sampah  juga sangat beragam. Sesuai dengan kesepakatan nasional tentang Pembangunan Berkelanjutan yang ditetapkan dalam Indonesian Summit on Sustainable Development (ISSD) di Yogyakarta pada tanggal 21 Januari 2004, telah ditetapkan 3 (tiga) pilar pembangunan berkelanjutan yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Kehidupan manusia tidak bisa di pisahkan dari lingkungannya. Baik lingkungan alam maupun lingkungan social. Kita bernapas memerlukan udara dari lingkungan sekitar. kita makan minum menjaga kesehatan semuannya memerlukan lingkungan.
Adapun berdasarkan UU No.23 tahun 1997 lingkungan hidup adalah kesesuaian ruang dengan semua benda dan kesatuan mahluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya.
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Demikian pengertian lingkungan hidup sebagaimana dalam Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Sampah adalah tempat mengkarantinakan sampah atau menimbun sampah yang diangkut dari sumber sampah sehingga tidak mengganggu lingkungan.
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada sampah, yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak. Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi. Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan,  manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi.
1.    Adapun dampak negatif yang ditimbulkan dari sampah yang tidak dikelola dengan baik adalah sebagai berikut:
a.    Gangguan Kesehatan:
Timbulan sampah dapat menjadi tempat pembiakan lalat yang dapat mendorong penularan infeksi dan dapat menimbulkan penyakit yang terkait dengan tikus.
b.    Menurunnya kualitas lingkungan
c.    Menurunnya estetika lingkungan
Timbulan sampah yang bau, kotor dan berserakan akan menjadikan lingkungan tidak indah untuk dipandang mata.
d.    Terhambatnya pembangunan negara
Dengan menurunnya kualitas dan estetika lingkungan, mengakibatkan pengunjung atau wisatawan enggan untuk mengunjungi daerah wisata tersebut karena merasa tidak nyaman, dan daerah wisata tersebut menjadi tidak menarik untuk dikunjungi. Akibatnya jumlah kunjungan wisatawan menurun, yang berarti devisa negara juga menurun.

Sebelum kita melakukan penelitian dan dampaknya terhadap masyarakat pesisir, terlebih dahulu harus dilakukan pencarian lokasi yang sampahnya sangat mempengaruhi lingkungan pada masyarakat pesisir pantai karena suatu Sampah sudah tentu dan pasti akan menimbulkan dampak negatif.
B.    Lokasi
Lokasi tempat kami malakukan observasi yaitu di Desa Sarang Tiung RT.03. Observasi tersebut di lakukan pada hari Jum’at, tanggal 01Desember 2017 pada pukul 14.00 s/d selesai.

       C.    Prosedur
Adapun prosedur yang di lakukan pada saat pengambilan data yaitu dengan cara sebagi berikut :
a)    Teknik observasi ( pengamatan) : teknik ini di lakukan untuk mendapatkan hasil deskripsi secara umum mengenai keadaan atau kondisi lokasi yang di amati.
b)    Teknik interview ( wawancara) : teknik ini di lakukan untuk mendapatkan data primer maka menggunakan teknik wawancara. wawancara  yang pelaksanaanya di lakukan secara bebas dan menggunakan pertanyaan –pertanyaan terbuka yang di lakukan sacara porpusive dengan narasumber atau responden yang dalam hal ini adalah masyarakat di pesisir pantai tempat penumpukan sampah.
Pada hari Jumat, 01 Desember 2017 pukul 14.00 WIT kami berkunjung ke pantai Sarang Tiung  untuk melakukan observasi di tempat penumpukan sampah. Sebelum kami melakukan observasi dan wawancara di lokasi tersebut terlebih dahulu kami berkunjung ke rumah salah satu warga setempat yang bernama Ibu Ida dengan tujuan untuk meminta izin melakukan wawancara dengan beliau dan masyarakat sekitar. Sebelum melakukan wawancara dengan warga,  kami yang beranggotakan 4 orang yang ditugaskan oleh Guru bidang Geografi untuk melakuakan penelitian sampah dan dampaknya oleh masyarakat pesisir pantai.
Sebelum malakukan wawancara kami memilih lokasi yang akan di wawancara. Kami sekelompok mulai melakukan wawancara kepada salah satu warga di lingkungan Sarang Tiung tepatnya pada RT.03. Kami yang terdiri dari 4 orang. Dengan menggunakan sistematika observasi kami mulai melakukan wawancara dengan ketentuan 4 orang.
Pada setiap warga yang kami wawancarai menyambut kami dengan baik. kami mewawancarai warga dengan cara berkunjung ke rumah mereka. Hal pertama yang kami lakukan pada saat wawancara yaitu setiap mahasiswa berkenalan dengan warga yang kami kunjungi, pada saat wawancara kami menanyakan nama, umur, jumlah anggota keluarga dan pekerjaan. Setelah itu kami mulai mewancarai dan mengajukan beberapa pertanyaan kepada warga yaitu sesuai dengan instrument pengamatan lapangan yang kami amati. Setiap pertanyaan yang kami ajukan pada setiap warga, tiap orang sama dan hampir semua jawaban sama dari setiap warga yang kami wawancarai. Warga yang kami wawancarai menjawab setiap pertanyaan yang kami ajukan dengan bahasa baku yang belum begitu baik tapi kami sudah senang karna mereka sudah bisa menjawab pertanyaan yang kami ajukan.
Pada saat melakukan wawancara kelompok pertama di antara kami melakukan kegiatan lain yaitu mengambil gambar ketika kami sedang malakukan wawancara kegiatan tersebut kami lakukan secara bergantian. Setelah melakukan wawancara dengan warga kami pun kembali berkumpul dengan taman-teman yang dari kelompok lain.
Setelah kami melakukan tinjauan lokasi, kami pun pulang kembali kerumah masing-masing.
Setelah beberapa hari setelah kami melakukan observasi kelompok kami mengadakan pertemuan membahas tentang cara penyusunan laporan yang di tugaskan oleh Guru Bidang Geografi.

D.   Hasil Pengamatan Dan Wawancara Berupa Data Dan Deskripsi Lokasi
Hasil pengamatan dan wawancara berupa data
Hasil wawancara pada salah satu warga Sarang Tiung km. 8 RT. 03  :
1)    Nama                    :    Ibu Ana
Pekerjaan             :   Ibu Rumah Tangga
Evi             : Selamat sore bu, bisakah saya mengajukan wawancara sedikit mengenai penumpukan sampah di pinggiran laut ini?
Ibu Ana     :  Ya, bisa dek.
Evi             :  baiklah saya akan memulainya dari sekarang !
Ibu Ana     :  iya.
Evi             :  sudah berapa lama ibu tinggal di desa ini ?
Ibu Ana     :  sekitar 7 tahunan lebih, dek.
Evi             ;  menurut ibu bagaimana keadaan laut di desa ini ?
Ibu Ana     :  menurut saya laut di desa ini sangatlah indah karena banyaknya sampah yang menumpuk menyebabkan laut menjadi berantakan.
Evi             : Apakah ibu sering melihat warga disini membuang sampah ke laut, dan apa yang ibu lakukan saat melihatnya ?
Bu Ana     : Sering, dek. Saya hanya bisa menegurnya namun warga yang saya tegur tidak peduli. Mereka hanya mengangap semuanya percuma.
Evi             :  Lalu, adakah imbauan ibu agar sampah dilaut di bersihkan ?
Bu Ana     :  Saya menyarankan agar warga didesa ini lebih sadar dan berfikir agar mau melestarikan laut !
Evi             : Apakah ibu ingin membuat program baru mengenai tercemarnya laut di desa ini ?
Ibu Ana     :  Saya rasa saya ingin membuat program.
Evi             : Seperti apakah program yang ibu inginkan ?
Ibu Ana     :  Saya ingin membuat program pelestarian laut. Seperti setiap satu bulan warga harus bergotong royong dalam mebersihkan laut, dan saya akan  mengajak para warga tidak membuang sampah ke laut lagi.
Evi             :  Terima kasih ibu telah menjawab pertanyaan yang saya ajukan. Semoga program ibu dapat berjalan dengan sukses.
Bu Ana     :  Iya, sama-sama dek Evi. Semoga saja tercapai.

Deskripsi Lokasi
Desa Sarang Tiung merupakan tempat yang kami kunjungi pada hari Jumat, 01 Desember 2017 yang terletak di Kecamatan Pulau Laut Utara Kabupaten Kotabaru. Desa Sarang Tiung merupakan salah satu tempat tergenang dan bertumpuknya sampah.
Desa Sarang Tiung merupakan Desa yang berada di pinggir Kabupaten Kotabaru yang letaknya berada di pesisir pantai yang pemandangannya sangat indah serta hamparan laut biru dan bukit-bukit tinggi yang biasa memanjakan mata yang melihatnya. Aroma laut dan udara yang masih alami serta warga-warga yang sangat ramah menambah indahnya pesona Kecamatan Pulau Laut Utara ini tepatnya di Desa Sarang Tiung.
Pemandangan sepanjang pantai menuju Desa Sarang Tiung ini sangatlah indah. Di kelilingi kapal-kapal kecil  dan perahu yang sedang mengapung, pemandangan laut yang dapat di lihat sepanjang pantai.
Namun, di Desa Sarang Tiung yang berada dekat dengan pesisir pantai ini warga tampaknya tidak mau tahu dengan kesehatan lingkungan di sekitar rumah mereka. Mereka membuang sampah tidak pada tempatnya tetapi membuang sampah di tepi laut. Bagaimana kesehatan mereka dapat terjaga kalau mereka selalu membuang sampah tidak pada tempatnya, malahan dari ulah mereka sendirilah sehingga mereka selalu di serang penyakit.







BAB III
PEMBAHASAN PENELITIAN

Masalah kesehatan lingkungan baik itu penyediaan air bersih, pembuangan sampah dan kotoran manusia merupakan salah satu dari berbagai masalah kesehatan yang kerap terjadi di berbagai daerah. Penyediaan sarana kesehatan lingkungan terutama dalam pelaksanaannya tidaklah mudah, karena menyangkut peran serta masyarakat yang biasanya sangat erat kaitannya dengan perilaku, tingkat ekonomi, kebudayaan dan pendidikan.
Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pendaur-ulangan , atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam . Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif dengan metoda dan keahlian khusus untuk masing masing jenis zat.
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada sampah, yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak. Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi. Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi. Jenis-jenis sampah Berdasarkan sifatnya
Sampah organic dapat diurai (degradable). Sampah Organik terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang lain. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik. Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisa tepung, sayuran, kulit buah, dan daun
 Sampah anorganik – tidak terurai (undegradable) Sampah Anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam seperti plastik dan aluminium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol plastik, tas plastik, dan kaleng.
Berikut hasil survei dari 5 warga penyebab masyarakat Desa Sarang Tiung membuang sampah ke laut.
1.    Berdasarkan hasil penelitian dari 5 warga diperoleh data pernyataan tempat membuang sampah di rumah seperti pada tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1. Cara membuang sampah di rumah
No.
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1.
Dibakar
2
40 %
2.
Dibuang ke laut
3
60 %
Jumlah
5
100 %
Dari tabel 1 diperoleh data bahwa masih banyak warga yang membuang sampah kel laut.

2.    Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data pernyataan kesadaran warga bahwa membuang sampah di laut dapat mencemarkan laut   seperti pada tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2. Kesadaran warga membuang sampah dilaut mencemarkan laut
No.
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1.
sadar
4
80%
2.
Tidak
1
20%
Jumlah
5
100%
Dari tabel 2 diperoleh data bahwa banyak warga yang sadar bahwa membuang sampah di laut dapat mencemarkan laut..
3.    Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data pernyataan ketergangguan masyarakat oleh lingkungan yang dipenuhi sampah seperti pada tabel 3 di bawah.
Tabel 3. Ketergangguan masyarakat oleh laut yang penuh sampah
No.
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1.
terganggu
2
40%
3.
Tidak terganggu
3
60%
Jumlah
5
100%
Berdasarkan tabel 3 diatas diperoleh data bahwa masyarakat belum menyadari bahwa laut yang penuh sampah akhirnya dapat mengganggu warga juga karena bisa menyebabkan penyakit dll.
4.    Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data pernyataan ada atau tidaknya peraturan tentang membuang sampah sembarangan seperti pada tabel 4 di bawah ini.
Tabel 4. Ada atau tidaknya peraturan tentang membuang sampah di laut.
No.
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1.
Tidak ada
5
100%
2.
ada
0
0%
Jumlah
5
100%
Berdasarkan tabel 4 diatas diperoleh data bahwa belum adanya tindakan dari pemerintah setempat tentang kebersihan laut dan lingkungan setempat.
5.    Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data adanya pemikiran untuk tidak membuang sampah di laut.
Tabel 5. Pemikiran untuk tidak membuang sampah di laut lagi.
No.
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1.
Ada
5
100%
2.
Tidak
0
0%
Jumlah
5
100%
Berdasarakan tabel 5 di atas diperoleh data bahwa sebenarnya sudah ada pemikiran warga untuk tidak mencemari laut lagi dengan sampah.

6.    Penyebab masyarakat Sarang Tiung RT. 03 memilih laut sebagai tempat untuk membuang sampah.

Tabel 6. Kecocokan laut sebagai tempat pembuangan sampah
No.
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1.
Tidak, Karena merupakan pencemaran
3
60%
2.
Ya, karena tidak ada tempat khusus
2
40%
Jumlah
5
100%
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa kecocokan laut sebagai tempat membuang sampah oleh warga sudah bisa dirasa warga tidak baik tapi karena tidak adanya tempat lain akhirnya laut menjadi alternatif utama.
7.    Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data pernyataan ada atau tidaknya petugas kebersihan dan truk sampah seperti pada tabel di 7 di bawah ini.
Tabel 7. Ada atau tidaknya petuagas kebersihan dan truk sampah
No.
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1.
Ada
0
0%
2.
Tidak ada
5
100%
Jumlah
5
100%
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa belum adanya truk/petugas sampah yang sampai di desa sarang tiung untuk menanggulangi sampah warga.
8.    Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data pernyataan alasan tidak membuang sampah ke lahan yang kosong seperti pada tabel 8 di bawah ini.
Tabel 8. Alasan tidak membuang sampah di di lahan yang kosong
No.
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1.
Karena jauh
1
20%
2.
Karena malas
2
40%
3.
Karena tidak ada lahan kosong
2
40%
Jumlah
5
100%
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa alasan tidak membuang sampah ke lahan yang kosong karena tidak ada lahan kosong untuk menampung sampah.
9.    Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data pernyataan adakah fasilitas dari pemerintah untuk menampung sampah seperti pada tabel di 9 di bawah ini.
Tabel 9. Adakah Fasilitas dari pemerintah untuk menampung sampah
No.
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1.
Ada
0
0%
2.
Tidak ada
5
100%
Jumlah
5
100%
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa belum adanya pengadaan tempat sampah dari pemerintah setempat.
10. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data pernyataan setujukah warga jika ada sosialisasi tentang gerakan tidak membuang sampah di laut lagi dan dibuatkannya tempat untuk membuang sampah.
Tabel 10. Setujukah jika adanya sosialisasi tentang sampah
No.
Pernyataan
Jumlah
Persentase
1.
Setuju
5
110%
2.
tidak
0
0%
Jumlah
5
100%
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa semua warga setuju jika diadakannya sosialisasi tentang membuang sampah ditempat yang benar.






BAB IV
KESIMPULAN

A.   KESIMPULAN
Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Lingkungan biasa di bedakan menjadi 2, yaitu lingkungan biotik dan abiotik. 
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.
Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada sampah, yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak. Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi. Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan,  manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi.
Sebagian besar Masyarakat Sarang Tiung bekerja sebagai nelayan. Oleh karena itu, laut sangat berpengaruh besar bagi kelangsungan hidup. Laut di gunakan sebagai pemenuhan kebutuhan dan sebagai sumber penghasilan bagi masyarakat Desa Sarang Tiung. Pencemaran laut akan sangat berpengaruh bagi para nelayan, karena sampah-sampah yang berserahkan akan mempersulit para nelayan dalam managkap ikan.
Untuk mencegah terjadinya pencemaran tersebut warga seharusnya membiasakan membuang sampah pada tempatnya dan sampah-sampah yang telah menumpuk di buang ke tempat pembuangan sampah yang tepat. Agar keindahan alam yang terdapat di Desa Sarang Tiung tetap terjaga kelestariannya.

B.    SARAN
Dari penelitian yang telah dilakukan, maka Penulis dapat memberikan saran sebagai berikut :
1.    Kepada masyarakat khususnya masyarakat pesisir pemukiman Desa Sarang Tiung RT. 03 agar lebih memperhatikan lingkungan mereka yang sudah dicemari oleh berbagai tumpukan sampah karena walaupun hal ini terjadi bukan dari masyarakat setempat saja tapi juga merupakan masyarakat yang ada pada daerah pasar  maka perlu adanya kesadaran agar mengurangi pembuangan sampah secara berlebihan agar tidak terjadi pencemaran lingkungan karna akan menimbulkan efek buruk bagi diri kita.
2.    Kepada instansi terkait terutama Dinas Pemeliharaan dan Penanggulangan Lingkungan Hidup agar lebih memperhatikan lingkungan yang tercemar demi kesehatan dan kelangsungan hidup bersama.



DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku:
KES Manik.2003.Pengelolaan Lingkungan Hidup.Jakarta:Djambatan.
Suparwato (2008). Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Anonymous (2009). Diktat Penuntun Pratikum Kimia Anorganik. Malang: UMM.
Kursus Dasar-Dasar Analisa Dampak Lingkungan Kumpulan Diktat Universitas Gadjah Mada Bekerja Sama Dengan Kantor Menteri PPLH. Yogyakarta. 1984.
Wardhana, Wisnu Arya (1994). Teknik Analisa Radio Aktivitas Lingkungan. Yogyakarta: Andi Offset.
Hastomo (2010). Leaflet Polusi Air. Yogyakarta: Dinas Kesehatan DIY.










FOTO DOKUMENTASI

IMG_20171201_153500.jpg
Foto warga saat diwawancara
IMG_20171201_153537.jpg

Foto sampah yang berserakan di pinggir laut

Comments

Popular posts from this blog

KUMPULAN CERITA RAKYAT DALAM BAHASA INGGRIS

soal sejarah kelas 11 semester 1

CONTOH DOKUMEN LITERAL DAN KORPORIL