karya ilmiah perkampungan kumuh
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya
kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan karya ilmiah ini. Tidak lupa
kami ucapkan terimakasih kepada guru pembimbing dan teman-teman yang telah
memberikan dukungan dalam menyelesaikan karya ilmiah ini. Tidak lupa kami ingin
mengucapkan terima kasih kepada Masyarakat Desa Rampa, yang sudah mengizinkan
kami untuk melakukan observasi guna penyelesaian karya ilmiah ini.
Kami
menyadari bahwa dalam penulisan karya ilmiah ini masih banyak kekurangan, oleh
sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga
dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman.
Amin.
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL
KATA PENGANTAR ...........................................................................
i
DAFTAR ISI ........................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar
Belakang Penelitian ...............................................
1
b. Rumusan
Masalah Penelitian ................................................1
c. Tujuan
Penelitian .............................................................
1
d. Manfaat
Penelitian .....................................................................
1
BAB II LANDASAN TEORI DAN METODE PENELITIAN
a. Karakteristik
Permukiman Kumuh............................................. 2
b. Kriteria
Permukiman Kumuh ..............................................
2
c. Ciri-ciri
Permukiman Kumuh .....................................................
3
d. Sebab,
faktor dan proses terbentuknya permukiman kumuh .......
4
e. Waktu dan
solusi penanggulangan Permukiman Kumuh ...........
7
f. Laporan
Penelitian ..................................................................
9
BAB III PEMBAHASAN PENELITIAN
a. Observasi
Lapangan ...........................................................
11
b. Hasil
Penelitian ...................................................................
11
c. Tabel hasil
pernyataan warga .................................................
12
BAB IV PENUTUP
a. Kesimpulan ................................................................................
16
b. Saran ....................................................................................
16
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................
18
FOTO DOKUMENTASI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Kita semua
menyadari bahwa kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial di Indonesia
yang tidak mudah untuk diatasi. Beragam upaya dan program telah dilakukan untuk
mengatasi masalah tersebut, tetapi masih banyak kita temui pemukiman masyarakat
miskin hampir setiap sudut kota. Keluhan yang paling sering disampaikan
mengenai pemukiman masyarakat miskin tersebut adalah rendahnya kualitas
lingkungan yang dianggap sebagai bagian kota yang harus disingkirkan.
Maka dari itu kami mengharapkan Pemerintah lebih memperhatikan
masalah ini, agar semua lapisan masyarakat dapat hidup lebih baik dengan
lingkungan yang lebih terjaga kebersihan dan kerapihannya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja karakteristik
pemukiman kumuh itu?
2. Apa saja
kriteria pemukiman kumuh itu?
3. Apa saja
ciri-ciri pemukiman kumuh itu ?
C. Tujuan Penelitian
1. Memahami
hal-hal yang menyebabkan pemukiman kumuh.
2. Mengetahui
dampak dari pemukiman kumuh.
3. Agar
masyarakat dapat membantu mengatasi permukiman kumuh
D. Manfaat Penelitian
1. Penulis dan
pembaca dapat mengetahui karakteristik permukiman kumuh.
2. Menumbuhkan
kesadaran untuk mencegah dan mengurangi penceraman lingkungan yang juga
menyebabkan pemukiman menjadi kumuh.
BAB II
LANDASAN
TEORI DAN METODE PENELITIAN
A. Karakteristik
pemukiman kumuh
Menurut
Jonas Silas, karakteristik pemukiman kumuh adalah:
1. Keadaan rumah pada permukiman
kumuh terpaksa dibawah standar, rata-rata 6 m2/orang. Sedangkan fasilitas
kekotaan secara langsung tidak terlayani karena tidak tersedia. Namun karena
lokasinya dekat dengan permukiman yang ada, maka fasilitas lingkungan tersebut
tak sulit mendapatkannya.
2. Permukiman
ini secara fisik memberikan manfaat pokok, yaitu dekat tempat mencari nafkah
(opportunity value) dan harga rumah juga murah (asas keterjangkauan) baik
membeli atau menyewa. Manfaat permukiman disamping pertimbangan lapangan kerja
dan harga murah adalah kesempatan mendapatkannya atau aksesibilitas
tinggi.Hampir setiap orang tanpa syarat yang bertele-tele pada setiap saat dan
tingkat kemampuan membayar apapun, selalu dapat diterima dan berdiam di sana,
termasuk masyarakat “residu” seperti residivis, WTS dan lain-lain.
B. Kriteria
pemukiman kumuh
1. Kriteria
Umum Permukiman Kumuh:
a. Mandiri dan produktif dalam banyak
aspek, namun terletak pada tempat yang perlu dibenahi.
b. Keadaan fisik hunian minim dan
perkembangannya lambat. Meskipun terbatas, namun masih dapat ditingkatkan.
c. Para penghuni lingkungan
permukiman kumuh pada umumnya bermata pencaharian tidak tetap dalam usaha non
formal dengan tingkat pendidikan rendah.
d. Pada umumnya penghuni mengalami
kemacetan mobilitas pada tingkat yang paling bawah, meskipun tidak miskin serta
tidak menunggu bantuan pemerintah, kecuali dibuka peluang untuk mendorong
mobilitas tersebut.
e. Ada kemungkinan dilayani oleh
berbagai fasilitas kota dalam kesatuan program pembangunan kota pada umumnya.
f. Kehadirannya perlu dilihat
dan diperlukan sebagai bagian sistem kota yang satu, tetapi tidak semua begitu
saja dapat dianggap permanen.
2. Kriteria
Khusus Permukiman Kumuh:
a. Berada di
lokasi tidak legal.
b. Dengan
keadaan fisik yang substandar, penghasilan penghuninya amat rendah (miskin).
c. Tidak dapat
dilayani berbagai fasilitas kota.
d. Tidak
diingini kehadirannya oleh umum, (kecuali yang berkepentingan).
e. Permukiman
kumuh selalu menempati lahan dekat pasar kerja (non formal), ada sistem
angkutan yang memadai dan dapat dimanfaatkan secara umum walau tidak selalu
murah.
C. Ciri-ciri pemukiman kumuh
Ciri-ciri
pemukiman kumuh adalah sebagai berikut:
1. Dihuni oleh penduduk yang padat
dan berjubel, baik karena pertumbuhan penduduk akibat kelahiran maupun akibat
dari adanya urbanisasi.
2. Dihuni oleh warga yang
berpenghasilan rendah dan tidak tetap, atau berproduksi subsisten yang hidup
dibawah garis kemiskinan.
3. Rumah-rumah yang ada di daerah ini
merupakan rumah darurat yang terbuat dari bahan-bahan bekas dan tidak layak.
4. Kondisi kesehatan dan sanitasi
yang rendah, biasanya ditandai oleh lingkungan fisik yang jorok dan mudahnya
tersebar penyakit menular.
5. Langkanya pelayanan kota seperti air
bersih, fasilitas MCK, listrik, dan lainya.
6. Pertumbuhanya yang tidak terencana
sehingga penampilan fisikhya pun tidak teratur dan tidak terurus; jalan yang
sempit, halaman tidak ada, dan lainya.
7. Kuatnya gaya hidup “pedesaan” yang masih
tradisional.
8. Secara sosial terisolasi dari pemukiman
lapisan masyarakat lainya.
9. Ditempati secara ilegal atau status
hukum tanah yang tidak jelas (bermasalah)
10. Biasanya di tandai oleh banyaknya perilaku
menyimpang dan tindak kriminal.
Pemukiman
kumuh biasanya tercipta oleh orang-orang, baik dari dalam dearah itu sendiri,
maupun oleh orang-orang yang datang dari daerah lain ke daerah tersebut yang
“kalah” dari persaingan/kompetisi mendapatkan tempat tinggal yang layak yang
disebabkan oleh beberapa faktor seperti kemiskinan, belum terciptanya hubungan
baik seseorang maupun kolektif pada suatu daerah, diferensi sosial yang masih
dianggap kuat, dan masih banyak lagi faktor lainya.Biasanya pemukiman kumuh terjadi
di daerah perkotaan/metropolitan, karena daerah perkotaan masih dianggap oleh
orang awam sebagai primadona untuk menuju kesuksesan.
D. Sebab,
Faktor, Proses Dan Dampak Pemukiman Kumuh
a. Sebab
Terbentuknya Permukiman Kumuh
Dalam perkembangan
suatu kota, sangat erat kaitannya dengan mobilitas penduduknya. Masyarakat yang
mampu, cenderung memilih tempat huniannya keluar dari pusat kota. Sedangkan
bagi masyarakat yang kurang mampu akan cenderung memilih tempat tinggal di
pusat kota, khususnya kelompok masyarakat urbanisasi yang ingin mencari
pekerjaan dikota. Kelompok masyarakat inilah yang karena tidak tersedianya
fasilitas perumahan yang terjangkau oleh kantong mereka serta kebutuhan akan
akses ke tempat usaha, menjadi penyebab timbulnya lingkungan pemukiman kumuh di
perkotaan.
Latar belakang lain yang erat kaitannya dengan
tumbuhnya permukiman kumuh adalah akibat dari ledakan penduduk di kota-kota
besar, baik karena urbanisasi maupun karena kelahiran yang tidak terkendali.
Lebih lanjut, hal ini mengakibatkan ketidakseimbangan antara pertambahan
penduduk dengan kemampuan pemerintah untuk menyediakan permukiman-permukiman
baru, sehingga para pendatang akan mencari alternatif tinggal di permukiman
kumuh untuk mempertahankan kehidupan di kota.
b. Faktor-Faktor Terbentuknya Pemukiman
Kumuh
Adapun timbulnya kawasan kumuh menurut Hari Srinivas
(2003), faktor terbentuknya pemukiman kumuh dapat dikelompokan menjadi 2
bagian, yaitu:
1. Faktor Internal, yaitu faktor yang
berasal dari dalam sudut pandang atau pemikiran itu sendiri. Faktornya
meliputi:
· Budaya
· Agama
· Tempat
lahir
· Lama
tinggal
· Investasi
rumah
· Jenis
bangunan rumah
· Dan
lainya
2. Faktor Eksternal, yaitu faktor yang
dipengaruhi oleh keadan lingkungan di sekitarnya. Faktornya meliputi:
· Kepemilikan
tanah
· Kebijakan
pemerintah
· Kondisi
geografis
· Dan
lainnya
c. Proses
Terbentuknya Pemukiman Kumuh
Dimulai dengan dibangunnya perumahan oleh sektor
non-formal, baik secara perorangan maupun kolektif atau pun dibangunkan oleh
orang lain. Pada proses pembangunan oleh sektor non-formal tersebut yang kurang
kordinasi bahkan tidak ada izin dari pihak yang berwenang mengakibatkan munculnya
lingkungan perumahan kumuh, yang padat, tidak teratur dan tidak memiliki
prasarana dan sarana lingkungan yang memenuhi standar teknis dan kesehatan.
d. Dampak Yang Ditimbulkan Dari Terbentuknya
Pemukiman Kumuh
Pemukiman kumuh dapat mengakibatkan berbagai dampak,
baik dari segi sosial, segi pemerintahan, segi kesehatan, segi lingkungan, dan
lainya.
a. Dari segi pemerintahan. Pemerintah
dianggap dan dipandang tidak cakap dan tidak peduli dalam menangani pelayanan
terhadap masyarakat.
b. Dari segi sosial. Dimana sebagian
masyarakat pemukiman kumuh adalah masyarakat dengan berpenghasilan rendah dan
dengan kemampuan ekonomi menengah kebawah dianggap sebagai sumber
ketidakteraturan dan ketidakpatuhan terhadap norma-norma sosial.
c. Daerah ini sering dipandang
potensial menimbulkan banyak masalah perkotaan, karena dapat merupakan sumber
timbulnya berbagai macam perilaku menyimpang, seperti kejahatan, dan sumber
penyakit sosial lainya. Kecenderungan terjadinya perilaku menyimpang (deviant
behaviour).
d. Wajah perkotaan menjadi memburuk dan
kotor, planologi penertiban bangunan sukar dijalankan.
e. Berpotensi mendukung terjadinya
bencana seperti banjir dan kebakaran.
f. Dari segi kesehatan banyak
penyakit yang ditimbulkan akibat pola hidup yang tidak sehat.
g. Dari segi lingkungan . Lingkungan kotor,
semrawut, bau dan becek karena tidak tersedianya sarana dan utilitas, selain
itu berkurangnya tempat resapan air atau ruang terbuka hijau akibat pembangunan
pemukiman pada ruang yang ilegal.
E. Waktu Dan
Solusi Yang Tepat Dalam Menanggulani Pemukiman Kumuh
a. Waktu Yang Tepat Untuk
Menanggulani Pemukiman Kumuh
Berbicara
tentang waktu yang tepat dalam membenahi pemukiman kumuh,waktu yang tepat
adalah dimana pihak pemerintah sudah siap terhadap pemindah lokasian pemukiman
tersebut ketempat yang layak huni seperti rumah susun, dan lainya. Serta
terjalin komunikasi yang baik dan sepaham dari pemerintah terhadap masyarakat
pemukiman penduduk yang akan di pindah lokasikan ke tempat yang lebih layak.
b. Solusi Yang Tepat Untuk
Menanggulani Pemukiman Kumuh
Beberapa upaya yang dilakukan pemerintah dalam
menanggulani pemukiman kumuh, sebagai berikut:
1. Membangun rumah susun. Dengan adanya
rumah susun, baik Rusunawa maupun Rusunawi, masyarakat yang masih tinggal
dipemukiman kumuh ini dapat tinggal di rumah susun ini. Terutama dapat
menghemat lahan pemukiman.
2. Program perbaikan kampung.
a. Melalui program penanggulangan
kemiskinan di perkotaan (P2KP). Diarahkan untuk pembangunan jalan lingkungan
dan tempat mandi, cuci, kakus (MCK) dipemukiman serta pembangunan dan perbaikan
drainase. Tetapi hal ini belum didukung oleh biaya yang memadai. Sehingga tidak
berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
b. Program RPIJM (program jangka
menengah). Kondisi saat ini program tidak aktif, akibatnya kurang rencana
strategis Renstra (program bidang cipta karya). Program ini berkaitan langsung
dengan kebutuhan dasar masyarakat seperti air bersih, sanitasi dan
pengolahan persampahan serta drainase.
3. Memberikan penyuluhan tentang
dampak tinggal di pemukiman kumuh ini. Minimnys sosialisasi yang di lakukan
pemerintah berdampak timbulnya masalah. Salah satunya adalah mewabahnya
penakit. Karena kebanyakan pemukiman ini lingkunganya kotor sehingga tidak
terlepas darii penyakit. Maka daripada itu pemerintah harus dapat memberikan
penyuluhan tentang dampak yang ditimbulkan dari pemukiman kumuh ini agar
masyarakat bisa sadar dan peka terhadap bahayanya tinggal di pemukiman kumuh.
Upaya yang dilakukan pemerintah kota dalam menangani
masalah-masalah pemukiman kumuh belum maksimal dan masih banyak lagi yang perlu
dibenahi, terlebih sosialisasi terhadap masyarakat. Bisa kita ambil contoh dari
bapak Jokowi sewaktu menjabat menjadi walikota Jakarta dengan cara meninjau
langsung tempat yang dianggap kumuh lalu memberikan sosialisasi secara
kekeluargaan merupakan cara yang cukup moderen dalam penanggulangan pemukiman
kumuh.
F. Laporan
Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Desa Rampa Kelurahan Kotabaru Hulu Kecamatan Pulau
Laut Utara Kabupaten Kotabaru
2. Objek Penelitian
Narasumber :
- Bapak Hami (Warga Desa Rampa)
3. Tanggal Penelitian
Penelitian dilakukan pada tanggal 10
Desember 2017.
4. Hasil Wawancara
Dari
hasil wawancara yang kami lakukan dengan warga yang tinggal di pemukiman kumuh
di desa Rampa ini, diketahui bahwa sangat minimnya pengetahuan tentang
pemukiman layak karena masyarakatnya yang kebanyakan adalah nelayan dan dengan
pendidikan yang rendah sehingga mereka hidup hanya untuk memnuhi kebutuhan
sehari-hari mereka. Bentuk nyatanya terlihat dari apa yang diungkapkan Bapak
Hami (45), salah seorang warga desa ini yang bekerja sebagai nelayan
mengungkapkan bahwa sebagian besar warga pemukiman ini bekerja sebagai nelayan
dan hanya sebagian kecil yang bekerja sebagai wiraswasta. Bapak Hami juga
mengatakan pemukiman ini banyak warganya yang belum paham tentang pemukiman yang
layak yang seharusnya, memang tidak harus mewah tapi memenuhi standar pemukiman
yang sehat. Sebagian mereka juga ada yang anak mereka MCK masih sembarangan
bahkan dipiggir jalan. Laut sebagai tempat pembuangan limbah rumah tangga dan
lainnya juga dijadikan sebagai tempat membuang sampah. Tidak sampai disitu
saja, dari apa yang diungkapkan Bapak Hami, diketahui bahwa pemukiman ini jauh
dari kesan nyaman, karena merupakan daerah rawan banjir akibat meluapnya air
pasang sehingga sampah-sampah yang mereka buang kelaut kembali lagi saat air
pasang dan menjadikan desa ini menjadi terlihat kumuh. Rumah-rumah dibangun
dengan material seadanya, dan tidak memenuhi standart ketahanan rumah yang permanen.
Terlepas dari masalah fisik pemukiman, Sindo (20) yang juga warga Desa Rampa
yang berkerja sebagai pedagang mengungkapkan bahwa interaksi warga sangat
rukun, warga berbagai etnis berbaur di pemukiman ini. Mayoritas warganya ialah
penduduk keturunan bugis dan bajau.
BAB III
PEMBAHASAN PENELITIAN
A.
OBSERVASI LAPANGAN
Pada
dasarnya rumah-rumah yang kami teliti ini tidak layak huni, tetapi para
penghuni rumah tersebut tidak dapat berbuat banyak untuk memperbaiki rumah
mereka, hal ini disebabkan faktor ekonomi. Sebagian besar penghuni pemukiman
ini berprofesi sebagai nelayan, ada juga yang berdagang makanan kecil di
pelataran rumah mereka. Dengan demikian dapat dipastikan para penghuni
pemukiman ini berpenghasilan rendah.
Berdasarkan
observasi lapangan, dapat ditemukan bahwa mereka hidup di suatu lingkungan yang
kondisi sanitasinya sangat buruk, mereka tidak mempunyai kamar mandi yang
memenuhi persyaratan baik dari segi standar perancangan kamar mandi maupun dari
segi kesehatan.
Selain itu
kondisi rumah yang mereka tempati termasuk kategori rumah yang tidak layak
huni. Luas satu unit bangunan ±15 m2, dinding bangunannya terbuat dari seng,
papan, triplek, dan sebagian dari papan yang sudah lapuk. Lantai terbuat dari papan
yang berkualitas rendah. Untuk atap bangunan menggunakan atap seng.
B. HASIL
PENELITIAN
1. Hipotesa
Tindakan
Faktor-faktor yang dapat
menentukan tingkat kekumuhan suatu pemukiman :
1. Faktor ekonomi dan kemiskinan.
2. Jumlah penduduk.
3. Kondisi jalan.
4. Kondisi bangunan.
5. Kerapatan bangunan.
C. Tabel Hasil pernyataan warga
Tabel 1. Bagaimana menurut anda tentang pemukiman di
desa ini ?
No.
|
Pernyataan
|
Jumlah
|
Persentase
|
1.
|
Biasa saja
|
4
|
80 %
|
2.
|
Kumuh
|
1
|
20 %
|
Jumlah
|
5
|
100 %
|
Dari tabel 1
diperoleh data bahwa banyak warga yang belum sadar bahwa desa mereka termasuk
dalam katagori pemukiman kumuh.
Tabel 2. Adakah sosialisasi tentang pemukiman yang
baik.
No.
|
Pernyataan
|
Jumlah
|
Persentase
|
1.
|
Ada
|
0
|
0%
|
2.
|
Belum ada
|
5
|
100%
|
Jumlah
|
5
|
100%
|
Dari tabel 2
diperoleh data bahwa belum adanya sosialisasi dari pemerintah untuk memberikan
pemahamahan tentang permukiman yang baik dari segi bangunan, kamar mandi dan
lingkungan.
Tabel 3. Apakah ada kegiatan gotong royong untuk
membersihkan lingkungan di daerah ini
No.
|
Pernyataan
|
Jumlah
|
Persentase
|
1.
|
Ada
|
0
|
0%
|
2.
|
Tidak ada
|
5
|
100%
|
Jumlah
|
5
|
100%
|
Berdasarkan
tabel 3 diatas diperoleh data bahwa belum adanya kesadaran dari pemerintah desa
untuk mengadakan kerja bakti untuk membersihkan lingkungan mereka agar tidak
terlihat kumuh.
Tabel 4. Sudah adakah organisasi dari bedah rumah yang
masuk ke desa ini
No.
|
Pernyataan
|
Jumlah
|
Persentase
|
1.
|
ada
|
5
|
100%
|
2.
|
Tidak ada
|
0
|
0%
|
Jumlah
|
5
|
100%
|
Berdasarkan
tabel 4 diatas diperoleh data bahwa sudah adanya masuk tim bedah rumah untuk
membantu warga yang miskin yang rumah mereka masuk dalam katagori kumuh agar memenuhi
standar rumah yang seharusnya.
Tabel 5. Menurut anda apa yang menyebabkan desa ini
menjadi kumuh
No.
|
Pernyataan
|
Jumlah
|
Persentase
|
1.
|
Lingkungan yang banyak sampah
|
3
|
60%
|
2.
|
Rumahnya yang rapat
|
2
|
40%
|
Jumlah
|
5
|
100%
|
Berdasarkan
tabel 5 di atas diperoleh data bahwa lingkungan yang kotor menjadi hal yang
utama yang menjadikan permukiman ini menjadi kumuh.
Tabel 6. Apakah pekerjaan rata-rata warga di desa
ini.
No.
|
Pernyataan
|
Jumlah
|
Persentase
|
1.
|
Nelayan
|
4
|
80%
|
2.
|
Pedagang
|
1
|
20%
|
Jumlah
|
5
|
100%
|
Berdasarkan
hasil penelitian diperoleh data bahwa sebagian besar warga bekerja sebagai
nelayan dan mereka hanya mengandalkan laut sebagai satu-satunya mata
pencaharian mereka.
Tabel 7. Bagaimana pendidikan warga di desa ini
No.
|
Pernyataan
|
Jumlah
|
Persentase
|
1.
|
Lulusan SMA
|
1
|
20%
|
2.
|
Lulusan SMP
|
1
|
20%
|
3
|
Lulusan SD
|
1
|
20 %
|
4
|
tidak lulus SD
|
2
|
40%
|
Jumlah
|
5
|
100%
|
Berdasarkan
hasil penelitian diperoleh data bahwa rata-rata warga banyak yang tidak lulus
SD dan mereka juga melakukan pernikahan dini, hanya sebagian kecil anak-anak
mereka yang disekolahkan sampah kejenjang sekolah menengah atas.
Tabel 8. Dampak yang ditimbulkan dari pemukiman yang
kumuh
No.
|
Pernyataan
|
Jumlah
|
Persentase
|
1.
|
Pandangan buruk dari warga luar
|
4
|
80%
|
2.
|
Pemukiman yang tidak sehat
|
1
|
20%
|
Jumlah
|
5
|
100%
|
Berdasarkan
hasil penelitian diperoleh data bahwa dampak yang ditimbulkan dari pemukiman
yang kumuh adalah pandangan jelek oleh orang yang melihat.
Tabel 9. Apakah tidak terganggu dengan pemukiman yang
padat dan mepet.
No.
|
Pernyataan
|
Jumlah
|
Persentase
|
1.
|
terganggu
|
1
|
20%
|
2.
|
Tidak
|
4
|
80%
|
Jumlah
|
5
|
100%
|
Berdasarkan
hasil penelitian diperoleh data bahwa warga tidak terganggu dengan pemukiman
yang padat karena mereka sudah terbiasa karena sudah lamanya tinggal di desa
ini dan menurut mereka desa mereka ramai karena penduduknya yang banya.
Tabel 10. Bagaimana menurut anda apakah setuju jika
adanya pembenahan pemukiman di desa ini menjadi lebih baik
No.
|
Pernyataan
|
Jumlah
|
Persentase
|
1.
|
Setuju
|
5
|
100%
|
2.
|
Tidak setuju
|
0
|
0%
|
Jumlah
|
5
|
100%
|
Berdasarkan
hasil penelitian diperoleh data bahwa warga sangat setuju jika kampung mereka
dibenahi menjadi lebih baik lagi agar orang tidak memandang rendah desa mereka
lagi.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Faktor-faktor
yang berpengaruh nyata pada partisipasi masyarakat di wilayah kumuh Desa Rampa
adalah pendidikan, lama tinggal di lokasi penelitian, aktivitas komunikasi,
serta tingkat pengetahuan terhadap kesehatan dan lingkungan hidup. Langkah awal
yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan dan lingkungan hidup di
pemukiman kumuh adalah meningkatkan pengetahuan mereka tentang pentingnya
menciptakan lingkungan hidup yang bersih, kemudian mengubah sikap dan
perilakunya.
Masalah
sosial yang krusial untuk segera diatasi adalah masalah narkoba, pelayanan
kesehatan, sampah, kepadatan penduduk dan MCK, karenanya produk sosial yang
bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut perlu segera dilakukan.
Penggunaan media massa televisi merupakan media massa yang paling tepat untuk
masyarakat dan dilengkapi dengan komunikasi interpersonal. Agar strategi yang
disusun ini aplicable pada masyarakat maka perlu diujicobakan pada sekelompok
kecil masyarakat, disempurnakan dan selanjutnya dapat diterapkan pada msyarakat
yang lebih luas.
B. Saran
Adapun
saran-saran yang penyusun sampaikan sebagai berikut :
1. Pemerintah
daerah setempat, dalam hal ini kelurahan. Dapat melakukan kegiatan penyuluhan
dengan bekerjasama dengan instansi terkait dengan materi yang berhubungan
dengan konsep praktis tentang penyelesaian masalah utama yang dihadapi masyarakat
di lingkungan kumuh, khususnya tentang pemerataan, peningkatan pengetahuan, dan
kesadaran hukum.
2. Pemerintah
dapat mengupayakan rehabilitasi terhadap peningkatan dan pemanfaatan sumber
daya masyarakat, dapat dilakukan dengan pelatihan keterampilan, penyaluran
tenaga kerja secara resmi atau penampungan terhadap warga-warga tuna karya.
3. Upaya
dibidang penanggulangan pemukiman kumuh, dengan cara yang lebih manusiawi dan
mempertimbangkan jalan keluar terbaik dan memihak kepada kepentingan masyarakat
pemukiman kumuh. Penanggulangan tidak dilakukan secara brutal dengan menggusur
tanpa pemberitahuan dan batas waktu yang cukup.
Demikian
laporan observasi yang kami lakukan, tentu saja banyak kekurangan-kekurangan
yang terdapat pada makalah ini seperti orang memukul kelapa walaupun sedikit
tentu saja masih ada cikal sisanya. Demikian ungkapan yang mengandung arti
bahwa tidak ada suatu apapun yang sempurna di dunia ini. Maka dari itu penyusun
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca
yang budiman dan apabila ada kekurangan yang tidak berkenan di hati para
pembaca mohon dibukakan pintu maaf sebesar-besarnya.
DAFTAR PUSTAKA
https://fbenitho.blogspot.co.id/2013/04/pemukiman-kumuh-dan-pemukiman-komunitas.html
FOTO DOKUMENTASI
Comments
Post a Comment