laporan penelitian sampah
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Masyarakat
Apui merupakan masyarakat yang berada tepatnya pada pesisir pantai
dengan mata pencahariannya sehari-harinya yaitu nelayan. Masyarakat Sarang
Tiung yang letaknya pada Jalan Berangas km. 8 merupakan tempat yang ramai
karena banyaknya pemukiman warga.
Sehubungan
dengan topik yang kami ambil dalam penelitian ini yaitu “Pencemaran
Lingkungan” yang di akibatkan oleh sampah, maka Sarang Tiung ini merupakan
lokasi yang kami ambil dalam penelitian.
Sampah
merupakan hal yang sangat berpengaruh dan berdampak negatif bagi kesehatan dan
kelangsungan masyarakat pesisir pantai (Masyarakat Sarang Tiung RT.03).Tumpukan sampah yang terjadi pada
daerah ini sungguh sangat memperihatinkan, karna tidak adanya kesadaran
masyarakat setempat untuk mencegah dan menanggulangi masalah tersebut.
Pemerintah kota juga tidak melihat hal ini sebagai suatu kewajiban yang harus
mencegah dan melestarikan lingkungan tempat masyarakat Sarang Tiung berdomisili.
Dengan
lebih pesat dan meningkatnya kualitas penduduk maka penumukan sampah ini sampai
sekarang tidak teratasi. Masyarakat Sarang Tiung merasa resah dan gelisah
dengan kondisi lingkungan mereka yang sungguh memperihatinkan, karena banyak
masyarakat yang terkena penyakit. Namun masyarakat juga tidak sadar dan
menyadari bahwa semua itu terjadi karena ulah dan perbuatan dari mereka
sendiri.
Indonesia
terletak sangat strategis, yaitu di daerah tropis, diapit oleh dua benua (Asia
dan Australia) dan dua samudera (Hindia dan Pasifik). Letak yang strategis ini
menjadikan Indonesia sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam khususnya
pesisir. Wisata bahari, budi daya tambak, pertambangan dan pemukiman adalah
beberapa contoh potensi ekonomi yang bernilai tinggi. Tak heran apabila daerah
pesisir menjadi daya tarik bagi seluruh pihak untuk mengelolah dan
memanfaatkannya dari segi ekonomi maupun politikya. Delinom (2007:2)
mendefinisikan, daerah pesisir adalah jalur tanah darat/kering yang
berdampingan dengan laut, dimana lingkungan dan tata guna lahan mempengaruhi
secara langsung lingkungan ruang bagian laut, dan sebaliknya. Daerah pesisir
adalah jalur yang membatasi daratan dengan laut atau danau dengan lebar
bervariasi.
Daerah
ini selalu berkembang dengan pesatnya pembangunan yang dilakukan berbagai
pihak. Pihak-pihak tersebut secara tidak langsung mengakibatkan kerusakan
lingkungan karena aktivitas yang dilakukan di darat maupun di laut. Hal ini
menjadikan ekosistem pesisir sebagai ekosistem yang rentan terhadap kerusakan
dan perusakan baik alami maupun buatan. Penanggulangan atas permasalahan
tersebut secara bijak dan tepat dapat mengurangi maupun mencegah kerusakan yang
terjadi. Laporan ini menyajikan permasalahan pesisir pantai Sarang Tiung RT.03
yang diakibat oleh faktor alam maupun manusia beserta penanggulangannya yang
tepat atas permasalahan yang dihadapi.
B. Rumusan
Masalah
Dari
latar belakang di atas maka masalah yang kami ambil adalah :
1. Apa
yang menyebabkan sehingga terjadinya penumpukan sampah pada masyarakat pesisir khususnya
daerah Sarang Tiung RT.03.
2. Apa
dampak yang ditimbulkan dari masalah tersebut?
3. Bagaimana
cara mengatasi masalah tersebut ?
4. Bagaimana
cara pengelolaan sampah yang merupakan proses daur ulang?
C. Tujuan
Penulisan
Adapun
tujuan yang di maksud adalah untuk mengetahui dan memahami masalah kesehatan
lingkungan hidup yang terjadi pada masyarakat pesisir khususnya daerah Sarang
Tiung RT.03.
D. Manfaat Penelitian
1. Pembaca dapat memahami pengertian sampah dan jenis-jenis sampah.
2. Pembaca dapat mengetahui dampak negatif jika mengelola sampah dengan tidak
tepat.
3. Pembaca dapat mengetahui manfaat sampah baik orgnaik maupun anorganik.
4. Pembaca dapat mengetahui cara pengelolaan sampah yang benar.
5. Pembaca dapat mengetahui manfaat dari pengelolaan sampah.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
A. Landasan
Teori
Pengertian
lingkungan dalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang mempengaruhi
perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Lingkungan
biasa di bedakan menjadi 2, yaitu lingkungan biotik dan abiotik.
Persoalan
lingkungan hidup merupakan persoalan yang bersifat sistemik, kompleks, serta
memiliki cakupan yang luas. Oleh sebab itu, materi atau isu yang diangkat dalam
penelitian pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh sampah juga
sangat beragam. Sesuai dengan kesepakatan nasional tentang Pembangunan
Berkelanjutan yang ditetapkan dalam Indonesian Summit on Sustainable
Development (ISSD) di Yogyakarta pada tanggal 21 Januari 2004, telah ditetapkan
3 (tiga) pilar pembangunan berkelanjutan yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Kehidupan
manusia tidak bisa di pisahkan dari lingkungannya. Baik lingkungan alam maupun
lingkungan social. Kita bernapas memerlukan udara dari lingkungan sekitar. kita
makan minum menjaga kesehatan semuannya memerlukan lingkungan.
Adapun
berdasarkan UU No.23 tahun 1997 lingkungan hidup adalah kesesuaian ruang dengan
semua benda dan kesatuan mahluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan
perilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta
mahluk hidup lainnya.
Lingkungan hidup adalah
kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk
manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan
perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Demikian
pengertian lingkungan hidup sebagaimana dalam Undang-undang No. 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Sampah adalah tempat
mengkarantinakan sampah atau menimbun sampah yang diangkut dari sumber sampah
sehingga tidak mengganggu lingkungan.
Sampah
merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.
Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada
sampah, yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak. Sampah dapat berada
pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua
fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai
emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi. Dalam kehidupan manusia, sampah
dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal juga dengan sebutan
limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir
semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah
yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi.
1. Adapun
dampak negatif yang ditimbulkan dari sampah yang tidak dikelola dengan baik
adalah sebagai berikut:
a. Gangguan
Kesehatan:
Timbulan sampah dapat menjadi tempat pembiakan lalat yang
dapat mendorong penularan infeksi dan dapat menimbulkan penyakit yang terkait
dengan tikus.
b. Menurunnya
kualitas lingkungan
c. Menurunnya
estetika lingkungan
Timbulan sampah yang bau, kotor dan berserakan akan
menjadikan lingkungan tidak indah untuk dipandang mata.
d. Terhambatnya
pembangunan negara
Dengan menurunnya kualitas dan estetika lingkungan,
mengakibatkan pengunjung atau wisatawan enggan untuk mengunjungi daerah wisata
tersebut karena merasa tidak nyaman, dan daerah wisata tersebut menjadi tidak
menarik untuk dikunjungi. Akibatnya jumlah kunjungan wisatawan menurun, yang
berarti devisa negara juga menurun.
Sebelum kita melakukan penelitian dan
dampaknya terhadap masyarakat pesisir, terlebih dahulu harus dilakukan
pencarian lokasi yang sampahnya sangat mempengaruhi lingkungan pada masyarakat
pesisir pantai karena suatu Sampah sudah tentu dan pasti akan menimbulkan
dampak negatif.
B. Lokasi
Lokasi
tempat kami malakukan observasi yaitu di Desa Sarang Tiung RT.03. Observasi
tersebut di lakukan pada hari Jum’at, tanggal 01Desember 2017 pada pukul 14.00
s/d selesai.
C. Prosedur
Adapun
prosedur yang di lakukan pada saat pengambilan data yaitu dengan cara sebagi
berikut :
a) Teknik
observasi ( pengamatan) : teknik ini di lakukan untuk mendapatkan hasil
deskripsi secara umum mengenai keadaan atau kondisi lokasi yang di amati.
b) Teknik
interview ( wawancara) : teknik ini di lakukan untuk mendapatkan data
primer maka menggunakan teknik wawancara. wawancara yang
pelaksanaanya di lakukan secara bebas dan menggunakan pertanyaan –pertanyaan
terbuka yang di lakukan sacara porpusive dengan narasumber atau responden yang
dalam hal ini adalah masyarakat di pesisir pantai tempat penumpukan sampah.
Pada
hari Jumat, 01 Desember 2017 pukul 14.00 WIT kami berkunjung ke pantai Sarang
Tiung untuk melakukan observasi di tempat penumpukan sampah. Sebelum
kami melakukan observasi dan wawancara di lokasi tersebut terlebih dahulu kami
berkunjung ke rumah salah satu warga setempat yang bernama Ibu Ida dengan
tujuan untuk meminta izin melakukan wawancara dengan beliau dan masyarakat
sekitar. Sebelum melakukan wawancara dengan warga, kami yang
beranggotakan 4 orang yang ditugaskan oleh Guru bidang Geografi untuk
melakuakan penelitian sampah dan dampaknya oleh masyarakat pesisir pantai.
Sebelum
malakukan wawancara kami memilih lokasi yang akan di wawancara. Kami sekelompok
mulai melakukan wawancara kepada salah satu warga di lingkungan Sarang Tiung
tepatnya pada RT.03. Kami yang terdiri dari 4 orang. Dengan menggunakan
sistematika observasi kami mulai melakukan wawancara dengan ketentuan 4 orang.
Pada
setiap warga yang kami wawancarai menyambut kami dengan baik. kami mewawancarai
warga dengan cara berkunjung ke rumah mereka. Hal pertama yang kami lakukan
pada saat wawancara yaitu setiap mahasiswa berkenalan dengan warga yang kami
kunjungi, pada saat wawancara kami menanyakan nama, umur, jumlah anggota
keluarga dan pekerjaan. Setelah itu kami mulai mewancarai dan mengajukan
beberapa pertanyaan kepada warga yaitu sesuai dengan instrument pengamatan
lapangan yang kami amati. Setiap pertanyaan yang kami ajukan pada setiap warga,
tiap orang sama dan hampir semua jawaban sama dari setiap warga yang kami
wawancarai. Warga yang kami wawancarai menjawab setiap pertanyaan yang kami
ajukan dengan bahasa baku yang belum begitu baik tapi kami sudah senang karna
mereka sudah bisa menjawab pertanyaan yang kami ajukan.
Pada
saat melakukan wawancara kelompok pertama di antara kami melakukan kegiatan
lain yaitu mengambil gambar ketika kami sedang malakukan wawancara kegiatan
tersebut kami lakukan secara bergantian. Setelah melakukan wawancara dengan
warga kami pun kembali berkumpul dengan taman-teman yang dari kelompok lain.
Setelah
kami melakukan tinjauan lokasi, kami pun pulang kembali kerumah masing-masing.
Setelah
beberapa hari setelah kami melakukan observasi kelompok kami mengadakan
pertemuan membahas tentang cara penyusunan laporan yang di tugaskan oleh Guru
Bidang Geografi.
D.
Hasil
Pengamatan Dan Wawancara Berupa Data Dan Deskripsi Lokasi
Hasil pengamatan dan wawancara berupa
data
Hasil wawancara pada salah satu warga Sarang Tiung km. 8
RT. 03 :
1)
Nama : Ibu Ana
Pekerjaan : Ibu Rumah
Tangga
Evi :
Selamat sore bu, bisakah saya mengajukan wawancara sedikit mengenai penumpukan
sampah di pinggiran laut ini?
Ibu Ana : Ya, bisa dek.
Evi : baiklah saya akan memulainya dari sekarang !
Ibu Ana : iya.
Evi : sudah berapa lama ibu tinggal di desa ini ?
Ibu Ana : sekitar 7 tahunan lebih, dek.
Evi ; menurut ibu bagaimana keadaan laut di desa ini
?
Ibu Ana : menurut saya laut di desa ini sangatlah indah
karena banyaknya sampah yang menumpuk menyebabkan laut menjadi berantakan.
Evi :
Apakah ibu sering melihat warga disini membuang sampah ke laut, dan apa yang
ibu lakukan saat melihatnya ?
Bu Ana : Sering,
dek. Saya hanya bisa menegurnya namun warga yang saya tegur tidak peduli.
Mereka hanya mengangap semuanya percuma.
Evi : Lalu, adakah imbauan ibu agar sampah dilaut di
bersihkan ?
Bu Ana : Saya menyarankan agar warga didesa ini lebih
sadar dan berfikir agar mau melestarikan laut !
Evi :
Apakah ibu ingin membuat program baru mengenai tercemarnya laut di desa ini ?
Ibu Ana : Saya rasa saya ingin membuat program.
Evi : Seperti apakah program yang ibu inginkan ?
Ibu Ana : Saya ingin membuat program pelestarian laut.
Seperti setiap satu bulan warga harus bergotong royong dalam mebersihkan laut,
dan saya akan mengajak para warga tidak
membuang sampah ke laut lagi.
Evi : Terima kasih ibu telah menjawab pertanyaan
yang saya ajukan. Semoga program ibu dapat berjalan dengan sukses.
Bu Ana : Iya, sama-sama dek Evi. Semoga saja tercapai.
Deskripsi Lokasi
Desa
Sarang Tiung merupakan tempat yang kami kunjungi pada hari Jumat, 01 Desember
2017 yang terletak di Kecamatan Pulau Laut Utara Kabupaten Kotabaru. Desa
Sarang Tiung merupakan salah satu tempat tergenang dan bertumpuknya sampah.
Desa
Sarang Tiung merupakan Desa yang berada di pinggir Kabupaten Kotabaru yang
letaknya berada di pesisir pantai yang pemandangannya sangat indah serta
hamparan laut biru dan bukit-bukit tinggi yang biasa memanjakan mata yang
melihatnya. Aroma laut dan udara yang masih alami serta warga-warga yang sangat
ramah menambah indahnya pesona Kecamatan Pulau Laut Utara ini tepatnya di Desa
Sarang Tiung.
Pemandangan
sepanjang pantai menuju Desa Sarang Tiung ini sangatlah indah. Di kelilingi
kapal-kapal kecil dan perahu yang sedang mengapung, pemandangan laut
yang dapat di lihat sepanjang pantai.
Namun,
di Desa Sarang Tiung yang berada dekat dengan pesisir pantai ini warga
tampaknya tidak mau tahu dengan kesehatan lingkungan di sekitar rumah mereka.
Mereka membuang sampah tidak pada tempatnya tetapi membuang sampah di tepi
laut. Bagaimana kesehatan mereka dapat terjaga kalau mereka selalu membuang
sampah tidak pada tempatnya, malahan dari ulah mereka sendirilah sehingga
mereka selalu di serang penyakit.
BAB
III
PEMBAHASAN
PENELITIAN
Masalah
kesehatan lingkungan baik itu penyediaan air bersih, pembuangan sampah dan
kotoran manusia merupakan salah satu dari berbagai masalah kesehatan yang kerap
terjadi di berbagai daerah. Penyediaan sarana kesehatan lingkungan terutama
dalam pelaksanaannya tidaklah mudah, karena menyangkut peran serta masyarakat
yang biasanya sangat erat kaitannya dengan perilaku, tingkat ekonomi,
kebudayaan dan pendidikan.
Pengelolaan sampah adalah
pengumpulan, pengangkutan, pendaur-ulangan , atau pembuangan dari
material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yang
dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya
terhadap kesehatan, lingkungan atau keindahan. Pengelolaan sampah juga
dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam . Pengelolaan sampah bisa
melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif dengan metoda dan keahlian
khusus untuk masing masing jenis zat.
Sampah
merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.
Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada
sampah, yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak. Sampah dapat berada
pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua
fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai
emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi. Dalam kehidupan manusia, sampah
dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal juga dengan sebutan
limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk
industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang
kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi. Jenis-jenis sampah Berdasarkan sifatnya
Sampah organic dapat diurai (degradable). Sampah Organik terdiri
dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam atau
dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang lain. Sampah ini dengan
mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar
merupakan bahan organik. Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur,
sisa tepung, sayuran, kulit buah, dan daun
Sampah
anorganik – tidak terurai (undegradable) Sampah Anorganik berasal dari
sumber daya alam tak terbarui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses
industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam seperti plastik dan
aluminium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh
alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang sangat
lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol
plastik, tas plastik, dan kaleng.
Berikut hasil survei dari 5 warga penyebab
masyarakat Desa Sarang Tiung membuang sampah ke laut.
1. Berdasarkan
hasil penelitian dari 5 warga diperoleh data pernyataan tempat membuang sampah di
rumah seperti pada tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1. Cara membuang sampah di rumah
No.
|
Pernyataan
|
Jumlah
|
Persentase
|
1.
|
Dibakar
|
2
|
40 %
|
2.
|
Dibuang ke
laut
|
3
|
60 %
|
Jumlah
|
5
|
100 %
|
Dari tabel 1
diperoleh data bahwa masih banyak warga yang membuang sampah kel laut.
2. Berdasarkan hasil penelitian
diperoleh data pernyataan kesadaran warga bahwa membuang sampah di laut dapat
mencemarkan laut seperti pada tabel 2
di bawah ini.
Tabel 2. Kesadaran warga membuang sampah dilaut
mencemarkan laut
No.
|
Pernyataan
|
Jumlah
|
Persentase
|
1.
|
sadar
|
4
|
80%
|
2.
|
Tidak
|
1
|
20%
|
Jumlah
|
5
|
100%
|
Dari tabel 2
diperoleh data bahwa banyak warga yang sadar bahwa membuang sampah di laut
dapat mencemarkan laut..
3. Berdasarkan
hasil penelitian diperoleh data pernyataan ketergangguan masyarakat oleh
lingkungan yang dipenuhi sampah seperti pada tabel 3 di bawah.
Tabel 3. Ketergangguan masyarakat oleh laut yang penuh
sampah
No.
|
Pernyataan
|
Jumlah
|
Persentase
|
1.
|
terganggu
|
2
|
40%
|
3.
|
Tidak
terganggu
|
3
|
60%
|
Jumlah
|
5
|
100%
|
Berdasarkan
tabel 3 diatas diperoleh data bahwa masyarakat belum menyadari bahwa laut yang
penuh sampah akhirnya dapat mengganggu warga juga karena bisa menyebabkan
penyakit dll.
4. Berdasarkan
hasil penelitian diperoleh data pernyataan ada atau tidaknya peraturan tentang
membuang sampah sembarangan seperti pada tabel 4 di bawah ini.
Tabel 4. Ada atau tidaknya peraturan tentang membuang
sampah di laut.
No.
|
Pernyataan
|
Jumlah
|
Persentase
|
1.
|
Tidak ada
|
5
|
100%
|
2.
|
ada
|
0
|
0%
|
Jumlah
|
5
|
100%
|
Berdasarkan
tabel 4 diatas diperoleh data bahwa belum adanya tindakan dari pemerintah
setempat tentang kebersihan laut dan lingkungan setempat.
5. Berdasarkan
hasil penelitian diperoleh data adanya pemikiran untuk tidak membuang sampah di
laut.
Tabel 5. Pemikiran untuk tidak membuang sampah di laut
lagi.
No.
|
Pernyataan
|
Jumlah
|
Persentase
|
1.
|
Ada
|
5
|
100%
|
2.
|
Tidak
|
0
|
0%
|
Jumlah
|
5
|
100%
|
Berdasarakan
tabel 5 di atas diperoleh data bahwa sebenarnya sudah ada pemikiran warga untuk
tidak mencemari laut lagi dengan sampah.
6. Penyebab
masyarakat Sarang Tiung RT. 03 memilih laut sebagai tempat untuk membuang
sampah.
Tabel 6. Kecocokan laut sebagai tempat pembuangan
sampah
No.
|
Pernyataan
|
Jumlah
|
Persentase
|
1.
|
Tidak, Karena
merupakan pencemaran
|
3
|
60%
|
2.
|
Ya, karena
tidak ada tempat khusus
|
2
|
40%
|
Jumlah
|
5
|
100%
|
Berdasarkan
hasil penelitian diperoleh data bahwa kecocokan laut sebagai tempat membuang
sampah oleh warga sudah bisa dirasa warga tidak baik tapi karena tidak adanya
tempat lain akhirnya laut menjadi alternatif utama.
7. Berdasarkan
hasil penelitian diperoleh data pernyataan ada atau tidaknya petugas kebersihan
dan truk sampah seperti pada tabel di 7 di bawah ini.
Tabel 7. Ada atau tidaknya petuagas kebersihan dan
truk sampah
No.
|
Pernyataan
|
Jumlah
|
Persentase
|
1.
|
Ada
|
0
|
0%
|
2.
|
Tidak ada
|
5
|
100%
|
Jumlah
|
5
|
100%
|
Berdasarkan
hasil penelitian diperoleh data bahwa belum adanya truk/petugas sampah yang
sampai di desa sarang tiung untuk menanggulangi sampah warga.
8. Berdasarkan
hasil penelitian diperoleh data pernyataan alasan tidak membuang sampah ke
lahan yang kosong seperti pada tabel 8 di bawah ini.
Tabel 8. Alasan tidak membuang sampah di di lahan yang
kosong
No.
|
Pernyataan
|
Jumlah
|
Persentase
|
1.
|
Karena jauh
|
1
|
20%
|
2.
|
Karena
malas
|
2
|
40%
|
3.
|
Karena
tidak ada lahan kosong
|
2
|
40%
|
Jumlah
|
5
|
100%
|
Berdasarkan
hasil penelitian diperoleh data bahwa alasan tidak membuang sampah ke lahan
yang kosong karena tidak ada lahan kosong untuk menampung sampah.
9. Berdasarkan
hasil penelitian diperoleh data pernyataan adakah fasilitas dari pemerintah
untuk menampung sampah seperti pada tabel di 9 di bawah ini.
Tabel 9. Adakah Fasilitas dari pemerintah untuk menampung
sampah
No.
|
Pernyataan
|
Jumlah
|
Persentase
|
1.
|
Ada
|
0
|
0%
|
2.
|
Tidak ada
|
5
|
100%
|
Jumlah
|
5
|
100%
|
Berdasarkan
hasil penelitian diperoleh data bahwa belum adanya pengadaan tempat sampah dari
pemerintah setempat.
10. Berdasarkan
hasil penelitian diperoleh data pernyataan setujukah warga jika ada sosialisasi
tentang gerakan tidak membuang sampah di laut lagi dan dibuatkannya tempat
untuk membuang sampah.
Tabel 10. Setujukah jika adanya sosialisasi tentang
sampah
No.
|
Pernyataan
|
Jumlah
|
Persentase
|
1.
|
Setuju
|
5
|
110%
|
2.
|
tidak
|
0
|
0%
|
Jumlah
|
5
|
100%
|
Berdasarkan
hasil penelitian diperoleh data bahwa semua warga setuju jika diadakannya
sosialisasi tentang membuang sampah ditempat yang benar.
BAB
IV
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
Pengertian
lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang mempengaruhi
perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Lingkungan
biasa di bedakan menjadi 2, yaitu lingkungan biotik dan abiotik.
Lingkungan hidup adalah
kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk
manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan
perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Sampah
merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.
Sampah
merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada sampah,
yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak. Sampah dapat berada pada setiap
fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang
disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi
biasa dikaitkan dengan polusi. Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah
besar datang dari aktivitas industri (dikenal juga dengan sebutan limbah),
misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk
industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang
kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi.
Sebagian
besar Masyarakat Sarang Tiung bekerja sebagai nelayan. Oleh karena itu, laut
sangat berpengaruh besar bagi kelangsungan hidup. Laut di gunakan sebagai
pemenuhan kebutuhan dan sebagai sumber penghasilan bagi masyarakat Desa Sarang
Tiung. Pencemaran laut akan sangat berpengaruh bagi para nelayan, karena
sampah-sampah yang berserahkan akan mempersulit para nelayan dalam managkap
ikan.
Untuk
mencegah terjadinya pencemaran tersebut warga seharusnya membiasakan membuang
sampah pada tempatnya dan sampah-sampah yang telah menumpuk di buang ke tempat
pembuangan sampah yang tepat. Agar keindahan alam yang terdapat di Desa Sarang
Tiung tetap terjaga kelestariannya.
B. SARAN
Dari
penelitian yang telah dilakukan, maka Penulis dapat memberikan saran sebagai
berikut :
1. Kepada
masyarakat khususnya masyarakat pesisir pemukiman Desa Sarang Tiung RT. 03 agar
lebih memperhatikan lingkungan mereka yang sudah dicemari oleh berbagai
tumpukan sampah karena walaupun hal ini terjadi bukan dari masyarakat setempat
saja tapi juga merupakan masyarakat yang ada pada daerah pasar maka
perlu adanya kesadaran agar mengurangi pembuangan sampah secara berlebihan agar
tidak terjadi pencemaran lingkungan karna akan menimbulkan efek buruk bagi diri
kita.
2. Kepada
instansi terkait terutama Dinas Pemeliharaan dan Penanggulangan Lingkungan
Hidup agar lebih memperhatikan lingkungan yang tercemar demi kesehatan dan
kelangsungan hidup bersama.
DAFTAR
PUSTAKA
Sumber
Buku:
KES
Manik.2003.Pengelolaan Lingkungan Hidup.Jakarta:Djambatan.
Suparwato
(2008). Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
Anonymous
(2009). Diktat Penuntun Pratikum Kimia Anorganik. Malang: UMM.
Kursus
Dasar-Dasar Analisa Dampak Lingkungan Kumpulan Diktat Universitas Gadjah Mada
Bekerja Sama Dengan Kantor Menteri PPLH. Yogyakarta. 1984.
Wardhana,
Wisnu Arya (1994). Teknik Analisa Radio Aktivitas Lingkungan. Yogyakarta:
Andi Offset.
Hastomo
(2010). Leaflet Polusi Air. Yogyakarta: Dinas Kesehatan DIY.
FOTO DOKUMENTASI
Foto warga saat diwawancara
Foto sampah yang berserakan di pinggir
laut
Comments
Post a Comment