MAKALAH KEUTAMAAN MENUNTUT ILMU



KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul “ Keutamaan Menuntut Ilmu” dengan lancar.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan kesempatan dan memberi fasilitas sehingga makalah ini dapat selesai dengan lancar.
Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan.Akhir kata penulis sampaikan terimakasih.













DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
Keutamaan Menuntut Ilmu
Nash-Nash Keutamaan Ilmu Dan Kedudukan Orang-Orang Yang Berilmu
Perkataan Para Sahabat Shalafis Shalih Tentang Keutamaan Menuntut Ilmu
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Saran
DAFTAR ISI









BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
            Sesungguhnya menuntut ilmu meruapakan amalan taqarub kepada Allah yang paling utama yang akan mendekatkan seoran hamba kepada Rabbnya. Ia termasuk berhak ketaatan yang paling utama yan gakan mengangkat kedudukan seseorang muslim serta meniggikan posisinya di sisi Allah. Allah telah memerintahkan para hamba-Nya untuk mencari ilmu, belajar, berpikir dan merenung.Dan, Dia memperingatkan mereka dari kebodohan dan mengikuti hawa nafsu.Allah telah menjelaskan bahwa ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang di dalam nya seorang hamba mengikhlaskan (niat) hanya untuk Allah, mencari keridhaan-Nya berhias diri dengan adab-adab islami dan berakhlak dengan akhlaknya Nabi Saw.Yang mana akhlaknya beliau adalah al-quran.
B.     Rumusan Masalah
            Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
  1. Keutamaan ilmu dan kedudukan penuntut ilmu
  2. Nash-nash keutamaan ilmu dan kedudukan orang-orang yang berilmu
  3. Perkataan para sahabat dan salafish shali tentang keutamaan menuntut ilmu
C.    Tujuan Penulisan
            Adapun tujua penulisan adalah :
  1. Untuk mengetahui keutamaan ilmu dan kedudukan penuntut ilmu
  2. Untuk mengetahui nash-nash tentang keutamaan ilmu dan kedudukan orang yang berilmu
  3. Untuk mengetahui perkataan sahabat dan salafis shali tentang keutamaan menuntut ilmu.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Keutamaan Menuntut Ilmu
  1. Dimudahkan baginya masuk surga
https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSivCmeOyff1Glcfq5GoB7xmAqNG5GhMoagcc9dpSP6cOsiT5bi
“Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah bersabda “Barangsiapa yang berjalan dalam rangka menuntut ilmu maka Allah memudahkan baginya jalan menuju surga.” (H.R. Muslim)
  1. Orang yang berilmu diangkat derajatnya oleh Allah. Q. S. Al-Mujadilah : 11
Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

3. Surat Saba` ayat 6
Dan orang-orang yang diberi ilmu (ahli Kitab) berpendapat bahwa wahyu yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu Itulah yang benar dan menunjuki (manusia) kepada jalan Tuhan yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.
Dari ayat tersebut artinya ialah bahwa orang yang diberi ilmu pengetahuan oleh Tuhan,pastilah karena ilmunya itu akan mempercayai kandungan isi Al-Quran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW adalah suatu kebenaran. Diantara isi Al-Quran itu tentang akan adanya hari kiamat kelak. Akan ada lanjutan hidup setelah hidup yang sekarang. Yang dimaksud dengan orang-orang yang diberi ilmu itu menurut Imam An-Thobari dalm tafsirnya ialah ahli kita (pemeluk agama Yahudi dan Nasrani yang menyatakan iman masuk kedalam agama islam). Zamarkasyi dalam tafsirnya menambahkan lagi, bahwa yang dimaksud dengan hal orang yang diberi ilmu ialah sahabat-sahabat Rosulullah SAW. Dan beliaupun menambahkankemungkinan juga umat Muhammad sendiri yang akan datang dibelakang hari setelah Rosulullah Wafat.( tafsir Al-Azhar, HAMKA: 135)
Pendapat Zamarkasyilah yang tepat, bahwa tiap oarang diberi ilmu pengetahuan oleh Tuhan, pastilah pergaya akan adanya hari kiamat. Hasil ilmu pengetahuan dalam menyelidiki alam semesta ini telah sampai kepada pendapat bahwa kiamat, yang berarti kehancuran seluruh alam itu adalah hal yang tidak mustahil. Kemajuan pesat ilmu pengetahuan, menyebabkan akan menambah keimanan pada dirinya, akan tumbuh subur iman itu dan dia akan bertambah yakin. Selain dari kebenaran isi kandungan al-Quran yang di sampaikan Nabi Muhammad itu ialah memberi petunjuk kepada jalan yang perkasa , yaitu jalan lurus yang tidk dapat diganti, peraturan ketat, disiplin yang keras dan ajaran yang perkaa itupun terpuji.( tafsir Al-Azhar, HAMKA: 135)
  1. Orang yang dinilai jihad fisabilillah Q. S. At-Taubah :122
*$tBurc%x.tbqãZÏB÷sßJø9$#(#rãÏÿYuÏ9Zp©ù!$24wöqn=sùtxÿtR`ÏBÈe@ä.7ps%öÏùöNåk÷]ÏiB×pxÿͬ!$sÛ(#qßg¤)xÿtGuÏj9 ÎûÇ`Ïe$!$#(#râ É9YãÏ9uróOßgtBöqs%#sÎ)(#þqãèy_u öNÍkös9Î)óOßg¯=yès9crâ x9øts ÇÊËËÈ
Artinya :  Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka Telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.
  1. Sebaik-baik manusia
Dari Utsman, Rasulullah bersabda “sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al-Quran dan mengajarkannya.”
  1. Seorang lebih mulia dari ahli ibadah
“Disebutkan rasulullah tentang orang saleh salah satunya hali ibadah dan salah satunya thalabut ilmu dan rasulullah bersabda “keutamaan menuntut ilmu di atas ahli ibadah seperti keutamaan di atas orang yang paling rendah di antara kalian.” (H.R. Ad-Damy Hasan Basri berkata sanadnya hasan)
  1. Akan dimintakan ampun oleh penduduk langit dan bumi
“Saya mendengar Rasulullah bersabda : “Dan sesungguhnya seorang alim itu mintahkan ampun dari langit dan bumi sampai ikan di laut”

B.     Nash-Nash Keutamaan Ilmu Dan Kedudukan Orang-Orang Yang Berilmu
            Tidak diragukan lagi bahwa kesadaran para penutnt ilmu periha kemuliaan yang tinggi yang didapatkan melalui belajar serta kedudukan yang tinggi yan gbakal mereka dapatkan akan menjadikan mereka sangat antusias untuk menempuh jalan ilmu, belajar dan beretika denga etika-etika syar`i yang akan meningkatkan keduduan dan keutamaan mereka di sisi Allah  Swt. Sehingga, manusiapun bisa mengambil manfaat dari mereka.
            Berikut ini kami paparkan secara singkat nash-nash yang menyebutkan tentang anjura menuntut ilmu, kedudukan ulama serta pahal yag agung dan keutamaan yang besar yang Allah siapkan bagi mereka
Peniggian derajat menunjukan keutamaan yang agung yang mencakup ketinggian secara maknawi (konkrit) di dunia berupa kedudukan yang tinggi dan reputasi yanga baik dan secara hissy (abstrak) di akhirat berupa kedudukan yang tinggi di surga.
      Dalil yang menunjukan keutamaan ilmu dan wajibnya meminta tamgbahan tentagnya adalah firman Allah Taala sebagai perintah terhadap Rasulullah Saw :
(@è%urÉb>§ ÎT÷Î $VJù=ÏãÇÊÊÍÈ
…Katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan."Allah Swt tidak pernah menyuruh Rasulullah Saw untuk meminta tambahan sesuatu, kecuali meminta tambahan ilmu.yang dimaksud dengan ilmu di sini adalah ilmu syari yang menghantarkan seorang hamba untuk mengenal Allah Swt dan mengetahui perintah agama yang wajib bagi seorang mukallaf baik dalam hal ibadah maupum muamalah.
Ilmu yang bermanfaat memiliki buah yang sangat besar. Dan, buah yang paling menonjol adalah pelakunay akan merasa takut kepada Allah Swt. Sebab, ulama adalah manusia yang paling takut kepada Rab mereka. Karena, ketika mereka mempelajari ilmu, niscaya akan bertambah pengetahuan mereka terhadap Rabb mereka dan semakin kokoh iman dalah hati.
Bagi yang memperhatikan ayat-ayat al-quranul karim, tentu ia akan mengetahui kedudukan ilmu dan ulama. Banyak ayat yan gmenyebutkan perihal mereka yagn di dalamnya disebutkan tentang ilmu dan macam-macamnya, pemahaman, pengetahuan, anjuran untuk menganalisa, berpikir dan memfungsikan akal untuk bekerja dan lain sebagainya.
Dari Abu Musa Al-Asy`ary dari Nabi beliau bersabda :
“Perumpamaan petunjuk dan ilmu yang aku utus oleh Allah dengannya adalah seperti hujan deras yang mengenai tanah. Di antara tanah itu ada yang subur yang akan menyerap air dan menumbuhkan rerumputan yang sangat banyak. Ada juga tanah yang keras (tidak subur) yang bisa menampung air, lalu Allah menjadikannya gbermanfaat bagi manusia sehingga mereka bisa minum, mneyirami tanaman dan bercocok tanam. Adapula kelompok lain yang seperti tanah tandus yang tidak bisa menampung air dan tidak bisa menumbuhkan rerumputan. Itulah perumpamaan orang yang mempelajari agama Allah, dimana petunjuk yang aku bawa akan bermanfaat baginya, lalu ia berilmu dan mengajarkannya. Juga, perumpamaan orang yang tidak pernah mengangkat kepalanya untuk itu serta orang yang tidak mau menerima petunjuk Allah yang aku bawa.
Di dalam hadist ini mengandung bimbingan Nabi untuk berusaha mencari ilmu dan belajar.Hal itu seperti perumpamaan yang disampaikan oleh Nabi Saw terhadap agama yang beliau bawa denga hujan deras yang datang kepada manusia di saat mereka sangat membutuhkannya. Kemusian Beliau menyerupakan orang-orang yang mendengar apa yang beliau bawa dengan tanah yang beranekaraga yang tertimpah air hujan.
Diantara mereka ada yang berilmu, mengamalkn adan mengajarkannya. Orang ini ibarat tanah subur yang menyerap air hujan dan memanfaatkan untuk dirinya, lalu menumbuhkan tumbuhan dan memberikan manfaat kepada yang lain.
Di antara mereka ada yang senang mengumpulkan ilmu dan menghabiskan waktunya utnuk itu, tetapi ia tidak mengamalkanya atau tidak memahami apa yang telah ia kumplkan. Meski begitu, ia mau mengajarkannya kepada orang lain. Orang ini ibarat tanah keras yaitu tanah yang hanya bisa menampung air dan manusia bisa mengambil manfaat darinya.
Dan, diantara mereka ada yang mendengar ilmu, tetapi tidak menjagahnya, tidak mengamalkannya, dan tidak mengajarkan kepada yang lain. Orang ini ibarat tanah cadas berkapur.Yaitu tanah gersang yang tidak bisa menyerap air dan tidak bisa menumbuhkan rerumputan.
Dua kelompok pertama dikumpulkan dalam kategori terpuji karena sama-sama bisa memanfaatkan ilmu, meskipun tingkatannya berbeda.Sedangkan, kelompok yang ketiga tercela karena tidak memanfaatkan ilmu.
Tidak diragukan lagi bahwa sangat berbeda antara orang yang menempuh jalan ilmu lalu mengambil manfaat darinya dan orang-orangpun dapat mengambil manfaat darinya dan antara orang yang puas denga kebodohan dan hidup dalam kegelapan, sehingga ia tidak mendapatkan sedikitpun bagian dari warisan para nabi (ilmu syari).


C.    Perkataan Para Sahabat Shalafis Shalih Tentang Keutamaan Menuntut Ilmu
Dari Ali, ia berkata “ilmu itu lebih baik dari harta. Sebab, ilmu yang akan menjagamu, sedangkan kamu yang akan menjaga harta. Ilmu sebagai hakim (pemutus perkara), sedangkan harta adalah yang diputuskan perkaranya (maksudnya yang dikelolah). Para penjaga harta akan mati, sedangkan para penjaga ilmu akan tetap hidup. Jazad mereka memang mati, tapi kepribadian mereka akan tetap ada dalam hati.”
Dari Ibnu Mas’ud disebutkan bahwa apabilah ia melihat para pemuda menuntut ilmu, maka ia berkata, “Selamat datang di sumber-sumber hikmah, pelita kegelapan, pakaian yang lusuh, hati-hati yang baru, berdiam diri di rumah-rumah dan wewangian setiap kabilah.”
Artinya, sifat penuntut ilmu yang paling dominan adalah sibuk dengan menuntut ilmu dan berdiam diri di rumah untuk berdiskusi dan belajar. Hal inilah yang menyibukkan mereka daripada memperhatiakan berbagai corak pakaian dan berkeliling di jalan- jalan, sebagaiman yang biasa dilakukan oleh pemudah yang lain.
            Dari Mu’ads bin Jabal, ia berkata, “pelajarilah ilmu. sebab, mempelajari ilmu kepada Allah itu adalah khosyyah (bukti takut kepada-Nya). Mencarinya adalah ibadah.Mengulangnya adalah tasbih.Membahasnya adalah jihad.Mengajarkannya kepada orang yang tidak tahu adalah shedaqah.Melyani orang yang berilmu adalah taqorrub (amalan yang bisa mendekatkan diri kepada Allah).
Allah akan mengangkat sejumlah kaum dengannya dan menjadikan mereka sebagai pemimpin dalam kebaikan. Peninggalannya akan ditelusuri. Perbuatannya akan di ikuti. Pendapatnya akan dipilih. Para malaikat senang menjadikannya sebagai kekasih dan sayap-sayap merka akan senantiasa membelinya. Segala makhluk yang kering dan yang basah akan memintakan ampunan baginya, hingga ikan hiu dan ikan paus yang berada di dasar lautan. Begitu juga, binatang-binatang buas dan ternak.Karena limu adalah penghidup hati dari kebodohan dan lenteran bagi penglihatan dari kegelapan. Dengan ilmu, seseorang akansampai pada kedudukan orang-orang pilihan dan derajad yang tinggi di dunia dan akhirat. Tafakkur dalam ilmu menyerupai ibada puasa.Mempelajari menyerupai ibadah shalat malam. Dengan ilmu hubungan silatuhrrahmi akan terjalin dan bisa diketahui yanh halal dan yang haram. Ilmu adalah imannya amal menjadi pengikutnya. Orang-orang yang beruntung akan mendapatkan petunjuknya dan orang-orang durhaka akan diharamkan memperolehnya.
Daru Umar bin Khatthtab, ia berkata, “Sesungguhnya akan ada seseorang yang keluar dari rumahnya dengan membawa dosa seperti gunung Tihamah. Ketika ia mendengarkan ilmu, maka ia merasa takut, lantas pulang dan bertaubat. Ia masuk kedalam rumahnya dengan tidak memiliki dosa sama sekali. Maka, janganlah kalian tinggalkan majelis-majelis para ulama.”
            Umar juga berkata “Wahai manusia, hendaklah kalian mencari ilmu.karena sesungguhnya Allah memiliki selendang yang ia cintai.barang siapa yang mencari satu sisi ilmu saja, niscaya Allah akan menutupinya dengan selendang-Nya tersebut. jika ia berbuat dosa, maka Dia akan menegurnya agar selendang itu tidak terlepas, hinggah orang tersebut meninggal.”










BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Ilmu adalah masalah/perantara bukan tujuan para penuntut ilmu merasa cukup dengan apa yang mereka pelajari. Ilmu adalah informasi tentang hala dan haram. Pelita penghuni syurga/pelembut saat sahabat dalam keterasingan, teman bicara disaat sendiri, penujuk disaat senang dan susah, senjata untuk menghadapi musuh, dan perhiasan bagi orang-orang yang mulia.
B.  Saran
Didalam penulisan makalah ini,penulis menyadari selaku manusia biasa yang tak luput dari lupa dan salah, maka dari itu penulis sangat mengharapkan Kritikan maupun Saran dari, teman-teman, atau siapa saja yang membaca makalah ini.













DAFTAR PUSTAKA

Al-Mawardi, Ali bin Muhammad bin Habib.“Adab al-Dun-ya wal al-Din”, Beirut: Dar Iqra’, 1985
Al-Ghazali, Abu Hamid Muhammad. “Ihya’ Ulum al-Din”, Beirut: Darul Ma’rifah, tt,
Kementerian Waqaf dan Urusan Islam Kuwait, Ensiklopedi Fiqih, Kairo: Dar As-Shofwah, 2007
An-Nawawi, Yahya bin Syaaf, “Al-Majmu’ ‘ala Syarh al-Muhadzab”, Kairo: Maktabah al-Muniriyah, tt, Juz. 1 hlm. 40-41

Comments

Popular posts from this blog

CONTOH DOKUMEN LITERAL DAN KORPORIL

KUMPULAN CERITA RAKYAT DALAM BAHASA INGGRIS

MAKALAH MEMBACA BAHASA