MAKALAH SUKU JAWA
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah kami ucapkan puji syukur kepada Allah SWT atas karunia dan
ridhonya, saya dapat membuat Makalah ini serta memenuhi tugas dari ibu Shofiah
S.Pd.
Di samping itu , makalah ini dapat
digunakan sebagai media belajar dan media pengetahuan bagi para pembacanya
serta dapat menjadi acuan untuk pembuatan makalah selanjutnya agar lebih baik
dari pada ini.
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR …………………………………………………………i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar
belakang …………………………………………………………………1
Rumusan
masalah ………………………………………………………………..1
BAB II PEMBAHASAN
Identifikasi ……………………………………………………………………..2
Kesenian …………………………………………………………………….2
System
religi/kepercayaan …………………………………………………………..3
System
kekerabatan …………………………………………………………………..4-5
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ……………………………………………………………………..6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Kebudayaan,
suatu istilah yang mungkin sudah tidak asing lagi di telinga kita.Istilah yang
berasal dari bahasa sansakerta “buddhayah” yang berarti budi atau
akal.Sementara kebudayaan itu sendiri kurang lebih memiliki makna semua hasil
dari karya, rasa, dan cita-cita masyarakat.
Indonesia
adalah negeri yang sangat kaya, dengan 17.548 pulau yang membentang membuat Indonesia
memiliki sumber daya alam yang begitu melimpah ruah baik dari darat maupun dari
laut.
Dengan jumlah
pulau yang begitu banyak yang dipisahkan dengan lautan yang begitu luas, tidak
heran Indonesia juga kaya akan kebudayaan yang begitu beraneka ragam dari
budaya Aceh hingga budaya Papua.
Suku Jawa,
sebagai salah satu suku bangsa terbesar di Indonesia dengan jumlah mencapai
hampir seratus juta, dan juga kebudayaanya yang telah lahir selama
berabad-abad, memiliki kebudayaan yang begitu beraneka ragam, dan pasti membuat
takjub orang yang melihatnya. dan budaya itu masih tetap lestari karena
diwariskan kepada generasi selanjutnya.
Dalam makalah ini, kami akan membahas mengenai kebudayaan dalam masyarakat Jawa yang dikaji dalam 7 (tujuh) unsur kebudayaan seperti peralatan dan perlengkapan hidup, mata pencaharian dan sistem ekonomi, sistem kemasyarakatan, bahasa, kesenian, sistem pengetahuan, dan religi.
Dalam makalah ini, kami akan membahas mengenai kebudayaan dalam masyarakat Jawa yang dikaji dalam 7 (tujuh) unsur kebudayaan seperti peralatan dan perlengkapan hidup, mata pencaharian dan sistem ekonomi, sistem kemasyarakatan, bahasa, kesenian, sistem pengetahuan, dan religi.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Setiap pembuatan makalah tentu memiliki permasalahan yang akan dibahas.
Permasalahan yang kami angkat diantaranya:
-
Apakah jenis kesenian yang berkembang di
masyarakat Jawa.
-
Apakah sistem religi yang terdapat di masyarakat Jawa.
-
Apakah system kekerabatan di masyarakat jawa.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Identifikasi
suku Jawa,
yang merupakan suku bangsa terbesar di Indonesia. Di tahun 2004 saja, telah
tercatat lebih dari 90 juta lebih orang yang bersuku bangsa Jawa.Beberapa orang
pasti menyangka bahwa yang dimaksud dengan suku Jawa adalah orang-orang yang
lahir, mendiami daerah wilayah Jawa Tengah dan menggunakan bahasa ibu bahasa
Jawa.Padahal, daerah kebudayaan Jawa itu luas, meliputi seluruh bagian tengah
dan timur dari pulau Jawa.walaupun pada kenyataanya, tetap saja tampak
perbedaan karakteristik antara orang-orang yang mendiami daerah Jawa Tengah dan
Yogyakarta, dengan orang-orang yang mendiami daerah Jawa Timur. Selain suku
bangsa Jawa, ada juga subsuku dari suku bangsa ini, yaitu suku osing dan suku
tengger.
Di kalangan
masyarakat, tercipta stereotip tentang perangai orang Jawa yang begitu halus,
sopan dan pasrah menjalani hidup atau nrimo, Sifat ini konon berdasarkan watak
orang Jawa yang berusaha untuk menjaga harmoni atau keserasian juga
menghindari konflik. Mereka cenderung diam dan tidak banyak berkomentar untuk
menghindari konflik.
2.2 Kesenian
Kesenian yang
terdapat dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam, mulai dari tari-tarian,
lagu daerah, wayang orang, dan juga wayang kulit, serta masih ada berbagai
macam kesenian lainya.
-
Tari
Seni tari di
Jawa sendiri mengalami kejayaan pada masa kerajaan kediri, singasari, dan
majapahit. Pada masa sekarang ini, kota surakarta dianggap sebagai pusat seni
tari, terutama di Keraton Surakarta dan Pura Mangkunegaran.
Seni tari
dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu:
Tari Klasik
Tari
Tradisional
Tari Garapan
Baru
Salah satu contoh
tarian sebagai bagian dari kebudayaan suku Jawa antara lain:
Tari Srimpi
Sumber : Google. com
Tarian ini
tidak diketahui dengan pasti sejak kapan muncul di lingkungan keraton.Tetapi
diperkirakan mulai ada saat Prabu Amiluhur masuk ke keraton.Tarian ini
dipentaskan oleh empat orang putri yang melambangkan empat unsur, dan empat
penjuru mata angin.
Dari beberapa jenis tari Srimpi, ada satu yang dianggap sakral atau suci, yaitu Tari Srimpi Anghlir Mendhung.
Dari beberapa jenis tari Srimpi, ada satu yang dianggap sakral atau suci, yaitu Tari Srimpi Anghlir Mendhung.
-
Alat musik
Gamelan Jawa
sendiri memiliki dua jenis yaitu Gamelan Salendro dan Gamelan Pelog. Gamelan
salendro biasa digunakan untuk mengiringipertunj ukan wayang, tari,
kliningan, jaipongan dan lain- lain. Sedangkan Gamelan pelog fungsinya
hampir sama dengan gamelansalendro, hanya kurang begitu berkembang dan
kurangakrab di masyarakat dan jarang dimiliki oleh grup-grup kesenian di
masyarakat.
Sumber : google.com
2.3 Sistem Religi
Agama dan
kepercayaan yang berkembang dan dianut oleh masyarakat Jawa, antara lain islam
sebagai agama mayoritas, selain itu terdapat pula agama lain yang cukup banyak
dianut, seperti kristen protestan, yang cukup banyak dianut oleh masyarakat di
sekitar semarang, surakarta, dan solo. Katolik pun cukup berkembang di kalangan
masyarakat Jawa, walaupun persentase nya tidak sebesar agama kristen protestan.
Di daerah pedalaman pun, berkembang agama hindu dan budha, namun diantara kedua
agama tersebut, persentase pemeluk budha jauh lebih banyak dibanding pemeluk
hindu.
Kepercayaan
lain yang cukup banyak pemeluknya, adalah kepercayaan yang bernama kejawen.
Kejawen ini, terkadang bercampur dengan agama islam, sebagai agama mayoritas,
sehingga menghasilkan suatu kepercayaan baru yang bernama islam kejawen.
Perbedaan paling mencolok antara islam santri dengan islam kejawen adalah, pada
islam kejawen, mereka tidak terlalu mewajibkan shalat, puasa, dan naik haji,
namun tetap percaya pada Allah, dan Nabi Muhammad SAW. Kejawen dianggap
memiliki makna sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan adat dan
kepercayaan Jawa.pada pandangan umum, kejawen hanya berisi tentang seni,
budaya, tradisi, ritual, sikap, serta filosofi orang Jawa.
Selain
membahas tentang agama dan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat suku Jawa,
pada pembahasan tentang sistem religi ini, kami juga akan membahas tentang
kepercayaan, dan ritual-ritual yang sering dilakukan oleh orang Jawa.
Upacara
Selamatan adalah upacara yang paling umum dan paling dikenal, bukan hanya di
Jawa, Sunda dan beberapa daerah lain pun mengadakan selamatan untuk
situasi-situasi tertentu. Pada dasarnya, selamatan adalah kegiatan makan
bersama, dimana makananya telah lebih dahulu didoakan sebelum dibagikan.Tujuan
selamatan ini sendiri adalah untuk memperoleh keselamatan dan menjauhi
gangguan. Upacara selamatan dibagi menjadi empat macam yaitu:
Selamatan
dalam rangka lingkaran hidup seseorang, dimulai dengan upacara nujuh bulanan,
aqiqahan, potong rambut, turun tanah, terus berputar hingga sampai pada saat
kematian orang tersebut, mulai dari upacara sedekah surtanah, sedekah nelung
dina, sedekah mitung dina, sedekah matangpulung dina, sedekah mendak pisan, dan
sedekah nyewu.
Selamatan yang diadakan dalam rangka bersih desa, penggarapan tanha pertanian, dan setelah memanen padi.
Selamatan yang diadakan dalam rangka bersih desa, penggarapan tanha pertanian, dan setelah memanen padi.
2.4 Sistem kekerabatan
sistem
kekerabatan orang Jawa berdasarkan prinsip keturunan bilateral (garis
keturunan diperhitungkan dari dua belah pihak, ayah dan ibu).
Dengan prinsip bilateral atau parental ini maka ego mengenal
hubungannya dengan sanak saudara dari pihak ibu maupun dari pihak ayah, dari
satu nenek moyang sampai generasi ketiga, yang disebut sanak sedulur
(kindred).Khusus di daerah Yogyakarta bentuk kerabat disebut alur waris, yang
terdiri dari enam sampai tujuh generasi.
Di Yogyakarta tata cara sopan santun pergaulan seperti di
atas berlaku di antar kelompok kerabat (kinship behavior) Bagi orang muda
adalah keharusan menyebut seseorang yang lebih tua darinya baik laki-laki
maupun perempuan dengan istilah tersebut di atas, karena orang yang lebih tua
dianggap merupakan pembimbing, pelindung, atau penasihat kaum muda. Melanggar
semua perintah dan nasihat kaum tua dapat menimbulkan sengsara yang disebut
kuwalat.
Pada masyarakat suku bangsa Jawa dilarang adanya perkawinan
antara saudara sekandung, antara saudara misan yang ayahnya adalah saudara
sekandung, atau perkawinan antara saudara misan yang ibunya sekandung, juga
perkawinan antara saudara misan yang laki-laki menurut ibunya lebih muda dari
pihak perempuannya, sedangkan perkawinan yang termasuk nggenteni karang wulu
atau perkawinan sororat, yaitu perkawinan seorang duda dengan adik atau kakak
mendiang istrinya diperbolehkan.
BAB III
PENUTUP
Suku Jawa, salah satu suku
bangsa terbesar di Indonesia, dengan jumlah hampir mencapai 100 juta jiwa, dan
tersebar bukan hanya di pulau Jawa bagian tengah dan timur, melainkan di
berbagai tempat di Indonesia. Sebagai sebuah suku bangsa, suku bangsa Jawa pun
memiliki aneka ragam kebudayaan yang beraneka ragam, mulai dari peralatan dan
perlengkapan hidup, Jawa memiliki bentuk rumah yang khas, dengan rumah limasan,
dan rumah joglonya. Dari sistem ekonomi dan mata pencaharian pun, masyarakat
dari suku Jawa memiliki peranan yang cukup penting di negara ini, begitu banyak
tokoh-tokoh dari Jawa yang memegang peranan penting di negara ini, baik sebagai
pejabat maupun yang duduk di instansi-instansi milik negara. Selanjutnya
bahasa, Jawa dikenal sebagai salah satu suku bangsa yang memiliki sistem bahasa
yang begitu rumit, begitu banyak tingkatan-tingkatan dan kata-kata berbeda
tergantung pada siapa lawan bicara kita, hal ini membuat tidak semua orang
dapat memahami bahasa Jawa, bahkan orang-orang dari Jawa sendiri. Di bidang
kesenian, Jawa juga dikenal memiliki kesenian yang beraneka ragam, mulai dari
seni tari, seni rupa, hingga seni musik, ditambah dengan adanya keraton sebagai
pusat seni bagi masyarakat Jawa.
Dalam sistem kemasyarakatan Jawa
pun, dikenal berbagai pelapisan sosial masyarakat, mulai dari bendara atau
orang-orang ningrat, kaum santri, dan juga wong cilik atau golongan rakyat
kebanyakan. Terakhir, sistem religi yang unik, dan khas, yang tentu saja
berbeda dengan kebudayaan daerah lain. Di Jawa selain masyarakatnya menganut
agama-agama besar, seperti islam, katolik, protestan, di pedalaman-pedalaman
pun cukup banyak masyarakat yang menganut agama hindu (daerah Tengger) dan
Budha. Banyak dari masyarakat Jawa yang menganut suatu kepercayaan asli dari
Jawa yaitu agama Kejawen. Kebanyakan penganut kejawen ini, sebenarnya menganut
agama islam, namun mereka tidak menjalankan kewajiban-kewajiban sebagai muslim,
seperti shalat dan puasa, namun mereka tidak menghindar dari kewajiban
berzakkat, sebagai salah satu kewajiban manusia. Mereka pun mengakui adanya
Tuhan yang mereka sebut dengan Gusti Allah, dan Nabi yang mereka sebut dengan
panggilan Kanjeng Nabi.
Dengan mempelajari kebudayaan Jawa ini, saya berharap, agar rekan-rekan dapat mengetahui lebih banyak hal tentang kebudayaan-kebudayaan Jawa, yang selama ini mungkin kurang dikenal masyarakat luas, karena hanya beberapa unsur kebudayaan Jawa saja yang dikenal luas di masyarakat. Dan tentu saja sebagai kewajiban kami untuk memenuhi kewajiban kami dalam mata kuliah kebudayaan Indonesia, semoga banyak manfaat yang dapat dipetik dari makalah yang kami sajikan ini.
Dengan mempelajari kebudayaan Jawa ini, saya berharap, agar rekan-rekan dapat mengetahui lebih banyak hal tentang kebudayaan-kebudayaan Jawa, yang selama ini mungkin kurang dikenal masyarakat luas, karena hanya beberapa unsur kebudayaan Jawa saja yang dikenal luas di masyarakat. Dan tentu saja sebagai kewajiban kami untuk memenuhi kewajiban kami dalam mata kuliah kebudayaan Indonesia, semoga banyak manfaat yang dapat dipetik dari makalah yang kami sajikan ini.
Comments
Post a Comment