Tugas Sejarah menganalisis kemaharajaan VOC
Tugas Sejarah menganalisis kemaharajaan VOC
A.Lahirnya VOC
Sejarah VOC – VOC didirikan pada tanggal 20
Maret 1602 yang merupakan perusahaan Belanda yang memiliki monopoli untuk
aktivitas perdangan di Asia. Badan dagang Vereenigde Oostindesche Compagnie (VOC)
atau Perserikatan Perusahaan Hindia Timur Belanda merupakan badan dagang yang
istimewa kerena didukung oleh negara dan diberi fasilitas-fasilitas tersendiri
yang istimewa. Seperti halnya VOC diperbolehkan memiliki tentara dan boleh
bernegosiasi dengan Negara-negara lain. Dengan kata lain VOC adalah Negara
dalam Negara. Selain itu VOC juga dianggap sebagai perusahaan pertama yang
mengeluarkan pembagian saham.Di Indonesia VOC memiliki sebutan populer Kompeni
atau Kumpeni. Istilah ini diambil dari kata compagnie dalam nama lengkap
perusahaan tersebut dalam bahasa Belanda. Tetapi rakyat Nusantara lebih
mengenal Kompeni adalah tentara Belanda karena penindasannya dan pemerasan
kepada rakyat Nusantara yang sama seperti tentara Belanda.
Awal Mula/Latar Belakang VOC
Datangnya orang Eropa melalui jalur
laut diawali oleh Vasco da Gama, yang pada tahun 1497-1498 berhasil berlayar
dari Eropa ke India melalui Tanjung Pengharapan (Cape of Good Hope) di ujung
selatan Afrika, sehingga mereka tidak perlu lagi bersaing dengan
pedagang-pedagang Timur Tengah untuk memperoleh akses ke Asia Timur, yang
selama ini ditempuh melalui jalur darat yang sangat berbahaya. Pada awalnya,
tujuan utama bangsa-bangsa Eropa ke Asia Timur dan Tenggara termasuk ke
Nusantara adalah untuk perdagangan, demikian juga dengan bangsa Belanda.Misi
dagang yang kemudian dilanjutkan dengan politik pemukiman -kolonisasi-
dilakukan oleh Belanda dengan kerajaan-kerajaan di Jawa, Sumatera dan Maluku,
sedangkan di Suriname dan Curaçao, tujuan Belanda sejak awal adalah murni
kolonisasi (pemukiman).Dengan latar belakang perdagangan inilah awal
kolonialisasi bangsa Indonesia (Hindia Belanda) berawal.
Selama abad ke 16 perdagangan rempah-rempah didominasi oleh Portugis dengan menggunakan Lisbon sebagai pelabuhan utama. Sebelum revolusi di negeri Belanda kota Antwerp memegang peranan penting sebagai distributor di Eropa Utara, akan tetapi setelah tahun 1591 Portugis melakukan kerjasama dengan firma-firma dari Jerman, Spanyol dan Italia menggunakan Hamburg sebagai pelabuhan utama sebagai tempat untuk mendistribusikan barang-barang dari Asia, memindah jalur perdagangan tidak melewati Belanda. Namun ternyata perdagangan yang dilakukan Portugis tidak efisien dan tidak mampu menyuplai permintaan yang terus meninggi, terutama lada.Suplai yang tidak lancar menyebabkan harga lada meroket pada saat itu.Selain itu Unifikasi Portugal dan Kerajaan Spanyol (yang sedang dalam keadaan perang dengan Belanda pada saat itu) pada tahun 1580, menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi Belanda.ketiga faktor tersebutlah yang mendorong Belanda memasuki perdagangan rempah-rempah Interkontinental. Akhirnya Jan Huyghen van Linschoten dan Cornelis de Houtman menemukan “jalur rahasia” pelayaran Portugis, yang membawa pelayaran pertama Cornelis de Houtman ke Banten, pelabuhan utama di Jawa pada tahun 1595-1597.
Selama abad ke 16 perdagangan rempah-rempah didominasi oleh Portugis dengan menggunakan Lisbon sebagai pelabuhan utama. Sebelum revolusi di negeri Belanda kota Antwerp memegang peranan penting sebagai distributor di Eropa Utara, akan tetapi setelah tahun 1591 Portugis melakukan kerjasama dengan firma-firma dari Jerman, Spanyol dan Italia menggunakan Hamburg sebagai pelabuhan utama sebagai tempat untuk mendistribusikan barang-barang dari Asia, memindah jalur perdagangan tidak melewati Belanda. Namun ternyata perdagangan yang dilakukan Portugis tidak efisien dan tidak mampu menyuplai permintaan yang terus meninggi, terutama lada.Suplai yang tidak lancar menyebabkan harga lada meroket pada saat itu.Selain itu Unifikasi Portugal dan Kerajaan Spanyol (yang sedang dalam keadaan perang dengan Belanda pada saat itu) pada tahun 1580, menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi Belanda.ketiga faktor tersebutlah yang mendorong Belanda memasuki perdagangan rempah-rempah Interkontinental. Akhirnya Jan Huyghen van Linschoten dan Cornelis de Houtman menemukan “jalur rahasia” pelayaran Portugis, yang membawa pelayaran pertama Cornelis de Houtman ke Banten, pelabuhan utama di Jawa pada tahun 1595-1597.
Pada tahun 1596 empat kapal
ekspedisi dipimpin oleh Cornelis de Houtman berlayar menuju Indonesia, dan
merupakan kontak pertama Indonesia dengan Belanda. Ekspedisi ini mencapai
Banten, pelabuhan lada utama di Jawa Barat, disini mereka terlibat dalam
perseteruan dengan orang Portugis dan penduduk lokal. Houtman berlayar lagi ke
arah timur melalui pantai utara Jawa, sempat diserang oleh penduduk lokal di
Sedayu berakibat pada kehilangan 12 orang awak, dan terlibat perseteruan dengan
penduduk lokal di Madura menyebabkan terbunuhnya seorang pimpinan lokal.
Setelah kehilangan separuh awak maka pada tahun berikutnya mereka memutuskan
untuk kembali ke Belanda namun rempah-rempah yang dibawa cukup untuk
menghasilkan keuntungan.
Adalah para pedagang Inggris yang
memulai mendirikan perusahaan dagang di Asia pada 31 Desember 1600 yang
dinamakan The Britisch East India Company dan berpusat di Kalkuta. Kemudian
Belanda menyusul tahun 1602 dan Prancis pun tak mau ketinggalan dan mendirikan
French East India Company tahun 1604.
Pada 20 Maret 1602, para pedagang
Belanda mendirikan Verenigde Oost-Indische Compagnie – VOC (Perkumpulan Dagang
India Timur). Di masa itu, terjadi persaingan sengit di antara negara-negara
Eropa, yaitu Portugis, Spanyol kemudian juga Inggris, Perancis dan Belanda,
untuk memperebutkan hegemoni perdagangan di Asia Timur. Untuk menghadapai
masalah ini, oleh Staaten Generaal di Belanda, VOC diberi wewenang memiliki
tentara yang harus mereka biayai sendiri. Selain itu, VOC juga mempunyai hak,
atas nama Pemerintah Belanda -yang waktu itu masih berbentuk Republik- untuk
membuat perjanjian kenegaraan dan menyatakan perang terhadap suatu negara.
Wewenang ini yang mengakibatkan, bahwa suatu perkumpulan dagang seperti VOC,
dapat bertindak seperti layaknya satu negara.
Perusahaan ini mendirikan markasnya di Batavia (sekarang Jakarta) di pulau Jawa. Pos kolonial lainnya juga didirikan di tempat lainnya di Hindia Timur yang kemudian menjadi Indonesia, seperti di kepulauan rempah-rempah (Maluku), yang termasuk Kepulauan Banda di mana VOC manjalankan monopoli atas pala dan fuli. Metode yang digunakan untuk mempertahankan monompoli termasuk kekerasan terhadap populasi lokal, dan juga pemerasan dan pembunuhan massal.
Pos perdagangan yang lebih tentram di Deshima, pulau buatan di lepas pantai Nagasaki, adalah tempat satu-satunya di mana orang Eropa dapat berdagang dengan Jepang.
Tahun 1603 VOC memperoleh izin di
Banten untuk mendirikan kantor perwakilan, dan pada 1610 Pieter Both diangkat
menjadi Gubernur Jenderal VOC pertama (1610-1614), namun ia memilih Jayakarta
sebagai basis administrasi VOC. Sementara itu, Frederik de Houtman menjadi
Gubernur VOC di Ambon (1605 – 1611) dan setelah itu menjadi Gubernur untuk
Maluku (1621 – 1623).
B.VOC Semakin Merajalela
Hindia-Belanda pada abad ke-17 dan 18 tidak dikuasai secara langsung oleh pemerintah Belanda
namun oleh perusahaan dagang bernama Perusahaan Hindia Timur Belanda (bahasa Belanda: Verenigde Oostindische Compagnie atau VOC). VOC
telah diberikan hak monopoli terhadap perdagangan dan aktivitas kolonial di
wilayah tersebut oleh Parlemen Belanda pada tahun 1602. Markasnya berada di Batavia, yang kini bernama Jakarta.
Tujuan utama
VOC adalah mempertahankan monopolinya terhadap perdagangan
rempah-rempah di Nusantara. Hal ini dilakukan melalui penggunaan dan
ancaman kekerasan terhadap penduduk di kepulauan-kepulauan penghasil rempah-rempah, dan terhadap orang-orang non-Belanda yang mencoba
berdagang dengan para penduduk tersebut. Contohnya, ketika penduduk Kepulauan Banda terus menjual biji pala kepada
pedagang Inggris, pasukan Belanda membunuh atau mendeportasi hampir seluruh
populasi dan kemudian mempopulasikan pulau-pulau tersebut dengan
pembantu-pembantu atau budak-budak yang bekerja di perkebunan pala.
C.VOC
Menuju Kebangkrutan
Menjelang abad ke-18, VOC mengalami
kebangkrutan yang ditandai dengan memburuknya kondisi keuangan VOC dan
menumpuknya utang-utang VOC. Korupsi merupakan sebab utama kebangkrutan itu.Hal
itu diperparah oleh hutang peperangan VOC dengan rakyat Indonesia dan Inggris
dalam memperebutkan kekuasaan di bidang perdagangan yang semakin menumpuk.
Sebab lainnya adalah kemerosotan
moral di antara penguasa akibat sistem monopoli perdagangan.Keserakahan VOC
membuat penguasa setempat tidak sungguh-sungguh membantu VOC dalam memonopoli
perdagangan.Akibatnya, hasil panen rempah-rempah yang masuk ke VOC jauh dari
jumlah yang diharapkan.
Hal utama lainnya adalah
ketidakcakapan para pegawai VOC dalam mengendalikan monopoli.Akibatnya verplichte
leveranties (penyerahan wajib) dan Preanger Stelsel (Aturan
Priangan) tidak berjalan semestinya.Kedua aturan itu tadinya dimaksudkan untuk
mengisi kas VOC yang kosong.Verplichte leveranties mewajibkan tiap
daerah mneyerahkan hasil bumi berupa lada, kayu, beras, kapas, nila, dan gula
dengan harga yang ditentukan VOC.
Sedangkan Preanger-stelsel mewajibkan
rakyat Priangan menanam kopi dan menyerahkan hasil panennya kepada VOC, juga
dengan tarif yang ditentukan VOC. Sementara itu, perang antara Belanda dan
Ingrris terjadi juga di Asia. Armada kapal EIC berturut-turut merebut kedudukan
VOC di Persia, Hindustan, Sri Lanka, sampai Malaka.
Menyadari ancaman itu, Republik
Bataaf mulai bertindak keras kepada VOC. Selain VOC tidak dapat diandalkan lagi
dalam menghadang serangan Inggris, persoalan internal yang berarut-larut dalam
tubuh VOC dan anggaran VOC yang menyedot uang Negara membuat pemerintah
Republik Bataaf mencabut Hak Octrooi izin usaha VOC dan pada 31 Desember 1799
VOC pun dibubarkan. Sejak itu, Indonesia berada di bawah kekuasaan Republik
Bataaf.
Tidak lama kemudian, pada 1804,
Napoleon Bonaparte berkuasa sebagai kaisar Prancis.Ia mengubah Republik Bataaf
kembali menjadi Kerajaan Belanda dan menunjuk adiknya, Louis Napoleon menjadi
Raja Belanda. Dengan perubahan itu, Indonesia berada di bawah kekuasaan
kerajaan Belanda tetapi di bawah kekuasaan Prancis.Untuk menangani Indonesia, Louis
Napoleon menunjuk Daendels untuk menjadi Gubernur Jenderal di Indonesia.
sebagaiMarkasBesarVOC.J.P.Coenkemudianmengganti
namaJayakartamenjadiBatavia
HakOctrooi(HakIstimewa)VOC
VOCyangdidirikanpadatahun1602,olehpemerintahKerajaanBelandadiberikan
octrooi(hak istimewa)sebagaiberikut:
a) Hakmonopoliperdagangan. b) Hakuntukmemilikitentara.
c)
HakuntukmelakukanekspansikeAsia,AfrikadanAustralia.
d)
Hakuntukmelakukanpeperangan,membuatperdamaian,danmengadakanperjanjian denganraja-rajayangdikuasainya.
e)
Hakuntukmencetakuang. Peraturan-peratuanMonopoliVOC:
1.
VerplichteLeverantieyaitupenyerahanwajibhasilbumidenganhargayangtelah
ditetapkanolehVOC.
2.
HakEkstirpasiyaituhakmembinasakantanamanrempah-rempahyangmelanggar ketentuanVOC.
3.
Contingentenyaitukewajibanbagirakyatuntukmembayarpajakberupahasilbumi.
4.
PelayaranHongiadalahpelayarandenganperahukora-kora(perahuperang)yang bertujuanuntukmengawasipelaksanaanmonopoliperdagangan.
RuntuhnyaVOC
BersamaandenganmakinmeluasnyakekuasaanVOC,dipihakVOCsebenarnyamendekati keruntuhannyakarenabeberapafaktor,antaralainsebagaiberikut.
1)
VOCbanyakmengeluarkanbiayabaikuntukoperasi-operasimiliter(menghadapi
perlawananrakyat)maupununtukpenyelenggaraanpemerintahansehinggahutangnya
menumpuk.
2) BanyakpegawaiVOCyangmencarikeuntunganpribadidenganmalakukankorupsi.
PihakpemerintahBelandasendirimenilaibahwaVOCyangmakinmerosotkekuatannyatidak akanmampulagimenguasaidaerahyangluassepertiIndonesia.Olehkarenaitu,padatanggal
31Desember1799VOCdibubarkan.Dengandemikian,secarapolitiksejak1Januari1800
IndonesiaberadadibawahkekuasaanpemerintahkolonialHindiaBelanda.
- Analisi Kemaharajaan VOC
- Tujuan VOC
Terkait
adanya persaingan antarkongsi Belanda, maka Pemerintahan dan Parlemen Belanda
mengusulkan agar antarkongsi Belanda mendirikan sebuah
perusahaan dagang yang lebih besar. Pada tanggal 20 Maret 1602 secara resmi
dibentuklah persekutuan kongsi dagang Belanda yang diberi nama Vereenigde Oost
Indische Compagnie (VOC). VOC didirikan di Amsterdam. Adapun tujuannya ialah :
- Menghindari persaingan yang tidak sehatantara sesame kelompok/kongsi pedangang Belanda yang telah ada.
- Memperkuat kedudukan Belanda dalam menghadapi persaingan dengan para pedagang Negara lain.
- Membantu dana pemerintah Belanda yang sedang berjuang menghadapi Spanyol yang masih menduduki Belanda.
- Perkembangan VOC
Orang-orang
VOC mulai menampakkan sifatnya yang congkak, kejam, dan ingin menang
sendiri.VOC ingin mengeruk keuntungan sebesar-besarnya melalui monopoli
perdagangan. VOC mulai ikut campur dalam berbagai konflik antara penguasa yang
satu dengan penguasa yang lain. Beberapa kerajaan di yang Perubahan sikap VOC
itu telah menimbulkan kekecewaan bagi rakyat dan penguasa di
Indonesia.Perubahan sikap itu terutama sekali terjadi pada masa pemerintahan
Gubernur Jenderal VOC yang kedua yaitu Jan Pieterzoon Coen.
Untuk
dapat menguasai Jayakarta, JP Coen kemudian membangun benteng-benteng di
sekitar loji VOC, sehingga loji semakin besar. Bahkan pada tahun 1619 VOC
menyerbu dan membakar kota Jayakarta. Di atas reruntuhan kota itu kemudian
dibangun kota baru yang dinamakan Batavia.
Dengan
dibangunnya benteng-benteng dan loji-loji sebagai pusat kegiatan VOC, maka
jalur-jalur perdagangan di kepulauan Nusantara telah dikendalikan oleh VOC.
Untuk mengendalikan kegiatan monopoli perdagangan rempah-rempah di Indonesia
bagian timur, khususnya Maluku, diadakan Pelayaran Hongi.
- Kebijakan dan Kezaliman yang Dilakukan VOC di Indonesia
- Kebijakan VOC
Kebijakan-
kebijakan VOC yang diterapkan di Indonesia
- menguasai pelabuhan-pelabuhan dan mendirikan benteng untuk melaksanakan monopoli perdangan.
- melaksakan politik devide et impera ( memcah dan menguasai ) dalam rangka untuk menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia.
- Untuk mempererat kedudukannya, perlu mengangkat seorang Gubernur Jenderal.
- Melaksakan sepenuhnya Hak Oktroiyang diberikan pemerintah belanda, seperti :
-
hak monopoli
-
hak untuk membuat uang
-
hak nutuk mendirikan benteng
-
hak untuk melaksanakan perjanjian dengan kerajaan di Indonesia, dan
-
hak untuk tentara.
- membangun pangkalan atau markas VOC yang semula di banten dan di Ambon, dipindah ke Jayakarta ( Batavia ).
- Melaksakan pelayaran Hongi ( HOngi tocjten ).
- Adanya hak ekstirpasi, yaitu hak untuk membinasakan tanaman rempah-rempah yang melebihi ketentuan.
Pengaruhnya kebijaksanaan VOC bagi rakyat Indonesia
- kekuasaan raja menjadi berkurang / bahkan didominasi secara keseluruhan oleh VOC.
- Wilayah kerajaan terpecah belah dengan melahirkan kerajaan dan penguasa baru di bawah kendali VOC.
- Hak Oktroi ( istemewa ) VOC, membuat masyarakat Indoneisa menjadi miskin dan menderita.
- Rakyat Indonesia mengenal politik uang, mengenal system pertahanan benteng, etika perjanjian dan prajurit bersenjata modern ( senjata api, meriam ).
- Pelayaran HOngi, dapat dikatakan sebagai suatu perampasan, perampokan, perbudakan dan pembunuhan.
- Hak ekstirpasi bagi rakyat merupakan ancaman matinya suatu harapan / sumber penghasilan yang bisa berlebih.
- Kezaliman VOC
Selama
di Indonesia, VOC memlakukan hal – hal seperti berikut :
- Merebut pasaran produksi pertanian dan memonopoli perdagangan di Indonesia.
- VOC mendudukin tempat – tempat strategis
- Melakukan pemaksaan bahkan sampai diperangi apabila ada rakyat Indonesia yang tidak mau bekerja.
- Melakukan tipu daya agar mendapat keuntungan dan kekuasaan sebesar – besarnya.
- Ikut campur dalam masalah kekerajaan.
- Bentuk Reaksi Rakyat Indonesia Terhadap Keserakahan dan Kezaliman VOC
Perlakuan
VOC terhadap Indonesia, menyebabkan banyak perlawanan dari berbagai penjuru.
- Mataram Melawan VOC
Sultan
Agung bercita-cita mengusir orang-orang Belanda dari pulau Jawa.Pada tahun 1628
menyerang VOC di Batavia dipimpin Tumenggung Bahureksa.Gagal.Menyusul pasukan
Tumenggung Suro Agul-agul.Kyai Dipati mandurareja dan Kyai Dipati Upasanta,
menyerang benteng Holandia tetapi gagal.
Pada
tahun 1629 pasukan Mataram kembali menyerang Batavia.Serangan gagal
kembali.Namun pada serangan kedua ini Gubernur Jenderal J.P. Coen meninggal.
Alasan-alasan Mataram menyerang di Batavia diantaranya:
- Belanda dianggap merintangi cita-cita Sultan Agung
- Belanda merintangi hubungan dagang Mataram dengan Malaka
- Belanda berbuat kasar dalam berdagang
- Kerajaan Makasar menghadapi VOC
Ibukota
Makasar Sombapou merupakan bandar yang sangat strategis.VOC ingin menguasainya.
Usaha yang dilakukannya antara lain mengajukan permintaan kepada Sultan Makasar
agar:
- Makasar menutup bandarnya bagi kapal-kapal asing kecuali VOC
- Makasar memberi hak monopoli kepada VOC
- Melarang kapal-kapal dagang Makasar membeli rempah-rempah di Maluku
Permintaan
tersebut ditolak Sultan, akhirnya perselisihan tidak bisa dihindarkan. Sebagai
raja, Sultan Hasannudin dengan gagah berani melawan VOC. Ia mendapat julukan
“Ayam Jantan dari Timur”. Tahun 1667 VOC berhasil menghasut raja Bone Aru
Palaka untuk melawan Makasar.Pertempuran hebat terjadi Juli 1667.Pasukan
Makasar harus menghadapi persekutuan VOC dan Aru Palaka.
Tahun
1667 bulan November Sultan Hasannudin terpaksa harus menandatangani perjanjian
Bongaya. Isinya:
- Makasar harus mengakui monopoli VOC
- Wilayah Makasar diperkecil hingga tinggal Gowa
- Makasar harus membayar seluruh biaya perang
- Perlawanan Banten terhadap VOC
Perlawanan
rakyat Banten terhadap VOC mulai berlangsung sejak VOC merebut Jayakarta
(1629).Perlawanan ditingkatkan pada masa pemerintahan Sultan Agung Tirtayasa,
sejak 1651. Melihat perkembangan Banten VOC tidak senang, maka VOC dengan
bantuan putra raja (Sultan Haji) berhasil mengadu domba
Akhirnya
Sultan berserta Pangeran Purbaya terdesak dan melarikan diri.Tetapi Sultan
dapat ditangkap tahun 1683, sedang Pangeran Purbaya menyingkir ke Periangan.
Perlawanan
rakyat Banten dilanjutkan oleh Ratu Bagus Buang dan Kyai Tapa. Perlawanan
rakyat Banten terhadap VOC membawa akibat:
- Banten dikuasai VOC
- VOC berhak campur tangan penuh dalam pemerintahan
- Hak kuasa Banten atas Cirebon harus dilepaskan
- Biaya perang harus ditanggung Banten
- Perlawanan Trunojoyo terhadap VOC
Trunojoyo
adalah putra bupati Madura. Tahun 1674 ia mengankat senjata melakukan
perlawanan karena Sultan Amangkurat I memerintah secara sewenang-wenang dan
bekerjasama dengan VOC. Trunojoyo dibantu Karaeng Galesung, Monte Marano, Macan
Wulung, dan lain-lain. Pengganti Angkurat I yaitu Amangkurat II meminta bantuan
VOC. Di bawah pimpinan kapten Jonker, tahun 1679 Trunojoyo tertangkap dan
dibunuh Amangkurat II
- Perlawanan Untung Suropati
Untung
Suropati mantan serdadu VOC tidak tega melihat bangsanya diperlakukan
sewenang-wenang oleh serdadu VOC. Ia mengangkat senjata. Perlawanannya
berlangsung antara tahun 1658-1706. Ia bekerjasama dengan Sunan Amangkurat
III(Sunan Mas)
- Proses Kebrangkutan VOC
VOC
( Verenigde Oostindische Compagnie) atau yang biasanya kita kenal dengan kongsi
dagang milik belanda ini telah berdiri sejak 1602 ini yang pertama kali datang
ke indonesia untuk melakukan perdagangan keseluruh benua asia. tapi tahukah
kalian bahwa VOC dulunya merupakan salah satu kongsi dagang yang paling
berkuasa dan berjaya karena mereka memiliki banyak laba dari hasil penjualan
rempah-rempah dan barang komoditi lainnya dari Asia yang kemudian dijual ke
Eropa. Kemudia perusahaan yang dimiliki mayoritas seluruh warga negara Belanda
ini pernah mengalami kebangkrutan dan akhirnya semua aset-asetnya diambil oleh
pemerintahan Belanda pada sekitar abad ke-18.fajtor-faktor penyebab
kebangkrutan VOC antara lain:
- banyaknya korupsi yang dilakukan oleh sebagaian besar pegawai tinggi VOC yang dibuat untuk membeli rumah-rumah mewah di Belanda
- pembukuan mengenai laba yang berbeda antara kantor dagang di Asia dengan kantor di Pusat yakni di Belanda, sehingga menyebabkan banyak sekali uang-uang hasl laba dari VOC yang diselewengkan oleh para pegawai yang bekerja di kantor-kantor cabang VOC
- Adanya ekspansi dagang yang dilakukan VOC untuk memperbesar daerah jangkauannya perdangannya yang membutuhkan biaya yang tidak sedikit sedangkan laba yang dibubukan VOC tidak mencukupi sehingga banyak hutang-hutang yang timbul akibat ekspansi dagang tersebut.
- adanya serangan terhadap kapal-kapal milik VOC di lautan yang dilakukan oleh armada kapal laut milik Eropa, sehingga banyak kapal dagang milik VOC yang tidak kembali sehingga membuat VOC menjadi kekurangan armada kapal untuk dagang.
Comments
Post a Comment