MAKALAH MEMBACA BAHASA
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah penyusun ucapkan
puji syukur kepada Allah SWT.Karena berkahan dan ridho-Nya, penyusun bisa
menyelesaikan makalah tepat pada waktunya.
Makalah yang berjudul Bahasa
Indonesia, kami susun guna memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
Tak lupa juga nada terimakasih
penyusun ucapkan kepada berbagai pihak sengja atau tidak telah ikut berperan
dalam penyusunan makalah ini. Pennyusun ucapkan terimakasih yang sebesarnya
kepada:
1.
IbuRidha Ritmawati selaku dosen mata kuliah Teori Membaca,
yang senantiasa membimbing kami para mahasiswanya
2.
Teman-teman sekelas yang terkadang juga sering mengajak
untuk berdiskusi
Seperti halnya manusia, makalah
kami ini juga mempunyai banyak kekurangan, olehnya itu kritik dan saran yang
bersifat membangun dari berbagai fihak yang telah membaca demi perbaikan
selanjutnya.
Akhir kata, penyusun ucapkan
Assalamu Alaikum warahmatullahi wabarakatu, wa syukron
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………i
DAFTAR ISI …………………………………………………………..ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Pendahuluan …………………………………………………………1
B.
Rumusan Masalah ……………………………………………………………..1
C.
Tujuan ………………………………………………………………….1
BAB II MEMBACA
TELAAH BAHASA
A. MEMBACA
BAHASA
a.
MEMPERBESAR DAYA KATA ………………………………………….2
§ RAGAM – RAGAM BAHASA ……………………………………………2
§ MEMPELAJARI
MAKNA KATA DARI KONTEKS …………………….3
§ BAGIAN –
BAGIAN KATA ………………………………………….4
§ PENGGUNAAN
KAMUS ………………………………………………..4
§ ANEKA
MAKNA ……………………………………………………….4
§ SINONIM
dan ANTONIM ………………………………………….4
§ KONOTASI ………………………………………………..5
§ DERIVASI
KATA ……………………………………………………..5
b. MENGEMBANGKAN
KOSA KATA KRITIK …………………………..5
§ Bahasa Kritik Sastra ……………………………………………6
§ Memetik makna dari konteks ………………………………………..6
§ Petunjuk – petunjuk konteks. ………………………………………7
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN …………………………………………………………..8
B.
SARAN …………………………………………………………………8
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………..9
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Bahasa
Indonesia merupakan bahasa dari bangsa kita yang sudah dipakai oleh bangsa
Indonesia sejak dahulu kala sebelum Belanda menjajah Indonesia, namun tidak
semua orang menggunakan tata cara atau aturan-aturan yang benar, salah
satunyapada penggunaan bahasa Indonesia itu sendiri yang tidak sesuai dengan
ejaan dan Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh karena itu pengetahuan tentang
ragam bahasa cukup penting untuk mempelajari bahasa Indonesia dan bisa
diterapkan dengan baik sehingga identitas kita sebagai warga negara Indonesia
tidak akan hilang.
Bahasa Indonesia wajib dipelajari tidak hanya oleh kalangan
pelajar dan mahasiswa saja, tetapi semua warga Indonesia wajib mempelajarinya.
Dalam bahasa Indonesia ada yang disebut ragam bahasa dimana ragam bahasa yaitu
variasi bahasa Indonesia yang digunakannya berbeda-beda. Ada ragam bahasa lisan
ada juga ragam bahasa tulisan, namun disini yang lebih ditekankan yaitu ragam
bahasa lisan, dikarenakan benyak digunakan oleh kehidupan sehari-hari.
B. Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang akan
dibahas adalah sebagai berikut:
- Pengertian ragam bahasa.
- Macam-macam ragam bahasa.
- Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan media.
- Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan cara pandang penutur.
- Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan topik pembicaraan
C .Tujuan
Pembuatan
makalah ini bertujuan untuk mengetahui tentang ragam bahasa Indonesia dan
macam-macam ragam bahasa Indonesia ditinjau dari media atau sarana yang akan
menghasilkan bahasa. Dan memenuhi tugas bahasa Indonesia.
BAB II
MEMBACA TELAAH BAHASA
A. MEMBACA BAHASA
Tujuan utama pada membaca bahasa
adalah :
a. Memperbesar
daya kata (increasing word power); dan
b. Mengembangkan
kosa kata (developing vocabulary).
a. MEMPERBESAR DAYA
KATA
Dalam kegiatan membaca bahasa demi
memperbesar daya kata, maka ada beberapa hal yang harus kita ketahui, antara
lain :
§ ragam – ragam bahasa
§ mempelajari makna kata dari konteks
§ bagian – bagian kata
§ penggunaan kamus
§ makna – makna varian
§ idiom
§ sinonim dan antonym
§ konotasi dan denotasi
§ derivasi
§ RAGAM – RAGAM BAHASA
Secara garis besarnya dapat
dibedakan 6 ragam bahasa, yaitu :
1.
Bahasa
Formal atau Bahasa Resmi
2.
Bahasa
Informal atau Bahasa Tidak Resmi
3.
Bahasa
Percakapan atau Colloquial Language
4.
Bahasa
Kasar atau Vulgar Language
5.
Bahasa
Slang
6.
Bahasa
Taknis atau Technical language.
1. BAHASA FORMAL atau BAHASA RESMI
§ adalah bahasa yang dipakai pada saat
– saat resmi oleh orang – orang yang dianggap mempergunakan bahasa yang
terbaik.
Contoh : pidato kenegaraan, kuliah
di perguiruan tinggi, tajuk rencana orang terkenal, esei dan kritik sastra,
tulisan – tulisan akademis, tesis, disertasi, buku – buku pegangan, khotbah –
khotbah resmi.
2. BAHASA INFORMAL atau BAHASA TIDAK RESMI
§ adalah bahasa yang dipakai pada
situasi – stuasi yang tidak resmi. Lebih banyak dipakai secara lisan daripada
secara tulisan.
Contoh : bahasa yang kita pakai
dalam lingkungan keluarga, bercakap – cakap dengan teman – teman, bahasa surat
– surat antara orang – orang yang berkenalan baik, dalam buku harian.
3. BAHASA PERCAKAPAN atau COLLOQUIAL LANGUAGE
§ adalah bahasa lisan, maka banyak
kalimatnya yang singkat – singkat, beberapa diantaranya bersifat fragment
secara ketatabahasaan tidak lengkap.
4. BAHASA KASAR atau VULGAR LANGUAGE
§ Kasar atau Vulgar disini tidak
berarti atau mengarah kepada ketidaksenonohan yang kasar, Vulgar bermakna
menyangkut orang banyak atau vulgus.
5. BAHASA SLANG
§ adalah bahasa yang ditujukan pada
kelompok – kelompok khusus serta terbatas.
6. BAHASA TEKNIS atau TECHNICAL LANGUAGE
§ adalah bahasa yang dipakai pada
profesi – profesi tertentu (dokter, hakim, insinyur, dll).
§ MEMPELAJARI MAKNA KATA DARI KONTEKS
Ada beberapa
cara konteks yang dapat mencerminkan makna suatu kata :
a) Konteks dapat
membatasi kata
b) Konteks dapat
memasukkan suatu perbandingan atau pertentangan, suatu komparasi atau kontras
yang dapat menolong kita memahami makna kata
c) Suasana (mood
atau sence) bagian sebagai suatu keseluruhan dapat mencerminkan makna
kata
Pada umumnya metode – metode ilmiah
beroperasi melalui langkah – langkah :
1. pengumpulan
data
2. pengklasifikasian
data
3. pembentukan
hipotesis – hipotesis
4. memeriksa dan
menguji benar atau tidaknya hipotesis – hipotesis itu dengan bantuan atau
ramalan data baru
5. penetapan
prinsip – prinsip ilmiah baru yang konsekuen.
·
BAGIAN
– BAGIAN KATA
Antara lain :
I. Prefiks
(atau awalan)
II. Root
(akar atau dasar kata)
III. Suffiks (atau akhiran)
IV. Infiks (atau sisipan).
·
PENGGUNAAN
KAMUS
Kamus adalah rekaman
kata – kata yang membangun suatu bahasa.
Bahasa adalah sesuatu
yang hidup, tumbuh, berkembang dan berubah.
§ ANEKA MAKNA
Homonim yaitu kata – kata yang sama bentuk
bunyinya, tetapi berlainan maknanya.
Misalnya :
kukur I “
alat pemarur “
kukur II “ bunyi
balam atau burung tekukur “
tanjung I “ sejenis bunga
“
tanjung II “ tanah yang menjorok ke
laut “.
§ IDIOM
adalah ekspresi ang tidak dapat
dimengerti dari makna terpisah, makna sendiri – sendiri setiap kata dalam
kelompok itu. Kata – kata itu harus diperlakukan “ sebagai suatu keseluruhan “.
Misalnya :
Buah ratap “ isi ratapan; kata – kata yang
diucapkan sambil menangis “
Buah baju “ kancing “
Buah dada “ susu; tetek “
Buah tangan “ oleh – oleh “.
§ SINONIM dan ANTONIM
Sinonim adalah kata – kata yang mempunyai
makna umum ang sama atau bersamaan tetapi berbeda dalam konotasi atau nilai
kata.
Misalnya :
mati “ meninggal dunia “
“ menghembuskan nafas yang penghabisan “
“ mangkat “
“ wafat “
“ mampus “
“ menutup mata buat selama – lamanya “.
Antonim adalah kata – kata yang berlawanan
maknanya.
Misalnya :
kaya
- miskin
pintar
- tolol
cantik -
jelek.
§ KONOTASI
Secara umum
ada 2 jenis konotasi, yaitu :
1) Konotasi Pribadi
atau Personal Connotations
adalah hasil
dari pengalaman pribadi seseorang.
2) Konotasi Umum
atau General Connotations
adalah hasil
dari pengalaman orang – orang sebagai suatu kelompok sosial.
§ DERIVASI KATA
Misalnya :
Astronomy, n [Gk. Astron, a
star + nemein, to arrange].
Dari sutu kita mempelajari bahwa
kata astronomi berasal dari bahasa Greek, bahasa Yunani dan terdiri dari 2
bagian :
1. astronyang
berarti bintang
2. nemeinyang
berarti menyusun; menata.
b.
MENGEMBANGKAN KOSA KATA KRITIK
Dalam upaya mengembangkan kosa kata
kritik ini, perlu kita ketahui beberapa hal, antara lain :
a)
Bahasa kritik sastra
b)
Memetik makna dari konteks
c)
Petunjuk – petunjuk konteks.
·
Bahasa
Kritik Sastra
Dari pembicaraan terdahulu dapat
ditarik kesimpulan serta harus disadari benar – benar akan adanya 2 fakta yang
sangat penting mengenai kata – kata :
I. Kebanyakan kata dalam pemakaian umum mengandung lebih dari satu makna
II. Kita tidak akan pernah memperoleh segala makna dari sesuatu kata
dalam setiap pertemuan dengannya.
·
Memetik
Makna dari Konteks
Contoh :
1.
Anak itu semenjak lahir sudah bisu. (bisu “ tidak dapat berbicara “).
2.
Waktu ditanya oleh polisi, pencuri itu bisu seribu kata. (bisu “ diam “).
3.
Lebih baik membisukan diri daripada mengucapkan kata – kata makian. (membisukan
diri “ menahan diri; berdiam diri “).
Terdapat 3 jenis makna, yaitu :
1)
Makna yang bersifat menunjukkan (designative meaning)
2)
Makna konotatif (connotative meaning)
3)
Makna denonatif (denotative meaning).
1. Makna Designative
adalah jumlah
karakteristik yang harus dimiliki oleh benda tertentu kalau kata itu diterapkan
padanya.
2. Makna Konotatif
adalah segala sesuatu yang
disarankan, ang dianjurkan oleh kata itu; segala sesuatu yang teringat atau
yang diingatkan kalau kita memikirkan sesuatu yang dinamai oleh kata itu.
3. Makna Denotatif
adalah sesuatu
atau segala sesuatu ang dapat diterapi oleh kata tersebut.
·
Petunjuk
–Petunjuk Konteks
Ada 5 Cara Konteks Mencerminkan
Makna, yaitu :
1. Devinisi atau Batasan
metode yang paling jelas dan
langsung mencerminkan makna adalah dengan batasan atau devinisi pada saat itu
juga.
2. Contoh
Kadang – kadang seorang penulis
mengemukakan satu atau lebih contoh untuk memperlihatkan makna apa yang hendak
dimaksudkannya bagi kata itu. Kerapkali contoh – contoh ini diperkenalkan
dengan kata – kata isyarat seperti : khususnya, seperti, terutama sekali.
3. Uraian Baru atau
Restatement
Untuk menunjukkan bahwa seseorang
membuat uraian dari terhadap sesuatu ide, maka seseorang tersebut mempergunakan
prentesis, tanda kurung, atau tanda pisah>
4. Mempergunakan
Pengubah (Modifier)
Ada pula kalanya dalam suatu frase
atau klausa mengubah, seorang penulis memperkenalkan makna sesuatu istilah.
5. Mempergunakan Kontras
Sekali – kali seorang penulis
membuat suatu kontras, suatu pertentangan yang akan memudahkan pembaca
menguraikan serta menangkap makna suatu kata baru.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Sebagai media pemersatu, ada
bebrapa point yang perlu diketahui tentang bahasa indonesia itu sendiri.
Beberapa diantaranya yaitu:
1.
Penggunaan bahasa indonesia yang baik dan benar
2.
Pemakaian bahasa indonesia baku. Inilah substansi utama
dalam menggunakan bahasa indonesia. Hal ini di dasari pada:
a. Bahasa
baku adalah salah satu ragam bahasa yang dijadikan pokok ajuan, yang dijadikan
dasar ukuran atau yang dijadikan standar.
b. Ragam
bahasa baku bahasa Indonesia memang sulit untuk dijalankan, atau yang digunakan
karena untuk memahaminaya dibutuhkan daya nalar yang tinggi.
c. Dengan
menggunakan ragam bahasa baku, seseorang akan menaikkan
prestisenya.
prestisenya.
3. Penggunaan unsur serapan
4. Menggunakan
kalimat yang tepat.
B. SARAN
Pembelajaran
tentang penggunaan bahasa baik dan benar ataupun penggunaan bahasa indonesia
baku seharusnya paerlu di tanamkan sejak dini. Hal ini juga bermanfaat untuk
menghindari salah kaprah dalam berkomunjkasi.
DAFTAR
PUSTAKA
Badudu; J.S.: 1975.Kamus Ungkapan Bahasa Indonesia.Bandung:
Pustaka Prima
Tarigan, Henry Guntur.
(1979). Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Chaer, Abdul. (1998). Tata Bahasa Praktis Bahasa
Indonesia.Jakarta Bharata.
Alek dan
Ahmad.2010.Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi.
Jakarta :
Kencana Prenada Media.
Marfhuki,Wahono,dkk.2007.Bagaimana
Meningkatkan Kemampuan
Membaca.Jakarta :
Erlangga.
Comments
Post a Comment