DIALISIS DARAH GAGAL GINJAL

 

Dialysis Darah

Cuci darah atau dialisis (dialysis) adalah suatu proses pencucian darah untuk membersihkan tubuh dari zat-zat limbah yang berbahaya yang terdapat dalam aliran darah. Normalnya pencucian darah ini secara alami dilakukan oleh organtubuh kita sendiri yaitu ginjal yang sehat.

Ketika ginjal tidak dapat melakukan fungsi utamanya tersebut maka diperlukan suatu cara agar tubuh tetap sehat dan terhindar dari limbah metabolisme yang berbahaya, cara yang saat ini bisa dilakukan adalah dialisis atau cuci darah dengan menggunakan alat bantu atau mesin.

Cuci darah sering digunakan pada orang dengan penyakitgagal ginjal kronis, dimana ginjal kehilangan sebagian atau seluruh kemampuannya untuk berfungsi secara normal.

Kenapa seseorang perlu cuci darah?

Jika ginjal berhenti bekerja dengan benar, produk limbah metabolisme tidak dapat dikeluarkan, sehingga akan menumpuk dan menimbulkan masalah pada tubuh dengan gejala yang sering muncul berupa:

·         Muntah

·         Gatal pada kulit

·         Kelelahan ekstrim (lemas)

·         Bengkak pada kaki, tangan dan pergelangan kaki

·         Koma

Berapa lama proses cuci darah dilakukan dan diperlukan?

Ada pasien yang perlu menjalani cuci darah secara jangka panjang (mungkin selama sisa hidupnya). Namun, jika memungkinkan, cuci darah tidak dilakukan lagi dan beralih ke transplantasi ginjal. Hal ini memerlukan banyak pertimbangan.

Jika seseorang cocok untuk transplantasi ginjal, dalam artian ada donor dan cocok dengan penerima, maka hanya perlu cuci darah sampai ginjal yang disumbangkan tersedia. Namun, bagi mereka yang tidak cocok untuk transplantasi ginjal, dialisis akan dibutuhkan selama sisa hidupnya.

Jenis-jenis Dialisis

Ada dua jenis dialisis yaitu hemodialisis dan dialisis peritoneal.

Hemodialisis

Hemodialisis (HD) adalah jenis dialisis yang paling banyak digunakan saat ini. Dilakukan dengan cara memasukkan jarum ke pembuluh darah kemudian dihubungkan melalui selang ke tabung mesin atau alat cuci darah.

sekema dan mesin cuci darah (HD)

Darah ditransfer dari tubuh ke mesin dialisis, yang akan menyaring produk limbah dan kelebihan cairan. Darah yang telah disaring kemudian dikembalikan lagi ke dalam tubuh. Kebanyakan orang membutuhkan tiga kali dalam seminggu (tergantung tingkat keparahan), masing-masing proses cuci darah berlangsung selama empat jam.

Dialisis Peritoneal

Dialisis peritoneal merupakan jenis cuci darah yang kurang terkenal. Metode ini menggunakan lapisan perut (peritoneum) sebagai filter. Seperti ginjal, peritoneum berisi ribuan pembuluh darah kecil, membuatnya menjadi perangkat penyaringan yang berguna.

Selama dialisis peritoneal, selang fleksibel kecil yang disebut kateter terpasang di perut melalui sayatan kecil. Cairan khusus yang disebut cairan dialisis dipompa ke ruang sekitar peritoneum (rongga peritoneal).

skema dialisis peritoneal

Ketika darah bergerak melalui peritoneum, produk limbah dan kelebihan cairan dipindahkan dari darah ke dalam cairan dialisis. Cairan dialisis kemudian dikeringkan dari rongga. Proses dialisis peritoneal berlangsung sekitar 30-40 menit dan biasanya diulang empat kali sehari. Atau, Anda dapat menjalankannya semalam.

 

Jenis dialisis mana yang cocok untuk Anda?

Kedua jenis dialisis dapat mencapai hasil yang sama. Namun, dalam beberapa situasi teknik tertentu akan direkomendasikan untuk Anda. Hal ini disesuaikan dengan riwayat medis dan kondisi Anda.

Misalnya, dialisis peritoneal biasanya dianjurkan untuk orang dewasa yang sehat disamping memiliki penyakit ginjal. Hemodialisis biasanya dianjurkan untuk orang dewasa yang lebih tua yang kesehatannya secara umum buruk.

 

 

 

Efek Samping Cuci Darah

Disamping manfaat yang begitu penting, hemodialisis juga memiliki efek samping yakni dapat menyebabkan kulit dan otot menjadi kram dan gatal, sedangkan efek samping dialisis peritoneal yang paling umum adalah infeksi peritoneum oleh bakteri (peritonitis).

Bagi orang-orang yang menjalani hemodialisis, risiko mengembangkan infeksi lebih rendah, tetapi jika hal itu terjadi cenderung lebih serius, karena biasanya infeksi bersifat sistemik (menyeluruh)

Dialisis atau cuci darah adalah perawatan yang dapat membantu menyelamatkan jiwa orang-orang yang dinyatakan akan mengalami kecacatan yang signifikan, rasa sakit dan mengancam nyawa.

Berdasarkan hasil penelitian, harapan hidup rata-rata orang yang mulai menjalani dialisis di usia 20-an adalah 20 tahun, sementara orang dewasa yang lebih tua berusia di atas 75 yang menjalani dialisis memiliki harapan hidup rata-rata empat tahun. Namun, semua itu terjadi atas kehendak-Nya.

 

https://www.honestdocs.id/cuci-darah-dialisis-gagal-ginjal

 

Hemodialisis

Hemodialisis merupakan salah satu jenis terapi pasien gagal ginjal yang banyak dijalani oleh penderita di Indonesia. Hemodialisis digunakan untuk ‘menggantikan’ sebagian fungsi ginjal. Walau tidak sesempurna fungsi asli ginjal, hemodialisis dapat membantu menormalkan kembali keseimbangan cairan, membuang sisa metabolisme tubuh, menyeimbangkan asam-basa-elekterolit dalam tubuh, dan membantu mengendalikan tekanan darah. Hanya saja hemodialisis tidak dapat memproduksi sejumlah hormon yang dibutuhkan untuk metabolisme tubuh.

Mengenal Gagal Ginjal dan Penanganan dengan Hemodialisis

Proses dialisis dilakukan dengan mempertukarkan berbagai zat yang terkandung dalam darah dan cairan dialisat (cairan yang menyerupai cairan tubuh yang normal). Proses pertukaran tersebut terjadi pada bagian mesin hemodialisis yang disebut dialiser melalui berbagai tahap antara lain proses difusi dan ultrafiltrasi.

Menjalani hemodialisis yang cukup (adekuat) sangat penting bagi penderita gagal ginjal. Jika hemodialisis yang dijalani tidak adekuat, proses hemodialisis akan terganggu dan menyebabkan munculnya gejala-gejala seperti gatal di kulit, mual dan muntah, penurunan nafsu makan, bengkak pada tungkai, sesak nafas dan lain-lain. Prosedur hemodialisis sendiri biasanya berlangsung sekitar empat sampai lima jam dan dilakukan sebanyak dua sampai tiga kali seminggu.

Lalu kapan seseorang harus memulai hemodialisis? Bila ginjal sudah tidak lagi mampu menjalankan fungsinya, saat itulah hemodialisis dibutuhkan. Berdasarkan Dialysis Outcomes Quality Initiative (DOQI), dialisis dilakukan pada penderita dengan GFR < 15 ml/menit/1.73 m. Nilai GFR tersebut menggambarkan bahwa fungsi ginjal pasien hanya tersisa kurang dari 15%. Dalam tahap ini pasien sudah masuk ke dalam stadium 5 PGK. Meski begitu menurut Dr. Thaha, masih ada faktor-faktor lain yang menentukan apakah hemodialisis dapat dilakukan atau tidak kepada pasien penderita gagal ginjal. Semua harus ada persyaratan yang terpenuhi sebelum hemodialisis dijalankan.

dialisis-melalui-proses-ultrafiltrasi

“Indikasi kapan harus melakukan hemodialisis tidak hanya bergantung dari pemeriksaan laboratoris, melainkan juga akan dilihat dari kondisi klinis pasien, usia, penyakit yang menyertai, dan faktor-faktor lainnya. Hal itu untuk meminimalisir risiko yang terjadi,” Dr. Thaha menjelaskan.

Hemodialisis dapat dilakukan baik pada penderita gagal ginjal akut maupun penderita gagal ginjal akibat PGK. Bedanya, pada penderita gagal ginjal akut hemodialisis bersifat sementara sampai fungsi ginjal membaik, sedangkan pada penderita gagal ginjal karena PGK, hemodialisis akan dilakukan secara berkala selama hidup pasien. Hal ini karena kerusakan ginjal telah terjadi secara permanen dan tidak dapat kembali normal.

http://rs-premiersurabaya.com/mengenal-gagal-ginjal-dan-penanganan-dengan-hemodialisis/

 

Dengan Hemodialisis Anda akan Sembuh?

Seperti yang telah dijelaskan di awal, hemodialisis dilakukan untuk menggantikan sebagian fungsi ginjal, bukan memperbaiki kerusakan ginjal yang telah terjadi. Hal ini senada juga dengan apa yang disampaikan oleh Dr. Thaha.

“Pada beberapa kasus gagal ginjal akut (mendadak), hemodialisis memang hanya dilakukan sementara hingga penyakit dasar tertangani dan fungsi ginjal kembali membaik, namun pada PGK stadium akhir dimana kerusakan ginjal telah terjadi secara permanen, hemodialisis akan dilakukan selama masa hidup pasien secara berkelanjutan,” tutur Dr. Thaha lagi. Ia pun menambahkan, ini juga berkaitan dengan pertanyaan tentang berapa lama seorang pasien dapat hidup setelah menjalani hemodialisis?

Lama harapan hidup pasien tetap tidak dapat ditentukan karena ada banyak faktor yang mempengaruhi. “Faktor itu meliputi faktor usia, faktor penyakit dasar yang dimiliki, kondisi ginjal saat hemodialisis, serta tingkat kepatuhan menjalani aturan dan terapi, termasuk infeksi yang bisa saja terjadi,” Dr. Thaha menjelaskan. Meski begitu tambahnya, dengan melakukan hemodialisis maka harapan dan kualitas hidup pasien akan semakin tinggi.

Di Indonesia, hemodialisis merupakan jenis terapi yang paling banyak digunakan oleh penderita gagal ginjal (Indonesian Renal Registry, 2010), namun di sisi lain sebagian besar orang masih menganggap hemodialisis adalah hal yang menakutkan. Hemodialisis dianggap sebuah ‘vonis’ yang mematikan. Padahal hal tersebut tidak sepenuhnya benar. Menurut Dr. Thaha, anggapan itu muncul karena transfer informasi yang belum menyeluruh yang diterima masyarakat. Faktanya, justru bila tidak dilakukan (salah satunya) hemodialisis pada penderita PGK stadium akhir, harapan hidup penderita PGK akan semakin pendek.

Hemodialisis bukanlah sebuah vonis yang menakutkan. Bahkan selama melakukan proses hemodialisis aktivitas pasien masih bisa dilakukan dengan normal. Saat ini banyak pasien yang melakukan hemodialisis sebelum berangkat ke kantor, atau sepulangnya dari kantor, yang penting target 10-12 jam hemodialisis per minggu bisa dilakukan,” ujar Dr. Thaha.

Merasa takut dan ragu untuk memulai hemodialisis adalah hal yang wajar. Berdasar pengalaman Dr. Thaha, banyak pasien yang mengalami keraguan karena disebabkan kurangnya informasi. Setelah mendapat penjelasan dan informasi yang memadai, sering kali pasien merasa lebih yakin dan mantap untuk memulai hemodialisis. Dalam etik kedokteran, dikenal principle of veracity (prinsip kejujuran). Dokter akan memberikan pertimbangan dan saran tentang pilihan terbaik yang dapat dijalani oleh pasien. Pasien berhak mengetahui keuntungan dan risiko dari tindakan medis yang dilakukan.

 

Setelah mengetahui keuntungan dan kerugian dari setiap pilihan tersebut, pasien memiliki hak penuhuntuk bersedia maupun menolak menjalani terapi atau tindakan medis. Dalam kasus pasien yang disarankan menjalani hemodialisis, pasien dapat saja menolak untuk melakukannya karena memiliki pertimbangan sendiri. Namun tentu saja, setiap risiko atas penolakan tersebut menjadi tanggung jawab pasien. Pada pasien-pasien tertentu, hemodialisis tidak dilakukan. Pada penderita gagal ginjal dengan usia yang tua dan disertai penyakit keganasan (kanker), dokter mungkin akan lebih menyarankan terapi konservatif.

Sama seperti penyakit-penyakit lain, semakin dini terdeteksi maka akan semakin mudah untuk disembuhkan. “Gagal ginjal tahap awal itu tanpa keluhan. Biasanya bila sudah mengalami 90% hilangnya fungsi ginjal baru gejala-gejala tersebut dirasakan. Kalau sudah memasuki tahap ini, hemodialisis adalah salah satu terapi yang dianjurkan, bukan lagi pengobatan yang besifat mencegah,” papar Dr. Thaha.

“Pemeriksaan penunjang guna membantu menegakan diagnosis PGK meliputi pemeriksaan darah, urine, radiologis/foto, dan lain-lain. Pemeriksaan deteksi dini kelainan ginjal cukup dengan urine lengkap, disamping pemeriksaan BUN dan serum kreatinin yang sering dilakukan masyarakat umum. Selain itu ada baiknya juga memperhatikan faktor risiko lain, misalnya seseorang dengan keluarga yang punya riwayat diabetes dan hipertensi, usia di atas 45 tahun, atau pernah mengalami gangguan batu ginjal.”

 

Seperti apa prosedur cuci darah?

Cuci darah merupakan suatu prosedur menyaring darah dengan bantuan mesin yang disebut dialisis. Tanpa dialisis, maka produk-produk sisa dan garamdalam tubuh akan menumpuk dalam darah dan mengendap menjadi racun.

Untuk mengalirkan darah Anda ke mesin, maka dokter akan membuat sebuah akses dari pembuluh darah Anda melalui operasi. Akses pembuluh darah ini akan mengalirkan darah yang cukup banyak dari tubuh sehingga darah yang tersaring akan cukup banyak dan dengan mudah keluar dari tubuh. Akses pembuluh darah ini dapat bersifat jangka panjang maupun jangka pendek, bergantung dari kondisi medis yang Anda miliki.

Prosedur cuci darah biasanya dilakukan di rumah sakit dan berlangsung selama tiga hingga lima jam. Anda mungkin perlu datang untuk menjalani prosedur selama beberapa kali dalam satu minggu, tergantung dari kondisi dan kebutuhan medis Anda. Sebelum dilakukan cuci darah, berat badan Anda akan ditimbang, demikian pula setelahnya, hal ini bertujuan untuk mengukur seberapa besar kelebihan cairan yang dapat diambil dari darah Anda.

Persiapan yang harus dilakukan sebelum cuci darah

Sebelum dialisis pertama Anda, dokter akan melakukan operasi kecil untuk membuat akses ke pembuluh darah Anda. Akses ini dapat berupak tabung kecil atau sebuah mesin kecil yang ditanam ke dalam pembuluh darah. Setelah Anda memiliki akses pembuluh darah, maka Anda siap untuk menjalani cuci darah.

Pakailah pakaian yang longgar atau nyaman saat datang ke rumah sakit untuk menjalani hemodialisis. Dokter juga mungkin akan meminta Anda untuk berpuasa sebelum prosedur jika memang diperlukan.

Hasil yang diharapkan setelah cuci darah

Tidak semua kelainan ginjal bersifat permanen. Hemodialisis dapat bersifat sementara dan bertujuan untuk menggantikan fungsi ginjal hingga ginjal Anda dapat kembali berfungsi normal. Akan tetapi gagal ginjal kronis biasanya akan sulit untuk membaik.

Pada kebanyakan kasus, penderita penyakit ginjal tertentu harus menjalani cuci darah seumur hidup atau menunggu hingga transplantasi ginjal dapat dilakukan. Konsultasikan kepada dokter Anda mengenai hal ini.

 

 

 

Jenis Penyakit Ginjal

Penyakit ginjal terdiri dari beberapa jenis, antara lain:

  • Infeksi ginjalInfeksi ginjal terjadi bila bakteri dari kandung kemih menyebar naik menuju ke salah satu atau kedua ginjal. Kondisi ini muncul akibat dari komplikasi infeksi saluran kemih.
  • Batu ginja. Garam dan mineral yang seharusnya disaring oleh ginjal tetapi malah mengeras dan tertimbun dalam ginjal sehingga terbentuk batu ginjal. Hal ini biasanya terjadi karena urine yang terlalu pekat, sehingga garam dan mineral mengkristal.
  • Penyakit ginjal polikistik. Merupakan penyakit keturunan berupa munculnya kista (kantong berisi cairan) yang berkelompok di dalam ginjal. Penyakit ginjal polikistik tidak ganas, namun dapat mengakibatkan penurunan fungsi ginjal. Selain terjadi di ginjal, kista pada ginjal polikistik juga bisa muncul di organ hati atau bagian lain dalam tubuh.
  • Gagal ginjal akutGagal ginjal akut adalah kondisi dimana ginjal tidak dapat berfungsi normal secara tiba-tiba. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini bisa menyebabkan menumpuknya garam dan zat kimia lainnya di dalam tubuh dan memengaruhi fungsi organ tubuh lainnya.
  • Penyakit ginjal kronis. Penyakit ginjal kronis atau gagal ginjal kronis yaitu penurunan fungsi ginjal yang menetap selama tiga bulan. Kondisi ini ditandai beberapa gejala, seperti sesak napas, mual, dan kelelahan. Namun kondisi ini tidak dirasakan oleh pasien bila masih stadium 1-3. Oleh karena itu, banyak orang tidak menyadari sedang mengalami kondisi ini hingga mencapai stadium lanjutan.

Gejala Penyakit Ginjal

Gejala penyakit ginjal tergantung dari jenis penyakitnya dan apakah penyakit tersebut mengakibatkan penurunan fungsi ginjal. Beberapa gejala penurunan fungsi ginjal dan gejala penyakit ginjal secara spesifik, antara lain:

  • Terjadi pembengkakan di pergelangan kaki dan sekitar mata.
  • Mual, muntah, kehilangan nafsu makan, dan penurunan berat badan.
  • Volume urine dan frekuensi buang air kecil berkurang.
  • Urine berbusa.
  • Merasa lelah dan sesak napas.
  • Kulit kering dan terasa gatal.
  • Terjadi kram otot, terutama di tungkai.
  • Susah tidur.
  • Tekanan darah tinggi.
  • Gangguan irama jantung.
  • Penurunan kesadaran.
  • Pada gagal ginjal akut dapat terlihat tanda dehidrasi.
  • Nyeri punggung bawah dan urine bercampur darah dapat terjadi pada penderita batu ginjal, penyakit ginjal polikistik, dan infeksi ginjal.
  • Pada penderita infeksi ginjal dan batu ginjal dapat timbul keluhan demam dan menggigil.

Anak-anak yang mengalami penyakit ginjal akan mudah mengantuk, tidak bertenaga, kehilangan nafsu makan, dan pertumbuhannya terhambat.

 

SOAL

1.      Bagaimana prinsip dialysis darah dan bagaimana prosesnya ?

Prinsip dari Hemodialisis adalah dengan menerapkan proses osmotis dan ultrafiltrasi pada ginjal buatan, dalam membuang sisa-sisa metabolisme tubuh. Pada hemodialisis, darah dipompa keluar dari tubuh lalu masuk kedalam mesin dialiser ( yang berfungsi sebagai ginjal buatan ) untuk dibersihkan dari zat-zat racun melalui proses difusi dan ultrafiltrasi oleh cairan khusus untuk dialisis (dialisat). Tekanan di dalam ruang dialisat lebih rendah dibandingkan dengan tekanan di dalam darah, sehingga cairan, limbah metabolik dan zat-zat racun di dalam darah disaring melalui selaput dan masuk ke dalam dialisat.

 

 

 

 

Proses hemodialisis melibatkan difusi solute (zat terlarut) melalui suatu membrane semipermeable. Molekul zat terlarut (sisa metabolisme) dari kompartemen darah akan berpindah kedalam kompartemen dialisat setiap saat bila molekul zat terlarut dapat melewati membran semipermiabel demikian juga sebaliknya. Setelah dibersihkan, darah dialirkan kembali ke dalam tubuh.

 

Mesin hemodialisis (HD) terdiri dari pompa darah, sistem pengaturan larutan dialisat, dan sistem monitor. Pompa darah berfungsi untuk mengalirkan darah dari tempat tusukan vaskuler ke alat dializer. Dializer adalah tempat dimana proses HD berlangsung sehingga terjadi pertukaran zat-zat dan cairan dalam darah dan dialisat. Sedangkan tusukan vaskuler merupakan tempat keluarnya darah dari tubuh penderita menuju dializer dan selanjutnya kembali lagi ketubuh penderita. Kecepatan dapat di atur biasanya diantara 300-400 ml/menit. Lokasi pompa darah biasanya terletak antara monitor tekanan arteri dan monitor larutan dialisat. Larutan dialisat harus dipanaskan antara 34-39 C sebelum dialirkan kepada dializer. Suhu larutan dialisat yang terlalu rendah ataupun melebihi suhu tubuh dapat menimbulkan komplikasi. Sistem monitoring setiap mesin HD sangat penting untuk menjamin efektifitas proses dialisis dan keselamatan.

Dialisator tersedia dalam berbagai jenis ukuran. Dialisator yang ukurannya lebih besar mengalami peningkatan dalam membran area, dan biasanya akan memindahkan lebih banyak padatan daripada dialisator yang ukurannya lebih kecil, khususnya dalam tingkat aliran darah yang tinggi. Kebanyakan jenis dialisator memiliki permukaan membran area sekitar 0,8 sampai 2,2 meter persegi dan nilai KoA memiliki urutan dari mulai 500-1500 ml/min. KoA yang dinyatakan dalam satuan ml/min dapat diperkirakan melalui pembersihan maksimum dari dialisator dalm tekanan darah yang sangat tinggi dari grafik tingkat alirannya. Secara singkat konsep fisika yang digunakan dalam hemodialisis adalah konsep fluida bergerak. Syarat fluida yang ideal yaitu cairan tidak viskous (tidak ada geseran dalam), keadaan tunak (steady state) atau melalui lintasan tertentu, mengalir secara stasioner, dan tidak termampatkan (incompressible) serta mengalir dalam jumlah cairan yang sama besarnya (kontinuitas).

 

Hemodialisis mempunyai beberapa keuntungan,diantaranya sebagai berikut :

 

Tidak ada nyeri/sakit selama prosedur.

Dilaksanakan secara santai, pasien bisa sambil makan/nonton TV, baca buku dll.

Hemodialisis sebagai terapi dapat meningkatkan kualitas hidup pasien dan memperpanjang usia.Namun, tindakan itu tak bebas risiko. Selain kesiapan tenaga kesehatan di unit dialisis untuk mengatasi komplikasi, kesiapan pasien secara psikologis dan dukungan keluarga berperan penting dalam keberhasilan hemodialisis.

Hemodialisis dapat sedini mungkin menghambat progresivitas penyakit. Yaitu, jika pengeluaran kreatinin 9-14 ml/menit/1,73 m2, baik pada penderita diabetes maupun nondiabetes. Hemodialisis bisa dimulai lebih awal pada pasien malnutrisi, pasien mengalami kelebihan cairan tubuh, penurunan kesadaran, kejang, radang kandung jantung, hiperkalemia (meningginya kadar kalium darah), serta asidosis metabolik berulang. Kreatinin adalah zat racun dalam darah, terdapat pada seseorang yang ginjalnya sudah tidak berfungsi dengan normal.

Hemodialisis dapat dilakukan pada pasien gagal ginjal akut dan gagal ginjal kronik

Hemodialisis dapat dilakukan pada pasien gagal ginjal karena sumbatan batu yang akan menjalani operasi dan pasien yang menunggu cangkok ginjal.

 

 

Banyak beberapa merk dialysis machine yang sudah dipakai di beberapa Rumah Sakit antara lain :

B Braun

Fresenius

Nipro

Baxter

Nikkiso

 

https://brainly.co.id/tugas/4969105#readmore

 

 

2.      Mengapa teknologi dialysis darah mirip dengan fungsi ginjal sebagai penyaring zat-zat sisa metabolism ?

KarenaGagal ginjal adalah suatu kondisi dimana organ ginjal sudah tidak dapat berfungsi dengan normal dalam membersihkan darah dalam tubuh, yang umumnya menyebabkan tubuh mengalami pembengkakkan, ketidakseimbangan cairan dalam tubuh. Umumnya orang yang sudah divonis gagal ginjal disarankan untuk melakukan cuci darah untuk membersihkan darahnya, karena ginjal sudah tidak berfungsi dalam menyaring darah dari zat-zat kimia yang berbahaya dalam tubuh.

 

https://brainly.co.id/tugas/9465654#readmore

 

3.      Factor apa saja yang harus disiapkan  penderita gagal ginjal ketika akan melakukan dialysis darah ?

Fisik dan psychology nya harus kuat

 

4.      Berapa kali sebaiknya seseorang penderita gagal ginjal melakukan dialysis darah ?

Jawabannya ialah bergantung pada kondisi masing-masing pasien. Dalam beberapa kasus, cuci darah pada kasus gagal ginjal sementara atau yang belum memasuki masa akut bisa dihentikan saat ginjal Anda sembuh dan sudah dapat melakukan fungsi yang seharusnya. 

Namun, lain cerita pada orang yang mengalami gagal ginjal kronis. Orang dengan gagal ginjal kronis stadium akhir biasanya membutuhkan transplantasi ginjal. Sayangnya menemukan donor ginjal yang cocok tidak semudah membalikkan telapak tangan. Untuk itulah pasien gagal ginjal kronis dengan kondisi akut memerlukan dialisis sampai donor ginjal yang cocok tersedia.

Namun, sering kali orang yang membutuhkan donor ginjal harus menelan kenyataan pahit karena tidak menemukan donor yang cocok. Atau mungkin kondisinya tidak cukup baik untuk menjalani operasi besar. Jika hal ini terjadi maka dialisis kemungkinan besar diperlukan seumur hidup Anda.

Kebanyakan orang dapat tetap menjalani dialisis selama bertahun-tahun, walaupun cara ini hanya dapat mengimbangi hilangnya sebagian fungsi ginjal. Fakta medis membuktikan bahwa orang bisa meninggal saat menjalani cuci darah jika mereka tidak juga menjalani transplantasi ginjal. Risiko ini meningkat terutama pada orang lanjut usia dan mereka yang memiliki masalah kesehatan lainnya.

Seseorang yang memulai dialisis pada usia akhir 20-an memiliki harapan hidup hingga 20 tahun atau lebih. Namun, orang dewasa berusia di atas 75 tahun mungkin hanya bertahan selama dua sampai tiga tahun. Lagi-lagi hal ini tergantung pada kondisi kesehatan pasien.

Namun, hal yang perlu menjadi perhatian bahwa kelangsungan hidup orang-orang yang menjalani dialisis telah meningkat selama sepuluh tahun terakhir dan diperkirakan akan terus meningkat di masa depan.

 

 

Comments

Popular posts from this blog

KUMPULAN CERITA RAKYAT DALAM BAHASA INGGRIS

soal sejarah kelas 11 semester 1

CONTOH DOKUMEN LITERAL DAN KORPORIL