MAKALAH TERAPI ANAK HIPERAKTIF
MAKALAH
TERAPI-TERAPI MENGENAI ANAK HIPERAKTIF
OLEH :
Kelas : D3
Dosen :
FAKULTAS
PENDIDIKAN LUAR BIASA
UNIVERSITAS
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Masalah
Perilaku siswa-siswi usia
sekolah saat ini beragam, salah satu perilakunya adalah anak-anak yang sangat
sulit di atur, tidak bisa diam dan seolah-olah tidak memperhatikan pelajaran di
kelas. Anak-anak tersebut biasanya mengalami gangguan dalam perkembangannya yaitu
gangguan hiperkinetik yang secara luas di masyarakat disebut sebagai anak
hiperaktif.
Anak hiperaktif adalah
anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian dengan hiperaktivitas (GPPH)
atau attention deficit and hyperactivity disorder (ADHD). Kondisi ini juga
disebut sebagai gangguan hiperkinetik. Dahulu kondisi ini sering disebut
minimal brain dysfunction syndrome. Terhadap kondisi siswa yang demikian,
biasanya para guru sangat susah mengatur dan mendidiknya. Di samping karena
keadaan dirinya yang sangat sulit untuk tenang, juga karena anak hiperaktif
sering mengganggu orang lain, suka memotong pembicaraan guru atau teman, dan
mengalami kesulitan dalam memahami sesuatu yang diajarkan guru kepadanya.
Selain itu juga, prestasi belajar anak hiperaktif juga tidak bisa maksimal.
Untuk itulah dibutuhkan suatu pendekatan untuk membantu anak-anak yang
hiperaktif tersebut supaya mereka dapat memaksimalkan potnsi diri dan
meningkatkan prestasinya.
Ditinjau secara
psikologis, hiperaktif adalah gangguan tingkah laku yang tidak normal yang
disebabkan disfungsi neurologia dengan gejala utama tidak mampu memusatkan
perhatian. Begitu pula anak hiperaktif adalah anak yang mengalami gangguan
pemusatan perhatian.
Gangguan ini disebabkan
kerusakan kecil pada system saraf pusat dan otak sehingga rentang konsentrasi
penderita menjadi sangat pendek dan sulit dikendalikan. Penyebab lainnya
dikarenakan temperamen bawaan, pengaruh lingkungan, malfungsi otak, serta
epilepsi. Atau bisa juga karena gangguan di kepala seperti geger otak, trauma
kepala karena persalinan sulit atau pernah terbentur, infeksi, keracunan, gizi
buruk, dan alergi makanan.
Pendekatan ini yaitu
dengan adanya bimbingan konseling berupa layanan / treatment yang sesuai dengan
kebutuhannya. Sehingga dengan demikian, diharapkan setiap anak akan memperoleh
haknya untuk mendapatkan pendidikan yang terbaik tanpa terkecuali, karena
pengajaran yang diberikan telah disesuaikan dengan kemampuan dan kesulitan yang
dimilikinya.
5. Penanganan untuk Anak Hiperaktif
Melihat
penyebab hiperaktif yang belum pasti terungkap dan adanya beberapa teori
penyebabnya, maka tentunya terdapat banyak terapi atau cara dalam penanganannya
sesuai dengan landasan teori penyebabnya.
Beberapa terapi untuk anak hiperaktif :
1)
Applied Behavioral Analysis (ABA)
ABA
adalah jenis terapi yang telah lama dipakai, telah dilakukan penelitian dan
didisain khusus untuk anak dengan autisme. Sistem yang dipakai adalah memberi
pelatihan khusus pada anak dengan memberikan positive reinforcement
(hadiah/pujian). Jenis terapi ini bias diukur kemajuannya. Saat ini terapi
inilah yang paling banyak dipakai di Indonesia.
2)
Terapi Wicara
Hampir
semua anak dengan autisme mempunyai kesulitan dalam bicara dan berbahasa.
Biasanya hal inilah yang paling menonjol, banyak pula individu autistic yang
non-verbal atau kemampuan bicaranya sangat kurang.
Kadang-kadang
bicaranya cukup berkembang, namun mereka tidak mampu untuk memakai bicaranya
untuk berkomunikasi/berinteraksi dengan orang lain. Dalam hal ini terapi wicara
dan berbahasa akan sangat menolong.
3)
Terapi Okupasi
Hampir
semua anak autistik mempunyai keterlambatan dalam perkembangan motorik halus.
Gerak-geriknya kaku dan kasar, mereka kesulitan untuk memegang pinsil dengan
cara yang benar, kesulitan untuk memegang sendok dan menyuap makanan
kemulutnya, dan lain sebagainya. Dalam hal ini terapi okupasi sangat penting
untuk melatih mempergunakan otot -otot halusnya dengan benar.
4)
Terapi Fisik
Autisme
adalah suatu gangguan perkembangan pervasif. Banyak diantara individu autistik
mempunyai gangguan perkembangan dalam motorik kasarnya. Kadang-kadang tonus
ototnya lembek sehingga jalannya kurang kuat. Keseimbangan tubuhnya kurang
bagus. Fisioterapi dan terapi integrasi sensoris akan sangat banyak menolong
untuk menguatkan otot-ototnya dan memperbaiki keseimbangan tubuhnya.
5)
Terapi Sosial
Kekurangan
yang paling mendasar bagi individu autisme adalah dalam bidang komunikasi dan
interaksi. Banyak anak-anak ini membutuhkan pertolongan dalam ketrampilan
berkomunikasi 2 arah, membuat teman dan main bersama ditempat bermain. Seorang
terapis sosial membantu dengan memberikan fasilitas pada mereka untuk bergaul
dengan teman-teman sebaya dan mengajari cara-caranya.
6)
Terapi Bermain
Terapi
bermain sangat penting untuk mengembangkan ketrampilan, kemampuan gerak, minat
dan terbiasa dalam suasana kompetitif dan kooperatif dalam melakukan kegiatan
kelompok. Bermain juga dapat dipakai untuk sarana persiapan untuk beraktifitas
dan bekerja saat usia dewasa. Terapi bermain digunakan sebagai sarana
pengobatan atau terapitik dimana sarana tersebut dipakai untuk mencapai
aktifitas baru dan ketrampilan sesuai dengan kebutuhan terapi.
7) Terapi Perilaku
Anak autistik seringkali
merasa frustrasi. Teman-temannya seringkali tidak memahami mereka, mereka merasa
sulit mengekspresikan kebutuhannya, Mereka banyak yang hipersensitif terhadap
suara, cahaya dan sentuhan. Tak heran bila mereka sering mengamuk. Seorang
terapis perilaku terlatih untuk mencari latar belakang dari perilaku negatif
tersebut dan mencari solusinya dengan merekomendasikan perubahan lingkungan dan
rutin anak tersebut untuk memperbaiki perilakunya,
8) Terapi Perkembangan
Floortime, Son-rise dan
RDI (Relationship Developmental Intervention) dianggap sebagai terapi
perkembangan. Artinya anak dipelajari
minatnya, kekuatannya dan tingkat perkembangannya, kemudian ditingkatkan
kemampuan sosial, emosional dan Intelektualnya. Terapi perkembangan berbeda
dengan terapi perilaku seperti ABA yang lebih mengajarkan ketrampilan yang
lebih spesifik.
9)
Terapi Visual
Individu
autistik lebih mudah belajar dengan melihat (visual learners/visual thinkers).
Hal inilah yang kemudian dipakai untuk mengembangkan metode belajar komunikasi
melalui gambar-gambar, misalnya dengan PECS (Picture Exchange Communication System).
Beberapa video games bisa juga dipakai untuk mengembangkan ketrampilan
komunikasi.
10)
Terapi Biomedik
Terapi
biomedik dikembangkan oleh kelompok dokter yang tergabung dalam DAN (Defeat
Autism Now). Banyak dari para perintisnya mempunyai anak autistik.
Mereka sangat gigih
melakukan riset dan menemukan bahwa gejala-gejala anak ini diperparah oleh
adanya gangguan metabolisme yang akan berdampak pada gangguan fungsi otak. Oleh
karena itu anak-anak ini diperiksa secara intensif, pemeriksaan, darah, urin, feses,
dan rambut. Semua hal abnormal yang ditemukan dibereskan, sehingga otak menjadi
bersih dari gangguan. Terrnyata lebih banyak anak mengalami kemajuan bila
mendapatkan terapi yang komprehensif, yaitu terapi dari luar dan dari dalam
tubuh sendiri (biomedis).
Selain
itu beberapa cara yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk mendidik dan
membimbing anak-anak mereka yang tergolong hiperaktif :
· Orang tua perlu menambah pengetahuan
tentang gangguan hiperaktifitas
· Kenali kelebihan dan bakat anak
· Membantu anak dalam bersosialisasi
· Menggunakan teknik-teknik pengelolaan
perilaku, seperti menggunakan penguat positif (misalnya memberikan pujian bila
anak makan dengan tertib), memberikan disiplin yang konsisten, dan selalu
memonitor perilaku anak
· Memberikan ruang gerak yang cukup bagi
aktivitas anak untuk menyalurkan kelebihan energinya
· Menerima keterbatasan anak
· Membangkitkan rasa percaya diri anak
· Dan bekerja sama dengan guru di sekolah
agar guru memahami kondisi anak yang sebenarnya
· Disamping itu anak bisa juga melakukan
pengelolaan perilakunya sendiri dengan bimbingan orang tua. Contohnya dengan
memberikan contoh yang baik kepada anak, dan bila suatu saat anak melanggarnya,
orang tua mengingatkan anak tentang contoh yang pernah diberikan orang tua
sebelumnya.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Anak hiperaktif adalah anak yang mengalami
gangguan pemusatan perhatian dengan hiperaktivitas (GPPH) atau attention
deficit and hyperactivity disorder (ADHD).
2. Para ahli mempunyai perbedaan pendapat
mengenai hal ini, akan tetapi mereka membagi ADHD ke dalam 3 jenis berikut ini:
a. Tipe anak yang tidak bisa memusatkan
perhatian
b. Tipe anak yang hiperaktif dan impulsive
c. Tipe gabungan
3. Ciri-Ciri
Anak Hiperaktif
Ciri
utama anak yang menderita ADHD, yaitu:
a. Tidak ada perhatian
b. Hiperaktif
c. Impulsif
d. Menentang
e. Destruktif
f. Tanpa tujuan
g. Tidak sabar dan usil
h. Intelektualitas rendah
4. Faktor-Faktor Penyebab Hiperaktif pada Anak
a. Kondisi saat hamil & persalinan
b. Cedera otak sesudah lahir
c. Keracunan timbal yang parah
d. Lemah pendengaran
e. Faktor psikis
5. Problem-Problem yang biasa dialami oleh
Anak Hiperaktif
a. Problem di sekolah
b. Problem di rumah
c. Problem berbicara
d. Problem fisik
6. Penanganan untuk Anak Hiperaktif
a. Applied Behavioral Analysis (ABA)
b. Terapi Wicara
c. Terapi okupasi
d. Terapi Fisik
e. Terapi Sosial
f. Terapi Bermain
g. Terapi
Perilaku
h. Terapi
Perkembangan
i. Terapi Visual
j. Terapi Biomedik
Comments
Post a Comment