TRADISI ISLAM DI NUSANTARA
Tradisi Islam di Nusantara
1.
Mauludan
Setiap bulan Rabi’ulawwal tahun Hijriyah,
sebagian besar umat Islam Indonesia menyelenggarakan acara mauludun. Maksud
dari acara tersebut adalah untuk mengenang hari kelahiran Rasulullah saw. Dalam
acara tersebut diadakan pembacaan sejarah hidup Nabi Muhammad saw melalui
kitab Al- Barzanji atau Situddurar. Puncak
acara biasanya terjadi pada tanggal 12 rabiulawwal, dimana tanggal tersebut
Rasulullah saw dilahirkan. Di Aceh tradisi mauludun adalah
sebagai pengganti upeti atau pajak bagi kerajaan Turki, karena Kerajaan Aceh
memiliki hubungan diplomasi yang baik dengan Turki.
2.
Grebek
Tradisi untuk mengiringi para raja atau
pembesar kerajaan. Grebek pertama kali diselenggarakan oleh keraton Yogyakarta
oleh Sultan Hamengkubuwana ke-1. Grebek dilaksanakan saat Sultan memiliki hajat
dalem berupa menikahkan putra mahkotanya. Grebek di Yogyakarta di selenggarakan
3 tahun sekali yaitu : pertama grebek pasa, syawal diadakan
setiap tanggal 1 Syawal bertujuan untuk menghormati Bulan Ramadhan dan Lailatul
Qadr, kedua grebek besar, diadakan setiap tanggal 10
dzulhijjah untuk merayakan hari raya kurban dan ketiga grebek
maulud setiap tanggal 12 Rabiul awwal untuk memperingati hari Maulid Nabi
Muhammad saw. Selain kota Yogyakarta yang menyelenggarakan pesta grebek adalah
kota Solo, Cirebon dan Demak.
3.
Sekaten
Sekaten adalah tradisi membunyikan musik
gamelan milik keraton. Pertama kali terjadi di pulau Jawa. Tradisi ini sebagai
sarana penyebaran agama Islam yang pada mulanya dilakukan oleh Sunan Bonang.
Dahulu setiap kali Sunan Bonang membunyikan gamelan diselingi dengan lagu-lagu
yang berisi tentang agama Islam serta setiap pergantian pukulan gamelan
diselingi dengan membaca syahadatain. Yang pada akhirnya tradisi ini disebut
dengan sekaten. Maksud dari sekaten adalah syahadatain.
Sekaten juga biasanya bersamaan dengan
acara grebek maulud. Puncak dari acara sekaten adalah keluarnya sepasang
gunungan dari Masjid Agung setelah didoakan oleh ulama’-ulama’ keraton. Banyak
orang yang percaya, siapapun yang mendapatkan makanan baik sedikit ataupun
banyak dari gunungan itu akan mendapatkan keberkahan dalam kehidupannya.
Beberapa hari menjelang dibukanya sekaten diselenggarakan pesta rakyat.
4.
Selikuran
Maksudnya adalah tradisi yang
diselenggarakan setiap malam tanggal 21 Ramadhan. Tradisi tersebut masih
berjalan dengan baik di Keraton Surakarta dan Yogyakarta. Selikuran berasal
dari kata selikur atau dua puluh satu. Perayaan
tersebut dalam rangka menyambut datangnya malam lailatul qadar, yang
menurut ajaran Islam lailatulqadar hadir pada 1/3 terakhir bulan
ramadhan.
5.
Megengan atau Dandangan
Upacara untuk menyambut datangnya bulan
Ramadhan. Kegiatan utamanya adalah menabuh bedug yang ada di masjid sebagai
tanda bahwa besok hari sudah memasuki bulan Ramadhan dan semua wajib
melaksanakan puasa. Upacara tersebut masih terpelihara di daerah Kudus dan
Semarang.
6.
Pesta Tabot
Upacara untuk memperingati gugurnya Husen
bin Ali ra. Husein gugur saat mempertahankan haknya sebagai pewaris tahta
ayahnya yang pro pada khalifah Ali bin Abi Thalib. Pesta tabuik diselenggarakan
di Sumatera dengan pertunjukan berbentuk prosesi benda ritual.
Comments
Post a Comment