MAKALAH NEGATIF SOSIAL MEDIA
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji
syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
hidayah-Nya yang telah dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalahyang berjudul “ Pengaruh negatif media sosial bagi
remaja ”.makalah ini disusun untuk memenuhi tugas sekolah.
Terselesaikannya tugas membuat makalah ini tidak
terlepas dari peranan pihak-pihak yang membantu dalam proses penulisan. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Guru
yang telah memberikan tugas.
Akhir kata tiada gading yang tak retak. Penulis menyadari
bahwa makalah ini masih sangat sederhana dan mungkin juga masih banyak
kekurangannya. Namun, besar harapan kami agar tulisan ini dapat diterima dan
nantinya dapat dipakai oleh semua pihak. Untuk itu penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................
i
DAFTAR ISI .................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………………………1
BAB II PEMBAHASAN
A. Tingkat
Ketergantungan Remaja Indonesia Terhadap
Situs Jejaring
Sosial …………………………………………………………………2
B. Dampak Positif
Dan Negatif Yang Ditimbulkan Oleh
Jejaring Sosial
Terhadap Kehidupan Remaja ……………………………………….4
C. Cara Mencegah Kecanduan
Penggunaan Jejaring Sosial ………………………….5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………………………………..6
B. Saran ……………………………………………………………………………..6
DAFTAR
PUSTAKA …………………………………………………………………..7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan
teknologi dan informasi mengalami kemajuan yang sangat pesat. Kemajuan
teknologi dan informasi tersebut merupakan bentuk dari globalisasi dan
modernisasi yang dihasilkan oleh perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat.
Hal tersebut semakin memudahkan manusia atau seseorang untuk membangun
jaringan dan berinteraksi dengan orang lain tanpa batasan jarak dan waktu.
Kemajuan ini menunjang kehidupan masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Namun,
ada pula dampak yang merugikan dari perubahan sosial tersebut.
William F. Ogburn dalam Moore (2002), berusaha memberikan
suatu pengertian tentang perubahan sosial. Ia mendefinisikan perubahan sosial
sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.
Sementara itu, Pengertian perubahan sosial menurut ”Gillin dan Gillin” adalah
suatu variasi dan cara-cara hidup yang telah diterima baik karena
perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan, komposisi penduduk, ideologi
maupun karena adanya penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang sudah dijelaskan di atas, di dalam
penelitian berjudul ““ pengaruh situs jejaring
sosial terhadap perilaku generasi muda” ini terdapat rumusan masalah :
a) Bagaimanakah
tingkat ketergantungan remaja Indonesia terhadap situs jejaring sosial
tersebut?
b) Apa dampak
positif dan negatif yang ditimbulkan oleh jejaring sosial terhadap
kehidupan remaja ?
c) Apa saja upaya
yang dapat dilakukan untuk mencegah kecanduan penggunaan jejaring sosial?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tingkat Ketergantungan Remaja Indonesia
Terhadap Situs Jejaring Sosial
Kehadiran jejaring sosial di tengah masyarakat menjadi sebuah fenomena yang
menandai babak baru kehidupan modern. Keberadaannya dapat menggantikan peran
silaturahmi di tengah masyarakat karena fasilitasnya yang dapat menghubungkan
orang perorang secara leluasa. Dari sini ditemukan bahwa para pengguna jejaring sosial kini
lebih memilih menjalin komunikasi dengan memanfaatkan situs ini. Mereka
cenderung melihat sisi praktis dan efektif karena tidak harus
menyesuaikan diri sebagaimana tatanan berkomunikasi secara langsung.
Saat ini apabila remaja tidak memiliki akun situs di jejaring sosial tidak gaul namanya
malah bisa dibilang ketinggalan zaman. Dan dalam rangka menunjukkan eksistensi,
akhirnya mereka pun mulai belajar untuk mengakses situs jejaring sosial. Mereka
beranggapan bahwa lewat situs tersebut mereka dapat mengembangkan pergaulan
mereka bahkan sampai-sampai bisa berbisnis di sana. Pada umumnya remaja
yang menggunakan fasilitas internet di warnet selalu mengakses situs-situs
jejaring sosial.
Dengan semakin
menjamurnya warnet-warnet di kota bahkan desa semakin memudahkan mereka untuk
mengakses situs-situs jejaring sosial. Ditambah lagi semakin berkembangnya
teknologi sehingga untuk menikmati situs tersebut tidak perlu lagi pergi ke
warnet. Cukup dengan membukanya lewat telepon genggam yang sekarang makin
canggih dan murah, mereka bisa menikmati semua layanan yang disediakan situs
pertemanan tersebut.
Semakin terkenalnya situs pertemanan
ini membuat penggunanya terutama dari kalangan pelajar semakin bertambah tiap
harinya. Durasi dalam mengakses situs pertemanan pun relatif tinggi. Mereka
lebih nyaman untuk terus terpaku di dalam situs tersebut untuk sekedar memberi
komentar, share foto maupun chatting dengan teman mereka daripada harus membaca
buku.
Dari sini
diungkap fakta yang cukup memilukan dimana ada kecenderungan pelajar yang
gemar mengakses jejaring sosial, prestasi akademiknya menurun. Hal itu
terjadi sebagai akibat mereka disibukkan dengan update statusnya, mengomentari
status dan foto orang lain, chatting, dan sebagainya yang sangat menyita waktu.
Kebanyakan mereka
melakukan hal tersebut diluar kendali karena menganggap aktivitas itu sama
sekali tidak mengganggu aktivitas lainnya. Padahal sejatinya banyak waktu yang
terbuang demi menulis, mengomentarai hal-hal sepele yang jauh dari dikatakan
intelek. Pengguna jejaring sosial, kemungkinan besar selalu ingin mengetahui
statusnya setiap hari sehingga tanpa disadari menyita waktu. Mereka terpicu
untuk menulis hal-hal tak penting, membaca hal-hal sepele, dan juga berpikir
secara tak cerdas.
Pengawasan yang minim dari orang tua merupakan salah satu faktor
menjadi faktor mengapa mereka merasa nyaman untuk menghabiskan waktunya
untuk surfing di situs jejaring sosial tersebut. Orang tua seolah ‘'tutup
mata'’ atas fenomena ini. Mereka hanya diam saja mengetahui anaknya sering
mengakses situs pertemanan sampai lupa waktu.
Namun para orang tua pun tidak bisa terlalu disalahkan atas penggunaan
situs pertemanan yang tinggi karena anak mereka bisa saja menggunakan telepon
genggamnya untuk membuka situs tersebut sehingga luput dari pengawasan orang
tua.
Pada dasarnya situs-situs jejaring sosial memiliki batas umur bagi
penggunanya yang ingin mengakses situs tersebut. Jejaring sosial membatasi umur
pengguna yang boleh mengaksesnya yaitu minimal berumur 13 tahun. Statistik
menunjukkan bahwa pengguna jejaring sosial terbanyak di Indonesia yaitu antara
usia 23-31 tahun yaitu sebanyak 2.831.060 pengguna..
Penggunaan yang tinggi ini tidak dipungkiri akibat adanya kemajuan pesat di
bidang teknologi. Selain itu, wujud sifat hakekat manusia adalah memilki
kemampuan bereksistensi yaitu kemampuan seseorang untuk menunjukkan
“keberadaanya” di antara manusia yang lain. Dengan adanya situs jejaring sosial
seperti jejaring sosial mereka dapat menunjukkan dirinya pada khalayak luas
apalagi sekarang jumlah pengakses situs jejaring sosial di Indonesia merupakan
yang terbanyak dibandingkan dengan negara lain di Asia Tenggara dengan untuk
lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar 3.
Dengan begitu banyaknya pengguna situs jejaring sosial ini, para pengguna
terutama dari kalangan pelajar remaja menjadi semangat untuk menampilkan
dirinya lewat akun mereka agar bisa dikenal oleh orang banyak. Umumnya
jejaring sosial memberikan layanan untuk membuat biodata pengguna. User dapat
men-upload foto dirinya untuk ditampilkan dalam akun pribadi sehingga bisa
dilihat teman-teman mereka. Situs perteman jejaring sosial memiliki fitur tambahan
seperti pembuatan grup untuk dapat sharing dengan anggota grup. Selain
itu jejaring sosial menyediakan kumpulan cara yang beragam bagi pengguna
untuk dapat berinteraksi seperti chat, messaging, email, video, chat, share
file dan lain-lain. Hal inilah yang membuat jejaring sosial begitu
digandrungi oleh pelajar remaja saat ini.
Anggapan masyarakat yang mengatakan jika tidak mengakses internet dikatakan
ketinggalan zaman atau gagap teknologi juga mulai mempengaruhi pemikiran
pelajar remaja untuk mulai belajar mengakses situs pertemanan.
B. Dampak Positif Dan Negatif Yang
Ditimbulkan Oleh Jejaring Sosial Terhadap Kehidupan Remaja
Jejaring
Sosial seperti Facebook, google+, Twitter dan
yang sejenisnya seakan sudah menjadi suatu keharusan bagi remaja Indonesia
untuk memilikinya. Bahkan jika tidak memilikinya akan dianggap kurang
pergaulan, cupu dan akan dikucilkan dari komunitasnya. Tentu dengan
adanya Jejaring Sosial ini pasti mengakibatkan dampak yang
positif maupun dampak yang negatif.
Dampak Positif :
Pengaruh
positif penggunaan Jejaring Sosial diantaranya adalah banyak
para remaja yang menggunakanJejaring Sosial untuk memasarkan
iklannya seperti yang dilakukan oleh salah seorang mahasiswa pembuat keripik
pedas yang memasarkan produknya ke Twitter dan Facebook yang
ber merk “Maicih” dan akhirnya sekarang menjadi sebuah kripik yang sudah
tersebar hampir di kota-kota besar di Indonesia. Ada juga Jejaring
Sosial yang digunakan sebagai sarana bertukan informasi, pengetahuan
dan untuk berdiskusi dalam pembuatan komunitas.
Jejaring
Sosial juga dapat mempererat tali
persaudaraan dimana seseorang dapat tetap saling berkomunikasi walaupun
jaraknya jauh. Jejaring Sosial juga dapat digunakan untuk
mencari seorang kerabat, bahkan ada suatu kisah seorang ibu dapat bertemu
kembali dengan anaknya setelah 12 tahun berpisah (data : http://teknologi.vivanews.com/news/read/246710-berkat-Facebook-ibu-dan-anak-ini-bertemu-lagi)
Dampak Negatif :
Akan
tetapi Jejaring Sosial itu juga memberikan dampak yang negatif
bagi para remaja. Banyak para remaja yang kecanduan untuk
menggunakan Jejaring Sosial tanpa mengenal waktu sehingga
menurunkan produktifitas dan rasa sosial diantara remaja pun berkurang.
Banyak para remaja yang lebih suka berhubungan lewat Jejaring Sosial dibanding
dengan bertemu dengan teman-temannya dan yang lebih parah lagi mereka yang
kecanduan susah untuk berkomunikasi dengan yang lain. Para pelajar juga lebih
sering menggunakan waktu mereka untuk bermain game yang ada pada salah
satu Jejaring Sosial.
Akhir-akhir
ini pun banyak kasus-kasus tentang penculikan gadis, banyak orang-orang dengan
kepandaian komunikasi dan rayuan dapat melarikan gadis gadis seperti yang telah
dialami oleh Nova seorang remaja 14 tahun (data : http://metro.vivanews.com/news/read/127718gadis_14_tahun_diculik_tiga_teman_Facebook ). Jejaring Sosial juga digunakan
untuk bisnis prostitusi. Banyak remaja yang tergiur karena pengaruh dari
lingkungannya yang memang ada yang sudah terjun ke dunia hitam dan juga
menawarkan keuntungan yang sangat menjanjikan. Remaja yang sedang labil apalagi
suka bermimpi hidup mewah dengan mudah serta berasal dari keluarga yang
berantakan mudah untuk terjerumus dalam prostitusi di Jejaring Sosial ini
(data :http://headlines.vivanews.com/news/read/200118-penjualan-gadis-abg-lewat-Facebook)
C. Cara Mencegah Kecanduan
Penggunaan Jejaring Sosial
Solusi yang pertama kali adalah berusaha untuk membatasi
diri, dimana jika kalian sudah kecanduan Jejaring Sosial, maka harus membatasi
waktu aksesnya, mulai kurangi bermain game dan update status. Mulai
mencari kesibukan yang lain misal seperti bermain bersama teman-teman dalam
dunia nyata, ikut organisasi maupun mengerjakan tugas kuliah.
Bagi remaja putri hendaknya dapat lebih waspada jika
berkenalan dengan orang asing di Jejaring Sosial, entah itu dari teman
atau terlebih hanya orang yang asal ingin berkenalan. Jangan mudah
percaya akan rayuan serta kata-kata manisnya. Jangan mudah bertemu langsung
kalau memang sangat ingin maka ajaklah teman-teman kalian dan jangan di tempat
yang sepi.
Peran orang tua sangatlah penting, walau orang tua tidak
menggunakan Jejaring Sosial, tetapi orang tua harus lebih menjaga
lingkungan dan pergaulan anak-anaknya dibantu dengan sahabat-sahabat
terdekatnya sehingga jika ada perilaku dari anaknya tersebut berbeda, maka
orang tua harus tanggap dan mencoba menghubungi sahabat-sahabatnya agar tidak
lebih berlanjut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kemunculan situs jejaring sosial ini diawali dari adanya
inisiatif untuk menghubungkan orang-orang dari seluruh belahan dunia. situs jejaring sosial pertama, yaitu Sixdegrees.com mulai
muncul pada tahun 1997. Situs ini memiliki aplikasi untuk
membuat profil, menambah teman, dan mengirim pesan. Dan setelah berkembangnya
tegnologi dan tambhan wawasan SDM manusia muncul situs yang lebih modern dengan
fitur-fitur yang menarik.
Hal ini
menimbulkan manusia khususnya remaja untuk memanfaatkannya semakin lama tren
memanfaatkan jejaring sosial menjadi gaya hidup yang mempengaruhi perilaku
manusia khususnya remaja. Sebenarnya jejaring sosial mempunyai manfaat dan sisi
negatif bagi penggunanya. Tergantung pengguna memakai situs itu secara bijak
atau tidak
B. Saran
Jika orang tua dan tenaga pendidik berkomitmen tinggi serta
serius dalam menyingkapi fenomena jejaring sosial yang kini merebak di kalangan
pelajar remaja, maka penulis kira akan mudah untuk menghilangkan sifat
ketergantungan mereka ketika mengakses situs jejaring sosial. Peran dan
kontribusi mereka dalam mendidik para generasi muda sangat dibutuhkan karena
emosi remaja cenderung masih labil dan mudah terkena pengaruh negatif dari
lingkungan mereka.
Selain itu jika upaya-upaya di atas dapat dilakukan dengan baik dan
berkelanjutan maka akan mudah bagi kita untuk membentuk pribadi generasi muda
yang tangguh akan dampak negatif dari arus globalisasi terutama dalam hal
penggunaan internet.
Jika orang tua dan guru dapat menyadari peran-peran mereka
dalam membimbing para generasi muda, akan mudah untuk meminimalisir kemungkinan
anak remaja akan terkena imbas dari penggunaan internet yang tidak sehat. Untuk
itu diharapkan kesadaran dari semua pihak dalam menyingkapi fenomena situs
jejaring sosial yang sedang merebak di kalangan pelajar remaja saat ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://my.opera.com/kumpulan_info/blog/dampak-negatif-internet-untuk-anak
2. Sarwono, S. W. 2006. Psikologi Remaja.
Jakarta: P.T Raja Grafindo Persada.
3. http://www.sobatsehat.com/2012/11/5/7-dampak-negatif-tidak-sehat-dari-facebook/
4. http://ayupurwaning.blog.upi.edu/category/seminar/
Comments
Post a Comment