MAKALAH KARBOHIDRAT

 

KATA PENGANTAR

 

 

Puji dan syukur kami lantunkan kehadirat Allah SWT yang mana berkat nikmat dan karunia-NYA lah kami masih bisa diberikan kesehatan sampai detik ini. Shalawat teriring salam selalu kami curahkan kepada hamba Allah yang maha perkasa yaitu Nabi Muhammad SAW, berkat jasa beliau kita bisa mempelajari islam semakin luas  hingga sekarang ini.

Alangkah indahnya dalam penulisan makalah ini kami bisa mengetahui sedikit demi sedikit kajian Kurikulum. Makalah ini disusun guna melengkapi tugas sekolah.

Adapun judul Penulisan makalah ini adalah "Penyusun Karbohidrat". Walaupun banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, kami harap tulisan ini bisa bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

                          

 

                                                                            


DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR           …………………………………………………….. i

DAFTAR ISI           ……………………………………………………………… ii

BAB I. PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang          …………………………………………………………. 1

B.  Rumusan Masalah      ………………………………………………………… 1

BAB II PEMBAHASAN

A.  Karbohidrat (sakarida) ………………………………………………………… 2

B.  Fungsi Karbohidrat       ………………………………………………………. 2

C.  Struktur  Karbohidrat        ……………………………………………………. 3

D.  Dampak Kelebihan dan Kekurangan Karbohidrat   …………………………. 8

E.  Zat Adiktif   ………………………………………………………………….. 8

BAB III PENUTUP

A.  Kesimpulan …………………………………………………………………. 10

B.  Saran      …………………………………………………………………….. 10

DAFTAR PUSTAKA   ………………………………………………………… 11

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


BAB 1

PENDAHULUAN

 

 

A.   Latar Belakang

Senyawa Penyusun Sel Secara garis besar dapat dikelompokan menjadi 4kelompok utama yaitu : Karbohidrat, Lipida, Protein dan Asam Nukleat.Karbohidrat berasal dari bahasa latin karbo=karbon dan hidrat= air. Karbohidrat tersusun dari 3 jenis unsure yaitu Karbon, Oksigen dan Hidrogen dengan rumus umum Cn(H2O)n. Melihat rumus empiris tersebut, maka senyawa ini dapat diduga sebagai ”hidrat dari karbon”, sehingga disebut karbohidrat. Rumus empiris seperti itu tidak hanya dimiliki oleh karbohidrat melainkan juga oleh hidrokarbon seperti asam asetat. Oleh karena itu suatu senyawa termasuk karbohidrat tidak hanya ditinjau dari rumus empirisnya saja, tetapi yang paling penting ialah rumus strukturnya

Lipida dapat di ekstraksi dari jaringan sel hewan maupun tumbuham memalui pelarut lemak. Lipid mencakup asam lemak, lemak netral, fosfolipid, glikolipid, terpen, dan streroid. Asam lemak berperan penting sebagai penyusun selaput plasma.

Asam lemak memiliki dua daerah:

a.       rantai hidrokarbon; bersifat hidrofobik tidak larut dalam air dan kurang reaktif;

b.      gugus asam karboksilat; mengion di dalam larutan. Terlarut dalam air, mudah bereaksimembentuk ester.

                  Molekul protein mengandung karbonhidrogenoksigennitrogen dan kadang kalasulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.

Protein terdiri dari unsur-unsur C, H, O, dan N.

            Asam nukleat merupakan salah satu makromolekul yang memegang peranan sangat penting dalam kehidupan organisme karena di dalamnya tersimpan informasi genetik. Asam nukleat sering dinamakan juga polinukleotida karena tersusun dari sejumlah molekul nukleotida sebagai monomernya. Tiap nukleotida mempunyai struktur yang terdiri atas gugus fosfat, gula pentosa, dan basa nitrogen atau basa nukleotida (basa N).  Ada dua macam asam nukleat, yaitu asam deoksiribonukleat atau deoxyribonucleic acid

 

B.   Rumusan Masalah

1.      Apakah yang dimaksud karbohidrat?

2.      Apakah fungsi dari karbohdirat?

3.      Bagaimana struktur karbohidrat?

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

 

A.    Karbohidrat (sakarida)

Karbohidrat berasal dari bahasa latin karbo=karbon dan hidrat= air. Karbohidrat tersusun dari 3 jenis unsure yaitu Karbon, Oksigen dan Hidrogen dengan rumus umum Cn(H2O)n. Melihat rumus empiris tersebut, maka senyawa ini dapat diduga sebagai ”hidrat dari karbon”, sehingga disebut karbohidrat. Rumus empiris seperti itu tidak hanya dimiliki oleh karbohidrat melainkan juga oleh hidrokarbon seperti asam asetat. Oleh karena itu suatu senyawa termasuk karbohidrat tidak hanya ditinjau dari rumus empirisnya saja, tetapi yang paling penting ialah rumus strukturnya. Dari rumus struktur akan terlihat bahwa ada gugus fungsi penting yang terdapat pada molekul karbohidrat yaitu gugus fungsi karbonil (aldehid dan keton).

Gugus-gugus fungsi itulah yang menentukan sifat senyawa tersebut. Berdasarkan gugus yang ada pada molekul karbohidrat, maka senyawa tersebut didefinisikan sebagai polihidroksialdehida dan polihidroksiketon. Istilah sakarida sendiri berasal dari bahasa latin dan mengacu pada rasa manis senyawa karbohidrat sederhana.

B.   Fungsi Karbohidrat

Ada tiga fungsi utama karbohidrat yang sangat diperlukan oleh tubuh, yaitu:

·         Sumber energi utama

Fungsi karbohidrat yang pertama adalah sebagai sumber energi utama bagi tubuh. Energi tersebut dibutuhkan mulai dari bernapas hingga aktivitas tubuh yang lebih intens, seperti berlari. Selama proses pencernaan berlangsung, sumber karbohidrat akan dipecah menjadi gula, untuk kemudian diserap oleh saluran cerna dan masuk ke aliran darah. Gula ini yang dikenal sebagai gula darah (glukosa). Dibantu insulin, gula dalam darah akan memasuki sel tubuh. Jika terdapat glukosa berlebih, maka akan disimpan dalam otot dan hati dalam bentuk glikogen. Bila benar-benar tidak terpakai, maka glukosa diubah menjadi lemak.

·         Membatasi asupan kalori

Fungsi karbohidrat yang kedua adalah untuk membatasi asupan kalori. Bagaimana caranya? Menurut bukti ilmiah, kandungan serat yang tinggi dari makanan yang mengandung karbohidrat kompleks mampu memperpanjang rasa kenyang. Dibandingkan lemak, karbohidrat juga mengandung lebih sedikit kalori. Dalam 1 gram lemak terkandung 9 kalori, sedangkan dalam 1 gram karbohidrat hanya terkandung 4 kalori.

·         Menurunkan risiko penyakit tertentu

Karbohidrat juga berfungsi untuk mengurangi risiko penyakit. Hal ini berdasarkan bukti dari beberapa penelitian mengenai serat pangan dari biji-bijian utuh yang diduga mampu menekan risiko penyakit jantung, obesitas, diabetes tipe 2, dan menjaga kondisi kesehatan organ pencernaan. Sumber karbohidrat yang kaya akan serat pangan antara lain adalah sayur, kentang atau ubi yang masak dengan kulit, dan biji-bijian utuh.

·         Penentu indeks glikemik

Indeks glikemik adalah patokan yang menilai seberapa cepat karbohidrat atau gula dalam makanan diserap ke dalam tubuh. Semakin tinggi indeks glikemik maka semakin cepat makanan tersebut meningkatkan kadar gula darah. Sedangkan makanan dengan indeks glikemik rendah lebih lambat dicerna tubuh dan tidak membuat gula darah cepat naik.

Penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan mengonsumsi makanan atau minuman dengan indeks glikemik tinggi, seperti roti tawar putih, kue manis, coklat, dan minuman ringan yang yang manis, dapat meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2.

 

C.  Struktur Karbohidrat

Karbohidrat memiliki 3 struktur diantaranya :

Struktur Rantai Terbuka

Merupakan bentuk rantai lurus panjang karbohidrat.

Pengertian, Struktur dan Fungsi Karbohidrat

Struktur Hemi-Asetal

Merupakan karbon 1 glukosa yang mengembun dengan gugus -OH dari karbon ke-5 untuk membentuk struktur cincin.



Pengertian, Struktur dan Fungsi Karbohidrat

Struktur Haworth

Merupakan struktur cincin piranosa.

Pengertian, Struktur dan Fungsi Karbohidrat

Jenis Jenis Karbohidrat menurut ukuran molekulnya, yaitu :

1. Monosakarida

Monosakarida adalah karbohidrat yang paling sederhana susunan molekulnya, karena hanya terdiri dari satu unit polihidroksi ulhedid atau keton. Monosakarida dapat digolongkan lagi menurut lumlah atom karbon (C) yang dimilikinya, yaitu triosa (3-C), tetrosa (4- C), pentosa (5-C) dan heksosa (6-C). Karena rasa manisnya, monosakarida disebut juga sebagai gula sederhana. Monosakarida yang penting diperhatikan dalam mempelajari ilmu gizi adalah gula yang mempunyai enam atom karbon (heksosa), yaitu glukosa, fruktosa dan galaktosa.

 

a. Glukosa

Monosakarida ini kadang-kadang disebut sebagai dekstrosa atau gula anggur. Glukosa terdapat banyak di dalam buah-buahan, sayur-sayuran, sirup jagung, madu dan molase (tetes tebu). Karena hanya glukosa yang ditemukan dalam plasma darah (keping darah) dan sel darah merah (eritrosit), maka glukosa kadang kadang disebut juga sebagai gula darah.

 

Glukosa yang terdapat dalam darah merupakan hasil dari pemecahan glikogen (cadangan karbohidrat dalam jaringan), dari pangan yang dikonsumsi atau sebagai hasil pemecahan dari karbohidrat lain yang lebih kompleks. Kadar gula darah dalam keadaan normal adalah sekitar 80 sampai 100 mg per 100 ml darah (sumber lain menyebutkan antara 70 sampai 110 mg per 100 ml darah). Kadar ini biasanya meningkat setelah makan dan kemudian akan menurun secara perlahan mencapai kadar pada waktu puasa yang biasanya ditandai dengan munculnya rasa lapar. Keadaan hiperglikemia terjadi bila kadar gula darah melebihi 160 mg per 100 ml darah, dan hipoglikemia bila lebih rendah dari 60 mg per 100 ml darah.

 

Glukosa dapat direduksi menjadi suatu gula alkohol, yaitu sorbitol. Sorbitol dengan tingkat kemanisan yang setingkat dengan glukosa dapat digunakan untuk membantu menurunkan berat badan, yang dalam teorinya disebutkan bahwa tubuh tidak mampu untuk menggunakannya. Sebenarnya karena laju penyerapannya lambat, sorbitol tetap membantu dalam mempertahankan kadar gula darah yang tinggi setelah makan, sehingga dapat menunda munculnya rasa lapar.

 

b. Fruktosa dan Galaktosa

Walaupun fruktosa dan galaktosa mempunyai rumus formula kimia yang sama dengan glukosa (C6H12O6), tetapi berbeda di dalam susunan atom hidrogen dan oksigen pada rantai karbonnya. Demikian juga tingkat kemanisannya, di mana fruktosa lebih manis dibandingkan glukosa maupun sukrosa, sedangkan tingkat kemanisan galaktosa sedikit lebih rendah dari glukosa.

 

Galaktosa tidak ditemukan dalam keadaan bebas di alam seperti halnya glukosa dan fruktosa, tetapi dihasilkan di dalam tubuh selama terjadinya proses pencernaan laktosa (gula susu). Galaktosa merupakan komponen serebrosida, yaitu lemak turunan ynng terdapat di dalam otak dan pada jaringan syaraf.

 

2. Oligosakarida

Oligosakarida adalah karbohidrat yang mengandung dua sampai sepuluh molekul gula sederhana, yang tergabung di dalam ikatan glikosida. Oligosakarida yang banyak terdapat dalam bahan pangan yaitu dari golongan disakarida, yaitu sukrosa, maltosa dan Iaktosa. Sukrosa terdiri dari satu molekul glukosa dan dari satu molekul fruktosa, maltosa terdiri dari dua molekul glukosa sedangkan laktosa terdiri dari satu molekul glukosa dan dari satu molekul galaktosa (disebut juga gula susu karena terdapat dalam air susu). Ketiga macam disakarida tersebut harus terlebih dahulu dihidrolisis menjadi monosakarida sebelum digunakan oleh tubuh sebagai sumber energi.

 

a. Sukrosa

Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa sukrosa terdiri dari satu unit glukosa dan satu unit fruktosa. Gula putih atau biasa disebut gula pasir maupun gula merah (gula batok) yang diproduksi dari tebu hampir 100 % terdiri dari sukrosa; sedangkan gula merah yang berasal dari palma (aren, kelapa) memiliki kandungan glukosa atau fruktosa dalam jumlah sedikit.

 

Sukrosa banyak digunakan dalam pengolahan pangan, contohnya sirup, jam (selai) dan jelly buah-buahan, puddings, cakes dan Iain lain. Konsumsi sukrosa dalam jumlah yang banyak dapat mengakibatkan kerusakan gigi (carries) serta dapat menyebabkan kegemukan.

 

b. Maltosa dan Laktosa

Tidak seperti halnya sukrosa, maltosa dan laktosa tidak dikonsumsi dalam jumlah banyak dalam makanan sehari-hari. Maltosa banyak terdapat dalam biji-bijian (serealia) yang dikecambahkan, contohnya “malt” yaitu biji barley yang dikecambahkan, dipergunakan di dalam pembuatan bir; atau dalam sirup yang dibuat dari tepung biji-bijian, contohnya sirup jagung. Di dalam tubuh, maltosa dibentuk sebagai senyawa antara dari pencernaan pati. Apabila maltosa dihidrolisis lebih lanjut, maltosa akan menghasilkan dua unit glukosa.

 

Laktosa hanya terdapat dalam air susu, sehingga biasa disebut sebagai gula susu. Jumlah kandungan laktosa di dalam air susu ibu (ASI) dan air susu sapi sekitar 6,8 dan 4,8 gram per 100 ml. Bila dihidrolisis, laktosa akan terurai menjadi 2 (dua) monosakarida yaitu glukosa dan galaktosa.

 

Di dalam usus besar, laktosa yang tidak dapat dicerna (dalam usus Kecil) akan diubah oleh mikroba usus menjadi asam laktat. Meningkatnya keasaman dalam usus menciptakan suatu medium yang memungkinkan bakteri Lactobacillus sp dan Bifidus sp untuk lumbuh dan berkembang biak serta menghasilkan apa yang disebut sebagai “faktor bifidus”, yang dapat mencegah pertumbuhan bakteri bakteri yang tidak diinginkan. Faktor ini terutama ditemukan pada bnyi yang diberi ASI dan keberadaannya diidentifikasi sebagai salah satu keuntungan pemberian ASI dibandingkan dengan susu formula. Pada anak atau orang dewasa yang tidak dibiasakan minum susu, produksi enzim pemecah laktosa (enzim laktase) berkurang atau malah tidak diproduksi sama sekali, sehingga menimbulkan suatu keadaan yang dikenal sebagai “lactose intolerance”. Intoleransi terhadap laktosa dapat menyebabkan terjadinya diare apabila orang tersebut minum susu, karena laktosa tidak dicerna, sehingga akan digunakan oleh mikroba usus dan menghasilkan senyawa senyawa lain yang lebih sederhana serta gas (gas hidrogen, karbon-dioksida dan gas metan). Produksi gas inilah yang dapat menyebabkan terjadinya diare.

 

c. Oligosakarida Famili Rafinosa

Yang tergolong sebagai oligosakarida famili rafinosa (galaktosa, glukosa dan fruktosa) adalah : rafinosa, stakhiosa dan verbaskosa. Jenis oligosakarida ini tidak dapat dicerna dalam usus, karena manusia tidak memiliki enzim beta-galaktosidase. Pada awalnya jenis oligosakarida ini disarankan untuk tidak dikonsumsi, karena dapat menyebabkan kembung perut (flatulensi). Namun oligosakarida pada saat ini digolongkan sebagai prebiotik, karena pertumbuhan bakteri “baik” dapat distimulir di dalam usus, yaitu Lactobacillus sp dan Bifidus sp.

 

3. Polisakarida

Polisakarida adalah karbohidrat yang mempunyai molekul lebih kompleks, yang terdiri dari molekul-molekul monosakarida yang kadang kadang jumlahnya yang mencapai ribuan buah. Berdasarkan pada kegunaannya bagi tubuh, polisakarida dibagi menjadi dua macam, yaitu (a) yang dapat dicerna oleh enzim enzim pencernaan, misalnya pati, dekstrin dan glikogen; dan (b) yang tidak dapat dicerna contohnya selulosa, hemiselulosa, gum dan pektin.

 

a. Pati

Di seluruh dunia, pati merupakan karbohidrat yang dikonsumsi paling banyak oleh manusia. Pati dapat ditemukan dalam bentuk alfa-amilosa atau amilopektin. Amilosa ini terdiri dari rantai glukosa yang panjang dan tidak bercabang, sedangkan amilopektin terdiri dari rantai glukosa yang bercabang. Rantai amilopektin ini masing masing terdiri dari 24-30 unit glukosa yang dihubungkan oleh ikatan alfa – 1,4 dalam rantai lurusnya dan ikatan alfa – 1,6 di tempat percabangannya.

 

Perbandingan antara jumlah amilosa (fraksi yang larut air) dan amilopektin (fraksi yang tidak larut air) dalam suatu jenis pati akan menentukan sifat fisiknya. Contohnya pada beras; semakin sedikit amilosa yang terkandung di dalamnya atau semakin tinggi kandungan amilopektin, semakin lengket nasi yang dibuat dari beras tersebut.

 

Berdasarkan kandungan amilosanya, beras dapat dibagi menjadi empat golongan, yaitu : (a) beras dengan kadar amilosa tinggi (25 sampai 33%); (b) beras dengan kadar amilosa menengah (20 sampai 33%); (c) beras dengan kadar amilosa rendah (kurang dari 9 sampai 20%); dan (d) beras dengan kadar amilosa sangat rendah (kurang dari 9%). Beras ketan praktis tidak mengandung amilosa (1 sampai 2%), sehingga nasinya bersifat sangat lengket.

 

Pati banyak dijumpai dalam serealia, umbi-umbian, kacang-kacangan dan tanaman lain serta buah-buahan yang belum matang. Pati dalam jaringan tanaman memiliki bentuk granula (butir) yang berbeda-beda. Di bawah mikroskop, jenis jenis pati dapat dibedakan menurut sumbernya karena memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda.

 

Pati bersifat tidak larut dalam air dingin, tetapi bila dipanaskan dengan air nantinya akan membentuk pasta, karena granula pati membengkak (menyerap air) dan tidak dapat kembali lagi ke kondisi semula. Proses perubahan ini disebut juga sebagai gelatinisasi pati. Proses pemasakan membuat bahan bahan pangan yang mengandung pati akan menjadi lebih enak rasanya dan lebih mudah dicerna. Glukosa merupakan produk akhir pencernaan pati di dalam tubuh.

 

Dekstrin adalah turunan pati yang terbentuk apabila pati dihidrolisis. Seperti halnya pati, dekstrin mengandung amilopektin dan amilosa, namun rantainya jauh lebih pendek dibandingkan pati. Apabila pati dihidrolisis oleh alfa-amilase, akan terdapat molekul sisa yang tidak dapat dlhidrolisis Iebih lanjut oleh enzim tersebut, yang disebut sebagai “alpha-limit dextrin”. Jika enzim beta-amilase yang digunakan, maka molekul sisanya disebut sebagai “beta-limit dextrin“. Pada hidrolisis lebih lanjut, dekstrin akan dirubah menjadi maltosa dan akhirnya glukosa. Dekstrin dalam jumlah yang cukup berarti terdapat di dalam sirup jagung (yang dibuat dengan cara hidrolisis pati jagung); jumlah yang lebih sedikit terdapat di dalam tepung terigu (dari gandum), madu, jagung, kacang-kacangan dan beras.

 

b. Glikogen

Glikogen merupakan polisakarida yang disimpan di dalam tubuh hewan (termasuk manusia). Oleh karena struktur molekulnya sama dengan pati, sering disebut sebagai “pati hewan”. Glikogen ini banyak terdapat dalam hati dan jaringan otot.

 

Tubuh manusia memiliki kapasitas terbatas untuk menyimpan glikogen, hanya sekitar 350 g. Dua per tiga dari jumlah glikogen tersebut disimpan dalam otot (glikogen otot), hanya dapat digunakan dalam memenuhi kebutuhan energi sel sel otot. Sedangkan glikogen yang terdapat dalam hati (sekitar satu per iga dari jumlah total glikogen di dalam tubuh), dapat digunakan sebagai sumber energi bagi seluruh sel tubuh. Cadangan glikogen tubuh akan dihidrolisis menjadi glukosa yang kemudian dioksidasi menjadi energi, jika karbohidrat (pati, gula) tidak tersedia di dalam saluran pencernaan, misalnya pada waktu puasa atau sewaktu melakukan aktivitas fisik yang berat (contohnya olahraga).

 

c. Selulosa

Seperti halnya pati dan glikogen, selulosa merupakan molekul besar yang terdiri dari unit unit glukosa yang dapat mencapai 12.000 unit. Selulosa merupakan unsur pembentuk yang utama kerangka tanaman. Dari seluruh senyawa karbon yang terdapat dalam tanaman, sekitar 50% merupakan selulosa.

 

Manusia dan hewan karnivora tidak mempunyai enzim yang diperlukan untuk mencerna selulosa (yaitu enzim selulase). Residu yang tidak tercerna ini memberi sifat bulk (bulky) pada makanan dan ini diperlukan untuk mempertahankan gerakan peristaltik usus. Minimal diperlukan 100 mg serat per kg berat badan per hari untuk merangsang pergerakan usus yang normal dan membantu dalam pembuangan kotoran (feses) yang normal.

 

Konsumsi pangan berserat rendah dapat menyebabkan susah buang air besar. Selain itu, dapat juga menyebabkan timbulnya penyakit divertikulosis (benjolan pada permukaan usus) dan penyakit kanker usus besar. Konsumsi serat yang tinggi selain dapat mencegah timbulnya penyakit penyakit tersebut, secara tidak langsung juga dapat mencegah terjadinya aterosklerosis dan penyakit jantung koroner. Akan tetapi, konsumsi serat yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan terhambatnya pencernaan dan penyerapan zat zat gizi lain, karena terlalu pendeknya waktu transit zat zat gizi dalam usus. Selain itu beberapa macam vitamin dan mineral dapat terganggu penyerapannya oleh usus, karena terlindurigi oleh serat.

 

D.  Dampak yg Ditimbulkan akibat Kelebihan & Kekurangan Karbohidrat, Lemak, & Protein

kelebihan karbohidrat : diabetes, memicu penyakit jantung, mengganggu proses metabolisme tubuh.
kekurangan karbohidrat : kerusakan jaringan, kekurangan glukosa dalam darah, marasmus.

kelebihan lemak : peradangan di dlm arteri, prtmbahan berat badan, obesitas, dpt menimbulkn kanker, meningkt resiko penykit jantung,.
kekurngn lemak : menyebbkn depresi, sulit konsentrasi, autis, mrs lelah, daya ingt lemah, melemhnya fungsi otak.

kelebihan protein : obesitas, mengganggu metabolisme protein yg brd di hati, dapt menggnggu ginjal, meningktkn kadar keasmn tubuh, gangguan pncernaan ( kembung, skt maag, sambelit, dll.)
kekurngn protein : kurngnya prtumbuhn, daya tahan tubuh brkurang, keruskn pd liver, trkena penykt kwashiorkor dan marasmus.  

 

E.   Zat Aditif

Zat aditif adalah zat-zat yang ditambahkan pada makanan selama proses produksi, pengemasan atau penyimpanan untuk maksud tertentu. Penambahan zat aditif dalam makanan berdasarkan pertimbangan agar mutu dan kestabilan makanan tetap terjaga dan untuk mempertahankan nilai gizi yang mungkin rusak atau hilang selama proses pengolahan.

Zat aditif

Contoh

Keterangan

Pewarna

Daun pandan (hijau), kunyit (kuning), buah coklat (coklat), wortel (orange)

Pewarna alami

Sunsetyellow FCF (orange), Carmoisine (Merah), Brilliant Blue FCF (biru), Tartrazine (kuning), dll

Pewarna sintesis

Pengawet

Natrium benzoat, Natrium Nitrat, Asam Sitrat, Asam Sorbat, Formalin

Terlalu banyak mengkonsumsi zat pengawet akan mengurangi daya tahan tubuh terhadap penyakit

Pengawet Organik

Sulfit, nitrit dan nitrat

Pengawet Anorganik

Penyedap

Pala, merica, cabai, laos, kunyit, ketumbar

Penyedap alami

Mono-natrium glutamat/vetsin (ajinomoto/sasa), asam cuka, benzaldehida, amil asetat, dll

Penyedap sintesis

Antioksidan

Butil hidroksi anisol (BHA), butil hidroksi toluena (BHT), tokoferol

Mencegah Ketengikan

Pemutih

Hidrogen peroksida, oksida klor, benzoil peroksida, natrium hipoklorit

-

Pemanis bukan gula

Sakarin, Dulsin, Siklamat

Baik dikonsumsi penderita diabetes, Khusus siklamat bersifat karsinogen

Pengatur keasaman

Aluminium amonium/kalium/natrium sulfat, asam laktat

Menjadi lebih asam, lebih basa, atau menetralkan makanan

Anti Gumpal

Aluminium silikat, kalsium silikat, magnesium karbonat, magnesium oksida

Ditambahkan ke dalam pangan dalam bentuk bubuk

Pengharum

Amil asetat (pisang), amil valerat (apel), etil butirat (nanas), butil propionate (rum), dan propil asetat (pear)

Pengharum adalah ester yang memberikan aroma enak seperti buah-buahan yang dikenal dengan nama essence

Pemantap

Garam Ca, Ca-Sitrat, CaSO4, Ca-Laktat

Membuat tekstur yang keras dan renyah

Pengembang adonan

Natrium bikarbonat (NaHCO3)

Menjadikan adonan lebih mengembang sehingga diperoleh roti dengan struktur berpori-pori

Surfaktan

Pengemulsi, penstabil, pengental dan pembasah

Digunakan dalam pengolahan pangan untuk meningkatkan mutu produk dan mengurangi kesulitan penanganan bahan yang mudah rusak

Pengental

Mayonnaise

-

Pembasah

Bahan seperti pada apel dan daun kol

Pembasahan lilin

Bahan yang mempunyai struktur yang berpori-pori

Pembasahan kapiler

Terdapat pada tepung

Pembasahan tepung

Penambah gizi

Asam askorbat, feri fosfat, vitamin A, dan vitamin D

untuk memperbaiki gizi makanan

Pengeras

Aluminium amonium sulfat (pada acar ketimun botol), dan kalium glukonat (pada buah kalangan)

dapat memperkeras atau mencegah melunaknya makanan

Sekuestran

Asam fosfat (pada lemak dan minyak makan), kalium sitrat (dalam es krim), kalsium dinatrium EDTA dan dinatrium EDTA

 


BAB III

PENUTUP

 

A.  Kesimpulan

Karbohidrat berasal dari bahasa latin karbo=karbon dan hidrat= air. Karbohidrat tersusun dari 3 jenis unsure yaitu Karbon, Oksigen dan Hidrogen dengan rumus umum Cn(H2O)n. Melihat rumus empiris tersebut, maka senyawa ini dapat diduga sebagai ”hidrat dari karbon”, sehingga disebut karbohidrat.

Lipida dapat di ekstraksi dari jaringan sel hewan maupun tumbuham memalui pelarut lemak. Lipid mencakup asam lemak, lemak netral, fosfolipid, glikolipid, terpen, dan streroid.

Molekul protein mengandung karbonhidrogenoksigennitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.

Asam nukleat merupakan salah satu makromolekul yang memegang peranan sangat penting dalam kehidupan organisme karena di dalamnya tersimpan informasi genetik. Asam nukleat sering dinamakan juga polinukleotida karena tersusun dari sejumlah molekul nukleotida sebagai monomernya

 

B.  Saran

Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan penulis khususnya dan pembaca pada umumnya, saran dan kritikan yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan makalah penulis selanjutnya

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

Dwijoseputro, D. 1980. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Penerbit PT Gramedia: Jakarta

 

Lakitan, B. 1993. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta

 

Loveless, A.R. 1991. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik 1. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta

 

Comments

Popular posts from this blog

CONTOH DOKUMEN LITERAL DAN KORPORIL

SOAL ULANGAN MI FIKIH DAN AKIDAH AKHLAK KELAS 2 SAMPAI 6

MAKALAH SUKU BANJAR