MAKALAH PERKEMBANGAN SENSOMOTORIK
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Harapan kami semoga makalah ini
membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami
dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih
baik.
Makalah ini kami akui masih banyak
kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami
harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Perkembangan
sensomotorik merupakan dasar dari perkembangan manusia, baik secara kognisi,
emosi, dan psikomotor.
Perkembangan
sensomotoris anak normal bersifat alamiah dan sesuai dengan rangsang yang
dating dari lingkungannya, hal ini Nampak dari perbuatan mencoba dan meniru.
Proses
perkembangan sensomotorik pada umumnya dimulai dari perkembangan motorik,
kemudian sensoris dan akhirnya berkembangan secara simultan. Perkembangan
sensoris pada umunya berkembang sesuai dengan bertambahnya usia anak,
perkembangan motoris dimulai dengan gerak refleks, foluntir, keseimbangan dan
selanjutnya gerakan terampil (praksis).
B.
Rumusan Masalah
a.
Apa yang
dimaksud dengan Perkembangan Sensomotoris ?
b.
Bagaimana
prinsip perkembangan sensomotoris ?
c.
Bagaimana
peningkatan kemampuan Sensomotoris ?
BAB II
PERKEMBANGAN
SENSOMOTORIL
A.
Perkembangan sensomotorik
merupakan dasar dari perkembangna manusia, baik secara kognisi, emosi dan
psikomotor itu sendiri. Perkembangan sensomotoril pada umumnya ( yang terjadi
pada anak normal) bersifat alamiah dan berfungsi mengetahui serta menyesuaikan
diri terhadap rangsangan dari lingkungannya. Hal ini tampak pada perbuatan mencoba dan meniru terhadap sesuatu aktivitas
yang terjadi di sekitarnya. Untuk memenuhi tujuan perkembangan sensomotorik
pada masa kanak-kanan harus menyediakan cukup kesempatan untuk memperoleh
pengalaman dengan melakukan berbagai percobaan.
Perkembangan
manusia pada umumnya dimulai dari perkembangan motorik, yaitu gerakan yang
melibatkan bagian badan yang digunakan dalam duduk, berjalan, berlari,
melompat, melempar dan sebagainya. Dan dilanjutkan dengan gerak halus yang
melibatkan kelompok otot kecil yang
lebih digunakan untuk memegang, menjumput, menulis, menggambar dan sebagainya
yang muncul terlebih dahulu. Kemudian
disusul oleh perkembangan kemampuan sensoris yaitu ketajaman penglihatan,
ketajaman pendengaran, ketajaman perabaan, ketajaman penciuman dan pencecapan.
Antara sensoris dan motoris akhirnya berkembanga secara simultan.
Perkembangan
sensotoris pada umumnya berkembang sesuai dengan bertambahnya usia anak,
senakin bertambahnya usianya semakin peka terhadap rangsang yang
melalui sensoris penglihatan, sensoris pendenganran,sensoris penciuman,
sensoris perabaan dan sensoris pengecapan.
Perkembangan
motorik pada umunya yang berkembang terlebih dahulu dimulai dari :
1.
Gerak refleks,
yaitu merupakan reaksi yang sudah ada sejak lahir yang bekerja atas timbulnya
rangsang tertentu yang memungkinkan seorang bayi merespon terhadapa lingkungan
sebelum ada proses pembelajaran (Fauzia
Aswin Hadis, 1996). Misalnya refleks mencari (rooting refleks), yaitu mencari
sesuatu untuk diisap. Pada seorang bayi apabila ditempelkan barang pada
mulutnya atau pipinya ia akan menggerakkan kepalanya kea rah sentuhan untuk
mencari sesuatu untuk diisap.
2.
Gerak foluntir,
yaitu merupakan gerakan yang dilakukan secara suka rela, anak mulai menyadari
adanya rangsang dari luar, sehingga ia berusaha untuk mereaksi terhadap
rangsang tersebut. Misalnya saat diberikan rangsangan sebuah benda didekat mata
anak akan berusaha untuk mengikutinya dengan menggerakan kepala, kemudian
apabila di depannya ada permainan yang menarik, anak mulai menggerakkan tangan
dan berusaha menjangkaunya walaupun amsih belum terarah. Gerakan tersebut akan
lebih terarah apabila keseimbangan anak sudah mulai stabil.
3.
Keseimbangan
(balance), yaitu pertahankan sikap tubuh dengan meningkatkan perasaan otot
dalam melakukan kerja sama merasakan titik berat badan secara tepat. Dengan
menjaga keseimbangan tubuh manusia akan dapat bertahan pada posisinya sehingga
tidak jatuh. Misalnya, pada seorang bayi yang mereaksi terhadap daya tarik bumi.
4.
Gerakan terampil
(praksis), merupakan gerakan yang terkoordinasi secara baik, dengan
meningkatkan kerja sama anta root dalam melakukan suatu aktivitas tertentu dan
dilakukan secara otomatik, cepat dan akurat.
B.
Prinsip Perkembangan Sensomotorik
Beberapa
periodek untuk mengetahui kapan timbulnya bentuk perilaku motorik tertentu yang
dibandingkan dengan perkembangan anak pada umumnya yang dilakukan dalam studi
longitudinal mulai dari perkembangna melibatkan motorik tangan, perkembangan
motorik kaki, sampai pada keterampilan motorik.
Dari studi
tersebut melahirkan lima prinsip perkembangan motorik (Hurlock, 1991), yaitu :
(1) perkembangan sensomotorik bergantung pada kematangan otot saraf, (2)
belajar keterampilan sensomotorik tidak terjadi sebelum anak matang, (3)
perkembangan sensomotorik mengikuti pola yang dapat diramalkan, (4)
dimungkinkan menentukan norma perkembangan sensomotorik. Setiap prinsip
tersebut akan dibahas sebagai berikut :
1.
Perkembangan
sensomotorik bergantung pada kematangan otot safaf
Pada waktu lahir perkembangan sensomotorik lebih
berpusat pada urat saraf tulang belakang, buka dari otak. Maka gerakan refleks
bayi lahir lebih baik dikembangkan dengan sengaja dari pada dibiarkan bekerja
sendiri. Refleks ini diperlukan untuk : melihat, meraba, mendengar, mencium dan
mengecap, juga menghisap, menelan, mengedip, menggerakkan lutut, tangan dan
sebagainya, aktivitas tersebut semakin lama bertambah semakin kuat dan
terkoordinasi secara lebih baik.
2.
Belajar
Keterampilan Sensomotorik tidak terjadi sebelum anak matang
Sebelum system saraf dan otot berkembang dengan
baik, upaya untuk melatih gerakan terampil bagi anak akan sia-sia, baik
dilakukan oleh orang lain maupun diri sendiri.
3.
Perkembangan
sensomotorik mengikuti pola yang dapat diramalkan
Perkembangan sensomotorik berdasarkan pada hokum
arah perkembangan. Terutama pada perkembangan motoriknya pada masa bayi akan
ditunjukan dengan gerakan yang lebih besar dari bagian kepala, kemudian setelah
mekanisme otot dan urat saraf matang
gerakannya akan lebih banyak dikendalikan oleh bagian batang tubuh dan
selanjutnya ke daerah kaki.
4.
Dimungkinkan
menentukan norma perkembangan sensomotorik
Dengan mengetahui perkembangan sensomotorik secara
awal dapat dipakai sebagai pedoman/peramalam dalam menentukan norma untuk
bentuk kegiatan motorik lainnya. Norma tersebut dapat dipakai sebagai petunjuk
yang memungkinkan orang tua atau orang lain untuk mengetahui apa yang dapat
diharapkan dan pada umur berapa hal itu dapat diharapkan dari anak.
5.
Perbedaan
individu dalam laju perkembangan sensomotorik
Secara umum perkembangna sensomotorik mengikuti pola
yang sama untuk menentukan perkembangan bagi semua orang. Namun dalam pola
rincian tersebut terdapat perbedaan secara individu. Sehingga hal tersebut akan
mempengaruhi tahap-tahap perkembangan sesuai dengan kemampuan dan kondisi
masing-masing anak.
C.
Peningkatan Kemampuna Sensomotorik
Peningkatan
kemampuan sensomotorik pada anak normal akan berkembang secara bertahap, alami
dan sesuai dengan ransangan yang diterima dari lingkungannya. Peningkatan ini
akan dimulai sejak pada saat lahir, akan tetapi pada tahun keempat dan kelima
akan Nampak peningkatan secara cepat, yaitu antara lain :
Motorik kasar
(gross motor) akan berkembanga pada empat lima tahun pertama. Setelah berumur
lima tahin terjadi perkembangan yang besar dalam pengendalian yang lebih banyak
yang melibatkan kelompok otot kecil ( motorik halus/fine motor). Pada usia enam
tahun kemampuan baik sensoris maupun motoris anak telah siap untuk menyesuaikan
diri dengan ketentuan sekolah, serta dalam kegiatan bermain dengan teman
sebaya.
D.
Gambaran Perkembangan Sensoris melalui Sensoris
Gambaran
sensoris melalui sensoris ini antara lain berupa, perkembangan sensomotoris
melalui sensoris penglihatan, perkembangan sensoris melalui sensoris perabaan,
perkembangan sensomotoris melalui sensoris pendenganran, perkembangan
sensomotoris melalui sensoris penciuman dan perkembangan sensomotoris melalui
sensoris pengecapan.
E.
Perkembangan Sensomotoris Anak Luar Biasa
Sensomotoris
anak luar biasa, tidak dapat berkembang sebagaimana mestinya, perkembangannya
mengalami gangguan dan keterlambatan bila dibandingkan dengan perkembangan
sensomotoris anak normal. Sensomotorisnya berkembangan sesuai dengan kondisi
kelainan yang disandangnya. Pada anak luar biasa, kerusakan slah satu sensoris,
terutama sensoris penglihatan dan pendengaran, dapat menyebabkan perhatiannya
lebih terpusat pada sensoris yang tidak mengalami gangguan atau kerusakan.
Gangguan atau kerusakan salah satu sensoris akan dapat mempengaruhi perkembangan
motoriknya.
Perkembangan
sensomotorik yang terjadi pada anak luar biasa, dapat dijelaskan di bawah ini
sesuai dengan gangguan maupun kelainan masing-masing :
1.
Perkembangan
sensomotorik anak tunanetra. Karena mengalami gangguan pada penglihatannya,
maka mereka lebih memusatkan perhatiannya pada sensoris perabaan dan sensoris
pendengaran.
2.
Perkembangan
sensomotoris anak tunarungu. Gangguan yang terjadi pada sensoris pendengarannya
mengakibatkan mereka lebih memusatkan perhatiannya pada sensoris penglihatan,
gangguan yang Nampak pada motorisnya mereka mengalami kekurangseimbangan dalam
melakukan gerakan-gerakan, terutama yang berhubungan dengan gerakan
keseimbangan.
3.
Perkembangan
sensomotoris anak tunagrahita. Mereka mengalami gangguan dalam perkembangan
sensomotoris bukan disebabkan karena salah satu kerusakan pada sensoris maupun
motoris. Hal itu disebabkan karena mentalnya yang rendah, sehingga sangat
mempengaruhi terhadap semua perkembangan
sensoris maupun motorisnya.
4.
Perkembangan
sensomotoris anak tunadaksa, gangguannya tidak disebabkan karena kerusakan pada
sensorisnya, melainkan gangguan maupun kerusakan pada fisik dan otaknya.
Sehingga gerakan motorisnya mengalami kekakuan dan kekurangseimbangan serta ada
gerakan-gerakan yang kurang wajar.
5.
Perkembangan
sensomotoris anak tunalaras. Mereka
tidak mengalami gangguan pada sensoris maupun motorisnya. Perkembangan
sensomotorisnya sama dengan anak normal, yaitu berkembang secara alami dan
dapat menyesuaikan diri sesuai denan rangsang dari lingkungannya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Ketika si Kecil berumur 2 tahun, ia
mulai terlihat tidak seperti bayi lagi. Ia mulai mengontrol tindakannya
sendiri: ia tak hanya bisa berjalan dan berbicara, tetapi ia sudah bisa
berlari, bertanya, dan bahkan sudah mulai bisa makan sendiri, menyampaikan
kepada orang lain apa yang hendak ia lakukan, dan sebagainya. Namun, ia masih
sangat tergantung pada orang tuanya. Mari kita lihat tahap perkembangannya
dalam tiga area ini.
·
Perkembangan
Akal
·
Perkembangan
Sosial
·
Perkembangan
Fisik
DAFTAR PUSTAKA
Depdikbud
(1977/1978). Latihan sensomotorik Anak Luar Biasa. Jakarta: Depdikbud.
Fauzia aswin
Hadis (1996). Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta : Departemen Pendidikan Dan
Kebudayaan. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Proyek Pendidikan Tenaga
Guru.
Hurlock, E B,
ab. Meitasari Tjadasa dkk, (1991). Perkembangan Anak. Jakarta : Erlangga
Simanjuntak, B.
& IL. Pasaribu (1984). Pengantar Psikologi Perkembangan. Bandung : Tarsito
Comments
Post a Comment