MAKALAH PERSEBARAN BUDAYA GORONTALO
BAB
I
1.
KATA
PENGANTAR
Segala puji atas nikmat yang Allah
SWT berikan, karena atas nikmatnya kita semua dapat berekspresi sesuai dengan
hati nurani kita. Selayaknya kita sebagai makhluk yang lemah, tidak pantas
untuk bersifat sombong, karena ketidakberdayaan tersebut kita pantas untuk
bersyukur atas kuasa-Nya, hanyalah Allah SWT yang pantas menyandang gelar
tersebut.
Penyusunan makalah ini sebagai bahan
pembelajaran siswa-siswi untuk memahami lebih lanjut perihal tentang Provinsi
Gorontalo, beserta dengan kajian- kajiannya.
Penulis juga mengucapkan terimakasih
kepada berbagai pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah
ini. Penulis menyadari sepenuhnya kekurangan yang terdapat dalam makalah
ini. Untuk itu penulis mengharapkan adanya masukan, saran dan kritik dari semua
pihak. Semoga makalah mengenai “Provinsi Gorontalo” ini dapat bermanfaat dan
kita semua semoga selalu dalam lindungan dan maghfirah-Nya.
2.
LATAR
BELAKANG
Gorontalo adalah sebuah provinsi di Indonesia. Sebelumnya, semenanjung Gorontalo (Hulontalo)
merupakan wilayah Kabupaten Gorontalo dan Kota Madya Gorontalo di Sulawesi
Utara. Seiring dengan munculnya pemekaran
wilayah berkenaan dengan otonomi daerah di Era Reformasi, provinsi ini kemudian
dibentuk berdasarkan Undang-Undang
Nomor 38 Tahun 2000, tertanggal 22
Desember 2000 dan menjadi Provinsi ke-32 di Indonesia. Ibukota
Provinsi Gorontalo adalah Kota
Gorontalo (sering disebut juga Kota Hulontalo)
yang terkenal dengan julukan "Kota Serambi Madinah". Provinsi
Gorontalo adalah salah satu dari 32 provinsi di wilayah Republik Indonesia yang
memanjang dari Timur ke Barat di Bagian Utara Pulau Sulawesi. Sebelah Utara
berbatasan dengan Laut Sulawesi, Sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi
Sulawesi Utara, Sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Tengah,
Sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Tomini. Selain itu, Gorontalo juga
berada pada “mulut” Lautan Pasifik yang menghadap pada negara Korea, Jepang dan
Amerika Latin.Sudah tentu “kelebihan posisi” ini dapat memberikan
peluang yang baik dalam pengembangan perdagangan perekonomian dan pariwisata.
Menurut
data BPS tahun 2013 (2013 : 2) bahwa Provinsi Gorontalo secara keseluruhan
memiliki 77 kecamatan serta 735 Desa/Kelurahan. Data ini akan terus
mengalami perubahan seiring dengan adanya rencana pemekaran Daerah Otonom Baru
(DOB) di Provinsi Gorontalo yang diprediksi akan selesai pada tahun 2020
mendatang. Provinsi Gorontalo menjadi salah satu daerah hasil
pemekaran yang terbilang sukses.
Provinsi
Gorontalo sebagian besar terdiri dari daerah pegunungan yang membentang dari
utara ke selatan provinsi ini.Panorama Pegunungan Gorontalo sangat
menakjubkan.Gunung-gunung dan hutan adalah rumah-rumah bagi flora dan fauna
unik.Anoa, tarsius, burung maleo, dan babi rusa adalah salah satu spesies
langka yang dapat Anda ditemukan di sini.Maleo, misalnya, adalah spesies burung
yang telurnya lebih besar dari tubuhnya sendiri.Sementara Tarsius adalah primata
terkecil di dunia, tetapi memiliki panjang sekitar 10 cm. Di hutan Gorontalo
terdapat pohon ebony, lingua, nantu, meranti, dan rotan.Di bagian selatan laut
Gorontalo, yaitu di Teluk Tomini, ada beberapa pulau kecil yang
tersebar.Pulau-pulau belum berpenghuni dan pasir putih sangat indah
mengelilingi.Teluk Tomini dilintasi oleh garis khatulistiwa dan secara alami
ditinggali oleh beragam jenis hewan laut.Karena itu, Teluk Tomini adalah surga
bagi para penyelan.
3.
Rumusan
Masalah
·
Bagaimana Geografi dan Iklim Provinsi
Gorontalo ?
·
Bagaimana Kebudayaan di Provinsi
Gorontalo ?
·
Bagaimana Objek Wisata yang Ada di
Provinsi Gorontalo ?
C. Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan dalam Penulisan ini
yaitu :
·
Untuk Mengetahui Geografi dan
Iklim Provinsi Gorontalo
·
Untuk Mengetahui Kebudayaan di
Provinsi Gorontalo
·
Untuk Mengetahui Objek Wisata
yang Ada di Provinsi Gorontalo
D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan tentang
kebudayaan Gorontalo ini adalah agar masyarakat lebih mengetahui dan menambah
pengetahuan pembaca tentang daerah Gorontalo.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
LETAK
WILAYAH
a. Letak
Geografis
Wilayah
Provinsi Gorontalo yang pada zaman kolonial Belanda dikenal dengan sebutan
"Semenanjung Gorontalo" (Gorontalo Peninsula) terletak pada bagian
utara Pulau Sulawesi, tepatnya pada 0° 19′ 00” - 1° 57′
00” LU (Lintang Utara) dan 121° 23′ 00” - 125° 14′ 00” BT (Bujur Timur). Letak
Provinsi Gorontalo sangatlah strategis, karena diapit oleh dua perairan,
yaitu Teluk Gorontalo atau yang lebih dikenal dengan
nama Teluk Tomini di sebelah Selatan dan Laut Sulawesi di sebelah Utara. Dalam
catatan sejarah maritim Nusantara, Laut Sulawesi menjadi penting karena
merupakan jalur pelayaran dari pulau Sulawesi menuju Filipina yang juga melalui
jalur wilayah perairan Kesultanan Sulu di sebelah Timur dari Negara Malaysia.
Sedangkan Teluk Gorontalo atau Teluk Tomini sejak dahulu kala menjadi sumber
kehidupan penduduk Kerajaan-Kerajaan yang bermukim di sekitarnya. Teluk ini pun
sejak dahulu ramai oleh lalu lintas pelayaran dan perdagangan, karena menjadi
tempat bertemunya Kerajaan yang berada di kawasan "Tomini-Bocht"
(wilayah kawasan Teluk Tomini), Ternate, Buton, bahkan menjadi jalur masuknya
perantau dari Hokkian (Tiongkok) serta dari Jazirah Arab.
b. Luas
Wilayah
Luas wilayah Provinsi Gorontalo
secara keseluruhan adalah 12.435 km². Jika dibandingkan dengan wilayah
Indonesia, luas wilayah provinsi ini hanya sebesar 0,67 persen.
B.
CIRI
BUDAYA LOKAL
BAHASA
Pada dasarnya terdapat banyak bahasa daerah di Gorontalo.
Namun hanya tiga bahasa yang cukup dikenal masyarakat di wilayah ini,
yaitu Bahasa Gorontalo, Bahasa Suwawa (disebut juga Bahasa Bonda), dan Bahasa
Atinggola (Bahasa Andagile). Dalam proses perkembangannya Bahasa Gorontalo
lebih dominan sehingga menjadi lebih dikenal oleh masyarakat di seantero
Gorontalo. Saat ini Bahasa Gorontalo telah dipengaruhi oleh Bahasa
Indonesia dan
Bahasa Melayu Manado, sehingga kemurnian bahasanya agak sulit diperoleh dalam
penuturan Orang Gorontalo. Demi menjaga kelestarian bahasa daerah, maka
diterbitkanlah Kamus Bahasa Gorontalo-Bahasa Indonesia, Kamus Bahasa
Suwawa-Bahasa Indonesia serta Kamus Bahasa Atinggola-Bahasa Indonesia. Selain
itu, telah berhasil diterbitkan dan disetujui oleh Kementerian Agama Republik
Indonesia perihal penerbitan Al-Qur'an yang dilengkapi terjemahan bahasa
Gorontalo (Al-Qur'an terjemahan Hulontalo). Disamping itu, pendidikan muatan
lokal Bahasa Gorontalo masih terus dipertahankan untuk dijadikan bahan ajar di
Sekolah Dasar. Meskipun Catatan Buku Tua Gorontalo yang ada di masyarakat
sepenuhnya ditulis menggunakan Aksara Arab Pegon (Aksara Arab Gundul) akibat
dari afiliasi agama Islam dengan Adat Istiadat, Gorontalo sebenarnya memiliki
aksara lokal sebagai identitas kesukuan yang sangat tinggi nilainya, yaitu
"Aksara Suwawa-Gorontalo". Adapun contoh penggunaan bahasa daerah
dalam kehidupan sehari-hari yang harus tetap dilestarikan:
MATA PENCAHARIAN
Masyarakat Gorontalo mereka hidup berkelompok menurut mata
pencaharian, yaitu:
1. Kelompok manusia yang kebiasaan hidupnya bercocok tanam
disebut “Limbuwe.” Alat yang dipakai dan dibuat dari batu seperti kapak
untuk menebang pohon kayu. Alat untuk menanam jagung dan umbi-umbian dibuat
dari kayu yang ditajamkan, disebut “tutua”.
2. Kelompok manusia yang kebiasaan hidupnya menangkap ikan
disebut “Gintuwe”. Pada waktu itu sistem menangkap ikan masih dengan
cara “modulopo” yaitu menyelam dalam air kemudian berusaha menangkap
ikan dengan tangan. Selain itu mereka menggunakan tombak yang disebut “tobongo”.
Untuk keperluan rumah tangga,
seperti perkakas tempat makan masih terbuat dari kayu, tempat minum dari bambu
yang dipotong-potong dan tempat memasak yaitu periuk belanga terbuat dari
tanah.
Gorontalo
penduduknya sudah hidup secara berkelompok dan tiap kelompok hidup dalam sebuah
rumah besar yang disebut “Lalaa” untuk menjaga keamanan bila datang gangguan
atau serangan musuh agar dapat dihadapi bersama.Alat bangunan rumah
terbuat dari kayu dan bambu, sedangkan atapnya masih terbuat dari daun enau,
daun rumbia, daun woka, dan daun alang-alang.Alat perkakas masih
sangat sederhana, karena hanya terbuat dari batu dan kayu.
Di
daerah Gorontalo tiap-tiap kelompok dipimpin oleh seorang ketua kelompok yang
disebut Saitu dan dibantu oleh seorang pembantu kelompok yang disebut Pulaihe.
Ketua kelompok dipilih dan diangkat oleh anggota masyarakat dengan syarat ia
seorang yang berwibawa dan mempunyai kekuatan sakti.[4]Mata
pencaharian utama adalah berladang dan berburu.Dalam mengerjakan kebun
dan menebas hutan yang dibuka untuk ladang, biasanya dipimpin oleh Panggoba yaitu
seorang yang pandai melihat bintang.Panggoda dapat menentukan apakah sudah
musim panas dan sudah waktunya untuk menebas hutan atau belum.Ia dapat
menentukan musim hujan, sehingga dapat pula, menentukan apakah penanaman padi
atau jagung sudah dapat dilakukan atau belum.
Perombakan
hutan dan pengolahan kebun dan ladang dikerjakan secara gotong royong atau yang
dikenal dengan sistem kerja ‘huyula’.Sistem kerja huyula terdiri dari
kelompok kerja, antara lain disebut ‘Polita’ atau ‘Heiya’
dan Motiayo’.Polita atau Heiya,yaitu suatu
kelompok kerja yang terdiri dari sejumlah anggota pekerja dimana tiap anggota
mendapat giliran pekerjaan dalam mengerjakan kebun.Motiayo, yaitu suatu
pekerjaan yang dikerjakan secara sukarela melalui undangan dari si pemilik
kebun. Pekerjaan motiayo meliputi: perombakan hutan, pemetikan hasil kebun,
pengangkutan, dan lain-lain.
Selain
mata pencaharian berladang, mereka hidup pula dari berburu binatang hutan
dengan menggunakan alat-alat berburu, antara lain ‘Talele’ yaitu
sebuah tali yang diikat pada ujung sepotong kayu yang panjangnya lebih kurang
2,50 m. Kayu tersebut ditanam dalam tanah sedalam 0,50 m. dan yang tampak
(keluar) hanya 2 m. tali yang mengikat kayu tersebut ditarik dan dimasukan ke
dalam tanah yang telah dilubangi sebagai jerat untuk mengikat kaki binatang
buruan ‘Tahipango’ yaitu bambu yang diruncingkan, ditanam di tempat
yang terjal dimana sering dilalui binatang, sehingga binatang dapat dijerat
dengan tusukkan bambu runcing. ‘Talango’ yaitu pembuatan
kandang untuk menangkap binatang dengan memberikan makanan sebagai umpan.
SISTEM
RELIGI
Orang Gorontalo hampir
seluruhnya beragama Islam, yang masuk pada abad ke-16. Namun, mereka masih
mempercayai makhluk-makhluk halus (motolohuta) dan kekuatan gaib
(hulobalangi). Sebagian beranggapan makam para orang sakti dahulu adalah
keramat. Upacara tradisional terkait dengan kepercayaan akan adanya
makhluk-makhluk yang mendiami alam raya ini, meliputi upacara untuk kesuburan
tanah, menolak wabah penyakit, gerhana bulan, membuka hutan dan minta
hujan. Alat-alat yang dipakai untuk perlengkapan upacara harus
lengkap. Tiap alat tersebut menunjukkan lambang religio magis. Bau
asap kemenyan yang dibakar yang merupakan makanan setan, dianggap memiliki
kekuatan menolak penyakit atau bencana sehingga melambangkan keamanan hidup
masyarakat. Gendang hanya bisa dibunyikan dalam upacara memanggil
stan. Jika di luar itu, mereka menganggap para setan akan berdatangan
memberikan bencana dalam kehidupan masyarakat. Selain itu, kain merah yang
menjadi ikat kepala para pelaksana upacara mewakili kawan setan. Karena
itu, kalau dipakai sembarang orang memiliki daya magis yang dapat membawa
penyakit atau bencana yang akan menimpa penduduk. Itulah sebabnya, jarang
ditemukan pakaian warna merah dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam upacara
tradisional orang Gorontalo.
KESENIAN
Pakaian Adat
Gorontalo memiliki
pakaian khas daerah sendiri baik untuk upacara perkawinan, khitanan, baiat
(pembeatan wanita), penyambutan tamu, maupun yang lainnya. Untuk upacara
perkawinan, pakaian daerah khas Gorontalo disebut Bili’u atau Paluawala.
Pakaian adat ini umumnya dikenal terdiri atas tiga warna, yaitu ungu, kuning
keemasan, dan hijau.
Rumah Adat
Gorontalo memiliki 2
bentuk rumah adat yang bernama Bandayo Poboide dan Dulohupa. Dulohupa merupakan
rumah panggung yang terbuat dari papan, dengan bentuk atap khas daerah
Gorontalo. Pada bagian belakang ada ajungan tempat para raja dan kerabat istana
untuk beristirahat atau bersantai sambil melihat kegiatan remaja istana bermain
sepak raga.
Alat Musik
Alat Musik asal
Gorontalo bernama Polopalo, alat musik ini terbuat dari bambu dan di iket
menggunakan tali yang bentuknya menyerupai garputala raksasa. Cara memainkanya
yaitu dengan memukulkan Polopala ke lutut dengan irama yang beraturan.
Tari Tradisional
Gorontalo memiliki
beraneka ragam tari tradisional yang berasal dari wilayah tersebut :
1) Tari Sarode
Tari Saronde adalah
tari pergaulan keakraban dalam acara resmi. Tarian ini diangkat dari tari adat
malam pertunangan pada upacara adat perkawinan daerah Gorontalo. Saronde
sendiri terdiri dari musik dan tari dalam bentuk penyajiannya. Musik mengiringi
tarian Saronde dengan tabuhan rebana dan nyanyian vokal, diawali dengan tempo
lambat yang semakin lama semakin cepat. Dalam penyajiannya, pengantin
diharuskan menari, demikian juga dengan orang yang diminta untuk menari ketika
dikalungkan selendang oleh pengantin dan para penari dan diiringin oleh musik
khas suara rebana
Tari Dana-dana
merupakan Tarian pergaulan remaja gorontalo yang berkembang dari masa kemasa,
tarian ini melambangkan cinta kasih dan kekeluargaan
Organisasi Sosial
Menurut sejarah, Jazirah Gorontalo
terbentuk kurang lebih 400 tahun lalu dan merupakan salah satu kota tua di
Sulawesi selain Kota Makassar, Pare-pare dan Manado. Gorontalo pada saat itu
menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam di Indonesia Timur yaitu dari
Ternate, Gorontalo, Bone. Seiring dengan penyebaran agama tersebut Gorontalo
menjadi pusat pendidikan dan perdagangan masyarakat di wilayah sekitar seperti
Bolaang Mongondow (Sulut), Buol Toli-Toli, Luwuk Banggai, Donggala (Sulteng)
bahkan sampai ke Sulawesi Tenggara.Gorontalo menjadi pusat pendidikan dan
perdagangan karena letaknya yang strategis menghadap Teluk Tomini
Kedudukan Kota Kerajaan Gorontalo
mulanya berada di Kelurahan Hulawa Kecamatan Telaga sekarang, tepatnya di
pinggiran sungai Bolango. Menurut Penelitian, pada tahun 1024 H, kota Kerajaan
ini dipindahkan dari Keluruhan Hulawa ke Dungingi Kelurahan Tuladenggi
Kecamatan Kota Barat sekarang
Kemudian dimasa Pemerintahan Sultan
Botutihe kota Kerajaan ini dipindahkan dari Dungingi di pinggiran sungai
Bolango, ke satu lokasi yang terletak antara dua kelurahan yaitu Kelurahan
Biawao dan Kelurahan Limba B.
Dengan letaknya yang stategis yang
menjadi pusat pendidikan dan perdagangan serta penyebaran agama islam maka
pengaruh Gorontalo sangat besar pada wilayah sekitar, bahkan menjadi pusat
pemerintahan yang disebut dengan Kepala Daerah Sulawesi Utara Afdeling
Gorontalo yang meliputi Gorontalo dan wilayah sekitarnya seperti Buol ToliToli
dan, Donggala dan Bolaang Mongondow.
Sebelum masa penjajahan keadaaan
daerah Gorontalo berbentuk kerajaan-kerajaan yang diatur menurut hukum adat
ketatanegaraan Gorontalo. Kerajaan-kerajaan itu tergabung dalam satu ikatan
kekeluargaan yang disebut "Pohala'a". Menurut Haga (1931) daerah
Gorontalo ada lima pohala'a :
§ Pohala'a Gorontalo
§ Pohala'a Limboto
§ Pohala'a Suwawa
§ Pohala'a Boalemo
§ Pohala'a Atinggola
Pohala'a Gorontalo merupakan pohalaa
yang paling menonjol di antara kelima pohalaa tersebut. Itulah sebabnya
Gorontalo lebih banyak dikenal.
Potensi
Wisata
1. Pantai Bolihutuo
Pantai Bolihutuo via merahputih.com
Pantai yang ada di Gorontalo tidak kalah bagusnya dengan pantai-pantai yang ada di Bali. Contohnya, Pantai Bolihutuo yang terletak di Kabupaten Boalemo, Gorontalo. Pantai ini belum banyak dikenal karena letaknya yang tersembunyi. Maka tidak heran ya kalau pantai ini masuk dalam daftar tempat wisata hidden spot yang ada di Indonesia.
Keunikan pantai ini adalah hamparan lautnya yang luas dan pasir
putihnya yang indah. Berjemur dan menikmati indahnya deburan ombak menjadi
kegiatan yang sangat mengasyikkan. Belum lagi pepohonan dan bukit-bukit tinggi
yang akan Anda temukan di sepanjang jalan menuju Pantai Bolihutuo.
2. Teluk Tomini
Teluk Tomini via blogspot.com
Gorontalo menjadi tempat wisata yang menyuguhkan banyak pilihan tempat. Selain pantai, Gorontalo juga memiliki teluk yang sangat indah bernama Teluk Tomini. Teluk ini sudah sangat populer di mata dunia. Sangkin populernya, Menteri Kelautan dan Perikanan kita pernah mengadakan acara nasional di lokasi ini.
Teluk Tomini menjadi tempat wisata yang sangat ramai dikunjungi
menjelang liburan akhir tahun, juga di hari-hari besar. Walaupun begitu,
keindahan dan kebersihan dari teluk ini tetap terjaga. Airnya juga masih sangat
bersih, membuat para pengunjung ingin cepat-cepat menyelam.
3. Pulo Cinta
Pulo Cinta via t-ec.bstatic.com
Nama Pulo Cinta pasti sudah tidak asing lagi di telinga para traveler. Pulau ini diberi nama “Pulo Cinta” karena terdapat gundukan pasir putih menyerupai bentuk hati di tengah-tengah pulau. Pulo Cinta menjadi tempat wisata yang sangat wajib Anda kunjungi saat berada di Gorontalo. Maladewa versi Indonesia ini sungguh memukau dan cantik.
Jarak tempuh ke pulau ini sangatlah dekat. Cukup 20 menit
berkeliling di kapal, Anda akan disuguhkan dengan pemandangan yang menakjubkan.
Pulau ini juga memiliki hotel mengapung yang bisa Anda coba. Harga penginapannya terbilang
mahal, tapi biayanya sesuai dengan apa yang bakal didapatkan.
4. Pulau Saronde
Pulau Saronde
Pulau Saronde menjadi pesona dan daya tarik Gorontalo di kancah
domestik dan kancah internasional. Pulau nan indah ini terletak di Kecamatan
Ponelo, Gorontalo Utara. Keunikan dari pulau ini ialah terumbu karang, pasir
putih, dan airnya yang super jernih membuatmu dapatg berkaca di air.
5. Taman Laut Olele
Taman Laut Olele via matajurnal.com
Taman laut atau marine park Olele menjadi spot terfavorit bagi para penyelam profesional. Tempat ini menawarkan keindahan alam bawah laut yang sungguh menakjubkan, ditambah terumbu karang dan ikan-ikan yang cantik.
Keunikan lain yang dimiliki Taman Laut Olele adalah bunga karang
yang bernama Salvador Dali Sponge yang hanya bisa ditemukan
di tempat ini. Bahkan Taman Laut Bunaken di Sulawesi saja tidak memilikinya.
Inilah yang menjadi alasan kenapa tempat ini sayang dilewatkan saat liburan ke
Gorontalo.
6. Pantai Botu Barani
Pantai Botu Barani via hargo.co.id
Berbeda dengan pantai-pantai di Indonesia pada umumnya, Pantai
Botu Barani memiliki sekelompok ikan hiu dan paus yang sangat besar. Anda dapat
melihat ikan hiu dan paus dengan mata telanjang. Keberadaan ikan-ikan ini
dipercaya menjadi daya tarik utama pantai ini, ditambah keindahan hamparan
lautnya yang bersih.
7. Masjid Walima Emas Gorontalo
Masjid Walima Emas Gorontalo via ytimg.com
Tempat wisata terakhir yang sayang dilewatkan adalah Masjid Walima Emas Gorotalo. Masjid ini cukup populer di kancah domestik dan mancanegara. Keunikan dari masjid ini adalah letaknya yang berada di atas bukit, berbeda dengan masjid pada umumnya yang kebanyakan terletak di pinggir jalan.
Budaya
tradisional ekonomi kreatif
BKKBN
Perwakilan Provinsi Gorontalo dalam menyampaikan program Kependudukan Keluarga
Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) melalui pentas Komunikasi, Informasi
dan Edukasi (KIE) kreatif lewat budaya tradisional-moderen, Minggu.
Kepala BKKBN Perwakilan Provinsi Gorontalo Abdullah Kemma menjelaskan lewat
kegiatan ajang bakat dan kreasi dari berbagai aspek seni untuk mengembangkan
bakat dan minat dari remaja, termasuk pula kalangan umum melalui budaya lokal,
BKKBN lebih mengedepankan program KKBPK.
"Ada musik tradisional Gorontalo "Gambusi" saling balas pantun
yang di dalamnya menyampaikan program KB dan pentas seni lainya," kata
Abdullah.
Peserta sendiri ada dari dinas atau badan OPD-KB di kabupaten/kota se- Provinsi
Gorontalo, serta dari kalangan umum baik itu mahasiswa, ada juga dari komunitas
pengamen jalanan.
Sementara itu Sekretaris Utama BKKBN RI Nofrijal menjelaskan bahwa kegiatan
pentas kreatif ini dapat memberikan pemahaman yang sama kepada masyarakat
secara luas tentang pentingnya perilaku hidup yang terencana, terutama kepada
generasi penerus.
"Itulah
sebabnya kenapa BKKBN hadir di tengah masyarakat dan berbagai kegiatan yang
dikemas, seperti yang dipentaskan saat ini yaitu budaya tradisional
Gorontalo," kata Nofrijal.
Menurutnya lewat kegiatan kesenian seperti ini, selain melesatarikan budaya
tradisional daerah Gorontalo, juga berharap agar masyarakat lebih cepat dan
dapat memahami program dari BKKBN.
"Kita seharusnya dapat mempertahankan budaya tradisional Gorontalo seperti
Gambusi, karena kalau tidak dikemas seperti ini, siapa lagi yang dapat melestarikan
kalau bukan kita sendiri orang Gorontalo," tegasnya.
C.
PENGARUH
KONDISI GEOGRAFIS TERHADAP BERAGAM BUDAYA
KONDISI GEOGRAFIS
Secara geografis
Kabupaten Gorontalo terletak pada koordinat 121º59’-123º02’ BT dan 0º24’-1º02’
LU dengan luas wilayah ± 1.846,40 Km² terbagi dalam 17 Kecamatan dan 168
desa/kelurahan.
Batas-batas administrasi Kabupaten Gorontalo adalah sebagai berikut :
sebelah Utara Kabupaten Gorontalo Utara, sebelah Timur Kabupaten Bone Bolango
dan Kota Gorontalo
sebelah Barat Kabupaten Boalemo, dan sebelah Selatan Teluk Tomini Kabupaten
Gorontalo memiliki luas wilayah sebesar ± 1.846,40 Km². Kondisi Kabupaten
Gorontalo, sebagian besar datar, perbukitan rendah dan dataran tinggi, tersebar
pada ketinggian 0 – 500 M di atas permukaan laut. Sementara keadaan topografi
didominasi oleh kemiringan 15 – 40º (45 – 46%) dengan jenis tanah yang sering
mengalami erosi. Kondisi dan struktur utama geologi adalah patahan yang
berpotensi menimbulkan gerakan tektonik, menyebabkan rawan bencana alam seperti
gempa bumi, gerakan tanah, erosi, abrasi, gelombang pasang, pendangkalan dan
banjir. Sebagaimana daerah-daerah lain di Indonesia, Kabupaten Gorontalo mengalami dua musim, yakni
musim kemarau dan musim hujan. Rata-rata curah hujan setiap tahun berkisar 1500
mm/tahun. Sedangkan suhu rata-rata 31,80 C dengan temperatur maksimal 32,90 C.
Temperatur tertinggi terjadi pada bulan Mei dan temperature terendah pada bulan
Agustus yaitu 22,80 C. Kawasan budidaya di Kabupaten Gorontalo dapat dilihat
pada luas penggunaan tanah berdasarkan peruntukannya.
Iklim
Dengan kondisi wilayah Provinsi
Gorontalo yang terletak di dekat garis khatulistiwa, menjadikan daerah ini
mempunyai suhu udara yang cukup panas. Suhu minimum terjadi di bulan September
yaitu 22,8°C. Sedangkan suhu maksimum terjadi di bulan Oktober dengan suhu
33,5°C. Pada tahun 2013 suhu rata-rata berkisar antara 26,2°C sampai dengan
27,6°C. Provinsi Gorontalo mempunyai kelembaban udara yang relatif tinggi,
rata-rata kelembaban pada tahun 2013 mencapai 86,5% persen. Sedangkan untuk
curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Mei yaitu 307,9 mm tetapi jumlah hari
hujan terbanyak ada pada bulan Juli dan Desember yaitu sebanyak 24 hari.
D. BENTUK KEARIFAN LOKAL
a) Potensi
Pertanian
Tanaman bahan makanan terdiri dari
padi dan palawija.Tanaman padi dan palawija yang dibudidayakan di Provinsi
Gorontalo meliputi padi sawah, jagung,ubi kayu,ubi jalar,kacang ked elai,
kacang hijau, dan kacang tanah. Luas panen padi (sawah dan ladang) tahun 2011
adalah 52.811 hektar dengan luas panen terbesar berada di Kabupaten Gorontalo
seluas 23.238 hektar. Luas panen jagung di Provinsi Gorontalo adalah seluas
135.754 hektar. Untuk luas panen jagung terbesar berada di Kabupaten Pohuwato
dengan 47 persen dari total luas panen jagung provinsi. Komoditas tanaman
sayur-sayuran yang ada di Provinsi Gorontalo adalah bawang merah, daun bawang,
bayam, buncis, kangkung, ketimun, cabai, sawi, terong, kacang panjang, kubis,
labu siam, dan tomat. Diantara tanaman-tanaman tersebut, cabai merupakan komoditas
utama sayur-sayuran.Luas panen cabai adalah 2.056 hektar dengan produksi
sebanyak 9.640 ton. Sedangkan jenis buah-buahan yang diproduksi pada tahun 2011
yaitu durian, mangga, nangka, anas, pepaya, pisang, dan rambutan.Di antara
buah-buahan tersebut, mangga menjadi komoditas utama dengan produksi setahun
terbanyak yaitu 4.420 ton.
b) Potensi Perikanan
Jumlah
rumah tangga perikanan di Provinsi Gorontalo tahun 2011 adalah sebanyak 8.471
rumah tangga, atau meningkat 1,86 persen dibandingkan tahun 2010 yang berjumlah
8.316 rumah tangga. Menurut jenisnya, perikanan dibedakan menjadi perikanan
laut dan perikanan darat. Sebagian besar produksi perikanan dihasilkan oleh
perikanan darat dengan cara budidaya. Produksi budidaya perikanan sebesar
129.820,5 ton atau sebesar 62,9 persen dari keseluruhan produksi ikan di tahun
2011 yaitu sebesar 206.189,5 ton.
c) Potensi
Industri dan Energi
Jumlah
Perusahaan Industri Besar dan Sedang di Provinsi Gorontalo pada tahun 2011
tercatat sebanyak 22 perusahaan dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 7.828
orang. Sebagian besar kebutuhan listrik di Provinsi Gorontalo dipenuhi oleh PT.
PLN. Pada tahun 2011, daya tersambung setiap bulan rata-rata sebesar 115,81 MW.
Sementara itu, listrik terjual setiap bulan rata-rata sebesar 19.965,35 MWh.
Ketersediaan air bersih sangat dibutuhkan masyarakat.Pada tahun 2011, banyaknya
air minum yang disalurkan kepada 41.708 pelanggan sebesar 11.788.891 m3.
d) Kebudayaan
Arsitektur
Ciri khas Suku Gorontalo
(Hulontalo) dapat diidentifikasi melalui desain arsitektur yang masih bisa kita
jumpai melalui dekorasi atap rumah maupun ukiran khas seperti di daerah lain di
Indonesia. kita dapat mengidentifikasi karakter/lambang khas arsitektur
Gorontalo melalui:
·
Bentuk Atap menyerupai
"Pelana", dimana ciri khas dari Rumah Gorontalo (Bele) adalah atap
segitiga bersusun dua. Pada atap bagian pertama (bagian atas) lebih kecil
daripada atap kedua (di bawah dari atap pertama). Atap yang paling atas
melambangkan keteguhan Orang Gorontalo terhadap keesaan Tuhan dan menempatkan
agama diatas segalanya. Sedangkan atap kedua, melambangkan keteguhan Orang
Gorontalo terhadap Adat Istiadat serta Budaya yang mengalir deras didalam darah
dan kesehariannya.
·
Bentuk Rumah Panggung (Bele), Rumah
orang Gorontalo pada dasarnya sama dengan daerah lain di pulau Sulawesi yakni
berbentuk Rumah Panggung. Filosofi dari Rumah Panggung Orang Gorontalo
dianalogikan seperti bentuk tubuh manusia yang terdiri dari kepala, badan dan
kaki. Jumlah Kamar biasanya hanya terdiri dari Kamar Anak Laki-laki yang berada
di paling depan, Kamar Utama berada di tengah Rumah dan kamar anak perempuan
berada di belakang. Dalam menerima tamu pun bila tamu laki-laki yang bukan
mahramnya hanya diperbolehkan bertamu di beranda/teras rumah, sedangkan bila
tamu perempuan yang bukan mahramnya harus diterima di dalam ruang pada ruang
keluarga yang berada di tengah Rumah. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari
fitnah dari pertemuan laki-laki dan perempuan yang bukan mahramnya.
·
Tiang Pelaminan yang memiliki batok
kelapa bersusun-susun, tiang ini sangat identik dengan suku Gorontalo karena
bentuknya yang unik dan mudah diingat. Bila melihatnya kita dapat langsung
mengasosiasikannya dengan Adat Pernikahan Suku Gorontalo. Tiang khas Gorontalo
ini sekarang dapat kita jumpai di bundaran Tugu Bandar Udara Djalaludin,
Bundaran Selamat Datang (Hulontalo Indah) bahkan adapula yang menggunakannya
sebagai ornamen pagar rumah dan pagar gedung instansi pemerintah.
·
Gapura Gorontalo (Alikusu), Gapura
Gorontalo atau dalam bahasa daerah disebut Alikusu merupakan salah satu
arsitektur khas Gorontalo yang dapat kita jumpai di gerbang masuk kantor
instansi pemerintah maupun swasta. di gerbang masuk rumah ibadah (Mesjid),
Rumah Dinas Pemerintah serta di gerbang masuk jalan raya. Bentuknya yang khas
dulunya dibuat dari bambu, namun seiring perkembangan zaman "Alikusu"
(Gapura Gorontalo) telah dibuat dari bahan baku besi maupun alumunium agar
tahan lama dan bisa digunakan setiap hari. Lambang/identitas/karakter Suku
Gorontalo yang tercermin dari gaya arsitektur lokal menjadi nilai budaya yang
sangat tinggi dan luhur untuk dilestarikan. Adanya gaya arsitektural yang khas
ini akan jauh lebih baik bila diserap kedalam perencanaan tata bangunan
instansi pemerintah maupun tata bangunan masyarakat agar tidak punah ditelan
derasnya gaya arsitektur minimalis dewasa ini.
c. Rumah adat
a) Rumah
Adat Dulohupa
Rumah adat Dulohupa merupakan
sebuah Rumah Adat Gorontalo yang berbentuk panggung dengan bentuk atap yang
artistik dan pilar-pilar kayu sebagai hiasannya. kedua tangganya terletak di
sisi kiri dan kanan merupakan gambaran tangga adat di sebut totihu. Dimana
Rumah Adat ini berfungsi sebagai Balai Musyawarah Adat Bandayo Dulohupa. Nama
Dulohupa berarti mufakat untuk memprogramkan rencana pembangunan daerah dan
mengatasi setiap permasalahan. Di dalam Rumah Adat ini digelar perlengkapan
upacara adat perkawinan berupa pelaminan, busana adat pengantin dan hiasan
lainnya.
b) Bantayo
Po Boide
Rumah adat Gorontalo yang satu
ini bisa dijumpai berdiri gagah di depan rumah dinas Bupati Gorontalo. Dalam
artian harfiah, kata Bandayo berarti gedung atau juga bisa diartikan sebagai
bangunan. Sementara kata Pomboide atau Po Boide berarti sebagai tempat untuk
bermusyawarah. Jadi, meski merupakan dua bangunan berbeda, namun Doluhapa dan
Bandayo Pomboide memiliki fungsi yang kurang lebih sama. Dahulu, Bandayo
Pomboide ini digunakan sebagai tempat pelaksanaan pagelaran budaya khas
Gorontalo. Berbeda dari Doluhapa, bagian dalam si Bandayo Pomboide ini memiliki
banyak sekat sehingga ada beragam ruangan dengan fungsi yang juga beragam.
c) Rumah Adat
Gobel
Rumah
adat Gobel adalah salah satu rumah adat yang berlokasi di Tapa, Bone Bolango.
d. Falsafah Hidup
Selain menjadi salah
satu suku tertua di Nusantara, Suku Gorontalo pun menjadi salah satu dari 19
daerah adat di Nusantara. Oleh karenanya, pasti memiliki kearifan lokal yang
luhur. Seperti peradaban lainnya, Masyarakat Gorontalo memiliki falsafah hidup
yang di pegang erat dan diyakini teguh dalam kehidupan sampai sekarang
BAB III
PENUTUP
1.
KESIMPULAN
Gorontalo adalah sebuah provinsi di Indonesia.
Sebelumnya, semenanjung Gorontalo (Hulontalo) merupakan wilayah Kabupaten
Gorontalo dan Kota Madya Gorontalo di Sulawesi Utara. Seiring dengan munculnya pemekaran wilayah berkenaan
dengan otonomi daerah di Era Reformasi, provinsi ini kemudian dibentuk
berdasarkan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2000, tertanggal 22 Desember 2000 dan menjadi Provinsi ke-32 di Indonesia. Ibukota
Provinsi Gorontalo adalah Kota Gorontalo (sering disebut juga Kota Hulontalo) yang terkenal
dengan julukan "Kota Serambi Madinah". Provinsi Gorontalo
terletak di Pulau Sulawesi bagian utara atau di bagian barat dari Provinsi
Sulawesi Utara. Luas wilayah provinsi ini 12.435,00 km² dengan jumlah penduduk
sebanyak 1.097.990 jiwa, dengan tingkat kepadatan penduduk 88 jiwa/km².
Provinsi Gorontalo dihuni oleh ragam Etnis yang berbentuk Pohala'a (Keluarga),
diantaranya Pohala'a Gorontalo (Etnis Hulonthalo), Pohala'a Suwawa (Etnis
Suwawa/Tuwawa), Pohala'a Limboto (Etnis Limutu), Pohala'a Bolango (Etnis
Bulango/Bolango) dan Pohala'a Atinggola (Etnis Atinggola) yang seluruhnya
dikategorikan kedalam Suku Gorontalo atau Suku Hulonthalo.
Ditengarai, penyebaran Diaspora Orang Gorontalo telah mencapai 5 kali lipat
dari total penduduknya sekarang yang tersebar di seluruh dunia. Provinsi
Gorontalo berdiri secara resmi sejak tanggal 22 Desember tahun 2000, melalui
penetapan sidang paripurna DPR RI. Namun sekalipun masih kontroversi,
peringatan Hari Lahir Provinsi Gorontalo diperingati pada tanggal 16 Februari
tahun 2001, ditandai dengan dilantiknya Tursandi Alwi sebagai penjabat Gubernur pertama.
2.
PETA DAERAH
3.
DAFTAR
PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Gorontalo
http://id.wikipedia.org/wiki/Gorontalo
http://www.gorontaloprov.go.id/profil/kab-kota/kab-gorontalo
Lisriyanti. (2012). Kondisi Geografis Gorontalo.
[Online]. http://yenzay90.blogspot.com/2012/03/kondisi-geografis-provinsi-gorontalo.html [16 maret 2012]
Comments
Post a Comment