MAKALAH PERSEBARAN BUDAYA MAKASSAR
BAB I
1.
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.
Makalah Multikultural “ Persebaran Budaya di Indonesia Region makassar” ini telah
kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga
dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya
bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang
limbah dan manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.
2.
Latar Belakang
Keragaman etnis dan budaya memiliki potensi besar dalam membangun
bangsa ini, termasuk dalam pembangunan dan pengembangan pendidikan. Keragaman
budaya yang tumbuh dan berkembang pada setiap etnis seharusnya diakui
eksistensinya dan sekaligus dapat dijadikan landasan dalam pembangunan
pendidikan. Tilaar mengemukakan bahwa pendidikan nasional di dalam era
reformasi perlu dirumuskan suatu visi pendidikan yang baru yaitu membangun
manusia dan masyarakat madani Indonesia yang mempunyai identitas berdasarkan
kebudayaan nasional. Sedang kebudayaan nasional sendiri dibangun dari
kebudayaan daerah yang tumbuh dan berkembang di setiap etnis. Dalam kaitannya
dengan upaya pembaharuan pendidikan dan keragaman budaya, maka faktor sosial
budaya tidak dapat diabaikan. Sistem pendidikan yang digunakan di negara maju,
seyogyanya tidak diciplak secara menyeluruh tanpa memperhatikan budaya yang
berkembang dalam masyarakat. Sistem pendidikan suatu negara harus sesuai dengan
falsafah dan budaya bangsa sendiri. Indonesia dengankeanekaragaman budayanya,
perlu melakukan kajian tersendiri terhadap sistem pendidikan yang
akandigunakan, termasuk sistem pendidikan yang akan digunakan di setiap daerah
dan setiap etnis, sehinggasistem yang dipakai sesuai dengan kondisi budaya
masyarakat setempat.
Oleh karena itu, perlu ada upaya bagaimana memperhatikan dan
mengungkapkan keterlibatan faktor budaya dalam interaksi tersebut agar dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.Siri’ sebagai inti
budaya Bugis-Makassar memiliki potensi untuk dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa, sebab siri’ merupakan pandangan hidup yang bertujuan untuk
meningkatkan harkat,martabat dan harga diri, baik sebagai individu maupun
sebagai makhluk sosial.
Etnis Bugis dan etnis Makassar adalah dua diantara empat etnis
besar yang berada di Sulawesi Selatan. Pada hakekatnya kebudayaan dan pandangan
hidup orang Bugis padaumumnya sama dan serasi dengan kebudayaan dan pandangan
hidup orang Makassar. Oleh karena itu membahas tentang budaya Bugis sulit
dilepaskan dengan pembahasan tentang budaya Makassar. Hal ini sejalan dengan
pandangan Abdullah yang mengatakan bahwa dalam sistem keluarga atau dalam
kekerabatan kehidupan manusia Bugis dan manusia Makassar, dapat dikatakan
hampir tidak terdapat perbedaan. Lebih lanjut dikemukakan bahwa kedua kelompok
suku bangsa ini (suku Bugis dan suku Makassar) pada hakekatnya merupakan suatu
unit budaya. Sebab itu, apa yang berlaku dalam duniamanusia Bugis, berlaku pula
pada manusia Makassar.
3. RUMUSAN
MASALAH
1. Apa
yang dimaksud Bugis Makssar?
2. Bagaimana
Adat Bugis Makassar
3. Agama
Apa Yang dianut Bugis Makassar
4. TUJUAN
PENULISAN
1. Mengetahui
Kebudayaan Bugis Makassar
2. Mengetahui
Agama di Bugis Makassar
5. MANFAAT PENULISAN
1. Untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat
untuk mengenal lebih jauh tentang kota Makassar dan kebudayaannya
BAB
II
PEMBAHASAN
A. LETAK WILAYAH
Makassar adalah Ibu Kota Provinsi
Sulawesi Selatan, yang terletak di bagian Selatan Pulau Sulawesi yang dahulu
disebut Ujung Pandang, terletak antara 119º24’17’38” Bujur Timur dan 5º8’6’19”
Lintang Selatan yang berbatasan sebelah Utara dengan Kabupaten Maros, sebelah Timur
Kabupaten Maros, sebelah selatan Kabupaten Gowa dan sebelah Barat adalah Selat
Makassar. Kota Makassar memiliki topografi dengan kemiringan lahan 0-2°(datar)
dan kemiringan lahan 3-15° (bergelombang). Luas Wilayah Kota Makassar tercatat
175,77 km persegi. Kota Makassar memiliki kondisi iklim sedang hingga tropis
memiliki suhu udara rata-rata berkisar antara 26,°C sampai dengan 29°C.
Kota Makassar adalah kota yang
terletak dekat dengan pantai yang membentang sepanjang koridor barat dan utara
dan juga dikenal sebagai “Waterfront City” yang didalamnya mengalir beberapa
sungai (Sungai Tallo, Sungai Jeneberang, dan Sungai Pampang) yang kesemuanya
bermuara ke dalam kota. Kota Makassar merupakan hamparan daratan rendah yang
berada pada ketinggian antara 0-25 meter dari permukaan laut. Dari kondisi ini
menyebabkan Kota Makassar sering mengalami genangan air pada musim hujan,
terutama pada saat turun hujan bersamaan dengan naiknya air pasang.
Secara administrasi Kota Makassar
dibagi menjadi 15 kecamatan dengan 153 kelurahan. Di antara 15 kecamatan
tersebut, ada tujuh kecamatan yang berbatasan dengan pantai yaitu Kecamatan
Tamalate, Kecamatan Mariso, Kecamatan Wajo, Kecamatan Ujung Tanah, Kecamatan
Tallo, Kecamatan Tamalanrea, dan Kecamatan Biringkanaya.
Batas-batas administrasi Kota Makassar adalah:
·
Batas Utara: Kabupaten Maros
·
Batas Timur: Kabupaten Maros
·
Batas Selatan: Kabupaten Gowa dan
Kabupaten Takalar
·
Batas Barat: Selat Makassar
a.
Secara umum topografi Kota Makassar
dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu :
Bagian Barat ke arah Utara relatif rendah dekat dengan pesisir pantai.
b.
Bagian Timur dengan keadaan
topografi berbukit seperti di Kelurahan Antang Kecamatan Panakukang.
Perkembangan fisik Kota Makassar
cenderung mengarah ke bagian Timur Kota. Hal ini terlihat dengan giatnya
pembangunan perumahan di Kecamatan Biringkanaya, Tamalanrea, Mangggala,
Panakkukang, dan Rappocini.
B. CIRI BUDAYA LOKAL
a. Sistem
Kepercayaan/Religi Suku Bugis
Masyarakat Bugis banyak tinggal di
Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Mereka penganut Islam yang taat. Masyarakat
Bugis juga masih percaya dengan satu dewa tunggal yang mempunyai nama-nama
sebagai berikut.
- Patoto-e adalah dewa penentu
nasib.
- Dewata Seuwa-e adalah dewa
tunggal.
- Turie a’rana adalah kehendak
tertinggi.
Masyarakat Bugis menganggap bahwa
budaya (adat) itu keramat. Budaya (adat) tersebut didasarkan atas lima unsur
pokok panngaderreng (aturan adat yang keramat dan sakral), yaitu sebagai
berikut.
- Ade (‘ada dalam bahasa
Makassar).
- Bicara.
- Rapang.
- Wari’.
- Sara’.
b.
Bahasa
Suku Makassar
Bahasa Makassar atau Mangasara dapat dibagi atas beberapa dialek,
antara lain dialek Lakiung, Turatea, Bantaeng, Konjo dan Selayar. Sama seperti
bahasa Bugis, bahasa Makassarjuga
pernah mengalami perkembangan dalam kesusasteraan tertulis yang dikenal sebagai
aksara lontarak, yaitu sistem huruf yang bersumber dari tulisan sansekerta.
Salah satu naskah yang terpenting adalah Sure Galigo atau La Galigo, yaitu
sebuah kumpulan mitologi tentang asal usul masyarakat dan kebudayaan
Bugis. Selain itu bahasa Makassar juga berkembang dalam berbagai bentuk
puisi klasik, seperti kelong (pantun) dan sinriti (prosa liris yang
dinyanyikan).
c.
Mata
Pencaharian Suku Makassar
Pada
dasarnya mata pencaharian orang Makassar adalah
menanam padi di sawah yang telah mengembangkan sistem irigasi tradisional.
Selain itu, pertanian sayur-sayuran, buah-buahan dan tanaman keras juga cukup
berkembang. Akan tetapi di mata masyarakat lain orang Makassar lebih terkenal sebagai nelayan
penangkap ikan, pedagang dan pelaut yang gigih. Mereka telah mengembangkan
tradisi dan pengetahuan kelautan yang mengagumkan. Jenis perahu Makassar yang
disebut pinisi terkenal sebagai perahu yang kuat dan ramping serta mampu
mengarungi lautan luas selama berbulan-bulan. Karena ciri kebudayaan seperti
itu, maka orang Makassar sering
diidentikkan dengan orang Bugis, tidak heran kalau kedua nama itu sering
ditulis oleh penulis lama dalam kata majemuk Bugis-Makassar.
d. kesenian makassar
kesenian makassar
alat-alat music
tradisional
#Kecapi

Salah
satu alat musik petik tradisional Sulawesi Selatan khususnya suku Bugis, Bugis
Makassar dan Bugis Mandar. Menurut sejarahnya kecapi ditemukan atau diciptakan
oleh seorang pelaut, sehingga bentuknya menyerupai perahu yang memiliki dua
dawai, diambil karena penemuannya dari tali layar perahu. Biasanya ditampilkan
pada acara penjemputan para tamu, perkawinan, hajatan, bahkan hiburan pada hari
ulang tahun.
# Sinrili

alat musik yang mernyerupai biaola cuman kalau biola di mainkan dengan
membaringkan di pundak sedang singrili di mainkan dalam keedaan pemain duduk
dan alat diletakkan tegak di depan pemainnya.
#Gendang

Musik perkusi yang
mempunyai dua bentuk dasar yakni bulat panjang dan bundar seperti rebana.
#Suling

Suling bambu/buluh, terdiri dari tiga jenis, yaitu:
• Suling panjang (suling lampe), memiliki 5 lubang nada. Suling jenis ini telah
punah.
• Suling calabai (Suling ponco),sering dipadukan dengan piola (biola) kecapi
dan dimainkan bersama penyanyi
Tarian tradisional
tari pelangi

Tari pelangi;
tarian pabbakkanna lajina atau biasa disebut tari meminta hujan.
Tari Paduppa
Bosara;

tarian
yang mengambarkan bahwa orang Bugis jika kedatangan tamu senantiasa menghidangkan
bosara, sebagai tanda kesyukuran dan kehormatan.
Tari Pattennung;

tarian
adat yang menggambarkan perempuan-perempuan yang sedang menenun benang menjadi
kain. Melambangkan kesabaran dan ketekunan perempuan-perempuan Bugis.
Tari Pajoge’ dan
Tari Anak Masari;

tarian
ini dilakukan oleh calabari (waria), namun jenis tarian ini sulit sekali
ditemukan bahkan dikategorikan telah punah.Jenis tarian yang lain adalah tari
Pangayo, tari Passassa’, tari Pa’galung, dan tari Pabbatte.
Organisasi Sosial
1.
Sahabat Indonesia Berbagi (SIGi) Makassar
Komunitas yang berdiri semenjak 3 November 2012 ini ialah komunitas sosial yang tidak sedikit bergerak di bidang pendidikan.
Berbagai pekerjaan telah dilaksanakan, yakni Project Berbagi (PB) yang merupakan pekerjaan berbagi keceriaan guna anak-anak di panti asuhan atau di tempat-tempat yang membutuhkan. Biasanya PB ini dilakukan sekali dalam 3 bulan. Ada pun kelas pilihan yang dilakukan setiap hari minggu yang dikemas dengan nama ruang belajar CARAKDE.
2.
Ikatan Pemuda Peduli Sosial (IKASA) Makassar
Ikatan Pemuda Peduli Sosial (IKASA) ialah sebuah organisasi pemuda di Makassar yang bergerak di bidang budaya, lingkungan dan sosial.
3.
Aksi Indonesia Muda
Aksi Indonesia Muda (AIM) adalah NGO yang bergerak di bidang pemberdayaan masyarakat marginal dan edukasi informal guna sekolah dasar.
Komunitas yang beralamat di Jalan Dangko, Tamalate Makassar ini pun sedang mengembangkan kepedulian tidak sedikit orang melewati #speakupforbullying. –sbobet terpercaya
4.
Aliansi Remaja Independen (ARI) Sulawesi Selatan
ARI Sulawesi Selatan adalahsebuah komunitas berbasis pemuda yang konsentrasi pada sekian banyak isu kesehatan dan pendidikan. Komunitas ini pun telah tidak sedikit berkolaborasi dengan komunitas-komunitas sosial lainnya di Makassar.
5.
Komunitas Pecinta Anak Jalanan
Komunitas Pecinta Anak Jalanan atau yang biasa dinamakan KPAJ, berdiri pada tanggal 15 Februari 2010 melewati media sosial (facebook), ialah komunitas yang terbentuk dari keresahan menyaksikan anak-anak jalanan, yang dalam umur sekolah mereka turun ke jalan untuk menggali sesuap nasi. Padahal sering dari mereka memiliki potensi besar dan mereka pun mempunyai hak untuk mendapat pendidikan dan pengajaran laksana halnya anak-anak yang lain.
Potensi
Wisata
1. Fort Rotterdam

Sebagai ikon
wisata sejarah di Makassar, Fort Rotterdam cocok untuk refreshing dan menambah
wawasan. Sumber
foto
Fort Rotterdam merupakan ikon wisata sejarah Makassar, sisa peninggalan pendudukan kolonial Belanda.
Di sini Kamu akan menemukan banyak benda peninggalan zaman dulu, seperti berbagai alat pertanian, penggilingan padi, pakaian adat daerah, peninggalan dalam bentuk gulungan, dan masih banyak yang lain. Semuanya bisa dilihat di sini.
Berlama-lama di komplek benteng hingga menjelang sore menjadi ide bagus. Saat kaki melangkah keluar, senja dengan semburat cahaya kemerahan akan menyambut.
Tempat ini beroperasi tiap hari, pukul 08.00 – 18.00 WIT. Masuk tempat ini nggak dipungut biaya, kecuali Kamu ingin masuk museum.
Lokasi: Jl. Ujung Pandang, Bulo Gading, Ujung Pandang, Kota Makassar.
2.
Gowa Discovery Park

Memiliki wahana
yang komplit, Gowa Discovery Park cocok sebagai alternatif wisata keluarga di
Makassar. Sumber
foto
Gowa Discovery Park merupakan tempat wisata yang nggak boleh dilewatkan saat Kamu berkunjung ke Makassar.
Memiliki luas 7,2 hektar, wahana ini terbilang komplit. Gowa Discovery Park memiliki waterboom, taman burung, hingga arena outbond.
Tarif masuk di Gowa Discovery Park berbeda, sesuai wahana yang diakses. Jika Kamu masuk ke wahana waterboom dengan tiket Rp65.000,-, Kamu juga akan mendapat gratis akses menikmati taman satwa. Untuk wahana outbound, pengunjung dikenakan biaya Rp40.000,- per orang. Kalau ingin menikmati semua wahana, belilah tiket terusan seharga Rp 100 ribu per orang. Bagi yang membawa anak di atas umur satu tahun, akan dikenakan tiket sama seperti tiket pengunjung dewasa.
Gowa Discovery Park beroperasi pukul 08.00 – 17.00 WIT.
Lokasi: Tempat wisata ini berdekatan dengan Benteng Somba Opu di Jalan Tumanurung, Benteng Somba Opu, Barombong, Kota Makassar.
3.
Pulau Kodingareng Keke

Ingin menyegarkan
pikiran? Main aja ke Pulau Kodingareng Keke. Sumber
foto
Berjarak 14 km dari Pantai Losari Makassar, Pulau Kodingareng Keke layak disebut ‘hidden paradise’-nya Makassar.
Wisata alam ini cocok untuk melepas penat. Pasir pantai di Pulau Kodingareng Keke berwarna putih halus. Air lautnya pun masih jernih, berwarna biru tosca.
Pulau Kodingareng Keke merupakan pulau yang nggak berpenghuni. Di sini terdapat beberapa gazebo yang dapat digunakan oleh pengunjung untuk bersantai.Namun, di sini tidak terdapat penjual makan/minum, jadi mending Kamu siapkan sebelum berkunjung.
Lokasi: Dari pusat kota Makassar, Kamu bisa langsung menuju Dermaga Kayu Bangkoa atau dermaga yang ada di depan Benteng Fort Rotterdam. Kamu bisa menyewa sebuah perahu motor di salah satu dermaga. Tarif sewa perahu berkapasitas 10 orang adalah sekitar Rp500.000,- atau tergantung kesepakatanmu dengan pemilik perahu.
4.
Pantai Akkarena

Cantiknya sunset
di Akkarena. Sumber foto
Pantai Akkarena ini terkenal sebagai pantai di Makassar dengan spot sunset terindah. Selain itu, Pantai Akkarena dilengkapi area khusus untuk memancing. Cocok dijadikan pilihan tempat rekreasi bersama keluarga, juga bisa dijadikan lokasi pre-wedding atau sekadar bersantai di pinggir pantai.
Daya tarik utama tempat wisata Pantai Akkarena adalah dermaga sepanjang 150 meter. Dari dermaga inilah kita dapat menyaksikan indahnya matahari terbenam.
Lokasi: Komplek Tanjung Bunga Kav. 3-5, Jl. Metro Tanjung Bunga, Tanjung Merdeka, Tamalate, Tj. Merdeka, Tamalate, Kota Makassar.
5.
Jalan Somba Opu

Liburan ke
Makassar wajib mampir tempat ini untuk berburu buah tangan. Sumber foto
Tempat ini dikenal sebagai pusat oleh-oleh khas Makassar. ‘Malioboro’-nya Makassar. Begitu kesan tentang tempat ini.
Suasananya cukup bersahabat untuk dinikmati dengan berjalan kaki. Berbagai oleh-oleh khas Makassar- seperti kapal phinisi dalam botol atau minyak gosok cap tawon asli Makassar- lengkap tersedia. Paling menarik dan banyak diburu para traveler adalah aksesoris emas dan perak dengan kualitas tinggi, namun harga ramah di kantong.
Lokasi: Jalan Somba Opu berada di kelurahan Maloku, Kec. Ujung Pandang, bagian barat kota Makassar.
6.
Masjid Terapung Makassar

Masjid Terapung
ini dekat dengan Pantai Losari. Sumber foto
Selain sebagai tempat beribadah, masjid yang memiliki nama asli Masjid Amirul Mukminin ini juga dikenal sebagai tempat wisata di Makassar. Masjid ini ikon wisata religi Makassar.
Yang membanggakan, masjid ini dikenal sebagai masjid terapung pertama di Asia Tenggara.
Tempatnya bersih dan nyaman. Waktu berkunjung terbaik adalah menjelang ibadah sholat Maghrib karena Kamu akan dapat menikmati pemandangan sunset yang luar biasa.
Lokasi: Dekat Pantai Losari. Jalan Penghibur No.289, Losari, Ujung Pandang, Kota Makassar.
7.
Warung Coto Gagak

Lezatnya Coto
Makassar di Warung Coto Gagak ini sudah melegenda. Sumber
foto
Kurang afdol liburan ke Makassar tanpa icip-icip kuliner khasnya: Coto Makassar. Salah satu tempat yang direkomendasikan untuk mencoba kuliner ini adalah Warung Coto Gagak.
Lokasinya strategis, di area jalan utama. Warung yang cukup kecil untuk nama besar yang dimiliki. Harganya juga sangat terjangkau.
Kuahnya tidak begitu kental namun aroma bumbunya begitu terasa dan harum. Untuk dagingnya, terasa begitu lembut dan mudah dikunyah karena direbus dengan waktu yang pas.
Lokasi: Jalan Gagak no.27, Kota Makassar
8.
Trans Studio Makassar

Trans Studio
Makassar adalah taman hiburan indoor terbesar ke-2 di Indonesia setelah Trans
Studio Bandung. Sumber
foto
Tempat wisata ini sudah dikenal khalayak luas. Langit-langitnya tinggi menjulang, luasnya mengundang decak kagum. Trans Studio ini disebut wahana permainan indoor terbesar ke-2 di Indonesia, setelah Trans Studio Bandung.
Magic thunder coaster yang memacu adrenalin serta menegangkannya wahana rumah hantu “Dunia Lain” yang tak pernah sepi dari teriakan histeris pengunjung wajib Kamu coba.
Tempat wisata ini beroperasi pukul 10.00-22.00 WIT.
Lokasi: Jl. HM. Daeng Patompo, Metro, Tanjung Bunga, Kota Makassar
9. China
Town

Rasakan suasana
akulturasi budaya di China Town Makassar. Sumber
foto
China Town di Makassar sebenarnya nggak berbeda jauh dengan China Town di kota lain.
Ada banyak bangunan tua bergaya Tiongkok di sini seperti Gedung Akademi Perpajakan atau juga Klenteng Ibu Agung Bahari.
Budaya Tradisional Ekonomi Kreatif
Kalender Event Sulawesi Selatan 2019 yang dikeluarkan Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan merilis di bulan Maret 2019 akan ada tiga event yang digelar di dua daerah.
Kota Makassar akan menggelar Pasar Seni Wisata dan Festival Bahari. Sedangkan di Kabupaten Maros akan menggelar Festival Budaya Kattoboko.
* 2 Maret Pasar Seni Wisata
Nerupakan event yang digelar Pemerintah Kota Makassar melalui Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Makassar.
Kegiatan ini dimeriahkan dengan berbagai kegiatan. Diantaranya tarian tradisional, pameran seni, penampilan band.
Rencananya kegiatan ini akan digelar Sabtu (2/3/2019) mendatang di Makassar.

Sejumlah orang menari
di atas perahu pada acara Festival Bahari (Perahu Tradisional) yang berlangsung
di Pantai Losari, Makassar, Minggu (15/10). (SANOVRA JR/TRIBUN TIMUR)
* 17 Maret Festival Bahari.
Festival ini dimeriahkan dengan sejumlah orang menari di atas perahu (Perahu Tradisional).
Rencananya akan digelar pada, Minggu (17/3/2019).
* Festival Budaya Kattoboko Kabupaten Maros
Acara ini diadakan saat musim panen di Maros telah tiba. Kegiatan ini biasanya rutin diadakan setiap tahun untuk mensyukuri tibanya musim panen.
Acara ini juga dilaksanakan untuk menjaga nilai-nilai serta tradirisi gotong-royong masyarakat di Kabupaten Maros.
C.
PENGARUH
KONDISI GEOGRAFIS TERHADAP RAGAM BUDAYA MAKASSAR
Sulawesi Selatan adalah sebuah provinsi di Indonesia, yang terletak di bagian selatan Sulawesi. Ibu kotanya adalah Makassar, dahulu disebut ”Ujung pandang”. Sampai dengan Juni 2006, jumlah penduduk di Sulawesi Selatan terdaftar sebanyak 7.520.204 jiwa, dengan pembagian 3.602.000 laki-laki dan 3.918.204 orang perempuan dan memiliki relief berupa jazirah-jazirah yang panjang serta pipih yang ditandai fakta bahwa tidak ada titik daratan yang jauhnya melebihi 90 km dari batas pantai. Kondisi yang demikian menjadikan pulau Sulawesi memiliki garis pantai yang panjang dan sebagian daratannya bergunung-gunung.
Provinsi Sulawesi Selatan terletak di 0°12′ – 8° Lintang Selatan dan 116°48′ – 122°36′ Bujur Timur. Luas wilayahnya 62.482,54 km². Provinsi ini berbatasan dengan Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat di utara, Teluk Bone dan Sulawesi Tenggara di timur, Selat Makassar di barat, dan Laut Flores di selatan.
Kombinasi ini meghamparkan alam yang mempesona dipandang baik dari daerah pesisir maupun daerah ketinggian. Sekitar 30.000 tahun silam, pulau Sulawesi telah dihuni oleh manusia. Peninggalan peradaban di masa tersebut ditemukan di gua-gua bukit kapur daerah Maros kurang lebih 30 km dari Makassar, ibukota Propinsi Sulawesi Selatan. Peninggalan prasejarah lainnya yang berupa alat batu peeble dan flake serta fosil babi dan gajah yang telah punah, dikumpulkan dari teras sungai di Lembah Wallanae, diantara Soppeng dan Sengkang, Sulawesi Selatan.
Pada masa keemasan perdagangan rempah-rempah di abad ke – 15 sampai dengan abad ke – 19, Kerajaan Bone dan Makassar yang perkasa berperan sebagai pintu gerbang ke pusat penghasil rempah, Kepulauan Maluku. Sejarah itu telah memantapkan opini bahwa Sulawesi Selatan memiliki peran yang sangat strategis bagi perkembangan Kawasan Timur Indonesia.
Penduduk Sulawesi Selatan terdiri atas empat suku utama yaitu Toraja, Bugis, Makassar, dan Mandar. Suku Toraja terkenal memiliki keunikan tradisi yang tampak pada upacara kematian, rumah tradisional yang beratap melengkung dan ukiran cantik dengan warna natural. Sedangkan suku Bugis, Makassar dan Mandar terkenal sebagai pelaut yang patriotik. Dengan perahu layar tradisionalnya, Pinisi, mereka menjelajah sampai ke utara Australia, beberapa pulau di Samudra Pasifik, bahkan sampai ke pantai Afrika.
Hasil penelitian sejarahwan Australia Utara bernama Peter G. Spillet M, mengungkapkan salah satu fakta yang tidak terbantahkan bahwa orang Sulawesi Selatanlah yang pertama mendarat di Australia dan bukannya Abel Tasman (Belanda) atau James Cook (Inggris) tahun 1642. Upaya pelurusan fakta sejarah tersebut dilakukan Peter yang kemudian dijuluki Daeng Makulle dengan sangat hati-hati melalui jejak, buku-buku sejarah berupa hubungan orang Makassar dengan orang Aborigin (Merege). Orang Makassar tiba di sana dengan menggunakan transportasi perahu.
D.
BENTUK
KEARIFAN LOKAL DALAM BUDAYA MAKASSAR
Komunitas adat Karampuang dalam mengelola hutan mempunyai cara tersendiri danmenjadi bagian dari sistem budaya mereka. Hutan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan alam dirinya sehingga untuk menjaga keseimbangan ekosistem di dalamnya terdapat aturan-aturan atau norma-norma tersendiri yang harus dipatuhi oleh semua warga masyarakat. Komunitas Karampuang masih sangat terikat dan patuh terhadap aturan-aturan adatnya, yang penuh dengan kepercayaan, pengetahuan dan pandangan kosmologi, berkaitan dengan pengelolaan dan pemeliharaan lingkungan. Agar tetap terjaga. Dewan Adat karampuang sebagai simbol penguasa tradisional, sepakat untuk mengelola hutan adat yang ada dengan menggunakan pengetahuan yang bersumber dari kearifan lokal yang mereka miliki. Sebagaimana diketahui bahwa masyarakat adat ini masih menyimpan mitos dan pesan leluhur yang berisi larangan, ajakan, sanksi dalam mengelola hutan mereka (Muh Basir Said Dan Ummanah dalam Suhartini, 2007).
Pesan-pesan tersebut biasanya dibacakan oleh seorang galla (pelaksana harian pemeritahanadat tradisional) sebagai suatu bentuk fatwa adat pada saat puncak acara adat paska turun sawah (mabbissa lompu), di hadapan dewan adat dan warga, sebagai sutu bentuk ketetapan bersama dan semua warga komunitas adat karampuang harus mematuhinya.
Contoh kearifan tradisional dalam bentuk larangan (Muh Basir Said Dan Ummanah dalam Suhartini, 2007) adalah : * Aja’ muwababa huna nareko depa na’oto adake, aja’ to muwababa huna nareko matarata’ni manuke artinya “jangan memukul tandang buah enau pada saat dewan adatbelum bangun, jangan pul;a memukul tandang buah enau pada saat ayam sudah masukkandangnya” = “jangan menyadap enau di pagi hari dan jangan pula menyadap enau di petang hari”. Hal tersebut merupakan himbauan untuk menjaga keseimbangan ekosistem, khususnya hewan dan burung, karena menyadap pohon enau pada pagi hari dikhawatirkan akan mengganggu ketentraman beberapa jenis satwa yang bersarang di pohon enau tersebut, demikian pula pada sore hari akan menggangu satwa yang akan kembali ke sarangnya.
Contoh Kearifan Tradisional dalam Bentuk Sanksi :Narekko engka pugauki ripasalai artinya Jika ada yang melakukannya akan dikutuk = jika melanggar akan dikenakan sanksi adat. Maksud dari ungkapan tersebut adalah jika ada warga komunitas adat Karampuang yang melakukan pelanggaran atau tidak mengindahkan pranata-pranata adat atau tidak mengindahkan ajakan dan larangan yang difatwakan oleh dewan adat, maka ia akan diberi sanksi. Adapun besar kecilnya sanksi tergantung dari pelanggarannya.
SISTEM PEMERINTAHAN BUGIS MAKASSAR
PERIODE BUTTA GOWA

Periode ini ditandai dengan adanya Sembilan
buah kelompok kaum (anang) yang kuat dengan bori’ (wilayah teritorial)
masing-masing dipimpin oleh seorang ketua kaum disebut Karaeng
(arrongguru/gallarang), tiap bori’ mempunyai panji atau bendera yang di sebut
bate. Sebgai lambang kebesaran dan kemerdekaan. Untuk memelihara perdamaian
diantara kesembilan bate itu, mereka bersama-sama memilih seorang ketua yang
disebut paccalla (yang mencela) dari kalangan mereka sendiri yang hanya
berperan sebagai wasit jika timbul sengketa diantara merekadan bukan merupakan
ketua tertinngi sebagai kaum, melainkan hanya berperan sebagai penasehat dalam
memeilihara perdamaian.
Akan tetapi lambat laun sesuai
dengan kebutuhan, diperlukan adanya pimpinan yang lebih daripada hanya sebagai
wasit sengketa, yaitu yang dapat dan lansung menyatukan semua kaum dalam
persekutuan yang lebih besar. Maka bersepakatlah mereka mencari tokoh yang sama
sekali bebas dari hubungan kelompok-kelompok kaum yang ada . Tokoh itulah nanti
yang aan diserahi tugas mempersatukan kaum kedalam persekutuan yang disebut
Butta Gowa (Negara Gowa). Ketua kaum yang diserahi tugas mencari tokoh itu
adalah Gallarang Manngasa dan Gallarrang Tombolo.
Akhirnya menurut Lontara’ , kedua
Gallarrang itu menemukan tokoh yang mereka perlukan yakni seorang To-Manurung
di atas bukit Tamalate, ia seorang wanita, dan mereka sepakat menjadikannya
Raja melalui perjanjian bersama. Tapi walaupun hal ini telah ditetapkan dan
ditaati bersama, kekuasaan dan pimpinan atas kaum tetap berada di tanga
sembilan ketua kaum yang dalam pertumbuhan raja Gowa, juga menjadi anggota
Dewan Kerajaan yang disebut Bate Salapang ri Gowa. Keturunan To-Manurung
disebut anak Karaeng ri Gowa, yang tidak boleh menjadi penguasa lansung atas
kaum ke sembilan tersebut.
To-Manurung ini banyak yang menikah
dengan Karaeng Bayo, yang datang bersama-sama datang ke Gowa dengan Lakipadada
(tokoh dalam legenda orang Toraja), menurungkan Raja-Raja Gowa.
Butta-Gowa sebagai suatu kerajaan
diperintah oleh seorang Raja keturunan To-Manurung, disebut Sombaya ri Gowa .
dalam menjalankan pemerintahan sehari-hari , raja didampingi oleh para pembesar
keram jaan n(menteri kerajaa) terdiri atas :
1.
Tu-Mabbicara Butta, sebagai
Mangkubumi atau Perdana Menteri, bertugas memimpin penyelengaraan kekuasaan,
membagi kekuasaan untuk diselenggarakan atau dijalankan oleh pembesar-pembesar
lainnya dalam Kerajaan Gowa dari keturunan To-Manurung (warga ana Karaeng ri
Gowa).
2.
Tu-Mailalang Toa, yang mengatur
hubungan kekuasaan antara Raja Gowa kepada Raja-raja bawahan dalam kerajaan, yaitu
menyampaikan titah raja kepada Rakyat, melalui raja-raja bawahan dalam kerajaan
(Warga ana’ Karaeng ri Gowa).
3.
Tu-Mailalang Lolo sebagai menteri
kerajaan yang menyalurkan kehendak rakyat guna membela kepentingan mereka dalam
musyawarah kerajaan secara garis besar mengatur keejahteraan rakyat.
4.
Tu-Makkajangnangang. Yaitu menteri
kerajaan yang memegang urusan keamanan dalam Negeri, dengan menjadi penuntut
umum kerajaan dan mengatur tata tertib dalam lingkungan pejabat-pejabat istana
Raja Gowa (Warga ana’ Karaeng ri Gowa).
5.
Pati-Matarang yaitu Menteri Kerajaan
yang smengatur urusan pertahanan dan peperangan serta menyusu lasykar-lasykar
untuk dikerahkan ke medang perang
ADAT ISTIADAT PERNIKAHAN BUGIS MAKASSAR
1. Ma’manu-manu/ A’ jagang-jagang
Sebelum melakukan proses lamaran atau melamar. Pihak keluarga dari calon
mempelai pria melakukan penyelidikan mengenai calon mempelai perempuan. Seperti
latar belakang, dan pendidikannya. Ini bertujuan untuk mengenal lebih dekat si
calon menantu wanita.
2. A’suro/Massuro
Setelah melaukan pengenalan lebih dalam, barulah keluarga dari pihak laki-laki
melakukan acara lamaran secara resmi.
3. Appa’nasa/Patenre
Setelah melakukan proses lamaran, maka dilakukan appa’nasa/patenre ada yaitu
menentukan hari pernikahan, besarnya mas kawin dan uang belanja.
4. Appanai Leko Lompo (Erang-erang)
Setelah pinangan diterima secara resmi, maka dilakukan pertunangan yang disebut
A’bayuang, dengan mengantarkan passio/passiko atau pattere (dalam bahasa
bugis). Prosesi mengantarkan pasio diiringi dengan mengantar daun sirih pinang.
Namun karena pertimbangan waktu, sekarang acara ini dilakukan bersamaan dengan
acara Patenre Ada atau Appa’nasa.
5. A’barumbung (Mappesau)
Ini adalah kegiatan mandi uap yang dilakukan oleh calon mempelai wanita. Mandi uap
ini bertujuan untuk menghilangkan aroma tidak sedap pada tubuh, memberikan
kesegaran, mengeluarkan aura buruk dan mendatangkan aura baik. Biasanya mandi
uap rilakukan selama tiga hari.
6. Appasili Bunting (Cemme Mapepaccing)
Prosesi appasili bunting ini hampir mirip dengan prosesi siraman dalam tradisi
pernikahan Jawa. Acara ini dimaksudkan sebagai pembersihan diri lahir dan
batin.
7. A’bu’bu
Prosesi acara a’bu’bu (maceko) yaitu proses membersihkan rambut atau bulu-bulu
halus yang terdapat di ubun-ubun atau alis, yang bertujuan memudahkan dalam
merias pengantin wanita, agar hiasan hitam (da’dasa) pada dahi yang dikenakan
calon mempelai wanita dapat melekat dengan baik.
8. Appakanre Bunting
Dalam upacara ini, calon mempelai disuapi dengan makanan berupa kue-kue khas
tradisional Makassar, seperti Bayao Nibalu, Cucuru’ Bayao, Sirikaya, Onde-onde,
Bolu peca, dan lain-lain yang telah disiapkan dalam suatu wadah besar yang
disebut Bosara Lompo.
9. Akkorontigi (Mappacci) atau Malam Pacar
Acara Akkorontigi merupakan kegiatan menghiasi rumah calon mempelai, kemudian
melakukan appacci atau mappacci, yang bertujuan untuk membersihkan jiwa dan
raga calon pengantin wanita. Ini merupakan suatu rangkaian acara yang sakral
dan dihadiri oleh seluruh sanak keluarga (famili) dan undangan.
10. Assimorong/Menre’kawing
Ini merupakan puncak dari rangkaian upacara pernikahan adat Bugis-Makassar, di
mana kedua calon mempelai melakukan akad nikah.
11. Appabajikang Bunting
Setelah akad nikah selesai, mempelai pria diantar ke kamar mempelai wanita.
Dalam tradisi bugis-makassar, pintu menuju kamar mempelai wanita biasanya
terkunci rapat. Kemudian terjadi dialog singkat antara pengantar mempelai pria
dengan penjaga pintu kamar mempelai wanita.
Setelah mempelai pria diizinkan masuk, kemudian diadakan
acara Mappasikarawa (saling menyentuh). Setelah itu, kedua mempelai bersanding
di atas tempat tidur untuk mengikuti beberapa acara seperti pemasangan sarung
sebanyak tujuh lembar yang dipandu oleh indo botting (pemandu adat). Hal ini
mengandung makna mempelai pria sudah diterima oleh keluarga mempelai wanita.
12. Alleka Bunting (Maolla)
Acara sama seperti acara ngunduh mantu di Jawa. Sehari sesudah pesta
pernikahan, mempelai wanita ditemani beberapa orang anggota keluarga diantar ke
rumah orang tua mempelai pria. rombongan ini membawa beberapa hadiah sebagai
balasan untuk mempelai pria. mempelai wanita membawa sarung untuk orang tua
mempelai pria dan saudara-saudaranya. Acara ini disebut Makkasiwiang.
RITUAL SURU
MACA, DOA JELANG RAMADAN ALA SUKU BUGIS-MAKASSAR
Suru Maca, berarti membaca doa secara bersama untuk
dikirimkan kepada leluhur yang biasa dilakukan jelang Bulan Ramadan.
(Liputan6.com/Eka Hakim).
Liputan6.com, Makassar - Sulawesi
Selatan merupakan satu di antara banyak daerah di Indonesia yang punya ritual
menjelang Bulan Ramadan.
Di Sulsel, utamanya suku Bugis-Makassar ada ritual 'Suru Maca' yang sudah
tradisi dilaksanakan sebelum memasuki bulan puasa.
Suru Maca yang berarti membaca doa secara bersama untuk dikirimkan kepada
leluhur yang telah lebih awal menghadap Ilahi merupakan ritual turun temurun.
Ritual menjelang Bulan
Ramadan ini sudah dilakukan oleh nenek
moyang suku Bugis-Makassar yang sampai saat ini masih terus terjaga.
Nenek bercucu delapan orang itu mengatakan, dalam ritual
Suru Maca tersebut disediakan beragam macam masakan khas Bugis-Makassar yang
diletakkan di atas terpal dan ada juga yang diletakkan di atas tempat tidur.
"Kemudian seorang guru atau tokoh agama setempat
memimpin doa dengan membacakan beberapa ayat-ayat suci Alquran dengan tujuan
selain mendoakan leluhur yang telah tiada juga untuk sarana bersih-bersih jiwa
dan rohani sebelum memasuki bulan suci Ramadan," ujar Baji.
Setelah pembacaan doa selesai, para
keluarga yang menggelar ritual tersebut kemudian menyantap masakan yang telah
didoakan tadi dengan seluruh anggota keluarganya. Selain keluarga, para
tetangga sekitar juga kerap diajak makan dan kumpul bersama.
"Tetangga sekitar juga tak luput dipanggil atau dibawakan makanan yang
telah dibacakan doa tadi agar bersama-sama mendapatkan berkah dari Allah
SWT," kata Baji.
Makanan yang biasanya disediakan
dalam ritual Suru Maca itu diantaranya opor ayam, ayam goreng tumis, serta nasi
ketan dua warna, yakni ketan putih maupun hitam serta gula merah yang telah
dicairkan atau akrab disebut songkolo palopo.
"Onde-onde tradisional atau
biasa masyarakat Bugis-Makassar sebut umba-umba tak lupa hadir
serta pisang raja sesisir," ucap Baji.
Usai menggelar ritual Suru Maca,
masyarakat Bugis-Makassar juga memiliki tradisi berziarah kubur ke leluhur dan
makam-makam para penyiar Islam.
"Selain makam penyiar islam
yang diziarahi juga makam para keluarga atau orangtua yang telah tiada. Jadi
ini budaya yang sampai saat ini masih dilakukan dan tetap dilestarikan,"
ujar Baji.
Berziarah ke makam keluarga dan para wali Allah sebelum Bulan Ramadan tak
lain bertujuan agar mereka yang masih hidup dapat memaknai arti kematian.
CERITA RAKYAT BUGIS
Putri Raja Bima
dan Panglima Bone
Raja Bima ,
Sultan Malikuk Said mempunyai seorang putri yang bernama Fatimah , seorang
putri yang terkenal sakti oleh rakyatnya bahkan hingga daerah lainnya dan
diberi gelar oleh orang Makassar dengan sebutan Karaeng Basse’ Bumbung kebo’.
Ketika itu, Sultan Malikul Said bertanya kepada Fatimah, wahai anakku Fatimah ,
tidak terlintas kah di benakmu untuk memiliki seorang pendamping.
Fatimah pun
menjawab, ada apa gerangan sehingga Ayah berkata demikian? Sultan Malikul Said
pun menjawab, Karena dari sekian banyak pria yang datang melamar mu tidak
seorang pun, yang kamu terima. Fatimah pun menjawab, Aku tidak akan menikah,
selama Aku belum mendapatkan seorang Pria, yang mempunyai ilmu setara atau
melebihi ilmu yang Aku punya walaupun dia, menyerupai hewan.
Mendengar
perkataan putrinya, Sultan Malikul Said pun, bertanya kepada Fatimah, wahai
Anak ku jika pria itu ada darimana asalnya. Fatimah pun, menjawab, kelak dia
akan datang dari arah Ko’banga ( kerajaan Gowa) dengan menggunakan perahu.
Sultan Malikul Said pun menjawab, Jika itu yang kamu inginkan Aku tidak dapat
berbuat apa-apa.
Hari-hari pun
berlalu namun pria itu belum datang juga, akhirnya Sultan Malikul Said datang
kepada anaknya, wahai anak ku sampai kapan kah kamu akan menunggunya? Fatimah pun
menjawab, samapai dia datang, tidak peduli berapa lama Aku akan menunggu.
Secara diam-diam Sultan Malikul Said, menyebarkan kabar mengenai putrinya yang
menginginkan seorang pria yang mempunyai ilmu yang setara dengannya atau bahkan
yang melebihi ilmunya.
Pada akhirnya kabar mgenai pria yang diinginkan Fatimah samapi ke Ko’banga, dan
akhirnya di dedengar oleh panglima kerajaan Bone, yang bernama, Abdullah yang
terkenal akan ke saktiannya. Akhirnya Abdullah pun, pergi menuju Kerajaan Bima,
dan sebelum dia pergi, dia berpesan kepada semuah orang yang ada di Mare’ , Aku
tidak akan kembali sebelum Aku membawanya pulang, Abdullah pun pergi menuju
Bima.
Dan akhirnya
Abudllah pun tiba di Sumba, tanpa di beri tahu, Fatimah sudah menyadari akan
kehadiran orang yang dicarinya itu, tanpa sepatah kata kepada Sultan, Fatimah
lansung menuju Sumba tempat dimana, Abdullah datang. Akhirnya Fatimah pun tiba
di Sumba, dan menuju kapal yang di tumpangi Abdullah, saat Fatima tiba disana
Abdullah pun berkata jika Aku orang yang kamu nanti naiklah keatas perahu ku
dan Aku akan membawa mu pergi. Fatimah pun naik keatas perahu Abdullah, dan
akhirnya mereka pun berlayar menuju Bone.
Saat setelah kepergian Fatimah, Sultan mengutus Adik Fatimah yang bernama, I
Ratu pergi menyusul Fatimah ke Bone untuk menyampaikan jikalau Sultan Malikul
Said, merestui hubungan mereka. Dan saat itu, Fatimah dan I Ratu tinggal dan
menetap di Bone bersama Abdullah, tepatnya di Mare’ karalla dan pindah ke
Leang-leang , Maros dan disana Abdullah diangkat sebagai pemimpin atau raja
gallarrang Leang-leang.
MAKANAN KHAS MAKASSAR DAN TEMPAT
UNTUK MENCOBANYA
Makassar
selalu memiliki daya tarik tersendiri. Bukan hanya karena warga dan destinasi
wisatanya yang luar biasa, tapi juga produk olahan kuliner yang disajikan.
Alhasil, tidak sedikit yang kemudian menjadi makanan khas Makassar dan akhirnya
begitu ikonik. Kalau tidak percaya, sembari berwisata, silakan tanya sejumlah
warga lokal mengenai makanan khas Makassar.
1.
Konro

Konro sebuah makanan yang berbahan dasar dari iga sapi atau daging sapi. Daging sapi direbus dengan dimasukkan bahan rempah-rempah lainnya seperti asam jawa, kayu manis dan bahan lainnya.
Kemudian tumisan untuk makanan konro ini dari beberapa campuran bumbu masak seperti merica, kacang merah, pala dan beberapa bahan lainnya yang nanti akan dituangkan pada rebusan daging sapi. Warna gelap pada makanan konro ini berasal dari buah kluwak, memang buah kluwak ini memiliki warna yang hitam. Makanan ini memang aslinya dimasak berkuah seperti kuah sup.
2. Pallu
Mara

Pallu mara sejenis makanan berkuah yang menggunakan daging ikan atau kepala ikan kakap merah sebagai jenis bahan dasarnya. Setelah ikan di bersihkan dengan bersih dan daging ikan diolah serta dibumbui, daging ikan ditenggelamkan ke dalam kuah yang kental.
Kuah yang kental pada makanan ini dibuat dari bahan kemiri dengan campuran rempah-rempah yang membuat cita rasa dari kuah pallu mara ini menjadi enak, asam dan pedas.
3. Nasi Kuning Riburane

Nasi kuning mungkin memang banyak dijumpai di daerah-daerah lain, tetapi nasi kuning riburane ini merupakan salah satu makanan khas bugis atau makanan khas Makassar. Nasi riburane ini sebenarnya sebuah warung nasi yang legendaris yang sudah ada sejak lama atau sejak puluhan tahun lalu.
Memang benar nasi kuning banyak ditemui didaerah lainnya, tetapi yang menjadi beda adalah pada tampilan dan cita rasa dari nasi kuning tersebut, setiap daerah pasti memiliki ciri khas tersendiri dalam membuat nasi kuning.
4. Songkolo Bagadang

Songkolo bagadang atau biasanya masyarakat bugis lebih menyebutnya dengan sebutan sokko adalah sebuah makanan yang dibuat dari beras ketan sebagai bahan dasarnya. Dalam membuat songkolo bagadang bisa digunakan dengan beras ketan putih atau beras ketan hitam.
Cara pengolahannya pilih beras ketan hitam atau putih yang berkualitas bagus, kemudian kukus hingga matang dan disajikan bersama parutan kelapa yang telah digoreng dan potongan telur itik serta dicampur dengan ikan asin. Makanan ini juga bisa dimakan dikala waktu malam pada saat perut sedang lapar karena makanan songkolo bagadang ini sangat sederhana dan mudah dicari ketika malam.
5. Es Palu Butung

Diatas ada barangko sebagai hidangan makanan penutup, namun selain makanan ada juga minuman penutup yaitu es palu butung. Es palu butung merupakan minuman yang dingin karena didalamnya terdapat es yang membuat orang meminumnya menjadi segar.
Bahan dasar dari es palu butung ini adalah pisang hijau yang sudah direbus lalu dipotong kecil-kecil dan kemudian disajikan diatas seperti bubur berwarna putih yang dibuat dari bahan santan, lalu ditambahkan juga es dan susu kental.
6. Barangko Sebagai Oleh Oleh Khas Bugis

Barangko adalah sejenis makanan berbentuk kue pisang yang memiliki testur lembut dan halus. Makanan barangko ini berasal dari daerah bugis Makassar dan biasanya makanan ini dihidangkan sebagai makanan penutup. Makanan ini berbahan dasar pisang dan digabungkan dengan bahan lainnya seperti gula, telur, garam dan susu bubuk yang kemudian dibungkus menggunakan daun pisang.
7. Kue Putu
Cangkiri

Kue putu cangkiri menjadi salah satu kue yang paling banyak penggemar pada zaman dahulu. Kue putu cangkiri ini bisa dijadikan oleh oleh khas Makassar dari seseorang yang telah datang atau berkunjung ke kota Makassar.
Tetapi semakin berkembangnya jaman dan semakin banyak penjual makanan cepat saji, kini kue putu cangkiri semakin berkurang saja peminatnya. Hal ini disebabkan banyaknya penjual lain menjual makanan yang dapat menarik perhatian dan nama-nama yang unik untuk menarik pembeli untuk membeli makanan yang mereka jual. Kue putu cangkiri ini memiliki bentuk yang mirip sepertiga dari ukuran sebuah cangkir sehingga kue ini diberi nama putu cangkiri.
Putu cangkiri merupakan jajanan pasar yang banyak dijual oleh pedagang keliling atau pedagang kaki lima, kue ini juga dapat dibilang sebagai jajanan tradisional yang memiliki aroma yang enak. Kue putu cangkiri memiliki bahan dasar dari tepung beras yang dicampurkan dengan gula merah dan tepung beras ketan. Kue yang satu ini dapat dibawa pulang sebagai oleh oleh karena kue ini juga memiliki banyak variasi warna yaitu hitam, putih, coklat dan warna hijau.
8. Burosa

Burosa hampir mirip dengan lontong. Burosa merupakan jenis makanan dari khas bugis atau orang Makassar lebih menyebutnya dengan julukan lapat. Burosa memang memiliki bentuk hampir mirip dengan lontong tetapi ukurannya lebih kecil dari lontong.
Dalam pembuatan burosa tidak sama dengan lontong karena burosa harus diolah secara khusus tidak sama seperti lontong yang pengolahannya dengan cara dikukus. Bahan dasar membuat burosa adalah beras yang dimasak dan kemudian dicampurkan dengan santan yang nanti akan berubah menjadi nasi lembek.
Setelah masak, nasi lembek tadi dibungkus dengan daun pisang dan direbus hingga matang. Biasanya burosa juga disantap dengan makanan lainnya seperti telur rebus, sop konro, pallubasa, soto Makassar atau sambal kacang.
9. Kue Baje

Banyak jenis kue dari bugis atau khas Makassar yang terkenal dengan memiliki cita rasa yang enak dan manis. Dari beberapa jenis kue yang diatas memiliki rasa yang manis, kini kue baje menjadi salah satu juga yang telah dikenal banyak orang.
Kue satu ini diolah dari beberapa campuran santan, gula merah dan tepung beras ketan sebagai bahan utama dari pembuatan kue baje ini. adonan dari kue baja ini dikukus hingga matang dan kemudian dicetak dengan berukuran kecil berbentuk persegi panjang, lalu dibungkus dengan daun pisang yang telah kering.
Kini kue baja telah banyak di variasikan oleh masyarakat Makassar, salah satunya dibuat menggunakan beras ketan yang harus yang sudah digiling. Kue baje ini bisa dijadikan oleh oleh makanan khas bugis untuk teman-teman, sanak saudara atau orang-orang tercinta di rumah.
10. Kue Dange

Kue ini mungkin terlihat hampir mirip dengan kue pukis, tetapi rasa dan bahan pasti jauh berbeda dengan kue pukis. Kue dange ini mempunyai tekstur yang enak dan rasanya yang manis dan gurih karena kue dange ini memakai bahan campuran kelapa parut dan gula merah.
Bahan utama membuat kue dange ini adalah tepung ketan hitam, kelapa parut, gula merah dan sedikit garam. Bahan tersebut diolah dan dikukus sehingga kue tersebut menjadi tahan lama. lalu adonan tadi yang telah siap dikukus, kemudian dimasukkan kedalam sebuah cetakan yang cetakan tersebut tebuat dari tanah liat dan siap untuk dibakar.
OLEH-OLEH KHAS MAKASSAR
Kain tenun dan sarung
khas bugis

Oleh-oleh Khas
Makassar – Kain tenun dan sarung khas bugis
Oleh-oleh khas Makassar ke dua ini sangatlah terkenal khususnya di kalangan orang-orang yang selalu berburu kain khas kota wisata. Kain tenun dan sarung khas Bugis memiliki corak yang unik dan menarik. Bahan kain pun berbeda-beda mulai dari katun hingga sutera. Harga yang ditawarkan sangat variatif, mulai dari 20 ribuan hingga ratusan ribu rupiah setiap lembarnya.
Bannang-bannang

Oleh-oleh Khas
Makassar – Bannang-bannang
Nama makanan yang satu ini tentu asing di telinga kalian yang belum pernah datang atau mencicipi oleh-oleh khas Makassar ini. Nama Bannang-banang bisa diartikan sebagai benang-benang, dimana bentuk jajanannya menyerupai benang kusut yang dilipat-lipat. Rasanya yang manis memberi lambang ikatan yang erat dan sering dipakai untuk upacara pernikahan di Kota Makassar.
Baruasa

Oleh-oleh Khas
Makassar – Baruasa
Jika Kamu cari oleh-oleh khas Makassar murah meriah, salah satu alternatifnya yaitu Barusa. Apa itu Barusa? sebuah makanan yang terbuat dari campuran tepung beras, telur dan kelapa parut kering. Baruasa merupakan salah satu kue tradisional khas Makassar yang banyak dijumpai di banyak sudut kota Makassar. Jangan sampai kamu lewatkan untuk membawa Baruasa ke kampung halamanmu.
Kopi Toraja

Oleh-oleh Khas
Makassar – Kopi Toraja
Tidak lengkap rasanya jika berkunjung ke Makassar tidak membawa oleh-oleh yang satu ini. Meskipun kamu bukan penggemar kopi, tidak ada salahnya sekedar membawa buah tangan berupa kopi untuk keluarga tercinta ataupun rekan kerja. Perlu Kamu tahu bahwa Kopi Toraja ini memiliki citarasa khas Makassar yang tidak ditemukan dari kopi biasa pada umumnya. Ada 3 jenis pilihan seperti Arabica, Robusta, dan Special Blend. Kamu bisa temukan banyak Kopi Toraja di pusat oleh-oleh Makassar.
Sirup DHT

Oleh-oleh Khas
Makassar – Sirup DHT
Sirup DHT bukan sirup biasa pada umumnya. Oleh-oleh Khas Makassar ini menjadi andalan Kota Makassar yang dibuat dengan rasa pisang ambon. Rasanya sih mirip sirup tjampolay khasnya Cirebon, namun ada sedikit perbedaan yang memberikan kekhasan dari Sirup DHT ini. Perlu Kamu tahu bahwa produk dari sirup ini tidak pernah berubah kemasannya sejak zaman dulu.
Sirup Markisa

Oleh-oleh Khas
Makassar – Sirup Markisa
Selain sirup DHT, kamu juga bisa menikmati suguhan sirup Markisa khas Makassar. Tidak hanya kota Medan saja yang terkenal sebagai penghasil sirup markisa, Makassar pun memiliki buah tangan berupa sirup markisa yang memiliki rasa khas. Sirup Markisa terbuat dari asli buah markisa, bukan serbuk markisa olahan dari bahan kimia. Kamu bisa temukan di swalayan-swalayan dan pusat oleh-oleh Makassar.
Handicraft Toraja

Oleh-oleh Khas
Makassar – Handicraft Toraja
Jika oleh-oleh yang kamu cari adalah cinderamata khas Makassar, pilih saja Handicraft Toraja yang banyak variannya seperti ukiran kayu, gantungan kunci, lukisan, baju khas Toraja, hingga tempat tisu yang dibuat dengan sentuhan budaya Toraja banyak ditemukan disana. Harganya pun murah-murah sesuai dengan bahan dan jenis handicraftnya. Kamu juga bisa cari souvenir hasil tangan-tangan kreatif masyarakat Makassar.
Kain sutra sengkang

Oleh-oleh Khas
Makassar – Kain sutra sengkang
Selain kain tenun dan sarung khas Bugis yang menjadi salah satu andalan oleh-oleh yang lebih tahan lama, Kamu juga bisa dapatkan Kain sutra sengkang dengan kualitas sangat bagus sebagai buah tangan dari Kota Makassar. Kain sutra asli memang terkenal dengan harganya yang mahal. Tapi gak perlu khawatir, Kamu bisa dapatkan beragam jenis kain sutra mulai dari semi-sutra yang harganya lebih murah hingga sutra asli yang harganya bisa mencapai jutaan rupiah.
Dangke

Oleh-oleh Khas
Makassar – Dangke
Dangke ini merupakan makanan yang terbuat dari bahan susu kerbau yang sudah difermentasi dan hanya ada di Enrekang, sebuah tempat yang terkenal sebagai penghasil kambing etawa. Dangke ini sangat cocok jika disajikan dengan nasi hangat dan sambal.
Kacang Disco Makassar

Oleh-oleh Khas
Makassar – Kacang Disco Makassar
Tidak hanya Bali saja yang memiliki oleh-oleh Kacang Disco, di Makassar pun terdapat oleh-oleh khas berupa Kacang Disco Makassar. Camilan yang memiliki rasa gurih dan renyah ini menjadi andalan oleh-oleh dari negeri yang terkenal dengan kepahlawanan Sultan Hasanuddin. Ada beberapa varian rasa yang bisa dipilih seperti rasa rempah dan rasa original. Seperti Kacang-kacang lainnya, Kacang Disco Makassar cocok dikonsumsi saat bersantai dan Kamu bisa dapatkan di swalayan atau toko pusat oleh-oleh Khas Makassar. Adapun harganya beragam mulai dari 20 ribuan.
RUMAH
ADAT MAKASSAR
Rumah
Adat Suku Makassar
Tiap
Rumah adat tentu memiliki Nama atau julukan untuk mempermudah membedakan satu
sama lain (seperti yang dibahas diatas, bahwa Indonesia memiliki beragam suku).
Maka dalam bahasa Makassar Rumah Adat diatas disebut dengan sebutan Balla (Red: Bola, Bahasa Bugis). Rumah Adat ini
bentuknya berupa rumah panggung yang memiliki ketinggian kurang lebih 3 meter
yang disangga oleh tiang-tiang yang terbuat dari kayu yang tertata rapi.
Rumah
atau Balla bentuknya persegi empat dengan 5 tiang
penyangga ke arah belakang dan juga lima tiang penyangga ke arah samping.
Terkhusus untuk pemiliki rumah yang memiliki perekonomian tinggi (Bangsawan) biasanya
ukurannya lebih besar dengan tiang penyangga 5 ke samping dan 6 atau bahkan
lebih menyangga ke arah belakang. Untuk atap Rumah Adat Makassar ini berbentuk
mirip pelana yang memiliki sudut lancip dan menghadap ke arah bawah. Dan
biasanya bahan dari Atap Rumah Adat Makassar ini terbuat dari Nipah, Rumbia, Bambu, Alang-alang, Ijuk/Sirap.
SENJATA
TRADISIONAL BADIK BUGIS MAKASSAR
dapat bahwa badik juga mampu
menimbulkan ketenangan, kedamaian, kesejahteraan dan kemakmuran ataupun
kemelaratan, kemiskinan dan penderitaan bagi yang menyimpannya. Dahulu, badik
dipergunakan bukan hanya sebagai senjata untuk membela diri dan berburu tetapi
juga sebagai identitas diri dari suatu kelompok etnis atau kebudayaan.

Badik Raja
Badik
raja merupakan jenis badik yang berasal dari Kabupaten Bone, tepatnya dari
daerah Kajuara. Masyarakat sekitar percaya jika badik dengan nama lain gencong
raja atau bontoala ini dibuat oleh mahluk halus, tidak mengherankan jika nilai
sakral yang dipunyainya menjadi sangat tinggi.
Badik
raja ini memiliki ukuran agak besar dengan panjang antara 20 cm sampai 25 cm.
Bentuknya menyerupai badik lampo battang dengan bagan bilahnya yang membungkuk
serta perut bilah yang membesar. Badik ini terbuat dari logam berkualitas
tinggi dan selalu dilengkapi dengan pamor indah pada bagian hulunya, seperti
halnya pamor timpalaja ataupun pamor mallasoancale.
Sesuai
dengan namanya, senjata tradisional Sulawesi Selatan bernama Badik Raja ini
dahulunya kerap dipakai oleh para raja-raja Bone.
PETUAH BIJAK BUGIS MAKASSAR
1. Ritomainge’e eppa’ masero madecceng : mula mulanna namaiseiwi topurae mamaseiwi, maduanna tenri ellauwi nabbere, temmattajeng pamale’, matellunna tulung ngengngi sukara’na taue risingangka-gangkanna pattulung, maeppa’na mappangaja’ lettu’ riperu’e.
Artinya: Bagi orang yang panjang ingatannya ada empat hal yang sangat baik : permulaannya mengasihani orang yang pernah mengasihaninya, kedua memberi tanpa diminta dan tidak menunggu pembalasan, ketiga menolong kesukaran orang dengan sepenuhnya, keempat memberi nasihat dengan tulus.
2. Iyatopa upasengakko, aja’ mumacennimpegang, aja’to mumapai wegang, nasaba’ macennimpegakko riemme’ko, mapai’ wegakko riluwako.
Artinya : Juga saya pesankan, jangan terlalu manis (baik), jangan terlalu pahit (buruk). Sebab apabila engkau terlalu manis engkau ditelan/dikuasai, terlalu pahit/buruk engkau dimuntahkan/dibenci (jadi yang baik ialah bertindak yang wajar).
3. Upoadang tokko, eppa’i tenriulle parewe’, mulamulanna ada pura ripassu’e ritimue, maduanna anu pura riabbereangnge, matelluna anu pura nakennae uki, maeppa’na umuru’ pura llaloe.
Artinya : Juga saya katakan padamu, ada empat hal yang tidak dapat dikembalikan, permulaannya yaitu kata kata yang sudah dikeluarkan dari mulut, kedua benda yang sudah diberikan, ketiga benda yang telah tertentu nasibnya, keempat umur yang telah lewat.
4. Upaseng tokko, tellu ritu riapparentang riakkarungengnge, mula mulanna riaparentai sibawa cenning ati, maduanna riparentai sibawa siri’, matelluna riparentai sibawa tau’na.
Artinya : Juga saya pesankan, ada tiga jenis perintah dalam jabatan, permulaannya diperintah dengan ketulusan hati, kedua diperintah dengan mengingat harga diri, ketiga diperintah dengan rasa takut/taat.
5. Riparentai sibawa siri, riamasei riolo temmaresona, riraiyang pulana pappalece rimunri akkaresona. Riaddampengangngi asalanna risitinajannae, rininiriyangngi ada ada enrengnge pangkaukeng bati’ todeccengnge, bettuana aja’ mupegaukengi maka naposiri’e, apa siri’namitu ripoatangngi. Werengi ada ada enrengnge inninawa marilelang, apa iyatu todeccengnge, narekko engkai patuju mapetu innokkinnongngi ritu.
Artinya :Diperintah dengan harga diri, dikasihani terlebih dahulu sebelum bekerja, diperbanyak belas kasih sesudah bekerja, dimaafkan kesalahan yang pernah dibuat sewajarnya, dipilihkan kata kata dan perbuatan bagi orang yang baik artinya jangan bertindak kepadanya yang dapat menyinggung harga dirinya (siri’na), karena dia mengikut hanya karena untuk menjaga harga dirinya. Berikanlah kata kata dan tingkah laku tulus, sebab orang baik itu putih/suci bersih kalau dia dalam kebenaran.
6. Riparentai sibawa tau’, iyana ritu riassekiyangngi ade’ pura onrona, dipalalowangngi ade’ abiasanna, terrilukkai bicara puranna, tenriala pada olona, rialangngi atongengenna ritanrereangngi asalanna, tenriwawa ritengngelo’na.
Artinya :Diperintah karena takut/ketaatannya, yaitu diperteguh adat yang sudah dibakukannya dan diizinkan pada adat kebiasaannya. Tidak dibatalkan hukum yang telah diselesaikan/diputuskan, tidak dirampas haknya, diberikan kebenarannya tidak dibawah tanpa persetujuannya.
7. Pangaderengnge temmakkullei sia riappassan apa’ lanro alenai arajangnge. Pada toisa temmakkulleni risui’ matae risappe’ daucculie, riteppe’ lilae enrenge aje nariabbeyang.
Artinya :Adat istiadat itu tidak mungkin dilaksanakan secara paksa, sebab dia adalah tubuh dari kebesarang kekuasaan. Sama saja dengan tidak mungkinnya dicungkil mata, dipotong daun telinga, dipotong lidah dan kaki kemudian dibuang.
8. Iyatopa upoadakko, appujio sio mumadeceng kalawing ati, apa’ sininna decengnge enrengnge upe’e polemanengngi rideceng kalawing atie. Aja’ sio mualai pompola to mapperumae riwatakkalemu, iyana ritu matae, daucculie, lilae inge’e. Tomapperuma maneng ritu riwatakkale. Iyasa muala pompola mattungka engkae riwatakkalemu, iyana ritu kalawing ati madecengnge. Aja’ sio namasero muatepperi pangkau kenna tomaperrumae. Iyana ritu pakkitanna matae, parengkalinganna acculie, ada adanna lilae, paremmaunna inge’e. Gau’na kalawing ati madecengnge madecengngi riakkatenning, matanna kalawing atie de’ nakaita-ita, lilana kalawing ati madecengnge de’ nakapau pau, dacculinna kalawing ati madecengnge de’ nakaengka engkalinga, inge’na kalawing ati madecengnge de’ nakaemma emmau mainge’ tongeng tongeng. Naengngerangngi sininna pura naengkalingae, naengngerangngi pura naitae pura napoadae.
Artinya :Juga saya katakan, cintai dan berbaiksangkalah kepada sesamamu, sebab semua kebaikan dan kemujuran bersumber dari baik sangka/ketulusan hati. Janganlah hendaknya menjadikan pimpinan, penumpang dalam tubuhmu, yaitu mata, telinga, lidah, hidung. Jadikanlah pimpinan yang memang ada di dalam tubuhmu ialah ketulusan hati yang baik. Jangan terlalu mempercayai tingkah laku penumpang dalam tubuhmu yaitu penglihatan mata, pendengaran, pendengarang telinga, perkataan lidah, penciuman hidung. Perbuatan hati yang tulus baik dipegang, matanya hati yang tulus tidak sembarang melihat, lidahnya hati yang tulus tidak sembarang berkata, telinganya hati yang tulus tidak sembarang mendengar, hidungnya hati yang tulus tidak sembarang mencium. Mengingat semua yang pernah didengarnya, mengingat semua yang pernah dilihatnya, mengingat semua pernah dikatakannya.
9. Eppa’i gau’na to malempu’e. Mula mulanna riasalaiwi maddampeng, maduanna riparennuwangiwi tennacekka risanresiwi tenna pabelleyang, matelluna temmangowai engnge yania elo’na/anunna, maeppa’na tennasenna deceng narekko alenamna podecengengngi, iyami naseng deceng nakko massamai decenna.
Artinya :Ada empat perbuatan orang jujur. Permulaannya dimaafkan orang yang bersalah padanya, kedua tidak culas bila diharapkan tidak goyah/mungkir bila disandari/diharapkan, ketiga tidak rakus kepada yang bukan haknya, keempat belum dianggap kebaikan apabila hanya tertuju kepadanya sendiri, baru dianggap kebaikan apabila sudah menyeluruh kepada rakyat.
10. Kegae ripaggettengang bicara?, Eppai tau dipaggettengang bicara : Seuwani to mawatangnge, maduanna to majekkoe, matelluna to maccae, maeppa’na to bongngo’e.
Artinya : Kepada siapa hukum harus ditegakkan?, Ada empat orang yang hukum harus ditegakkan padanya yaitu : Pertama orang yang kuat, kedua orang yang culas, ketiga orang yang pintar, keempat orang yang bodoh
11. Eppa’ tanrana tomadeceng kalawing atie, seuwani passu’i ada napatuju, maduanna matu’i ada nasitinaja, matellunna duppaiwi ada napasau’, maeppa’na molai ada napadapi’.
Artinya : Ada empat tanda tanda orang yang baik hati, pertama mengeluarkan perkataan yang benar, kedua menyusun kata kata yang pantas, ketiga menerima perkataan dan menguasainya, keempat meneliti/meniti perkataan dengan sempurna.
12. Aja’ mupalalloiwi gau’ tettongemmu, aja’ to mupalalloi wi ampe sinratammu, aja’to mupaliwengiwi ada ada tudangemmu. Iyana ritu tau riagelli tenriaddampengang ri Allah SWT toppaliwengi engngi ada ada enrengnge pangkaukeng tudangenna. Rekko roppo-roppo’ko naese’ko nasalagao. Salaiyyangngi laleng tomawatangnge, lesso’pi lalo mutokkong. Temmate lempa’e, mawatang sapparenna atongengengnge.
Artinya :Jangan bertindak meliwati kemampuanmu, jangan bersifat dibuat buat dengan maksud untuk mengalahkan sesamamu, juga jangan berkata berlebihan. Orang yang demikian perbuatannya dikutuk oleh Allah SWT, andaikan engkau belukar akan dibersihkannya. Hindari jalanan yang dilalui orang yang kuat, setelah dia liwat baru engkau tegak. Kejujuran tidak akan kalah, sulit mencari kebenaran.
13. Limai uwangenna riallolongengi deceng, seuwani pakatunai alemu risilasannae, maduanna saroko maserisilasannae, matellunna makkareso patujue, maeppa’na moloie roppo roppo narawe’, malimanna molae laleng namatike’ nappa sanre’ ri Allah SWT.
Artinya : Lima jenis sifat manusia menghasilkan kebaikan, pertama merendahkan diri sepatutnya, kedua mencari kawan/sahabat sepatutnya, ketiga berbuat/bekerja yang baik dan benar, ke empat kembali apabila menghadapi rintangan, kelima waspada dalam perjalanan sambil berserah diri kepada Allah SWT.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Kebudayaan Bugis Makassar adalah kebudayaan dari suku bangsa Bugis Makassar yang mendiami bagian terbesar dari Jazirah selatan dari Pulau Sulawesi. Seacara garis besar penduduk provinsi Sulawesi Selatan terdiri dari empat suku bangsa yaitu suku bugis, suku Makssar, Suku, Toraja Dan suku Mandar.Kebudayaan Bugis Makassar dari segi Kependudukan mendiami Kabupaten-Kabupaten diataranya adalah Sinjai, Bone,soppeng,Wajo,Sidenreng-Rappang,Pinrang, Polewali-Mamasa,Enrekang, Luwu,Pare-Pare, Pangkajenne Kepulauan dan Maros.
Kebudayaan Bugis Makssar juga memliki beberapa kerajaan diantaranya yaitu kerajaan Bone, kerajaan Makassar, kerajaan Soppeng, kerajaan Luwu dan kerajaan Wajo.Adapun bahasa orang Bugis adalah Bahasa Ugi,sedangkan orang Mkassar adalah MANGKASA,Hurup yang dipakai adalah naskah-naskah Bugis Makassar kuno adalah AKSARA LONTARA.
2.
PETA DAERAH
MAKASSAR
3. DAFTAR PUSTAKA
Kamri, Ahmad, (1997) BUDAYA
S1R1' BUGIS-MAKASSAR Pembunuhan dan Pencemaran Nama Balk Orang Lain. Masters
thesis, PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Suku_Bugis&veaction=edit&vesection=5
http://tendasejarah
sejarah-kerajaan-makassaR
Asram Muzharath.K, Sejarah
KerajaanMakassar,2002, Bulan Bintang, Makassar


Comments
Post a Comment