MAKALAH SEJARAH KOTABARU

 

KATA PENGANTAR

 

Segala puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT sebab karena limpahan rahmat serta anugerah dari-Nya kami mampu untuk menyelesaikan makalah kami dengan judul “Sejarah Kotabaru” ini.

Saya ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang telah mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah ini hingga rampungnya makalah ini.

Demikianlah yang dapat saya haturkan, kami berharap supaya makalah yang telah saya buat ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR            ……………………………………………………..i

DAFTAR ISI                  …………………………………………………………..ii

BAB I PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG            …………………………………………………….1

BAB II PEMBAHASAN

SEJARAH KOTABARU             ………………………….……………………..2

WISATA KOTABARU         ……………………………………………………..8

POTENSI  ALAM KOTABARU                ……………………………………. 13

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN             ………………………………………………………….18

SARAN                    ……………………………………………………………..19

DAFTAR PUSTAKA      ………………………………………………………. 20

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    LATAR BELAKANG

Kabupaten Kotabaru adalah salah satu kabupaten di provinsi Kalimantan SelatanIndonesiaIbu kota kabupaten ini terletak di Kota Kotabaru. Kabupaten ini merupakan salah satu kabupaten pertama dalam provinsi Kalimantan dahulu. Dan pada masa Hindia Belanda merupakan Afdeeling Pasir en de Tanah Boemboe dengan ibukota Kota Baru. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 9.442,46 km² dan berpenduduk sebanyak 290.142 jiwa (hasil Sensus Penduduk Indonesia 2010) dengan nelayan laut sebanyak 15.961 jiwa. Motto daerah ini adalah "Sa-ijaan" (bahasa Banjar) yang memiliki arti: Semufakat, satu hati dan se-iya sekata.

Pengembangan wilayah merupakan usaha untuk meperbaiki kondisi suatu wilayah dengan pembangunan sebagai langkah awal bagi wilayah tersebut untuk mencapai suatu kemajuan dan peningkatan kualitas hidup masyarakatnya. Pengembangan suatu wilayah yang ditujukan untuk kemajuan wilayah tersebut biasanya diawali oleh pembangunan fisik yang kemudian diisi oleh berbagai kegiatan. Pembangunan wilayah tiap daerah berbeda karena kondisi dan potensi yang dimiliki juga berbeda, hal inilah yang menyebabkan laju pengembangan tiap daerah berbeda.

Pengembangan wilayah suatu daerah ditentukan oleh pemerintah daerah. Seiring dengan adanya otonomi daerah maka pembangunan lebih merata di seluruh daerah di Indonesia.
Dalam kewenangan daerah Kabupaten Kotabaru disebutkan bahwa daerah memiliki kewenangan dalam seluruh bidang pemerintahan, kecuali kewenangan dalam bidang politik luar negeri, pertahanan keamanan, peradilan, moneter, fiskal, agama, serta kewenangan dalam bidang lain. Kewenangan lain yang tercakup dalam bidang pemerintahan juga meliputi perencanaan pembangunan dan pengembangan wilayah yang ada.

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.    SEJARAH KOTABARU

KERAJAAN PULAU LAUT

Dibagian Kalimantan Tenggara tepatnya diwilayah-wilayah tanah bumbu dalam sejarah pernah berdiri beberapa kerjaan diantaranya; Kerajaan Pagatan, Kerajaan Sebamban, Kerajaan Kusan, Kerajaan Batulicin, Kerajaan Cengal Manunggal dan Bangkalan, Kerajaan Cantung dan Sampanahan, Kerajaan Pasir, dan Kerajaan Pulau Laut. Konon kemunculan kerajaan-kerajaan diwilayah tanah bumbu tersebut tidak sertamerta melakukan pembangkangan terhadap kerajaan Banjar, justeru kerajaan-kerajaan yang ada diwilayah tanah bumbu tersebut berdaulat pada kerajaan Banjar yang merupakan salah satu kerajaan yang berpangaruh diwilayah Nusantara. 

Keberadaan kerajaan-kerajaan diwilayah tanah bumbu memiliki keterikatan politik, yaitu disatu pihak memiliki hak otonomi dalam hal mengatur pemerintahan ke dalam wilayah kerajaannya sendiri, namun secara umum kedaulatannya dibawah pembinaan dan perlindungan dalam Kerajaan Banjar. Keterikan politik kerajaan-kerajaan diwilayah Tanah Bumbu dengan Kerajaan Banjar berlangsung hingga tahun 1787. 


LATAR BELAKANG KERAJAAN PULAU LAUT.

Keberadaan Kerajaan Pulau Laut diletarbalakang berbagai peristiwa bersejerah, berawal dari peristiwa terjadinya perahara perebutan kekekusaan dalam dilingkungan keluarga Kerajaan Kayu Tangi sekitar tahun 1785. Yaitu ketika Sultan Tahmidubillah (Pengeran Muhammad) berkuasa di Kerajaan Kayu Tangi beliu mempunyai lima (5) orang anak satu perempuan dan empat laki-laki- yaitu:

1.      Putri Lawiah,

2.      Pangeran Abdullah,

3.      Pangeran Rahmat,

4.      Pangeran Amir,

5.      Gusti Kusin.

Sekitar Tahun 1785 Sultan Tahmidubillah wafat, sebelum meninggal sultan telah berwasiat bahwa yang akan mengantikan nantinya memimpin Kerajaan Kayu Tangi adalah Putera ke Duanya yaitu Pengeran Abdullah. Mengingat ketika sultan wafat pengeran Abdullah belum cukup umur untuk dapat memimpin kerajaan Kayau Tangi, maka untuk mengisi kekosongan pemerintahan dipercayakan kepada Pangeran Nata Mangkubumi, Pangeran Mangkumi sendiri adalah suami dari Putri Talwiah kakak Pangeran Abdullah. Ketika Pengeran Nata Mangkubumi berkuasaa di Kerajaan Kayu Tangi kemudian mengeluarkan suatu pernyataan, bahwa dialah selamanya akan berkuasa di Kerajaan Kayu Tangi dan tidak akan menyerahkan kekuasaan pada pangeran Abdullah sebagai pewaris kerajaan. Sering dengan pernyataan tersebut terjadilah prahara dilingkungan kerajaan Kayu Tangi diiringan dengan peristiwa mengemparkan dengan meninggal secara tidak wajar Pangeran Abdullah dan Pangeran Rahmat. Untuk mempertahaan kekuasaannya Nata Mangkubumi melakukan persekutuan dengan Belanda.

Dengan peristiwa tersebut maka Pangeran Amir sebagai pewaris Kerajaan Kayu Tangi merasa terancam keselamatanya kemudian secara diam-diam meninggalkan Karajaan Kayu Tangi, menyeberang menyelusuri hutan menuju Kusan (Tanah Bumbu). Kemudian diwilayah kusaan akhirnya Pengeran Amir menyusun kekuatan dengan mendirikan Kerajaan Kusan tahun 1786, biliau sendiri dinobatkan sebagai raja Kusan dan bergelar Raja Kusan I.
Setelah merasa cukup mempunyai kekuatan serta dibantu dengan kekuatan Kerajaan Pagatan yang berdekatan dengan wilayah kekuasaan Kerajaan Kusan. Pada tahun 1787 Pangeran Amir salah seorang putera mahkota yang disingkirkan datang menyerang Kerajaan Kayu Tangi dengan kekuatan 3000 lakskar. Pangeran Nata Negara (Nata Mangkubumi), raja yang menduduki tahta kerajaan Banjar (Kayu Tangi) pada waktu itu, amat takut lalu meminta bantuan Kompeni, Residen Walbeck mengirimkan bantuan balatentara dibawah pimpinan Kapten Christaffel Hofman. Sehingga atas persekutuan kerajaan Banjar dan Kompeni tersebut dapat mematahkan perlawanan balas dendam Pangeran Amir. Kemudian dengan kekalahan tersebut Pangeraman Amir ditawan selanjutnya dibuang di Ceylon pada tahun 1789. 
Dengan kekalahan Pangeran Amir maka kekuasaan pemerintahan Kerajaan Kusan akhirnya diserahakan kepada Pangeran Musa adik Sultan Adam. Pangeran Musa menjadi Raja Kusan II, didampingi isterinya Ratu Salamah anak dari Sultan Sulaeman Raja Kayu Tangi II. Dari perkawinan Pangeran Musa dan Ratu Salamah dianugerahi keturunan sebanyak 7 orang yaitu. Pangeran Bendahara, Pangeran Panji, Pangeran Abdul Kadir, Pangeran Kasuma Indera, Pangeran Muhammad Nafis Pangeran Jaya Sumitra, dan Pangeran Saputra. 

Kemudian Raja Kusan II wafat digantikan oleh puteranya Pangeran Muhammad Nafis bergelar Raja Kusan III, Pengeran Muhammad Nafis merupakan salah satu Raja Kusan yang sangat kherismatik dan berpengaruh karena disamping sebagai Raja biliau juga adalah seorang Ulama. Pada tahun 1840 Raja Kusan III wafat maka yang mengantikan adalah adiknya Pangeran Jaya Sumitra sebagai Raja Kusan IV sementara untuk jabatan mangkubumi Raja Kusan IV mempercayakan kepada saudaranya Pangeran Abdul Kadir.
Saat meletusnya Perang Banjar pada tahun 1859 dibawah kepemimpinan Pangeran Antasari yang telah berhasil menggalang kekuatan dengan pemuka-pemuka masyarakat diwilayah kedaulatan Kerajaan Banjar yang akan menentang Belanda yang telah merusak dan menginjak-injak aturan tatacara dan kehormatan Sultan Banjar. Seruan Pangeran Antasari ini didengar dan dipatuhi masyarakat banjar termasuk Pangeran Jaya Sumitra dan Adiknya yang mendukung seruan Pengeran Antasari. Dukungan Pengeran Jaya Sumitra terhadap Pangeran Antasari tercium Belanda, untuk menghindari penangkapan Belanda terhadap dirinya maka Pengeran Jaya Sumitra dan Keluarga pindah ke Salino, sementara pemerintahan kerajaan Kusan diserahkan kepada Arung Abdul Rahim Raja Pagatan.


KERAJAAN PULAU LAUT.

Masa pemerintahan Kerajaan Pulaut diperkirakan berlangsung sikatr tahun 1840- 1905, adapun Raja Pulau Laut yang perna berkuasa adalah;

1. Pengeran Jaya Sumitra 

Pengeran Jaya Sumitra dikenal pendiri Kerajaan Pulau Laut, kemudian, dan beliu sendiri dinobatkan sebagai Raja Pulau Laut I, Pusat pemerintahan setelah di Salino dipindahkan ke Sigam. Raja Pulau Laut I wafat digantikan dengan adiknya Pengeran Abdul Kadir.

2. Pengeran Abdul Kadir 

Pada Masa pemerintahan Sultan Abdul Kadir Raja Pulau Laut II sekitar tahun 1870, telah banyak berdatangan pengunsi-pengunsi dari Sulawesi yang kemudian diterima dan mendiami pesisir dan pulau-pulau kecil di wilayah kekuasaan Kerajaan Pulau Laut. Meraka yang datang dari Sulawesi itu umumnya dari Sulewesi Selatan suku bangsa Bandar dan Suku bangsa Bugis Bone. Keberadaan dua suku bangsa ini tidak diterima dengan baik oleh pihak penguasa Kerajaan Pulau Laut dan diberikan hak yang sama untuk tinggal dan membangun pemikiman yang hingga saat ini mereka hidup secara berkelompok sesuai dengan komunitasnya. Perkempungan mereka masih dapat ditemui saat ini di Tanjung Saloka, Pulau Marabatuan, Pulau Mardapan, Pulau Karayaan dan Pulau Kalambau, bahkan berapa wilayah daratan di Pulau Laut sendiri. Mereka semua hidup rukun dibawah kepemimpinan Kerajaan Pulau Laut. Tahun 1873 Sultan Abdul Kadir Raja Pulau Laut II meninggal dunia dan dimakamkam di kampung Sigam. Kemudian setalah Sultan wafat d digantikan oleh putranya yang bernama Pangeran Brangta Kusuma kemudian dinobatkan sebagai Raja Pulau Laut III. 


3. Pengeran Brangta Kusuma.

Sultan Berangta Kusuma Raja Pulau Laut III mempersunting Putri Intan Jumantan Putri dari Pengeran Kusuma Indra. Dari perkawinan ini kemudian melahirkan keturunan 4 orang anak laki-laki dan 5 perempuan yaitu:

a.       Pangeran Amir Husin.

b.       Pengeran Muhammad Seman.

c.        Pengeran Abdurrahman.

d.       Putri Amas.

e.        Pengeran Asmail.

f.        Putri Mas Mirah.

g.       Putri Ratna.

h.       Putri Mulik.

i.         Putri Bungsu.

Masa pemerintahan Raja Pulau Laut III kemudian pusat Kerajaan Pulau Laut dipindahkan dari Sigam ke Gunung Balinkar. (Governement Besluit tanggal, 21 Desember 1873. No. 37).

4. Pangeran Amir Husin Kusuma
 

Pada masa pemerintahan Sultan Amir Husin Kusuma sebagai Raja Pulau Laut IV pusat pemerintahan kerajaan Pulau Laut kemudian dipindahkan dari Kaki Gunung Balingkur kesebelah selatan Gunung Belingkar pesisir pantai menghadap ke Selat Laut Makkasar. 
Sultan Amir Husin Kusuma dalam perjalannya melaksanakan ibdah haji di Tanah Suci kemudian wafat di Mekkah, sebelum keberangkatannya ke Tanah Suci bahwa yang akan mengantikan kedudukannya nanti adalah putra sulungnya bernama Pengeran Muhammad Kusuma sebagai Raja Pulau Laut V. 

5. Pangeran Muhammad Kusuma 

Masa pemerintahan Sultan Muhammad Kusuma sebagai Raja Pulau Laut V dimasa pemerintahannya adalah masa-masa sulit dikarenakan mulai muncul pengaruh kolonial Belanda menanamkan pengaruhnya diseluruih wilayah Kerajaan yang ada di Nusantara tidak terkecuali Kerajaan Pulau Laut. Masa Pemerintahan Sultan Muhammad Kusuma adalah detik-detik akhir berahirnya pemerintahan sistem kerajaan dikarenakan dominanya pengaruh dan kekuatan Kolonial belanda. Sampai akhirnya kolonial menghapuskan sistem pemerintahan Kerajaan Pulau Laut tahun 1903, namun Sultan tetap memangku Kerajaan Pulau Laut hingga tahun 1905. 


PEMERINTAHAN KOLONIAL BELANDA

Setelah berahirnya Pemerintahan Kerajaan Pulau Laut Kolonial Belanda Kemudian berkuasa, dengan memberlakukan Staatsblad 1903 No. 179 pada tanggal, 1 Januari 1905. menyatakan pengahapusan Kerajaan Pulau dan langsung masuk kedalam wilayah pemerintahan Kolonial Belanda. 

Dimasa kekuasaan Kolonial Belanda telah terjadi berbagai peristiwa perlawan rakyat menentang kolonial Belanda diantaranya, baik perjkuangan masa pergerakan merebut kemerdekaan maupun perlawanan mempertahanakan kemerdekan yang di Proklamsikan Kemerdekaan Indonesia pada tanggal, 17 Agustus 1945 di Jakarta. Kemudian baru pada tanggal 27 Desember 1947 diadakan konfrenasi Meja Bundar Pemerintah Kerajaan Belanda Mengakui Kemerdekaan dan Kedaulatan Republik Indonesia.

 

 

 

 

 

TERBENTUKNYA KABUPATEN KOTABARU


Terbentuknya pemerintahan Kabupaten Kotabaru berdasarkan pada Surat Keputusan Manteri Dalam negeri RI No. C 17/15/3 tanggal, 29 Juni 1950 tentang pembentukan wilayah pemerintahan yaitu Kabupaten-kabupaten daerah-daerah Swapraja dalam propinsi Kalimantan Selatan. Maka daerah Kalimantan Tenggara diubah menjadi Daerah Kabupaten Kotabaru dengan Ibukota Kotabaru, kemudian diangkatlah M. Yamani sebagai akting Kepala Daerah Kabupaten Kotabaru. Setelah itu keluarlah Peraturan Pemerintah tanggal 30 Juni 1950 sebagai penganti Undang-Undang No. 2 Tahun 1950 tentang pembentukan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sementara dan Dewan pemerintahannya untuk seluruh wilayah Indonesia. Kemudian berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kalimantan tanggal 14 Agustus 1950 No. 186/OPH/92/14 , maka pada tanggal 29 Maret 1951 di Kotabaru diadakan Pembentukan dan pelantikan Perwakilan Perwakilan Rakyat Sementara Kabupaten Kotabaru dengan ketuannya A.. Asysikin Noor yang beranggotakan sebanyak 20 orang. 
Mengingat situasi ketika itu belum memungkinkankan dibentuknya Dewan Pemerintahan Daerah yang refresentatif, maka dibentuklah Dewan Pemerintahan Sementara yang beranggotakan 3 orang yaitu; Muchtar Hamzah, Usman Dunurung, dan Ali Kumala Noor.
M. Yamani sebagai kepala Daerah Kotabaru berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kalimantan tanggal 3 Agustus 1950 No. 161/OPB/17/93 diperbaharui pada tanggal 14 Agustus 1950 tentang penghapusan segala Akting Kepala-Kepala Daerah di Kalimantan Selatan dan Timur. Pada tahun 1951 M. Yamani dipindahkan kedaerah lain sebagai pengantinya diangkat A. Rasyid sebagai kepala Daerah Kabupaten Kotabaru.
Adapun wilayah Kabupaten Kotabaru menurut Undang-Undang Daerah No. 3 Tahun 1953, tentang pembentukan Daerah Otonomi Kalimantan Selatan menyatakan bahwa wilayah Kotabaru meliputi Kewedanaan-kewedanaan Pulau Laut, Tanah Bumbu dan Pasir. Kemudian dengan Undang-Undang No. 27 Tahun 1959 menetapkan Undang-Undang Darurat No. 3 Tahun 1953 menyatakan bahwa Wilayah Kabupaten Kotabaru dipisahkan dengan Kewedanaan Pasir. 

 

Kotabaru membangun

Wilayah Kabupaten Kotabaru menurut undang-undang darurat Nomor 3 tahun 1953 tentang pembentukan (Resmi) Daerah Otonomi Kabupaten / Daerah Istimewa Tingkat Kabupaten dan Kota Besar dalam lingkungan Daerah propinsi Kalimantan menyatakan bahwa wilayah Kabupaten Kotabaru meliputi Kawedanan-kawedanan Pulau Laut, Tanah Bumbu Selatan, Tanah Bumbu Utara dan Pasir. Kemudian dengan Undang-Undang Darurat No. 3 Tahun 1953 sebagai undang-undang dan menyatakan bahwa wilayah Kabupaten Kotabaru dikurangi dengan Kawedanan Pasir.   

 

 

 Kantor Pemda Kotabaru

Anda dapat meliat Video Kabupaten Kotabaru wayah Bahari di Sini

 

Nama-Nama Bupati Kabupaten Kotabaru

No.

Nama Kepala Daerah

Priode

Keterangan

1.

M. Yamani

1950-1951

Bupati

2.

Abdul Rasjid

1951-1955

Bupati

3.

Ibrahim Sedar

1955-1958

Bupati

4.

H. Abdul Muluk

1958-1959

Bupati

5.

H. A. Hudari

1960-1963

Bupati

6.

Basrindu

1963-1969

Bupati

7.

H. Gt. Syamsir Alam

1969-1980

Bupati

8.

N. Sutejo

1980-1985

Bupati

9.

H. M. R. Husein

1985-1990

Bupati

10.

Tata M. Anwar

1990-1995

Bupati

11.

M. B. A. Bektam

1995-2000

Bupati

12.

Sjachrani Mataja dan Akhmad Rizali

2000-2005

Bupati & Wakil Bupati

13.

Sjachrani Mataja dan Fatizanolo S.

2005-2010

Bupati & Wakil Bupati

14.

H.Irhami Ridjani dan Rudy Suryana

2010-2015

Bupati & Wakil Bupati

15.

H. Sayed Jafar dan Ir. Burhanudin

2016-2021

Bupati & Wakil Bupati

 

B.     WISATA KOTABARU

Berbicara mengenai destinasi wisata Kalsel, maka Kotabaru adalah jawaban terbaik. Begitu banyaknya tempat-tempat yang memukau mata di kabupaten ini, sehingga satu bulan pun rasanya tidak akan cukup untuk menikmati semua keindahan alamnya. Kabupaten ini memang menyimpan banyak sekali keindahan alam yang akan membuat matamu terpana. Bahkan banyak yang mengatakan, Kotabaru adalah Bali kedua. Sebagian besar dari tempat-tempat indah tersebut bahkan masih belum banyak terjamah. Potensi Kotabaru sebagai destinasi wisata Kalsel memang sangat menjanjikan.

 

1. Pulau Samber Gelap

Pulau Samber Gelap
Sumber gambar: viewbug.com


Pulau ini beberapa tahun terakhir menjadi buah bibir di kalangan pecinta traveling. Pantainya yang menawan serta keindahan bawah lautnya menjadi daya tarik utama pulau ini. Selain itu, pulau ini juga merupakan "sarang" para penyu. Untuk sampai ke pulau ini, ada beberapa alternatif. Salah satunya menggunakan speed boat dari Pelabuhan Panjang, Kotabaru. Kurang lebih dua jam perjalanan laut, kecantikan pulau ini akan berada di depan anda.

 

 

 

 

 

 

 

 

2. Pantai Teluk Tamiang

Pantai Teluk Tamiang


Yang paling terkenal dari Teluk Tamiang adalah eksotisme terumbu karangnya. Berbagai jenis terumbu karang dengan ukuran super besar bukan barang langka di sini. Inilah surganya pecinta wisata bawah laut. Selain itu, pantainya pun juga tidak kalah menawan. Dari ibukota kabupaten, Kotabaru, kamu bisa menuju pantai nan cantik ini hanya dengan menggunakan transportasi darat. Atau kalau kamu ingin menggunakan angkutan umum, kamu bisa naik angkutan antar kecamatan dengan tujuan Lontar.

 

3. Pulau Tanjung Kunyit

Pulau Tanjung Kunyit


Tidak jauh dari Teluk Tamiang, terdapat pulau keren yang sayang sekali bila tidak kamu kunjungi: Pulau Tanjung Kunyit. Di pulau ini terdapat mercusuar yang bila kamu menaikinya pemandangan indah akan terhampar di depan matamu. Sementara itu, terumbu karang di sekitar pulau ini juga sangat sayang untuk dilewatkan begitu saja. Dari Pantai Teluk Tamiang, kamu bisa menggunakan kapal nelayan untuk menyeberang ke pulau ini.


 

4. Pulau Denauan

Pulau Denauan
Sumber gambar: kalimantanku.blogspot.com


Pulau Denauan adalah salah satu pulau yang terdapat di Kecamatan Pulau Sembilan. Pulau tak berpenghuni ini menawarkan pantai pasir putih yang sangat indah serta kesempatan menyaksikan langsung kawanan penyu bertelur.

 

5. Pulau Pemalikan

Pulau Pemalikan
Sumber gambar: bksda-kalsel.blogspot.com


Masih di Kecamatan Pulau Sembilan, ada lagi satu pulau yang wajib kamu kunjungi, Pulau Pemalikan. Sebuah pulau yang juga tak berpenghuni dengan keindahan pantai dan bawah lautnya serta penyu-penyu yang ada di pulau ini. Dengan jarak tempuh ± 48,6 km dari Pulau Marabatuan, ibu kota Kecamatan Pulau Sembilan, kamu akan tiba di pulau dengan segala keindahannya ini.

 

 

 

 

 

6. Pulau Birah-Birahan

Pulau Birah-Birahan
Sumber gambar: telapakkakimelengkung.blogspot.com


Dengan pasir putih dan airnya yang sangat bening, pulau ini memiliki banyak sekali spot-spot menarik yang bisa kamu eksplore sepuasnya. Pantai, tebing batu, bawah laut, penyu, matahari tenggelam, adalah hal-hal indah yang akan kamu nikmati di pulau ini. Adapun alternatif menuju pulau ini salah satunya adalah menggunakan kapal nelayan dari Lontar atau dari Teluk Tamiang dengan lama tempuh sekitar 2 hingga 3 jam.

 

7. Pantai Tanjung Ketapang

Pantai Tanjung Ketapang
Sumber gambar: nfitriah.blogspot.com


Pantai ini berjarak sekitar 10 Km dari ibukota kabupaten, Kotabaru. Dengan dominasi batuan karang serta airnya yang jernih, pantai ini memiliki "cita rasanya" tersendiri. Nikmatilah ketenangan di pantai ini sembari menikmati panorama laut biru yang mendamaikan.


 

 

 

 

 

 

8. Pantai Gedambaan (Sarang Tiung)

Pantai Gedambaan (Sarang Tiung)


Tidak jauh dari pusat kota Kotabaru, terpadat pantai jelita bernama Gedambaan, atau yang dulu biasa disebut Pantai Sarang Tiung karena letaknya di Desa Sarang Tiung. Menikmati matahari terbit begitu pas di pantai ini karena letaknya yang timur. Sementara di belakangnya, sebuah bukit menambah keindahan panorama pantai ini. Di pantai ini juga telah tersedia beberapa penginapan yang dapat kamu sewa.

 

9. Pantai Teluk Gosong

Pantai Teluk Gosong
Sumber gambar: wisatakalimantan.blogspot.com


Berbeda jauh dari namanya, pantai ini justru memiliki pasir yang putih. Suasana hening di pantai ini ditambah pemandangan laut yang menentramkan, diiringi bunyi debur ombak serta angin semilir yang membelai, benar-benar akan membuat beban pikiranmu seperti menguap dari kepala. Letak pantai ini tidak terlalu jauh dari Pantai Gedambaan, tepatnya di Jalan Raya Berangas kilometer 18.

 

 

 

 

 

10. Goa Temuluang

Goa Temuluang
Sumber gambar: pariwisatakotabaru.info


Bosan dengan pantai dan laut, Kotabaru juga memiliki goa yang eksotis, Goa Temuluang namanya. Selain suasananya yang eksotis dengan air di dasarnya, goa ini ternyata juga mempunyai banyak cerita dan sejarah. Namun yang paling membuat goa ini terkenal adalah banyaknya sarang walet berkualitas tinggi di dalamnya. Goa ini berada di wilayah Kecamatan Kelumpang Hulu. Selama perjalanan, kamu akan disuguhi pemandangan gunung-gunung batu kapur yang menjulang indah.

C.    POTENSI ALAM KOTABARU

Potensi Sumber Daya Alam

Pertambangan
Potensi sumber daya alam khususnya pertambangan di Kabupaten Kotabaru sangat menjanjikan, antara lain:
- Batubara 2.820,5 juta Ton,
- Nikel 42.534 juta Ton,
- Migas terindikasi sebesar 179,89 juta Barel,
- Emas 8,785 juta Gram,
- Biji Besi 86 juta Ton,
- Batu Gamping 300 juta Ton,
- Marmer 24 juta Ton.
Sebagian besar potensi pertambangan di Kabupaten Kotabaru telah dieksplorasi, seperti batubara, kapur gamping, biji besi dan emas dengan kontribusi devisa bagi negara yang cukup besar.

Pertanian Padi

Luas areal panen padi di Kabupaten Kotabaru tahun 2005 adalah 17.105 hektar dengan produktivitas sebesar 3,65 Ton per Hektar, yang dikembangkan di kecamatan Pulau Laut Timur dan Kecamatan Kelumpang Utara. Disamping hasil pertanian berupa padi, tanaman pangan lain yang banyak dihasilkan adalah ketela pohon dengan produksi sebesar 37.369 Ton. Luas tanaman sayur-sayuran adalah sekitar 1.300 Hektar dengan hasil produksi 4.380 Ton dan produktivitas sebesar 3,37 Ton per Hektar.

Pertanian padi yang terdapat di Kotabaru masih menggunakan cara konpensional, umumya dilakukan oleh para petani di Indonesia yang beriklim tropis basah masih mengandalkan sistim irigasi tadah hujan. Sifat tanah di Kabupaten Kotabaru sama dengan jenis tanah yang ada di pulau Kalimantan umumnya, merupakan jenis tanah gambut basah, sebagian besarnya adalah daerah rawa maka padi yang cocok ditanam di daerah tersebut adalah berjenis padi unggul lokal yaitu padi siam unus. Rentang waktu tanam hingga panen padi jenis ini sangat panjang, sehingga petani hanya mampu melakukan sekali panen dalm siklus sekali musim tanam pula dalam setahun. Panen raya hanya dapat dilakukan dalam waktu satu tahun sekali tersebut diakibatkan oleh musim hujan di daerah ini memang pendek, dalam satu tahun terjadinya musim hujan dengan curah yang cukup tinggi hanya antara bulan september sampai dengan desember. Hasil panen para petani umumnya hanya dapat memenuhi pasar lokal saja.


Pisang

Daerah Kabupaten Kotabaru yang sebagian wilawah daratannya adalah merupakan tanah perbukitan, tanah keras yang mempunyai kontur perbukitan ini sangat cocok bila digunakan untuk perkebunan pisang. Pertanian pisang di daerah Kabupaten Kotabaru sendiri masih belum dilakukan sesara maksimal pengelolaannya, peluang bisnis pada sektor pertanian ini sangat memerlukan sentuhan investor. Jenis pisang yang banyak ditanam didaerah tersebut banyak sekali ditemui tumbuh dengan subur jenis pisang kepok atau sering disebut dengan nama setempat dengan pisang menurun, jenis pisang ini dapat diproses lanjut menjadi bahan makanan selingan misalnya keripik, pisang goreng dan lain-lain.


Perikanan
Produksi perikanan tahun 2006 tercatat sebesar 40.157,8 Ton yang terdiri dari 37.191,5 Ton produsi perikanan laut dan 2.966,3 ton perikanan darat. Nilai produksi perikanan sebesar Rp. 325.594.587,00 terdiri dari Rp. 297.532,00 berasal dari perikanan laut dan Rp. 28.062.587,00 dari perikanan darat.


Kelautan
Potensi lestari ikan di Kabupaten Kotabaru mencapai 98 Ton/Tahun, selain itu potensi ikan kerapu mencapai 10,2 Ton/Tahun, udang 15 Ton/Tahun, kepiting dan rajungan 220 Ton/Tahun, ikan bawal 93 Ton/Tahun, ikan asin 220,5 Ton/Tahun, lobster 96 Ton/Tahun, dan rumput laut 447 Ton/Tahun serta terdapat juga potensi karang laut.
Rumah tangga perikanan laut tercatat sbanyak 4.149 rumah tangga dengan perahu motor berjumlah 3.341 unit. Sedangkan jumlah rumah tangga perikanan darat, tambak dan kolam sebanyak 1.411 rumah tangga dengan perahu jenis jukung sebanyak 251 buah.


Peternakan
Populasi ternak besar yang terdiri dari sapi, kerbau, dan kuda pada tahun 2006 secara berturut-turut adalah 8.069 ekor, 15.746 ekor dan 51 ekor. Populasi terak kecil pada tahun 2006 terdiri dari 18.181 ekor kambing dan 277 ekor babi.
Populasi ternak unggas terdiri dari 997.460 ekor ayam ras pedaging, 778.803 ekor ayam buras dan 180.471 ekor itik.


Agrobisnis Kehutanan dan Perkebunan

Total luas tata guna hutan Kabupaten Kotabaru adalah 450.679.952 Hektar, sebagian besar yaitu 250.577.716 Hektar digunakan sebagai lahan Hutan Produksi Tetap (HPT).
Produksi kayu bulat terbesar adalah jenis akasia yaitu seesar 143 ribu Meter Kubik dan kayu sengon sebesar 93 ribu Meter Kubik . Total produksi kayu olahan adalah sekitar 86 ribu Meter Kubik dengan produksi terbesar olahan kayu gergaji sebesar 52 ribu Meter Kubik.
Kabupaten Kotabaru sangat potensial untuk tanaman perkebunan. Selama tahun 2006 produksi terbesar adalah kelapa sawit, disusul karet, kelapa dalam dan kopi.
Tanaman perkebunan terutama kelapa sawit dan karet dikelola oleh perusahaan besar maupun perkebunan rakyat dan PTP. Luas tanaman perkebunan tanaman kelapa sawit yang dikelola oleh perkebunan rakyat adalah sebesar 10 ribu Hektar dengan hasil produksi sekitar 11 ribu Ton buah kelapa sawit. sedangkan hasil produksi buah kelapa sawit yang dikelola oleh perusahaan adalah 794 ribu Ton.

Pada subsektor Sgribisnis peluang investasi yang layak untuk dikembangkan antara lain:
Pengembangan padi, jagung, pisang dengan luas areal tidak kurang dari 10.000 Hektar.

Pengembangan ternak sapi, itik, kambing dan kerbau.

Pengembangan perkebunan kelapa sawit, karet, kakao, dengan lahan tersedia tidak kurang dari 30.000 hingga 50.000 Hektar tanah produktif.

Pengembangan budidaya udang, kerapu, kerang mutiara dan rumput laut.

 

Potensi Non Sumber Daya Alam

1. Industri

Disektor industri agraris berdiri pula perusahaan pembuat veneer beserta pembibitan albasia yaitu PT. Induk Albasia Makmur di Kecamatan Pulau Laut Barat, perkebunan kelapa sawit dan industri pembuatan CPO oleh perusahaan besar seperti Minamas Group, Smart Group dan PT. SKIP.

Dalam bidang industri perkebunan luas lahan yang sangat besar di Kabupaten Kotabaru sebesar 642 ribu Hektar, sebagai pendukung produksi perusahaan-perusahaan yang akan beroperasi telah merealisasikan usahanya yang akan mencapai 120 ribu Hektar lahan perkebunan dan pabrik.

Pada sektor industri pengolahan peluang investasi yang layak untuk dikembangkan antara lain:
Industri pengolahan padi, jagung, pisang serta pakan ternak dan ikan

Industri pembuatan minyak goreng dari CPO serta produk-produk turunannya

Industri pengolahan karet dan kakao

industri bahan bakar bio

Industri pengolahan ikan /tepung ikan, rumput laut dan kerang mutiara

Industri semen

Industri pallet biji besi dan baja

Industri pengolahan Kayu berupa bahan baku seperti veneer, moulding, polywood, bubur kayu, pulp dan kertas

2.Infrastruktur
Pada sektor infrastruktur peluang investasi yang layak untuk dikembangkan di antaranya adalah:
Pembangunan pelabuhan laut yang merupakan wilayah terbesar di Kabupaten Kotabaru, rata-rata kedalaman laut di daerah ini adalah sekitar 10 sampai dengan 20 meter.

Pembangunan pelabuhan ferry antara pulau laut dan pulau sebuku.

Pembangunan jembatan antara pulau laut dari tirik darata terdekat dari pulau kali mantan yaitu antara Tanjun Ayun dan Tarjun yang jaraknya diperkirakan sepanjang 3 Kilometer.

Pengelolaan kawasan Ekonomi Khusus atau Kawasan Industri Terpadu
Pembangunan sarna telekomunikasi dan informasi media elektronika bai yang searah maupun komunikasi dan informasi dua arah.

Peningkatan dan pengembangan bandar udara Stagen agar bisa di gunakan untuk penerbangan pesawat berbadan sedang dan besar.

3.Prasarana Daerah

Dalam rangka percepatan pertumbuhan pembangunan pada segala sektor di Kabupaten Kotabaru, pemerintah daeah terus berupaya meningkatkan pembangunan jaringan transportasi, baik darat, laut maupun udara. Perjalan darat di Kabupaten Kotabaru dapat ditempuh dengan melalui jalan darat yang meliputi panjang sekitar 1.000 (seribu) Kilometer, terdiri dari sepanjang 148 (seratus Empat puluh delapan) Kilometer jalan Negara, 134 (seratus tiga puluh empat) Kilometer jalan Propinsi, dan 792 (tujuh ratus sembilan puluh dua) Kilometer jalan Kabupaten. Sepanjang jalan tersebut terdapat 88 (delapan puluh delapan) buah jembatan beton, 20 (dupuluh) buah jembatan besi, dan 5 (lima) buah jembatan kayu.
Untuk akses keluar masuk Kabupaten Kotabaru tersedia sarana penyeberangan laut dan udara yaitu kapal ferry yang meliputi dua rute pelabuhan yaitu Tanjung Serdang-Batulicin dan Stagen-Tarjun. Selain du pelabuhan penghubung transportasi angkutan darat tersebut, juga terdapat pelabuhan laut di Tanjung Pemancingan, Mekar Putih serta pelabuhan laut khusus sektor pertambangan, kehutanan dan perkebunan.

Untuk pengembangan transportasi udara di wilayah Kabupaten Kotabaru telah tersedia sarana moda angkutan udara dengan rute Balikpapan-kotabaru-Banjarmasin, Kotabaru-Banjarmasin-Berau, Berau-Balikpapan-Kotabaru (around). Dengan menggunakan pesawat terbang jenis poker mesin baling-baling dengan kapasitas 48 (empat puluh delapan) orang penumpang, dan 600 Kg barang, dioperasikan oleh perusahaan penerbangan swasta yang terpercaya dan telah berpengalaman cukup lama dalam melayani moda angkutan udara antar pulau serta dalam pulau di daerah-daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Pintu akses moda angkutan udara di Kabupaten Kotabaru adalah melalui Bandar Udara Stagen yang dikelola oleh PT. Angkasa Pura I bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Kotabaru.

 

4.Perdagangan
-Ekspor
Total nilai ekspor Kabupaten Kotabaru pada tahun 2006 adalah 1.094.942.321.21 US $. Nilai ekspor terbesar didominasi oleh batubara sebesar 1.029.168.370,18 US $ dengan volume ekspor sebesar 31.398.806.153,86 kg, disusul bijih besi sebesar 28.378.106,90 US $ dengan volume sebesar 3.045.828.632,50 kg.

-Perdagangan
Pada tahun 2006 Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Kotabaru telah menerbitkan Surat 259 buah Surat Izin Usaha Perdagangan dengan rincian 8 Surat Ijin Pedagang Besar, 10 Surat Ijin Pedagang Menengah dan 241 Surat Ijin Pedagang Kecil.

-Koperasi
Banyaknya Koperasi menurut sektor ekonomi di Kabupaten Kotabaru tahun 2006 berjumlah 161 Koperasi, dengan jumlah anggota sebanyak 30.083 orang dan simpanan adalah sebesar Rp. 6.813.772.000,-. Jika dilihat menurut jenisnya, jumlah terbanyak adalah Koperasi Unit Desa (KUD) sebanyak 8 buah, Koperasi Pegawai Negeri Sipil sebanyak 35 buah dan Koperasi Karyawan sebanyak 21 buah.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan dari pembahasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Kabupaten Kotabaru merupakan Kabupaten yang terluas yang ada di Kalimantan Selatan dengan luas wilayah 9.442,46 Km². Kabupaten Kotabaru terbagi menjadi 20 kecamatan dan 192 kelurahan/desa. Wilayah Kabupaten Kotabaru juga terdiri dari 45 pulau besar dan kecil, yang terbesar adalah Pulau Laut, dan diantaranya ada beberapa pulau yang dapat dikategorikan sebagai pulau besar yaitu Pulau Sebuku, Pulau Kunyit, Pulau Sewangi. Posisi Kotabaru secara geografis terletak di sisi tenggara propinsi Kalimantan Selatan dengan titik koordinat diantara 2 20'-4 56' Lintang Selatan dan, 115 29'-116 30' Bujur Timur.

Wilayah Kabupaten Kotabaru berbatasan dengan:

Utara dengan propinsi Kalimantan Timur

Timur dengan selat makasar

Selatan dengan laut Jawa

Barat dengan Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kabupaten Balangan, dan Kabupaten Tanah Bumbu.

Potensi yang ada dan dapat dikembangkan di Kabupaten Kotabaru adalah sebagai berikut:
a.Potensi Daerah:

- Pertambangan
- Pertanian Padi
- Pisang
- Perikanan
- Kelautan
- Peternakan
- Agrobisnis Kehutanan dan Perkebunan
- Industri

b.Parawisata
- Air Terjun
- Wisata Alam
- Wisata Bahari

c. Infrastruktur
- Pelabuhan Laut
- Pelabuhan Ferry
- Jembatan Antar Pulau
- Sarana Telekomonikasi dan Informasi
- Bandar Udara Stagen

B.  SARAN

     Dalam mengembangkan wilayah Kabupaten Kotabaru sebaiknya disesuaikan dengan potensi dan kondisi wilayah agar dapat dipotensikan dengan sebaik mungkin untuk meningkatkan pendapatan daerah supaya dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan penduduk.
Dalam mengembangkan potensi suatu wilayah hendaknya memperhatikan aspek-aspek geografi agar dalam mengembangkan wilayahnya lebih mengerti dan memahami kebijakan apa yang dapat diambil dan dijalankan supaya dapat sesuai dengan tujuan yang diinginkan dan tanpa merusak lingkungan.

     Pemerintah Kabupaten Kotabaru diharapkan dapat lebih serius lagi dalam meninjau suatu daerah mengenai kondisi fisiknya dan memperbaharui sistem yang belum lancar serta mengembangkan suatu wilayah/kawasan yang memiliki keunggulan yang dapat mendatangkan devisa daerah untuk mensejahterakan masyarakat.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


DAFTAR PUSTAKA

 

      Badan Pendapatan Daerah dengan Badan Pusat Statistik Kabupaten Kotabaru. 2007. Kotabaru Dalam Angka Tahun 2006. Kotabaru: Badan Pusat Statistik Kotabaru.
Badan Pendapatan Nasional diakses di 
http://www.bappenas.go.id/pesisir/document/Perda%20Kab.%20Kotabaru%20No.%2003%20Tahun%202002.pdf?PHPSESSID=263a6e2717f113b412b7c23d492d61a4 pada tanggal 14 Maret 2008.
Sumarmi. 2007. Geografi Pengembangan Wilayah. Malang: Universitas Negeri Malang
Situs Resmi Kabupaten Kotabaru di 
www.kotabarukab.go.id/agrobisnis tanggal 2 September 2007 diakses pada tanggal 3 Maret 2008.
Situs Resmi Kabupaten Kotabaru di 
www.kotabarukab.go.id/air_terjun tanggal 4 September 2007 diakses pada tanggal 3 Maret 2008.
Situs Resmi Kabupaten Kotabaru di 
www.kotabarukab.go.id/industri tanggal 2 September 2007 diakses pada tanggal 3 Maret 2008.
Situs Resmi Kabupaten Kotabaru di 
www.kotabarukab.go.id/infrastruktur tanggal 2 September 2007 diakses pada tanggal 3 Maret 2008.
Situs Resmi Kabupaten Kotabaru di 
www.kotabarukab.go.id/kelautan tanggal 2 September 2007 diakses pada tanggal 3 Maret 2008.
Situs Resmi Kabupaten Kotabaru di 
www.kotabarukab.go.id/kemasyarakatan tanggal tanggal 5 September 2007 diakses pada tanggal 3 Maret 2008.
Situs Resmi Kabupaten Kotabaru di 
www.kotabarukab.go.id/lambang_daerah tanggal 27 Agustus 2007 diakses pada tanggal 3 Maret 2008.

Comments

Popular posts from this blog

SOAL ULANGAN MI FIKIH DAN AKIDAH AKHLAK KELAS 2 SAMPAI 6

MAKALAH SUKU TORAJA

MAKALAH SUKU BANJAR