MAKALAH STRATEGI EKONOMI KREATIF
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami lantunkan kehadirat Allah SWT yang mana
berkat nikmat dan karunia-NYA lah kami masih bisa diberikan kesehatan sampai
detik ini. Shalawat teriring salam selalu kami curahkan kepada hamba Allah yang
maha perkasa yaitu Nabi Muhammad SAW, berkat jasa beliau kita bisa mempelajari
islam semakin luas hingga sekarang ini.
Alangkah indahnya dalam penulisan makalah ini kami bisa
mengetahui sedikit demi sedikit tentang ekonomi kreatif . Makalah ini disusun
guna melengkapi tugas sekolah.
Adapun judul Penulisan makalah ini adalah "Strategi
Perkembangan Ekonomi Kreatif". Walaupun banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini, kami harap tulisan ini bisa bermanfaat khususnya bagi penulis dan
umumnya bagi pembaca.
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Ketika
orbit kehidupan ekonomi terus berputar dan bergerak maju, maka teori-teori pun
terus berkembang mengikutinya. Dinamika pergerakan orbit tersebut mendorong
Alvin Toffler (seorang dan kawan-kawan untuk mengamatinya. Hasil pengamatan
mereka sampailah pada sebuah kesimpulan bahwa peradaban kehidupan ekonomi umat
manusia telah berada pada orbit kehidupan ekonomi informasi dimana yang
sebelumnya yaitu pada kehidupan ekonomi pertanian dan industri.
Namun
perkembangan setelah itu, dimana kehidupan ekonomi umat manusia telah berubah
seiring dengan berlangsungnya proses globalisasi ekonomi dan banyaknya temuan
baru dibidang teknologi komunikasi dan informasi, telah mengiring peradaban
manusia kedalam suatu arena interaksi sosial yang baru yang belum pernah
terbayangkan sebelumnya, dan hal itu sama sekali belum terdeteksi dalam kajian
Toffler dan kawan-kawan.
Kondisi
kehidupan ekonomi umat manusia setelah itu diwarnai oleh berbagai fenomena yang
muncul setelah melewati orbit ekonomi informasi, oleh John Howkins diamati
dengan amat serius. Ia berkesimpulan bahwa kehidupan ekonomi umat manusia saat
ini telah memasuki suatu orbit baru yang disebutnya sebagai orbit ekonomi
kreatif (creativity based economy). Pada orbit ini tuntunan akan
keunggulan kreasi dan inovasi lebih dominan.
B. Rumusan
Masalah
Masalah-masalah
yang akan di pecahkan dalam makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana
strategi Perkembangan Ekonomi Kreatif?
2. Bagaimana
Pengaruh Pusat-pusat Ekonomi?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Strategi
Perkembangan Ekonomi Kreatif
Sektor ekonomi kreatif mutlak harus
mendapat perhatian. Hal ini karena sektor ini memiliki peranan penting
terhadap perekonomian nasional. Namun upaya mengembangkan sektor ekonomi
keratif kini dan mendatang masih menghadapi permasalahan. Pertama, penetapan 16 subsektor ekonomi kreatif
belum diiringi upaya penyiapan yang sistemik, khususnya pada tataran regulasi
dan infrastruktur penunjang. Artinya, sebagian besar pemerintah daerah belum
menyadari keberadaan ekonomi kreatif sebagai suatu talenta baru yang dapat
menghasilkan nilai tambah ekonomi dan bahkan memicu daya saing daerah.
Kedua, kehadiran ekonomi kreatif sebagai wujud ide
kreatif-inovatif masyarakat dan manfaat keekonomiannya, belum mampu
menstimulasi pemerintah daerah khususnya untuk segera merespons melalui
pengaturan dan penataan serta pengembangan usaha dan produk-produk kreatif yang
mampu memberikan nilai tambah ekonomi dan nilai kemanfaatan yang dapat langsung
dirasakan masyarakat.
Ketiga, diversifikasi budaya dan potensi wilayah yang
spesifik dan sangat variatif telah mendorong masyarakat untuk melakukan
usaha-usaha dan menghasilkan produk-produk kreatif. Hanya saja, pemerintah
daerah belum melakukan upaya yang dapat terjangkau untuk mengangkat keunggulan,
budaya, dan karakteristik wilayahnya, sehingga dapat menstimulasi lahirnya
kewirausahaan lokal yang berkontribusi bagi pertumbuhan perekonomian daerah dan
turut memicu daya saing daerah, bahkan nasional.
B. Pengaruh Pusat-Pusat Keunggulan Ekonomi di Indonesia
Pusat
keunggulan ekonomi di Indonesia berpengaruh besar dalam berbagai bidang
kehidupan. Pengaruh yang ditimbulkan tersebut dapat bersifat positif dan
negatif.
Migrasi Penduduk
Perbedaan
karakteristik ruang dan sumber daya yang dimiliki pada berbagai Negara sehingga
setiap negara memiliki keunggulan ekonomi mendorong untuk melakukan
mobilitas penduduk. Pergerakan tersebut mencakup pula pergerakan sumber daya
berupa barang atau komoditas antar negara.
Mobilitas
penduduk adalah perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat lainnya. Mereka
melakukan mobilitas untuk memperoleh sesuatu yang tidak tersedia di daerah
asalnya. Alasan tersebut sangat beragam tetapi umumnya karena alasan
ekonomi.
Mobilitas
penduduk ada yang bersifat sementara dan ada pula yang bersifat permanen.
Mobilitas penduduk yang sifatnya sementara dapat dibedakan menjadi komutasi dan
sirkulasi. Mobilitas penduduk yang sifatnya menetap atau permanen disebut
migrasi.
Migrasi
internal yang terjadi di Indonesia dapat dibedakan menjadi urbanisasi dan
transmigrasi. Pusat keunggulan ekonomi yang ada di Indonesia dapat berpengaruh
terhadap perpindahan penduduk atau migrasi. Penduduk akan melakukan perpindahan
ke wilayah yang mendekati pusat keunggulan tersebut.
Sebagai
contoh keberadaan PT Freeport mempengaruhi kehidupan dan migrasi penduduk di
Papua. Misalnya, sebelum 1967 wilayah Timika adalah hutan belantara. Pada awal
Freeport mulai beroperasi, penduduk yang hidupnya berpencar-pencar mulai masuk
ke wilayah sekitar tambang Freeport sehingga pertumbuhan penduduk di Timika
meningkat.
Tahun
1970 pemerintah dan Freeport secara bersama-sama membangun rumah-rumah penduduk
yang layak di jalan Kamuki. Kemudian dibangun juga perumahan penduduk di
sekitar selatan Bandar Udara yang sekarang menjadi Kota Timika.
Transportasi
Dalam
kegiatan transportasi keberadaan pusat keunggulan ekonomi juga membawa pengaruh
besar. Mobilitas penduduk dalam suatu negara atau antar negara tidak
dapat dilakukan tanpa adanya sarana dan prasarana transportasi pemerintah
membangun sarana jalan, bandara, pelabuhan, kapal laut dan pesawat.
Dengan
tersedianya sarana tersebut, interaksi sosial, budaya, ekonomi antarpenduduk
negara di dunia ini dapat berjalan dengan baik. Jaringan jalan sangat
penting dalam mendukung aktivitas sosial ekonomi penduduk. Sarana perhubungan
lainnya yang dikembangkan oleh masing-masing negara adalah sarana transportasi
laut. Agar interaksi antar negara berjalan dengan baik, maka pemerintah
Indonesia terus meningkatkan prasarana transportasi lautnya.
Kapal
laut memiliki keunggulan dibandingkan dengan pesawat dari segi jumlah penumpang
dan barang yang mampu diangkutnya. Bahkan, untuk mengangkut barang
dalam jumlah besar, misalnya bahan tambang
dan mobil, maka kapal laut menjadi pilihan satu-satunya.
Sarana
tranportasi berikutnya adalah tranportasi udara. Transportasi udara semakin
menjadi pilihan masyarakat Indonesia, terutama kelompok masyarakat menengah ke
atas. Sarana transportasi tersebut memiliki keunggulan dalam hal
kecepatan.
Namun,
kelemahannya adalah harga tiket yang belum terjangkau oleh kebanyakan
masyarakat Indonesia. Pemerintah berupaya membangun sarana prasarana
transportasi udara dengan membangun pelabuhan di sejumlah daerah. Pesawat
udara juga terus ditingkatkan jumlah dan kualitasnya sesuai kebutuhan dengan
mengikutsertakan pihak swasta.
Pemanfaatan
sarana transportasi udara tidak hanya untuk mengangkut penumpang tetapi juga
barang dengan jumlah terbatas. Transportasi udara sangat membantu mobilitas
penduduk antar negara. Dengan keunggulan kecepatan mencapai daerah tujuan, maka
interaksi antar negara semakin mudah dan cepat.
Kegiatan
ekonomi semakin berkembang di berbagai negara dan interaksi sosial antar negara
menjadi semakin sering dilakukan. Sebagai contoh Jalan dan infrastruktur
dibangun sebagai sarana pendistribusian dari bahan baku atau hasil dari PT
Freeport.
Di
Papua sendiri setelah ada PT Freeport, pada tahun 1971 Freeport membangun
Bandar Udara Timika dan pusat perbekalan, kemudian juga membangun jalan-jalan
utama sebagai akses ke tambang dan juga jalan-jalan di daerah terpencil sebagai
akses ke desa- desa Tahun 1972, Presiden Soeharto menamakan kota yang dibangun
secara bertahap oleh Freeport tersebut dengan nama Tembagapura.
Lembaga Sosial Ekonomi
Di
masa globalisasi sekarang ini, bangsa Indonesia sedang mengalami sebuah
perubahan yang besar diberbagai sektor. Ini dibuktikan dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat.
Dengan
kemajuan teknologi dan informasi seperti televisi, komputer, internet, media
cetak dan elektronik mengakibatkan masyarakat Indonesia
dapat dengan mudah mengakses keseluruhan dari sistem norma
yang terbentuk berdasarkan tujuan dan fungsi tertentu dalam masyarakat. Dapat
juga dikatakan bahwa lembaga sosial merupakan himpunan norma-norma segala
segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok di dalam
kehidupan masyarakat.
Dalam
masyarakat Indonesia yang heterogen terdapat berbagai jenis lembaga sosial di
mana satu sama lain saling berhubungan dan saling melengkapi dalam memenuhi
kebutuhan masyarakatnya. Masyarakat Indonesia merupakan satu kesatuan dari
struktur yang terdapat dalam masyarakat, yang terdiri dari berbagai macam
lembaga sosial, stratifikasi sosial, nilai dan norma sosial, dan kelompok -
kelompok sosial.
Di
dalam kehidupan masyarakat akan terlihat berbagai macam lembaga sosial
yang ada, seperti halnya lembaga pendidikan, keluarga, politik, ekonomi, dan
lain sebagainya. Hubungan antara lembaga sosial dalam
masyarakat tidak selalu sejalan dan serasi.
Ketidakcocokan antara berbagai lembaga sosial dapat kita lihat dalam kehidupan
masyarakat.
Lembaga
ekonomi bagian dari lembaga sosial yang mengatur tata hubungan antar individu
yang menyangkut pemenuhan kebutuhan pokok manusia. Lembaga ekonomi ialah
lembaga yang mempunyai kegiatan bidang ekonomi demi terpenuhinya kebutuhan
masyarakat.
Keberadaan
pusat keunggulan ekonomi juga berkaitan dengan bermunculannya lembaga sosial
ekonomi. Sebagai contoh misalnya sumbangan yang diberikan oleh PT Freeport
Indonesia untuk masyarakat Papua, terutama warga yang ada di sekitar area
pertambangan perusahaan itu di Kabupaten Mimika luar biasa.
Salah
satunya sekolah yang mendidik anak-anak asli Suku Amungme dan Kamoro dari
berbagai daerah di pedalaman itu dibangun oleh Lembaga Pengembangan Masyarakat
Amungme dan Kamoro (LPMAK), sebuah lembaga nirlaba yang mengelola dana
kemitraan dari PT Freeport.
Pendidikan
Globalisasi
di bidang ekonomi akan mempengaruhi pendidikan penduduk suatu Negara.
Pendidikan bagian terpenting dari pembangunan nasional. Sumber daya manusia
yang berpendidikan akan menjadi modal utama pembangunan nasional terutama untuk
perkembangan ekonomi.
Setiap
negara berusaha meningkatkan kualitas pendidikan agar menghasilkan sumber daya
manusia yang kreatif, inovatif dan mampu bersaing di tingkat
internasional. Keunggulan pusat-pusat ekonomi membutuhkan tenaga-tenaga ahli
dan terampil.
Sebagai
contoh Freeport menetapkan kuota posisi di berbagai departemen untuk memenuhi
kebutuhan tenaga kerja oleh lulusan baru dari perguruan tinggi bereputasi, baik
di dalam maupun luar negeri, yang memiliki departemen terkait dalam jangka
waktu tertentu. Pada tahun 2003 dibangun Institut Pertambangan Nemangkawi (IPN)
untuk memberikan kesempatan mengembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap
maupun perilaku yang profesional di bidang operasi dan penunjangnya. Program
magang 3 tahun dengan 4 bulan masa belajar off job dan 8 bulan on job. IPN
mengikuti standar nasional dan peraturan dari ESDM serta standar internasional
lainnya.
Pekerjaan
Dengan
tumbuhnya pusat-pusat keunggulan ekonomi maka berdampak
bertambahnya produksi barang dalam negeri meningkat apabila pusat keunggulan
tersebut mampu menarik minat pasar luar negeri. Kenaikan jumlah produksi
tersebut berakibat pada bertambahnya kebutuhan tenaga kerja, sehingga akan
memperluas lapangan kerja.
Sebagai
contoh kebijakan Freeport adalah untuk memberikan kesempatan bekerja yang sama
kepada seluruh masyarakat Indonesia. Pada tahun 2012 PT Freeport Indonesia
mempekerjakan lebih dari 11.700 karyawan langsung dan lebih dari 12.400
karyawan kontraktor. Jumlah karyawan langsung Freeport: 64,04% Non
Papua, 34,63% Papua, dan 1,33% Asing.
Jumlah
karyawan Freeport ditambah Perusahaan mitra dan kontraktor, termasuk Institut
Pertambangan Nemangkawi (IPN): 97,8% Indonesia, 2,20% Asing. Sejak tahun
1996 perusahaan telah menggandakan jumlah karyawan Papua.
Dalam
10 tahun, jumlah karyawan Papua di tingkat staff meningkat 4 kali lipat, jumlah
staf karyawan Papua di tingkat supervisor 6x lipat. Karyawan Papua memegang
fungsi strategis manajemen di Freeport: 5 Vice President dan 36 Jajaran
Manajerial.
Meningkatkan
karyawan staff wanita di Freeport dan kontraktor : 12% tahun 2003 dan meningkat
menjadi 13,5% pada tahun 2012. Freeport berupaya menciptakan lingkungan kerja
yang aman dan kami menjadikan “Keselamatan sebagai budaya” dalam organisasi
Freeport. PT ini memiliki satu catatan terbaik dalam industri sumber daya alam,
tapi yang terpenting bagi Freeport adalah tidak terjadinya kecelakaan.
Pada
tahun 2012 PT Freeport Indonesia mempekerjakan lebih dari 11.700 karyawan
langsung dan lebih dari 12.400 karyawan kontraktor. Jumlah karyawan langsung
Freeport : 64,04% Non Papua, 34,63% Papua, dan 1,33% Asing.
Kebijakan
Freeport Indonesia adalah untuk terus
mempekerjakan lebih banyak pegawai
yang berasal dari Papua.
Freeport Indonesia mendirikan Institut Pertambangan
Nemangkawi, sebuah sekolah tinggi untuk mempersiapkan tenaga-tenaga kerja asal
Papua yang terampil untuk bekerja di area perusahaan.
C.
Pasar Bebas
Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN
Economic Community/AEC) dibentuk untuk mewujudkan integrasi ekonomi ASEAN,
yakni tercapainya wilayah ASEAN yang aman dengan tingkat dinamika pembangunan
yang lebih tinggi dan terintegrasi, pengentasan masyarakat ASEAN dari
kemiskinan,serta pertumbuhan ekonomi untuk mencapai kemakmuran yang merata dan
berkelanjutan. Untuk itu MEA memiliki empat karakterisik utama, yaitu pasar
tunggal dan basis produksi, kawasan ekonomi yang berdaya saing tinggi, dan
kawasan dengan pembangunan ekonomi yang merata, serta kawasan yang terintegrasi
penuh dengan ekonomi global.
Empat Karakterikstik Masyarakat
Ekonomi ASEAN
Keempat karakteristik tersebut
termuat dalam Cetak Biru MEA yang ditetapkan pada Pertemuan ke-38 ASEAN
Economic Ministers (AEM) di Kuala Lumpur, Malaysia bulan Agustus 2006. Cetak
Biru MEA memiliki sasaran dan kerangka waktu yang jelas dalam
mengimplementasikan berbagai langkah serta fleksibilitas yang disepakati
sebelumnya untuk mengakomodasi kepentingan seluruh negara anggota ASEAN.
Selanjutnya, pada KTT ke-13 ASEAN di Singapura bulan November 2007 disepakati
peta kebijakan (roadmap) untuk mencapai MEA.
Sebagai upaya untuk menyelaraskan
MEA dengan kepentingan nasional, dalam KTT ke-25 ASEAN di Nay Pyi Taw, Myanmar
tanggal 12-13 November 2014 Indonesia menekankan beberapa hal, antara lain: 1)
terus berupaya untuk menjadi bagian dari rantai produksi regional dan global;
2) mengharapkan agar ASEAN dapat meningkatkan perdagangan intra-ASEAN yang
masih rendah (24,2%) dalam lima tahun ke depan menjadi 35-40%; 3) berkontribusi
pada upaya peningakatan PDB ASEAN sebanyak dua kali lipat dari US$ 2,2 triliun
menjadi US$ 4,4 triliun pada tahun 2030, dan; 4) pengurangan presentase
penduduk miskin di ASEAN menjadi separuhnya, dari 18,6% menjadi 9,3% pada tahun
2030.
Pasar Tunggal dan Basis Produksi
ASEAN sebagai pasar tunggal dan
basis produksi memiliki lima elemen utama, yaitu (i) aliran bebas barang, (ii)
aliran bebas jasa, (iii) aliran bebas investasi, (iv) aliran modal yang lebih
bebas, serta (v) aliran bebas tenaga kerja terampil. Disamping itu, pasar
tunggal dan basis produksi juga mencakup dua komponen penting lainnya, yaitu
Priority Integration Services (PIS) dan kerja sama bidang pangan, pertanian,
dan kehutanan.
(i) Aliran Bebas Barang
Upaya untuk mewujudkan aliran bebas
barang telah dimulai dari ASEAN Free Trade Area (AFTA). AFTA yang berlaku sejak
1993, telah menghapus 99,65% dari seluruh tariff lines dibawah skema Common
Effective Preferential Tariff (CEPTF) AFTA untuk ASEAN 6 (Brunei Darussalam,
Filipina, Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Thailand) dan pengurangan sekitar
98,96% tarif menjadi antara 0-5% untuk Kamboja, Laos, Myanmar dan Vietnam atau
yang dikenal dengan terminologi CLMV. Meskipun demikian masing-masing negara
ASEAN diperbolehkan untuk tetap mempertahankan tarifnya pada beberapa produk
yang tergolong dalam Sensitive List (SL), High Sensitive List (HSL), dan
General Exception List (GEL).
Upaya tersebut dilanjutkan dengan
penandatanganan ASEAN Agreement on Custom pada tahun 1997 dan ASEAN Trade in
Goods Agreement (ATIGA) pada tahun 2009. ATIGA mengintegrasikan semua inisiatif
ASEAN yang berkaitan dengan perdagangan barang ke dalam suatu kerangka
komprehensif, serta menjamin sinergi dan konsistensi di antara berbagai
inisiatif. Indonesia telah meratifikasi ATIGA melalui Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2010.
(ii)
Aliran Bebas Sektor Jasa
Sektor jasa memiliki peran strategis
dalam perekonomian negara-negara anggota ASEAN mengingat sekitar 40%-50% dari
Produk Domestik Bruto (PDB) negara anggota ASEAN disumbang oleh sektor ini.
Persentase kontribusi sektor jasa ASEAN terhadap PDB-nya dari waktu ke waktu
terus menunjukan peningkatan. Selain itu, sektor jasa merupakan sektor yang
paling cepat pertumbuhannya di kawasan.
Dalam upaya meningkatkan kerja sama
ekonomi melalui liberalisasi perdagangan di sektor jasa, negara anggota ASEAN
telah menyepakati dan mengesahkan ASEAN Framework Agreement on Services (AFAS)
pada tanggal 15 Desember 1995 di Bangkok,Thailand. Untuk menindaklanjuti
kesepakatan tersebut, telah dibentuk Coordinating Committee on Services (CCS)
yang memiliki tugas menyusun modalitas untuk mengelola negosiasi liberalisasi
jasa dalam kerangka AFAS yang mencakup 8 (delapan) sektor, yaitu: Jasa Angkutan
Udara dan Laut, Jasa Bisnis, Jasa Konstruksi, Jasa Telekomunikasi, Jasa
Pariwisata, Jasa Keuangan, Jasa Kesehatan dan Jasa Logistik.
Indonesia mendorong liberalisasi
sektor jasa melalui Tim Koordinator Bidang Jasa (TKBJ) di bawah Kementerian
Perdagangan yang telah dibentuk melalui Keputusan Menteri Perdagangan Republik
Indonesia No. 288/M-DAG/KEP/3/2010 tanggal 5 Maret 2010.
(iii)
Aliran Bebas Investasi
Dalam rangka membentuk kawasan
dengan pasar tunggal dan basis produksi yang kuat, ASEAN perlu menciptakan
rezim investasi yang bebas dan terbuka. Beberapa elemen kunci dari kebebasan
dan keterbukaan terhadap investasi, yaitu perlakukan non-diskriminasi kepada
investor berkewarganegaraan negara anggota ASEAN dan investor yang memiliki
domisili usaha di ASEAN, transparansi peraturan, dan proteksi terhadap
investasi.
(iv)
Aliran Modal yang Lebih Bebas
Di bawah Cetak Biru MEA, ASEAN
berusaha untuk mencapai sistem keuangan kawasan ASEAN yang terintegrasi
dan berfungsi secara baik, ditandai dengan neraca modal yang lebih terbuka dan
pasar modal saling terkait.
Pada tahun 2011, Gubernur Bank
Sentral ASEAN mengadopsi ASEAN Financial Integration Framework (AFIF) guna
memberikan pendekatan umum untuk liberalisasi dan integrasi keuangan di bawah
MEA. AFIF bertujuan untuk mewujudkan terbentuknya pasar keuangan
semi-terintegrasi pada tahun 2020. Gubernur Bank Sentral ASEAN menyepakati
tujuan akhir terciptanya integrasi keuangan yang mengakui bahwa: (a)
masing-masing Negara Anggota ASEAN memiliki kondisi finansial sendiri dan
berbeda satu sama lain; dan (b) masing-masing Negara Anggota ASEAN dapat
mendefinisikan patokan dan jadwal sendiri untuk mencapai tujuan akhir integrasi
keuangan.
(v) Arus
Bebas Lalu Lintas Tenaga Kerja Terampil
Mengacu pada pengaturan liberalisasi
jasa WTO yaitu GATTS, ASEAN berupaya untuk mendorong integrasi sektor
jasa di kawasan. Melalui AFAS, proses liberalisasi ASEAN secara gradual
memberikan kesempatan bagi tenaga kerja terampil yang telah disepakati oleh
ASEAN untuk dapat berpindah dari satu negara ASEAN ke negara ASEAN lainnya
tanpa mengalami hambatan. Untuk memfasilitasi perpindahan tenaga kerja
tersebut, ASEAN telah menyepakati Mutual Recognition Arrangement (MRA) untuk
penyetaraan kualifikasi tenaga kerja terampil yang telah disepakati di
ASEAN.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ada
beberapa arah dalam pengembangan industri kreatif yaitu dengan menitikberatkann
pada industri berbasis: (1) lapangan usaha kreatif dan budaya (creative
cultural industry) (2) lapangan usaha kreatif (industry
creative) atau (3) hak kekayaan intelektual seperti hak cipta (copyright
industry).
Untuk
mengembangkan industi kreatif diperlukan sebuah kolaborasi yang padu, saling
memperkuat, saling menyangga, dan bersimbiosis mutualisme antara aktor-aktor
yang terlibat, yaitu kelompok cendikiawan (intellectuals), bisnis (business)
dan kelompok pemerintah (government) yang kemudian disebut sebagai
sistem Triple Helix.
Di
Indonesia ekonomi kreatif mulai diakui memiliki peran yang sangat strategis
dalam pembangunan ekonomi dan pengembangan bisnis. Oleh karena itu, sangatlah
penting pengembangan ekonomi kreatif bagi masa depan bangsa Indonesia. Indonesia
Design Power merupakan suatu program pemerintah yang diharapkan dapat
memacu peningkatan daya saing produk-produk Indonesia di pasar domestik dan
pasar Internasional.
Inisiatif
pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia telah berhasil mengidentifikasi
subsektor yang merupakan bagian dari industri berbasis kreativitas, yaitu: 1)
Periklanan; 2) Arsitektur; 3) Desain; 4) Pasar Barang Seni; 5) Kerajinan, 6)
Musik: 7) Fesyen; 8) Permainan Interaktif; 9) Video, Film; dan Fotografi; 10)
Seni Pertunjukan; 11) Layanan Komputer dan Piranti Lunak; 12) Riset dan
Pengembangan; 13) Penerbitan dan Percetakan; dan 14) Televisi dan Radio.
Fondasi
industri kreatif adalah sumber daya insani Indonesia. Keunikan industri kreatif
yang menjadi hasil hampir seluruh sektor industri yang terdapat dalam industri
kreatif adalah peran sentral sumber daya insani dibandingkan faktor-faktor
produksi lainnya. Untuk itu, pengembangan industri kreatif Indonesia yang
kompetitif harusnya dilandasi oleh pengembangan potensi kreatifnya, sehingga
mereka terlatih dan terberdayakan untuk menumbuhkembangkan pengetahuan dan
kreativitas. Pengetahuan dan kreativitas inilah yang menjadi faktor produksi
utama di dalam industri kreatif.
B. Saran
Apabila
ingin Indonesia membangun ekonomi kreatif di era persaingan global dan
menciptakan peluang yang banyak dalam dunia industri kreatif haruslah berpikir
kreatif yaitu imajinasi, abstrak dan observasi, dan pemerintah maupun
masyarakat Indonesia harus berperan aktif dengan bertindak inovatif, yaitu
melakukan sesuatu yang berbeda dan sesuatu yang baru.
Industri
Indonesia menyusun agenda pengembangan ekonomi kreatif, dalam bentuk kerangka
strategis pengembangan ekonomi kreatif Indonesia 2025 perlu disambut baik dan
perlu didorong. Karena bagaimanapun, upaya ini merupakan bagian dari solusi
cerdas dalam mempertahankan keberlanjutan pembangunan ekonomi dan pengembangan
bisnis di era persaingan global.
DAFTAR
PUSTAKA
Departemen
Perdagangan RI. 2008. Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2009-2025.
Jakarta: Departemen Perdagangan.
Departemen
Perdagangan RI. 2009. Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2010-2014.
Jakarta: Departemen Perdagangan.
Moelyono,
Mauled. 2010. Menggerakan EKONOMI KREATIF Antara Tntunan dan Kebutuhan. Jakarta:
PT. RajaGrafindo Persada.
Suryana.
2013. Ekonomi Kreatif EKONOMI BARU: Mengubah Ide dan Menciptakan
Peluang. Jakarta: Salemba Empat.
Soeharsono
Sagir.2009. Kapita Selekta Ekonomi Indonesia. Jakarta: Kencana.
UNDP-UNCTAD.
2008. Creative Economy Report. AS: United Nations. Dalam bukuEkonomi
Kreatif EKONOMI BARU: Mengubah Ide dan Menciptakan Peluang. 2013.
Comments
Post a Comment