MAKALAH TERAPI MUSIK ANAK AUTIS
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya kepada kami,
sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah tentang “Terapi Musik Anak Autis” ini kami susun untuk
memenuhi tugas kuliah. Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini
masih banyak kekurangan dan memerlukan banyak perbaikan. Untuk itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan
makalah ini.
Pada kesempatan ini, dengan tulus ikhlas penyusun
menyampaikan terima kasih kepada dosen saya dalam pembuatan makalah ini, serta
teman-teman yang telah memberikan bantuan dan partisipasinya baik dalam bentuk
moril maupun materiil untuk keberhasilan dalam penyusunan makalah ini.
Saya selaku penyusun berharap semoga makalah
ini ada guna dan manfaatnya bagi para pembaca. Amin.
BAB I
PENDAHULUAN
Autisme adalah sebuah sindrom gangguan perkembangan sistem
syaraf pusat ditemukan pada sejumlah anak. Penyandang autisme pada umumnya
tidak mampu mengembangkan permainan kreatif dan imajinatif, oleh karena
itu mereka membutuhkan stimulasi agar dapat mengembangkan daya kreativitas dan
imajinasinya. Penelitian ini bertujuan membuktikan pengaruh terapi musik mozart
terhadap perubahan kreativitas pada anak autis. Desain yang digunakan pada
penelitian ini adalah Pra Eksperimental One Group Pre Post Test
Design. Sampel yang diambil anak autis di Klinik Terapi Wicara yang
memenuhi kriteria diagnosis yang telah dijabarkan dalam DSM-IV. Pengambilan
sampel menggunakan tehnik Total sampling (n=8). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa sebelum diberikan terapi musik mozart, potensi
kreatif anak autis antara lain Tinggi (0%), sedang 4 orang (62%), rendah 4
orang (38%), setelah diberikan terapi musik mozart, potensi kreatif anak autis
antara lain tinggi 3 orang (38%), sedang 4 orang (49%), rendah 1 (13%) orang.
Menggunakan uji statistik Wilcoxon sign rank test, tingkat
signifikansi (a) = 5%, hasilnya p ≤ 0,05 (0,027), sehingga dapat disimpulkan H0 ditolak
dan H1 diterima berarti ada pengaruh terapi musik mozart
terhadap perubahan kreativitas pada anak autis di Klinik Terapi Wicara
Fastabikul Khoirot Bedali Lawang. Bahwa neuron – neuron yang jumlahnya berjuta
- juta akan menjadi aktif saat mendengarkan musik, dari rangsangan tersebut
dapat meningkatkan kreativitas anak. Saran dilakukan penelitian serupa dengan
menambah jumlah sampel dan mengkomparasikan antara musik mozart dengan musik
klasik dalam meningkatkan kreatifitas anak autis.
Anak-anak yang menderita autis tidak tertarik terlibat dalam kegiatan sosial seperti pada orang normal. Oleh karena itu penggunaan musik sebagai terapi bisa bekerja dengan baik.
Saat anak-anak autis mengikuti sesi terapi dengan berbagai musik, mereka akan mendapatkan kesempatan belajar mengekspresikan diri. Meskipun belum diketahui bagaimana cara kerjanya secara pasti, namun terapi musik cukup menjanjikan. Sebagai contoh, musik bisa dikombinasikan dengan permainan lempar bola. Saat melakukan permainan lempar bola, terapis meminta anak untuk menangkap atau melempar bola sebagai respon terhadap musik yang sedang diputar.
Bahasa merupakan salah satu area penting yang bermasalah pada perkembangan anak yang menderita autis. Terapi musik membantu anak meningkatkan kemampuan bicara terutama yang melibatkan konseptualisasi, simbolisasi, dan pemahaman. Menurut para ahli, musik diproses di kedua belahan otak. Oleh karena itu, terapi musik bisa membantu anak autis meningkatkan fungsi kognitif dan keterampilan bahasa mereka. Saat mengikuti kegiatan menyanyi atau menari, anak-anak autis diyakini akan mulai berkomunikasi meskipun hal tersebut dilakukan hanya melalui nyanyian. Hal ini membuat terapis musik menyadari fakta bahwa anak autis lebih mudah dan lebih cepat menyambut suara musik daripada perintah verbal atau pendekatan fisik. Dengan melakukan kegiatan musik vokal, terapis bisa meningkatkan kemampuan bicara anak autis. Terapis bisa menulis lagu dengan kata-kata sederhana atau frase berulang untuk mempertajam kemampuan bahasa anak. Bila pelajaran musik disajikan dengan isyarat visual dan taktil, hasilnya bisa lebih menjanjikan.
Tujuan lain dari terapi musik adalah membantu anak autis mempertahankan dan memfokuskan perhatian. Terapis bisa memainkan akord antara nada, note, atau pitch musik tertentu dan melihat efeknya pada anak. Salah satu contohnya adalah dengan memainkan instrumen dekat wajah anak. Selain membantu meningkatkan rentang perhatian, musik juga bisa mendorong kontak mata dengan anak yang merupakan salah satu tujuan penting dari pengobatan. Terapi musik merupakan kombinasi dari sensasi auditori, visual, dan sentuhan. Faktor-faktor inilah yang membantu merangsang organ sensorik anak autis.
Terapi musik tidak hanya berfungsi memfasilitasi perubahan positif pada perilaku manusia dewasa tetapi juga mempunyai pengaruh positif pada anak penderita autisme. Musik, menurut penelitian berperan sebagai rangsangan luar yang membuat anak nyaman, karena tidak terlibat kontak langsung dengan manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Terapi
Musik untuk Anak Autis
Anak-anak autistik menganggap alat musik sebagai media menyenangkan, karena bentuk serta bunyinya. Itu sebabnya, peralatan musik bisa menjadi perantara dalam membangun hubungan antara anak autistik dengan orang lain.
Terapi musik juga mampu menstimulasi aktivitas otak dalam memahami dan mengenali proses yang terjadi di sekeliling anak. Caranya? Mempelajari hubungan sebab akibat antara tindakan dengan bunyi yang dihasilkan alat musik. Anak juga memiliki kebebasan untuk mengekspresikan diri, seperti memukul atau meniup instrumen, berteriak, mengekspresikan rasa senang, dll.
Tidak hanya itu, para peneliti menemukan bahwa musik sendiri memang mampu meningkatkan pertumbuhan otak anak karena musik itu sendiri merangsang pertumbuhan sel otak. Musik bisa membuat kita rileks dan senang hati, yang merupakan emosi positif. Emosi positif inilah membuat fungsi berfikir seseorang menjadi maksimal.
Selain diperkenalkan dengan instrument musik, terapi musik juga dapat dilakukan dengan memutar musik saat anak tidur dan bangun atau berkativitas dengan volume pelan yang cukup didengar oleh semua orang disekitar. Ketika memutar musik ini anak tidak harus konsentrasi atau sengaja mendengarkan. Mereka bisa tidur atau bermain sesuka hati mereka selama 30 hingga 60 menit.
Terapi musik mampu menstimulasi aktivitas otak dalam memahami dan mengenali proses yang terjadi di sekeliling anak. Bagaimana caranya?
Perkembangan kecerdasan emosional dan intelegensi anak autis yang diberi terapi musik sejak dini lebih baik dibandingkan anak autis tidak mendapatkan terapi musik. Seperti apa terapi ini?
Anak-anak autistik menganggap alat musik sebagai media menyenangkan, karena bentuk serta bunyinya. Itu sebabnya, peralatan musik bisa menjadi perantara dalam membangun hubungan antara anak autistik dengan orang lain.
Terapi musik juga mampu menstimulasi aktivitas otak dalam memahami dan mengenali proses yang terjadi di sekeliling anak. Caranya? Mempelajari hubungan sebab akibat antara tindakan dengan bunyi yang dihasilkan alat musik. Anak juga memiliki kebebasan untuk mengekspresikan diri, seperti memukul atau meniup instrumen, berteriak, mengekspresikan rasa senang, dll.
Tidak hanya itu, para peneliti menemukan bahwa musik sendiri memang mampu meningkatkan pertumbuhan otak anak karena musik itu sendiri merangsang pertumbuhan sel otak. Musik bisa membuat kita rileks dan senang hati, yang merupakan emosi positif. Emosi positif inilah membuat fungsi berfikir seseorang menjadi maksimal.
Selain diperkenalkan dengan instrument musik, terapi musik juga dapat dilakukan dengan memutar musik saat anak tidur dan bangun atau berkativitas dengan volume pelan yang cukup didengar oleh semua orang disekitar. Ketika memutar musik ini anak tidak harus konsentrasi atau sengaja mendengarkan. Mereka bisa tidur atau bermain sesuka hati mereka selama 30 hingga 60 menit.
Terapi musik untuk anak autis memang merupakan sebuah cara
ampuh dalam meningkatkan kecerdasan yang mereka miliki. Sangat positif dan
patut untuk dicoba. Berdasarkan penelitian, terapi musik memberikan anak sebuah
kenyamanan karena mereka tidak kontak langsung dengan manusia dan hanya terkena
rangsangan musik.
B.
Manfaat
terapi musik untuk anak autis
a.
Meningkatkan
kecerdasan emosional anak
Seorang anak autis biasanya
cenderung menyendiri, sungkan, dan bisa saja mereka begitu mudah tersinggung.
Namun, ketika seorang anak mempunyai penyakit autis kemudian diberikan terapi
musik, maka ia akan merasa nyaman, kemudian emosinya perlahan-lahan cendrung
bisa diperbaiki dengan baik.
b.
Menjadi
pribadi yang mudah bergaul
Melalui musik, anak autis seakan
mendapatkan sebuah hal yang menyenangkan dan cenderung mendapatkan rangsangan
yang nyaman. Kita tentu mengetahui bahwa anak autis masih begitu sungkan
apabila harus berhubungan denga orang lain. Mereka seakan menolak kontak social
dan cenderung menyendiri. Dalam konteks ini, musik bisa menjadi perantara yang
membuat mereka percaya diri dalam membangun hubungan dengan orang yang ada di
sekitarnya.
c.
Lebih
terbuka
Anak autis bisa lebih merespon
dengan baik sebuah bunyi yang ditimbulkan dari musik daripada komunikasi verbal
dengan orang lain. Kesadaran komunikasi mereka yang belum tinggi bisa dibangun
melalui sarana musik yang membuat mereka terangsang untuk mampu berkomunikasi
dengan baik kepada orang lain.
d.
Menciptakan
linkungan yang bebas rasa takut
Respon musik yang baik dari anak
anak autis bisa membuat mereka mampu menciptakan sebuah lingkungan yang bebas
dari rasa takut, ancaman, dan beragam kekhawatiran mengenai hal buruk lainnya.
Anak juga bisa memberankan diri mereka untuk terus berpikir dengan kreatif dan
mengekplorasi pikiran mereka.
e.
Membantu
komunikasi verbal dan nonverbal
Terapi musik juga bisa membantu
kemampuan berkomunikasi anak dengan cara meningkatkan produksi vokal dan
pembicaraan serta menstimulasi proses mental dalam hal memahami dan mengenali.
Terapis akan berusaha menciptakan hubungan komunikasi antara perilaku anak
dengan bunyi tertentu.
Anak autisme biasanya lebih mudah
mengenali dan lebih terbuka terhadap bunyi dibandingkan pendekatan verbal.
Kesadaran musik ini dan hubungan antara tindakan anak dengan musik, berpotensi
mendorong terjadinya komunikasi.
f.
Mendorong
pemenuhan emosi
Sebagian besar anak autisme kurang
mampu merespon rangsangan yang seharusnya bisa membantu mereka merasakan emosi
yang tepat. Tapi, karena anak autisme bisa merespon musik dengan baik, maka
terapi musik bisa membantu anak dengan menyediakan lingkungan yang bebas dari
rasa takut.
g. Selama mengikuti sesi terapi
Setiap anak mempunyai kebebasan untuk mengekspresikan
diri saat mereka ingin, sesuai dengan cara mereka sendiri. Mereka bisa membuat
keributan, memukul instrumen, berteriak dan mengekspresikan kesenangan akan
kepuasan emosi. Selain itu, terapi musik juga membantu anak autisme
dengan:
- Mengajarkan
keahlian sosial
- Meningkatkan
pemahaman bahasa
- Mendorong
hasrat berkomunikasi
- Mengajarkan
anak mengekpresikan diri secara kreatif
- Mengurangi
pembicaraan yang tidak komunikatif
- Mengurangi
pengulangan kata yang diucapkan orang lain secara instan dan tidak
terkontrol.
Sesi terapi
Terapi musik akan dirancang,
dijalankan, dan dievaluasi sesuai dengan kebutuhan masing-masing anak. Selama
terapi anak akan dilibatkan dalam beberapa aktivitas seperti:
- Mendengarkan
musik atau kreasi musik
- Memainkan
alat musik
- Bergerak
mengikuti irama musik
- Bernyanyi
(ol-08)
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
American Music Therapy Association (AMTA) menyatakan bahwa musik bisa menjadi terapi efektif bagi anak-anak berkebutuhan khusus, seperti down syndrome, autisme, cerebal palsy, dan cedera otak. Selaras dengan AMTA, Uttara Sharma, psikolog anak di Bangalore, India mengatakan bahwa terapi musik bertujuan membantu perilaku sosial anak-anak berkebutuhan khusus. "Musik menurunkan perilaku sulit konsentrasi dan mendorong anak bekerja sama, hidup mandiri hingga memiliki keterampilan motorik halus dan kasar,". beberapa manfaat yang bisa didapatkan anak berkebutuhan khusus dari terapi musik :
1. Melatih motorik
Anak-anak berkebutuhan khusus memiliki kelemahan fisik. Salah satunya adalah jari-jarinya terlalu rekat dan sulit dilebarkan. Dengan bermain piano, anak-anak terlatih untuk membuka jarinya saat menekan tuts piano. Rupanya, kebiaaan itu membantu motorik anak, sepert buka tutup jari yang berguna untuk menunjuk sesuatu atau berhitung dengan jari. Selain itu, koordinasi tubuh anak juga akan terlatih karena mereka terbiasa memainkan melodi dengan tangan kanan dan kord dimainkan dengan tangan kiri yang memengaruhi kerja otaknya.
2. Membangun komunikasi
Bermain musik akan menghasilkan bunyi-bunyian, dan inilah yang menarik perhatian anak-anak spesial. Sebelum mengenal musik biasanya anak berkebutuhan khusus cenderung kurang peduli dengan lingkungannya. Namun begitu mereka diperdengarkan lagu-lagu, mereka mulai mendekat dan mencoba memainkannya dengan cara mereka. Inilah cara mereka berkomunikasi.
3. Meredam emosi
Emosi anak berkebutuhan khusus mudah bergolak, mulai dari tenang hingga marah yang meledak-ledak. Dengan memainkan lagu yang disukainya, banyak dari mereka merasa nyaman dan bahagia. Bahkan mereka lebih memilih memainkan musik untuk menyalurkan perasaannya.
4. Mengembangkan kognitif
Mengajarkan anak berkebutuhan khusus bermusik haruslah dengan cara khusus juga. Anak berkebutuhan khusus akan kesulitan memahami not balok, cobalah mengajarkan mereka menggunakan angka dan simbol. Tujuannya supaya anak terbiasa dengan angka sekaligus berimajinasi dengan simbol.
5. Meningkatkan percaya diri
Ketika anak berkebutuhan khusus berhasil memainkan beberapa lagu pendek dan tampil di depan umum, baik orangtua dan anak itu sendiri merasakan bahwa dia dihargai. Sebab orang lain merasakan betapa keras perjuangan anak-anak berkebutuhan khusus ini yang dengan segala keterbatasannya mampu memainkan lagu sebaik anak normal.
Comments
Post a Comment