MAKALAH BENTUK INTERAKSI SOSIAL
KATA PENGANTAR
Alhamdullillahhirobil’alamin, segalah puji kita panjatkan
kehadirat Allah SWT atas segalah rahmat dan hidayahnya tercurahkan kepada kita
yang tak terhingga ini, sholawat serta salam kita panjatkan kepada junjungan
Nabi besar kita Muhammad SAW dan keluarganya, sahabatnya, beserta pengikutnya
sampai akhir zaman amin ya robal alamin.
Karena anugerah dan bimbingan-Nya saya dapat menyelesaikan
makalah ini yang merupakan salah satu tugas sekolah BENTUK-BENTUK INTERAKSI
tepat waktu. saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini banyak sekali
terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.
saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi saya khususnya dan kepada para pembaca umumnya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................
i
DAFTAR ISI .................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang ………………………………………………………………….1
BAB II PEMBAHASAN
Interaksi Sosial …………………………………………………………………2
Bentuk-bentuk interaksi Sosial …………………………………………………….4
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ………………………………………………………………………..11
Saran ……………………………………………………………………………..11
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………….
12
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Interaksi
sosial adalah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi. Ada aksi dan ada
reaksi. Pelakunya lebih dari satu. Individu vs individu. Individu vs kelompok.
Kelompok vs kelompok dll. Contoh guru mengajar merupakan contoh interaksi
sosial antara individu dengan kelompok. Interaksi sosial memerlukan syarat
yaitu Kontak Sosial dan Komunikasi Sosial.
Kontak
sosial dapat berupa kontak primer dan kontak sekunder. Sedangkan komunikasi
sosial dapat secara langsung maupun tidak langsung. Interaksi sosial secara
langsung apabila tanpa melalui perantara. Misalnya A dan B bercakap-cakap
termasuk contoh Interaksi sosial secara langsung. Sedangkan kalau A titip salam
ke C lewat B dan B meneruskan kembali ke A, ini termasuk contoh interaksi
sosial tidak langsung.
Faktor
yang mendasari terjadinya interaksi sosial meliputi imitasi, sugesti,
identifikasi, indenifikasi, simpati dan empati Imitasi adalah interaksi sosial
yang didasari oleh faktor meniru orang lain. Contoh anak gadis yang meniru
menggunakan jilbab sebagaimana ibunya memakai. Sugesti adalah interaksi sosial
yang didasari oleh adanya pengaruh. Biasa terjadi dari yang tua ke yang muda,
dokter ke pasien, guru ke murid atau yang kuat ke yang lemah. Atau bisa juga
dipengaruhi karena iklan.
Indentifikasi
adalah interaksi sosial yang didasari oleh faktor adanya individu yang
mengindentikkan (menyadi sama) dengan pihak yang lain. Contoh menyamakan
kebiasaan pemain sepakbola idolanya. Simpati adalah interaksi sosial yang
didasari oleh foktor rasa tertarik atau kagum pada orang lain.
Empati
adalah interaksi sosial yang disasari oleh faktor dapat merasakan apa yang
dirasakan oleh orang lain, lebih dari simpati. Contoh tindakan membantu korban
bencana alam. Interaksi sosial mensyaratkan adanya kontak sosial dan komunikasi
sosial. Kemudian membuat terjadinya proses sosial. Proses sosial dapat bersifat
asosiatif dan disasosiatif Asosiatif meliputi akomodasi, difusi, asimilasi,
akulturasi, kooperasi (kerjasama) (Intinya interaksi social yang baik-baik,
kerjasama, rukun, harmonis, serasa dll). Contoh kerja sama antara depertemen
pendidikan nasional dengan PT Telkom dalam program Jardiknas.
Disasosiatif
meliputi konflik, kontravensi dan kompetensi (Intinya interaksi sosial yang
tidak baik, penuh persaingan, perang dingin, bertengkar dll). Contoh Bapak
memukul anaknya karena tidak mendengarkan nasihatnya. Menyuruh pergi seorang
pengemis dengan cara membentak.
B.
Rumusan masalah
Berpijak
dari latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah pada penulisan
makalah ini adalah :
1. Bagaimana bentuk-bentuk interksi sosial?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Interaksi
Sosial
Interaksi
sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis. Hubungan
sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara individu yang satu dengan
individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya, maupun
antara kelompok dengan individu. Dalam interaksi juga terdapat simbol, di mana
simbol diartikan sebagai sesuatu yang nilai atau maknanya diberikan kepadanya
oleh mereka yang menggunakannya
Proses
Interaksi sosial menurut Herbert Blumer adalah pada saat manusia bertindak
terhadap sesuatu atas dasar makna yang dimiliki sesuatu tersebut bagi manusia.
Kemudian makna yang dimiliki sesuatu itu berasal dari interaksi antara
seseorang dengan sesamanya. Dan terakhir adalah Makna tidak bersifat tetap
namun dapat dirubah, perubahan terhadap makna dapat terjadi melalui proses
penafsiran yang dilakukan orang ketika menjumpai sesuatu. Proses tersebut
disebut juga dengan interpretative process
Interaksi
sosial dapat terjadi bila antara dua individu atau kelompok terdapat kontak
sosial dan komunikasi. Kontak sosial merupakan tahap pertama dari terjadinya
hubungan sosial Komunikasi merupakan penyampaian suatu informasi dan pemberian
tafsiran dan reaksi terhadap informasi yang disampaikan. Karp dan Yoels
menunjukkan beberapa hal yang dapat menjadi sumber informasi bagi dimulainya komunikasi
atau interaksi sosial. Sumber Informasi tersebut dapat terbagi dua, yaitu Ciri
Fisik dan Penampilan. Ciri Fisik, adalah segala sesuatu yang dimiliki seorang
individu sejak lahir yang meliputi jenis kelamin, usia, dan ras. Penampilan di
sini dapat meliputi daya tarik fisik, bentuk tubuh, penampilan berbusana, dan
wacana.
Interaksi
sosial memiliki aturan, dan aturan itu dapat dilihat melalui dimensi ruang dan
dimensi waktu dari Robert T Hall dan Definisi Situasi dari W.I. Thomas. Hall
membagi ruangan dalam interaksi sosial menjadi 4 batasan jarak, yaitu jarak
intim, jarak pribadi, jarak sosial, dan jarak publik. Selain aturan mengenai
ruang Hall juga menjelaskan aturan mengenai Waktu. Pada dimensi waktu ini
terlihat adanya batasan toleransi waktu yang dapat mempengaruhi bentuk
interaksi. Aturan yang terakhir adalah dimensi situasi yang dikemukakan oleh
W.I. Thomas. Definisi situasi merupakan penafsiran seseorang sebelum memberikan
reaksi. Definisi situasi ini dibuat oleh individu dan masyarakat.
Interaksi
Sosial adalah suatu proses hubungan timbale balik yang dilakukan oleh individu
dengan individu, antara indivu dengan kelompok, antara kelompok dengan
individu, antara kelompok dengan dengan kelompok dalam kehidupan social.
Dalam
kamus Bahasa Indonesia Innteraksi didifinisikan sebagai hal saling melalkukan
akasi , berhubungan atau saling mempengaruhi. Dengan demikian interaksi adalah
hubungan timbale balik (social) berupa aksi salaing mempengaruhi antara
indeividu dengan individu, antara individu dankelompok dan antara kelompok
dengan dengan kelompok.
Gillin
mengartikan bahwa interaksi social sebagai hubungan-hubungan social dimana yang
menyangkut hubungan antarandividu , individu dan kelompok antau antar kelompok.
Menurut Charles P. loomis sebuah hubungan bisa disebut interaksi jika memiliki
ciri-ciri sebagai berikut :
1.
jumlah pelakunya dua orang atau
lebih
2.
adanya komunikasi antar pelaku
dengan menggunakan simbul atau lambing-lambang
3.
adanya suatu demensi waktu yang
meliputi ,asa lalu, masa kini, dan masa yang akan dating .
4.
adanya tujuan yang hendak dicapai.
Syarat
terjadinya interaksi adalah :
1. Adanya kontak sosial
Kata kontak dalam bahasa inggrisnya
contack, dari bahasa lain con atau cum yang artinya bersama-sama dan tangere
yang artinya menyentuh . Jadi kontak berarti sama-sama menyentuh.Kontak social
ini tidak selalu melalui interaksi atau hubungan fisik, karena orang dapat
melakuan kontak social tidak dengan menyentuh, misalnya menggunakan HP, telepon
dsb.
Kontak social memiliki memiliki
sifat-sifat sebagai berikut :
1.
Kontak social bisa bersifat positif
dan bisa negative. Kalau kontak social mengarah pada kerjasama berarti positif,
kalau mengarah pada suatu pertentangan atau konflik berarti negative.
2.
Kontak social dapat bersifat primer
dan bersifat skunder. Kontak social primer terjadi apa bila peserta interaksi
bertemu muka secara langsung. Misanya kontak antara guru dengan murid dsb.
Kalau kontak skunder terjadi apabila interaksi berlangsung melalui perantara.
Missal percakapan melalui telepon, HP dsb.
2. Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses
penyampaian informasi dari satu pihak kepihak yang lain dalam rangka mencapai
tujuan bersama.
Ada lima unsure pokok dalam
komunikasi yaitu
- Komunikator yaitu orang yang
menyampaikan informasi atau pesan atau perasaan atau pemikiran pada pihak
lain.
- Komunikan yaitu orang atau
sekelompok orang yang dikirimi pesan, pikiran, informasi.
- Pesan yaitu sesuatu yang
disampaikan oleh komunikator kepada komunikan.
- Media yaitu alat untuk
menyampaiakn pesan
Efek/feed
back yaitu tanggapan atau perubahan yang diharapkan terjadi pada komunikan
setelah mendapat pesan dari komunikator.
Ada
tiga tahapan penting dalam komunikasi:
1. Encoding . Pada tahap ini gagssaan atau program yang akan
dikomunikasikan diwujudkan dalam kalimat atau gambar . dalam tahap ini
komunikator harus memilih kata atau istilah ,kalimat dan gambar yang mudah
dipahami oleh komunikan. Komunikator harus menghindari penggunaan kode-kode
yang membingungkan komunikan.
2. Penyampaian. Pada tahap ini istilah atau gagasan yang telah
diwujudkan dalam bentuk kalimat dan gambar disampaiakan . Penyampaian dapat
berupa lisan dan dapat berupa tulisan atau gabungan dari duanya.
3. Decoding Pada tahap ini dilakukan proses mencerna fdan
memahami kalimat serta gambar yang diterima menuruy pengalaman yang dimiliki.
Ada beberapa factor yang mendorong
terjadinya interaksi social ;
Interaksi sosial terbentuk oleh
factor �factor berikut ini :
1. Tindakan Sosial
2. Kontak SosiaL
3. Komunikasi Sosial
Tidak
semua tindakan manusia dinyatakan sebagai tindakan sosial misalnya : Seorang
pemuda yang sedang mengkhayalkan gadis impiannya secara diam-diam . Menurut MAX
WEBER, tindakan sosial adalah tindakan seorang individu yang dapat mempengaruhi
individu-individu lainnya dalam masyarakat . Tindakan sosial dapat dibedakan
menjadi 4 macam yaitu :
Tindakan
Rasional Instrumental merupakan tindakan yang dilakukan dengan memperhitungkan
kesesuaian antara cara dan tujuan . Contoh : Bekerja Keras untuk mendapatkan
nafkah yang cukup.
Tindakan
Rasional Berorientasi nilai merupakan tindakan-tindakan yang berkaitan dengan
nilai-nilai dasar dalam masyarakat . Contoh :tindakan-tindakan yang bersifat
Religi-magis
Tindakan
Tradisional ; Tindakan yang tidak memperhitungkan pertimbangan Rasional .
Contoh : Berbagai macam upacara \ tradisi yang dimaksudkan untuk melestarikan
kebudayaan leluhur .
Tindakan
Ofektif : Tindakan Tindakan yang
dilakukan oleh seorang \ kelompok orang berdasarkan perasaan \ emosi.
Dalam
kehidupan sehari-hari kontak sosial dapat dilakukan dengan cara :
Kontak
Sosial yang dilakukan menurut cara pihak
pihak yang berkomunikasi . Cara kontak sosial itu ada 2 macam yaitu :
Kontak
Langsung : Pihak komunikator menyampaikan pesannya secara langsung kepada pihak
komunikan .
Kontak
Tidak Langsung : Pihak komunikator menyampaikan pesannya kepada pihak komunikan
melalui perantara pihak ketiga
Kontak
Sosial yang dilakukan menurut terjadinya proses komunikasi .
Ada
2 macam kontak sosial .
1.
Kontak Primer
2.
Kontak Sekunder
3.
Komunikasi Sosial
Komunikasi
artinya berhubungan atau bergaul dengan orang lain. Orang yang menyampaikan
komunikasi disebut komunikator , orang yang menerima komunikasi disebut
komunikan . Tidak selamanya kontak sosial akan menghasilkan interaksi sosial
yang baik apabila proses komunikasinya tidak berlangsungnya secara komunikatif
. Contoh : Pesan yang disampaikan tidak jelas , berbelit belit , bahkan mungkin sama sekali tidak
dapat dipahami .
1. Imitasi yaitu tindakan meniru orang lain
2. Sugesti . Sugesti ini berlangsung apabila seseorang
memberikan pandangan atau sikap yang dianutnya, lalu diterima oleh orang lain.
Biasanya sugesti muncul ketika sipenerima sedang dalam kondisi yang tidak
netral sehingga tidak dapat bewrfikir rasional.
Biasanya sugesti berasal dari
orang-orang sebagai berikut:
1. orang yang berwibawa, karismatik dan punya pengaruh terhadap
yang disugesti, misalnya orang tua ulama dsb.
2. Orang yang memiliki kedudukan lebih tinggi dari pada yang
disugesti.
3. Kelompok mayoritas terhadap minoritas.
4. Reklame atau iklan media masa.
5.
Identifikasi yaitu merupakan
kecenderungan atau keinginan seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain
(meniru secara keseluruhan).
6.
Simpati yaitu merupakan suatu proses
dimana seorang merasa tertarik kepada pihak lain. Melalui proses simpati orang
merasa dirinya seolah-olah dirinya berasa dalam keadaan orang lain.
7.
Empati yaitu merupakan simpati yang
menfdalam yang dapat mempengaruhi kejiwaan dan fisik seseorang.
Sumber
informasi yang mendasari interaksi
1. warna kulit
2. usia
3. jenis kelamin
4. penampilan fisik
5. bentuk tubuh
6. pakaian
7. wacana
B.
Bentuk-bentuk
Interaksi Sosial
Bentuk-bentuk
interaksi sosial yang berkaitan dengan proses asosiatif dapat terbagi atas
bentuk kerja sama, akomodasi, dan asimilasi. Kerja sama merupakan suatu usaha
bersama individu dengan individu atau kelompok-kelompok untuk mencapai satu
atau beberapa tujuan. Akomodasi dapat diartikan sebagai suatu keadaan, di mana
terjadi keseimbangan dalam interaksi antara individu-individu atau
kelompok-kelompok manusia berkaitan dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai
sosial yang berlaku dalam masyarakat. Usaha-usaha itu dilakukan untuk mencapai
suatu kestabilan. Sedangkan Asimilasi merupakan suatu proses di mana
pihak-pihak yang berinteraksi mengidentifikasikan dirinya dengan
kepentingan-kepentingan serta tujuan-tujuan kelompok
Bentuk
interaksi yang berkaitan dengan proses disosiatif ini dapat terbagi atas bentuk
persaingan, kontravensi, dan pertentangan. Persaingan merupakan suatu proses
sosial, di mana individu atau kelompok-kelompok manusia yang bersaing, mencari
keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan. Bentuk kontravensi merupakan bentuk
interaksi sosial yang sifatnya berada antara persaingan dan pertentangan.
Sedangkan pertentangan merupakan suatu proses sosial di mana individu atau
kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan
yang disertai dengan ancaman dan kekerasan.
Untuk
tahapan proses-proses asosiatif dan disosiatif Mark L. Knapp menjelaskan
tahapan interaksi sosial untuk mendekatkan dan untuk merenggangkan. Tahapan
untuk mendekatkan meliputi tahapan memulai (initiating), menjajaki
(experimenting), meningkatkan (intensifying), menyatupadukan (integrating) dan
mempertalikan (bonding). Sedangkan tahapan untuk merenggangkan meliputi
membeda-bedakan (differentiating), membatasi (circumscribing), memacetkan
(stagnating), menghindari (avoiding), dan memutuskan (terminating).
Pendekatan
interaksi lainnya adalah pendekatan dramaturgi menurut Erving Goffman. Melalui
pendekatan ini Erving Goffman menggunakan bahasa dan khayalan teater untuk menggambarkan
fakta subyektif dan obyektif dari interaksi sosial. Konsep-konsepnya dalam
pendekatan ini mencakup tempat berlangsungnya interaksi sosial yang disebut
dengan social establishment, tempat mempersiapkan interaksi sosial disebut
dengan back region/backstage, tempat penyampaian ekspresi dalam interaksi
sosial disebut front region, individu yang melihat interaksi tersebut disebut
audience, penampilan dari pihak-pihak yang melakukan interaksi disebut dengan
team of performers, dan orang yang tidak melihat interaksi tersebut disebut
dengan outsider.
Erving
Goffman juga menyampaikan konsep impression management untuk menunjukkan usaha
individu dalam menampilkan kesan tertentu pada orang lain. Konsep expression
untuk individu yang membuat pernyataan dalam interaksi. Konsep ini terbagi atas
expression given untuk pernyataan yang diberikan dan expression given off untuk
pernyataan yang terlepas. Serta konsep impression untuk individu lain yang
memperoleh kesan dalam interaksi.
Bentuk
Bentuk interaksi yang mendorong terjadinya lembaga, kelompok dan organisasi
sosial .
1.
Bentuk Interaksi sosial menurut jumlah pelakunya .
A. Interaksi antara individu dan individu.
Individu yang satu memberikan
pengaruh, rangsangan\Stimulus kepada individu lainnya. Wujud interaksi bisa
dalam dalam bentuk berjabat tangan, saling menegur, bercakap-cakap mungkin
bertengkar.
B. Interaksi antara individu dan kelompok
Bentuk interaksi antara individu
dengan kelompok: Misalnya : Seorang ustadz sedang berpidato didepan orang banyak.
Bentuk semacam ini menunjukkan bahwa kepentingan individu berhadapan dengan
kepentingan kelompok .
C. Interaksi antara Kelompok dan Kelompok
Bentuk interaksi seperti ini
berhubungan dengan kepentingan individu dalam kelompok lain . Contoh : Satu Kesebelasan
Sepak Bola bertanding melawan kesebelasan lain .
3.Bentuk
Interaksi Sosial Menurut Proses Terjadinya.
Bentuk-bentuk
interaksi sosial dapat berupa kerja sama (cooperation), persaingan (competition),
dan bahkan dapat juga berbentuk pertentangan atau pertikaian (conflict).
Pertikaian mungkin akan mendapatkan suatu penyelesaian, namun penyelesaian
tersebut hanya akan dapat diterima untuk sementara waktu, yang dinamakan
akomodasi. Ini berarti kedua belah pihak belum tentu puas sepenunya. Suatu
keadaan dapat dianggap sebagai bentuk keempat dari interaksi sosial. Keempat
bentuk poko dari interaksi sosial tersebut tidak perlu merupakan suatu
kontinuitas, di dalam arti bahwa interaksi itu dimulai dengan kerja sama yang
kemudian menjadi persaingan serta memuncak menjadi pertikaian untuk akhirnya
sampai pada akomodasi.
Gillin
dan Gillin mengadakan penggolongan yang lebih luas lagi. Menurut mereka, ada
dua macam proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya interaksi sosial :
Proses-proses
yang Asosiatif
1. Kerja Sama (Cooperation)
Suatu usaha bersama antara orang
perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai suatu atau beberapa tujuan
bersama. Bentuk kerja sama tersebut berkembang apabila orang dapat digerakan
untuk mencapai suatu tujuan bersama dan harus ada kesadaran bahwa tujuan
tersebut di kemudian hari mempunyai manfaat bagi semua. Juga harus ada iklim
yang menyenangkan dalam pembagian kerja serta balas jasa yang akan diterima.
Dalam perkembangan selanjutnya, keahlian-keahlian tertentu diperlukan bagi mereka
yang bekerja sama supaya rencana kerja samanya dapat terlaksana dengan baik.
Kerja sama timbul karena orientasi
orang-perorangan terhadap kelompoknya (yaitu in-group-nya) dan
kelompok lainya (yang merupakan out-group-nya). Kerja sama akan
bertambah kuat jika ada hal-hal yang menyinggung anggota/perorangan lainnya.
Fungsi Kerjasama digambarkan
oleh Charles H.Cooley kerjasama timbul apabila orang
menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada
saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri
sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut; kesadaran akan adanya
kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta
penting dalam kerjasama yang berguna
Dalam teori-teori sosiologi dapat
dijumpai beberapa bentuk kerjasama yang biasa diberi nama kerja sama
(cooperation). Kerjasama tersebut lebih lanjut dibedakan lagi dengan :
- Kerjasama Spontan (Spontaneous
Cooperation) : Kerjasama yang sertamerta
- Kerjasama Langsung (Directed
Cooperation) : Kerjasama yang merupakan hasil perintah atasan atau
penguasa
- Kerjasama Kontrak (Contractual
Cooperation) : Kerjasama atas dasar tertentu
- Kerjasama Tradisional (Traditional
Cooperation) : Kerjasama sebagai bagian atau unsur dari sistem sosial.
Ada 5 bentuk kerjasama :
- Kerukunan yang mencakup
gotong-royong dan tolong menolong
- Bargaining, Yaitu pelaksana perjanjian mengenai pertukaran
barang-barang dan jasa-jasa antara 2 organisasi atau lebih
- Kooptasi (cooptation), yakni suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam
kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi sebagai salah
satu cara untuk menghindari terjadinya kegoncangan dalam stabilitas
organisasi yang bersangkutan
- Koalisi (coalition),
yakni kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai
tujuan-tujuan yang sama. Koalisi dapat menghasilkan keadaan yang tidak
stabil untuk sementara waktu karena dua organisasi atau lebih tersebut
kemungkinan mempunyai struktut yang tidak sama antara satu dengan lainnya.
Akan tetapi, karenamaksud utama adalah untuk mencapat satu atau beberapa
tujuan bersama, maka sifatnnya adalah kooperatif.
5.
Joint
venture, yaitu erjasama dalam pengusahaan
proyek-proyek tertentu, misalnya pengeboran minyak, pertambangan batubara,
perfilman, perhotelan, dst.
6.
Akomodasi (Accomodation)
Istilah Akomodasi dipergunakan dalam
dua arti : menujukk pada suatu keadaan dan yntuk menujuk pada suatu proses.
Akomodasi menunjuk pada keadaan, adanya suatu keseimbangan dalam interaksi
antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dalam kaitannya dengan
norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat.
Sebagai suatu proses akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk
meredakan suatu pertentangan yaitu usaha-usaha manusia untuk mencapai
kestabilan.
Menurut
Gillin dan Gillin, akomodasi adalah suatu perngertian yang digunakan oleh para
sosiolog untuk menggambarkan suatu proses dalam hubungan-hubungan sosial yang
sama artinya dengan adaptasi dalam biologi. Maksudnya, sebagai suatu proses
dimana orang atau kelompok manusia yang mulanya saling bertentangan, mengadakan
penyesuaian diri untuk mengatasi ketegangan-ketegangan. Akomodasi merupakan
suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan
sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya.
Tujuan
Akomodasi dapat berbeda-beda sesuai dengan situasi yang dihadapinya, yaitu :
1.
Untuk mengurangi pertentangan antara
orang atau kelompok manusia sebagai akibat perbedaan paham
2.
Mencegah meledaknya suatu
pertentangan untuk sementara waktu atau secara temporer
3.
Memungkinkan terjadinya kerjasama
antara kelompok sosial yang hidupnya terpisah akibat faktor-faktor sosial
psikologis dan kebudayaan, seperti yang dijumpai pada masyarakat yang mengenal
sistem berkasta.
4.
mengusahakan peleburan antara
kelompok sosial yang terpisah.
Bentuk-bentuk
Akomodasi:
- Corecion, suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan
karena adanya paksaan
- Compromise, bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang terlibat
saling mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian terhadap
perselisihan yang ada.
- Arbitration, Suatu cara untuk mencapai compromise apabila
pihak-pihak yang berhadapan tidak sanggup mencapainya sendiri
- Conciliation, suatu usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan
dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatu persetujuan
bersama.
- Toleration, merupakan bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang
formal bentuknya.
- Stalemate, suatu akomodasi dimana pihak-pihak yang bertentangan
karena mempunyai kekuatan yang seimbang berhenti pada satu titik tertentu
dalam melakukan pertentangannya.
- Adjudication, Penyelesaian perkara atau sengketa di pengadilan
c.
Asimilasi (Assimilation)
Asimilasi
merupakan proses sosial dalam taraf lanjut. Ia ditandai dengan adanya
usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara
orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha
untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap, dan proses-proses mental dengan
memerhatikan kepentingan dan tujuan bersama.
Proses
Asimilasi timbul bila ada :
Kelompok-kelompok
manusia yang berbeda kebudayaannya orang-perorangan sebagai warga kelompok tadi
saling bergaul secara langsung dan intensif untuk waktu yang lama sehingga
kebudayaan-kebudayaan dari kelompok-kelompok manusia tersebut masing-masing
berubah dan saling menyesuaikan diri
Beberapa
bentuk interaksi sosial yang memberi arah ke suatu proses asimilasi (interaksi
yang asimilatif) bila memilii syarat-syarat berikut ini: Interaksi sosial
tersebut bersifat suatu pendekatan terhadap pihak lain, dimana pihak yang lain
tadi juga berlaku sama interaksi sosial tersebut tidak mengalami
halangan-halangan atau pembatasan-pembatasan. Interaksi sosial tersebut
bersifat langsung dan primer. Frekuaensi interaksi sosial tinggi dan tetap,
serta ada keseimbangan antara pola-pola tersebut. Artinya, stimulan dan
tanggapan-tanggapan dari pihak-pihak yang mengadakan asimilasi harus sering
dilakukan dan suatu keseimbangan tertentu harus dicapai dan dikembangankan.
Faktor-faktor
yang dapat mempermudah terjadinya suatu asimilasi adalah :
Toleransi
kesempatan-kesempatan
yang seimbang di bidang ekonomi sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya
sikap tebuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat persamaan dalam
unsur-unsur kebudayaan perkawinan campuran (amaigamation) adanya musuh
bersama dari luar
Faktor
umum penghalangan terjadinya asimilasi:
Terisolasinya
kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat kurangnya pengetahuan
mengenai kebudayaan yang dihadapi dan sehubungan dengan itu seringkali
menimbulkan faktor ketiga perasaan takut terhadap kekuatan suatu kebudayaan
yang dihadapi perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu
lebih tinggi daripada kebudayaan golongan atau kelompok lainnya.
Dalam
batas-batas tertentu, perbedaan warna kulit atau perbedaan ciri-ciri badaniah
dapat pula menjadi salah satu penghalang terjadinya asimilasi In-Group-Feeling yang
kuat menjadi penghalang berlangsungnya asimilasi. In Group
Feeling berarti adanya suatu perasaan yang kuat sekali bahwa individu
terikat pada kelompok dan kebudayaan kelompok yang bersangkutan.
Gangguan
dari golongan yang berkuasa terhadap minoritas lain apabila golongan minoritas
lain mengalami gangguan-gangguan dari golongan yang berkuasa faktor perbedaan
kepentingan yang kemudian ditambah dengan pertentangan-pertentangan pribadi.
Asimilasi
menyebabkan perubahan-perubahan dalam hubungan sosial dan dalam pola adat
istiadat serta interaksi sosial. Proses yang disebut terakhir biasa dinamakan
akulturasi. Perubahan-perubahan dalam pola adat istiadat dan interaksi sosial
kadangkala tidak terlalu penting dan menonjol.
Proses
Disosiatif
Proses
disosiatif sering disebut sebagai oppositional proccesses, yang
persis halnya dengan kerjasama, dapat ditemukan pada setiap masyarakat,
walaupun bentuk dan arahnya ditentukan oleh kebudayaan dan sistem sosial
masyarakat bersangkutan. Oposisi dapat diartikan sebagai cara berjuang melawan
seseorang atau sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu. Pola-pola
oposisi tersebut dinamakan juga sebagai perjuangan untuk tetap hidup (struggle
for existence). Untuk kepentingan analisis ilmu pengetahan, oposisi
proses-proses yang disosiatif dibedkan dalam tiga bentuk, yaitu :
1. Persaingan (Competition)
Persaingan atau competition dapat
diartikan sebagai suatu proses sosial dimana individu atau kelompok manusia
yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada
suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum (baik perseorangan maupun
kelompok manusia) dengan cara menarik perhatian publik atau dengan mempertajam
prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan. Persaingan
mempunya dua tipe umum :
Bersifat Pribadi : Individu,
perorangan, bersaing dalam memperoleh kedudukan. Tipe ini dinamakan rivalry.
Bersifat Tidak Pribadi : Misalnya
terjadi antara dua perusahaan besar yang bersaing untuk mendapatkan monopoli di
suatu wilayah tertentu.
Bentuk-bentuk persaingan :
Persaingan ekonomi : timbul karena
terbatasnya persediaan dibandingkan dengan jumlah konsumen
Persaingan kebudayaan : dapat
menyangkut persaingan bidang keagamaan, pendidikan, dst.
Persaingan kedudukan dan peranan :
di dalam diri seseorang maupun di dalam kelompok terdapat keinginan untuk
diakui sebagai orang atau kelompok yang mempunyai kedudukan serta peranan
terpandang.
Persaingan ras : merupakan
persaingan di bidang kebudayaan. Hal ini disebabkan krn ciri-ciri badaniyah
terlihat dibanding unsur-unsur kebudayaan lainnya.
Persaingan dalam batas-batas
tertentu dapat mempunyai beberapa fungsi :
Sebagai jalan dimana keinginan,
kepentingan serta nilai-nilai yang pada suatu masa medapat pusat perhatian,
tersalurkan dengan baik oleh mereka yang bersaing.
Sebagai alat untuk mengadakan
seleksi atas dasar seks dan sosial. Persaingan berfungsi untuk mendudukan
individu pada kedudukan serta peranan yang sesuai dengan kemampuannya.
Sebagai alat menyaring para warga
golongan karya (fungsional)
2. Kontraversi (Contravetion)
Kontravensi pada hakikatnya
merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada antara persaingan dan
pertentangan atau pertikaian. Bentuk kontraversi menurut Leo von Wiese
dan Howard Becker ada 5 : yang umum meliputi perbuatan seperti
penolakan, keenganan, perlawanan, perbuatan menghalang-halangi, protes,
gangguang-gangguan, kekerasan, pengacauan rencana, yang sederhana seperti
menyangkal pernyataan orang lain di muka umum, memaki-maki melalui surat
selebaran, mencerca, memfitnah, melemparkan beban pembuktian pada pihak lain,
dst. yang intensif, penghasutan, menyebarkan desas desus yang mengecewakan
pihak lain, yang rahasia, mengumumkan rahasian orang, berkhianat. yang taktis,
mengejutkan lawan, mengganggu dan membingungkan pihak lain.
Contoh lain adalah memaksa pihak
lain menyesuaikan diri dengan kekerasan, provokasi, intimidasi, dst.
Menurut Leo
von Wiese dan Howard Becker ada 3 tipe umum kontravensi :
1.
Kontraversi generasi masyarakat :
lazim terjadi terutama pada zaman yang sudah mengalami perubahan yang sangat
cepat
2.
Kontraversi seks : menyangkut
hubungan suami dengan istri dalam keluarga.
3.
Kontraversi Parlementer : hubungan
antara golongan mayoritas dengan golongan minoritas
dalam masyarakat.baik yang menyangkut hubungan mereka di dalam
lembaga legislatif, keagamaan, pendidikan, dst.
Tipe
Kontravensi :
Kontravensi
antarmasyarakat setempat, mempunyai dua bentuk :
1.
Kontavensi antarmasyarakat setempat yang berlainan (intracommunity struggle)
2.
Kontravensi antar golongan-golongan dalam satu masyarakat setempat (intercommunity
struggle)
3.
Pertentangan (Pertikaian atau conflict)
Pribadi
maupun kelompok menydari adanya perbedaan-perbedaan misalnya dalam ciri-ciri
badaniyah, emosi, unsur-unsur kebudayaan, pola-pola perilaku, dan seterusnya
dengan pihak lain. Ciri tersebut dapat mempertajam perbedaan yang ada hingga
menjadi suatu pertentangan atau pertikaian.
Sebab
musabab pertentangan adalah :
1.
Perbedaan antara individu.
2.
Perbedaan kebudayaan.
3.
Perbedaan kepentingan.
perubahan
sosial.
Pertentangan
dapat pula menjadi sarana untuk mencapai keseimbangan antara kekuatan-kekuatan
dalam masyarakat. Timbulnya pertentangan merupakan pertanda bahwa akomodasi
yang sebelumnya telah tercapai.
Pertentangan
mempunyai beberapa bentuk khusus:
1.
Pertentangan pribadi
2.
Pertentangan Rasial : dalam hal ini para pihak akan menyadari betapa adanya
perbedaan antara mereka yang menimbulkan pertentangan
3.
Pertentangan antara kelas-kelas sosial : disebabkan karena adanya perbedaan
kepentingan
4.
Pertentangan politik : menyangkut baik antara golongan-golongan dalam satu
masyarakat, maupun antara negara-negara yang berdaulat
5.
Pertentangan yang bersifat internasional : disebabkan perbedaan-perbedaan
kepentingan yang kemudian merembes ke kedaulatan negara
Akibat-akibat
bentuk pertentangan:
1.
Tambahnya solidaritas in-group.
Apabila
pertentangan antara golongan-golongan terjadi dalam satu kelompok tertentu,
akibatnya adalah sebaliknya, yaitu goyah dan retaknya persatuan kelompok
tersebut.
2.
Perubahan kepribadian para individu.
3.
Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia.
4.
Akomodasi, dominasi, dan takluknya salah satu pihak.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Arti
Interaksi Sosial artinya melibatkan kedua belah pihak.
Faktor-faktor
interaksi sosial antara lain
a.
Imitasi : tindakan sosial meniru sikap,tindakan,tingkah
laku atau penampilan fisik seseorang secara berlebihan.
b.
Sugesti : pemberian pengaruh atau
pandangan dari satu pihak kepada pihak lain.
c.
Identifikasi : kecenderungan dalam
diri seseorang untuk menjadi sama dengan oranglain. Simpati : suatu proses
dimana seseorang merasa tertarik dengan orang lain. Syarat-syarat interaksi
sosial antara lain
kontak
:kata kontak berasal dari con atau cum yang artinya bersama-sama dan kata tango
yang artinya menyentuh.jadi secara harfiah kontak berarti saling
menyentuh. Wujud kontak sosial dibedakan menjadi tiga antara lain
a.
kontak antar individu contoh kontak
antara anak dan orang tuanya,kontak antara siswa dan siswa lainnya.
b.
kontak antar kelompok contoh kontak
antara dua perusahaan dalam hubungan bisnis.
c.
Kontak antara individu dan suatu
kelompok contoh kontak antara seorang calon anggota dan para anggota
organisasiyang akan dimasukinya.
Kontak
sosial langsung dan tidak langsung anatar lain kontak primer yaitu hubungan
timbal balik yang terjadi secara langsung.
kontak
sekunder yaitu kontak sosial yang memerlukan pihak ketigasebagai media untuk
melakukan hubungan timbal balik.
B.
Saran
Dalam
kehidupan manusia di dunia ini tidak akan lepas dari kehidupan masyarakat, maka
kita sebagai manusia yang hidup bermasyarakan harus menyadari bahwa kita hidup
tidak mungkin sendirian.
Untuk
itu marilah kita menjadi warga masyarakat yang baik dengan berinteraksi antar
individu dengan individu lain, antar individu dengan kelompok, bahkan kelompok
dengan kelompok agar terjalin persatuan dan kesatuan dalam kehidupan
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, Ridwan dan Elly Malihah. (2007) . Pendidikan
Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi. Bandung : Yasindo Multi Aspek
Hermawan, Ruswandi dan Kanda Rukandi. (2007). Perspektif
Sosial Budaya. Bandung: UPI PRESS
Hermawan, Ruswandi dkk. (2006) . perkembangan masyarakat dan
Budaya. Bandung : UPI PRESS
Kuswanto dan Bambang Siswanto. (2003). Sosiologi. Solo: Tiga
Serangkai
Dr. Duddy Mulyawan’s Site
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0705/10/humaniora/3522042.htm
Comments
Post a Comment